Anda di halaman 1dari 10

MATERI V

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. Nilai

Adalah ukuran yang merupakan hasil evaluasi yang


telah teruji kebenarannya.

Dengan kata lain, nilai adalah sesuatu yang


berharga, yang berguna, yang indah, yang
memperkaya batin, yang menyadarkan manusia
akan harkat dan martabatnya.
 Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan
manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain, kemudian untuk selanjutnya
diambil keputusan.

 Keputusan itu merupakan keputusan nilai yang


dapat menyatakan berguna atau tidak berguna,
benar atau tidak benar, baik atau tidak baik,
indah atau tidak indah.

 Sesuatu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu


berharga, berguna, benar, baik, dan lain
sebagainya.
Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam, yaitu:

a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna


bagi kehidupan manusia (ragawi);

b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna


bagi manusia, untuk melakukan kegiatan
(aktivitas);

c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang


berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan atas empat
macam:

1. Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal


(ratio, budi, cipta) manusia;
2. Nilai keindahan (estetis), yang bersumber pada
unsur perasaan manusia;
3. Nilai kebaikan (nilai moral), yang bersumber
pada unsur kehendak manusia;
4. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian
yang tertinggi dan mutlak.
B. Norma

Norma (kaidah) adalah petunjuk tingkah laku yang


harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, berdasarkan suatu alasan
(motivasi) tertentu dengan disertai sanksi.

Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima


apabila norma (kaidah) tidak dilakukan.
 Manusia cenderung untuk memelihara hubungan
dengan Tuhan, masyarakat dan alam sekitarnya
dengan serasi, selaras, dan seimbang.

 Dengan kata lain manusia berusaha untuk


menjalin hubungan yang bersifat vertikal
(Tuhan), masyarakat (horizontal), dan vertiko-
horizontal (alam/ lingkungan alam).

 Berbagai penyesuaian/adaptasi dilakukan oleh


manusia agar mampu mempertahankan
eksistensinya.
Macam-macam norma dengan sanksinya:

a. Norma agama, dengan sanksi agama;


b. Norma Hukum, dengan sanksi hukum dari
Pemerintah (alat-alat negara)
c. Norma kesusilaan, dengan sanksi rasa susila;
d. Norma kesopanan, dengan sanksi sosial dari
masyarakat;
C. Moral

Moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan


dan kelakuan (akhlak).

Jadi, moral adalah tingkah laku manusia yang dilakukan


dengan sadar,dipandang dari sudut baik dan buruknya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Seseorang yang taat pada aturan, kaidah, atau norma


yang berlaku dalam masyarakat, dianggap sesuai dan
bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya yang
terjadi, pribadi itu dianggap tidak bermoral.
 Interaksi nilai, norma, dan moral itulah yang
memberi motivasi dan arah sekalian anggota
masyarakat untuk berbuat, bersikap, dan
bertingkah laku.

 Nilai, norma, dan moral secara bersama-sama


mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.

 Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam


kehidupan politik untuk mengatur sistem
penyelenggaraan kehidupan bernegara di
Indonesia.
 Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi
bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan


bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan) dapat diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai