Dalam hal Pemberi Kerja TKA akan mempekerjakan TKA dalam 2 (dua)
Pemberi Kerja TKA yang berbeda, masing-masing Pemberi Kerja TKA
wajib memiliki Pengesahan RPTKA.
NO PERMEN 8/2021
1 Izin Penggunaan TKA Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
8 Pelatihan Bahasa Indonesia Pemberi kerja wajib memfasilitasi pendidikan & pelatihan Bahasa Indonesia
A E
Memiliki Rencana Penggunaan Menunjuk Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Pendamping
RPTKA Jangka
Panjang Jangka Sementara
Panjang
RPTKA Sementara
Jangka
Waktu 6 Non
RPTKA Jangka Waktu 6 Bulan Dan Bulan dan DKPTKA
Kawasan Ekonomi Khusus KEK
RPTKA Non
DKPTKA
RPTKA JANGKA PANJANG
Pemberi Kerja TKA mengajukan permohonan Pengesahan RPTKA secara daring melalui TKA Online
kepada:
a. Direktur Jenderal untuk jumlah TKA 50 (lima puluh) orang atau lebih; atau
b. Direktur untuk jumlah TKA kurang dari 50 (lima puluh) orang.
Se
k
to
Perubahan meliputi:
r
Pengajuan 1. Nama Pemberi Kerja TKA;
2. Alamat Pemberi Kerja TKA;
permohonan perubahan 3. Lokasi kerja TKA;
RPTKA sebelum berakhirnya 4. Jabatan TKA;
jangka waktu RPTKA dengan 5. Jumlah TKA;
memberikan alasan 6. Jangka waktu;
perubahan.
W
7. Sektor usaha; dan/atau
ak
Lokasi
8. Jumlah Tenaga Kerja Pendamping
tu
Permohonan Pendamping Jumlah Jabatan
PENGESAHAN RPTKA
Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan bersifat sementara diberikan untuk jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang.
Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan lebih dari 6 (enam) bulan diberikan untuk jangka
waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian.
Pengesahan RPTKA non-DKPTKA diberikan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keimigrasian.
Pengesahan RPTKA KEK diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
keimigrasian.
pengesahan RPTKA KEK untuk jabatan direksi atau komisaris, diberikan sekali dan
berlaku selama TKA yang bersangkutan menjadi direksi atau komisaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian.
Pengesahan RPTKA KEK diberikan kepada Pemberi Kerja TKA yang mempekerjakan TKA
di wilayah KEK dan dapat diberikan untuk wilayah lokasi kerja lintas KEK.
PENGECUALIAN RPTKA
Tahun Pembayaran Lokasi Kerja Jenis Pembayaran Tempat Pembayaran Peringatan Keterangan
Pembayaran
Lintas Provinsi
Tahun ke-1 Lintas PNBP Bank Persepsi Tidak Ada
(baru) Kabupaten/Kot (Bank BNI,
a dalam satu Bank BRI, Bank
Mandiri)
Prov
Satu Kab/Kota Bank Persepsi
(Bank BNI, Bank
Lintas Provinsi PNBP
BRI, Bank
Tahun ke-2 Mandiri) Ada (1 Bulan
Lintas Kab/
dst.. Sebelum
Kota Penerimaan Bank Daerah
Notif
Memiliki
Kab/Kota Daerah Yang Ditunjuk Perda
Terakhir)
setempat
ALUR PERMOHONAN PENGGUNAAN TKA
PEMBERI
KERJA
PENGIRIMAN
NOTIFIKASI
KE-IMIGRASI CEKAL OA TKA MASUK KE INDONESIA TKA BERAKHIR MASA KERJA
PEMBAYARAN TRIGGER PENGIRIMAN MELALUI TPI TERTENTU
DKPTKA KODE PEMBAYARAN LAT. BELAKANG
BIAYA KEIMIGRASIAN ORANG ASING
PERWAKILAN RI PERPANJANGAN
5 7 DI LUAR NEGERI ITAS
4
APLIKASI 9
1 APLIKASI
SIPPTKA 6 Verifikator 2
VISA- 11 12 13 14
TOLAK 2 ONLINE
10
3 8
PERSETUJUAN VISA (KAWAT), BY APLIKASI ITAS ONLINE
VISA STIKER, ITAS, IMK &
CETAK VISA
VERIFIKASI PENGUNAAN TI
PERSETUJUAN STIKER
TKA VISA BEKERJA
STATUS PEMBERIAN ITAS (QR CODE)
PERSETUJUAN & TANDA MASUK
KEIMIGRASIAN OA
NOTIFIKASI
EPO & MENINGGALKAN WIL. INDONESIA
Melalui Aplikasi
TKA Online Terintegrasi Imigrasi KET :
: PADA TAHAPAN INI TERDAPAT POTENSI UNTUK DILAKUKAN PENOLAKAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KUALIFIKASI JABATAN
TERAKREDITASI
Tenaga Kerja Pendamping Pendamping dilakukan pada
dilaksanakan sesuai dengan lembaga pendidikan yang
kualifikasi jabatan yang diduduki terakreditasi & tanda kelulusannya
LEMB.
oleh TKA. diakui oleh pemerintah.
SERT. KOMPETENSI
Pendidikan dan pelatihan bagi
Pendamping dilakukan pada
Tenaga Kerja Pendamping dapat
DLM & LUAR
Pemberi Kerja
Pemberi Kerja TKA wajib melaporkan
pelaksanaan penggunaan TKA setiap 1
(satu) tahun kepada Dirjen
Laporan
Laporan pemberi
kerja TKA meliputi:
Penggunaan
Pendamping
Penggunaan
Pendamping
PENGAWASAN 2.
PUSAT &
DAERAH PEMBERI KERJA TKA PENJAMIN WNA
(NORMA KETENAGAKERJAAN) / TKA WNA
PERSONIL PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA TENGAH
BERDASARKAN WILAYAH KERJA
22
45
9
13
23 20
18
0
50
Kota Semarang
Jepara
171
468
Sukoharjo
124
Kab Semarang
Kendal
89 74
Kota Salatiga
Brebes
Batang
72 69 54
Demak
Kab Tegal
Klaten
51 49 47
Grobogan
Cilacap
Boyolali
Temanggung
Pati
40 39 37 35 25
Purbalingga
Sragen
Wonogiri
Rembang
Banjarnegara
Pemalang
BERDASARKAN KAB/KOTA
Banyumas
Karanganyar
Kota Tegal
Kota Surakarta
Kudus
Kota Pekalongan
Kab Magelang
PEMETAAN PERUSAHAAN PENGGUNA TKA DI JAWA TENGAH
18 16 16 11 9 9 8 8 7 8 4 4 4 1
Kab Pekalongan
Wonosobo
Purworejo
Blora
Kota Magelang
0 0 0 0 0
Kebumen
PEMETAAN TKA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN JABATAN
4500
4000
3967
3693
3483
3500
3000
2500
2000
1500
1045
1000
500
136 94 81
0
Manager Advisor/Consultant Profesional Direksi Teknisi Supervisor Komisaris
PEMETAAN TKA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN KEWARGANEGARAAN
5000
4595
4500
4000
3500
3000
2500
1000 959
555
500 349 327 289 180
0
RRC Jepang Korea Selatan India Amerika Serikat Filipina Malaysia Taiwan Inggris Lain-lain
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Mengawasi berlakunya UU dan peraturan perburuhan pd khususnya.
Mengumpulkan bahan-bahan keterangan ttg soal-soal hubungan
Memiliki Fungsi Publik (Negara / Pemerintah) untuk Memastikan kerja dan keadaan perburuan dlm arti yg seluas-luasnya guna
Penerapan Per-UU-an Ketenagakerjaan di Perusahaan / Tempat membuat UU dan peraturan2 perburuhan.
Kerja. Menjalankan pekerjaan lainnya yg diserahkan TUJUA
Peran Utamanya Adalah Untuk Meyakinkan Pengusaha Utk Mematuhi kepadanya dgn UU / peraturan2 lainnya. N
UU Di Tempat Kerja, Melalui Langkah-langkah Pencegahan,
Penasehatan Teknis, Dan Jika Diperlukan Penegakan Hukum
Maksud Dan Tujuan Utama Dilaksanakannya Pengawasan
Ketenagakerjaan Adalah utk Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan
Sosial
ALUR
PROSES
OUT
INPUT PROSES IMPACT BENEFIT
PUT
PRINSIP-PRINSIP (ILO)
1. LAYANAN PUBLIK Menangani masalah yang dihadapi pengusaha dan pekerja
2. AKUNTABILITAS Pertanggungjawaban atas kinerja wasnaker
3. EFISIENSI & EFEKTIVITAS Penyusunan skala prioritas
4. UNIVERSALITAS Memperluas perannya untuk melindungi seluruh pekerja (formal & informal)
5. TRANSPARANSI Tripartie, diinformasikan hak & kewajibannya serta apa harapannya dengan adanya layanan wasnaker
6. KONSISTENSI & KOHEREN Cara & tindakan harus diberlakukan sama untuk perbuatan yang sama & harus ada SOP
yang jelas
7. KESETARAAN Kesetaraan perlindungan bagi seluruh pekerja
8. KERJASAMA Bekerja samadengan seluruh badan., instansi atau lembaga terkait
9. PROPORSIONALITAS Tindakan hukum harus sebanding dengan keseriusan risiko & dengan keseriusan pelanggaran
10. KOLABORASI Berkolaborasi dengan pekerja dan pengusaha serta organisasinya
TAHAPAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Pengawasan PENUNDAAN
Ketenagakerjaan dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan :
Preventif Edukatif : Pembinaan norma ketenagakerjaan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran norma ketenagakerjaan
Represif Non Yustisial : upaya paksa di luar lembaga pengadilan terhadap norma
SANKSI
ketenagakerjaan yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang ketenagakerjaan
Represif Yustisial : upaya paksa melalui lembaga pengadilan terhadap norma
ketenagakerjaan yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
PENCABUTAN SANKSI LAINNYA
di bidang ketenagakerjaan
TAHAPAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Pada pelanggaran norma ketenagakerjaan tertentu, tindakan represif yustisial dapat
PENUNDAAN
dilakukan secara langsung tanpa melalui tahapan pelaksanaan pengawasan
ketenagakerjaan antara lain :
o Kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban meninggal dunia, cacat sebagian, atau
SANKSI
cacat total tetap
o Pelanggaran norma ketenagakerjaan yang menyebabkan meninggal dunia
o Pelanggaran norma pekerja anak
o Pelanggaran norma penggunaan tenaga kerja asing berupa tidak ada ijin
PENCABUTAN SANKSI LAINNYA
o Melakukan perbuatan pelanggaran di ketenagakerjaan yang menjadi perhatian publik
PELANGGARAN NORMA PENGGUNAAN TKA
a. Tidak memilikiPENUNDAAN
RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
b. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA untuk TKA yang sedang dipekerjakan oleh Pemberi Kerja TKA lain;
c. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA bagi Pemberi Kerja TKA yang akan mempekerjakan TKA pada jenis kegiatan
perusahaan rintisan (start-up) berbasis teknologi dan vokasi melebihi jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan;
d. Tidak memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia kepada TKA;
SANKSI
e. Tidak mendaftarkan TKA dalam program jaminan sosial nasional bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 (enam) bulan atau
program asuransi pada perusahaan asuransi bagi TKA yang bekerja kurang dari 6 (enam) bulan;
f. Tidak melaporkan setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk pelaksanaan penggunaan TKA,
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja Pendamping TKA, dan pelaksanaan alih teknologi dan alih
keahlian dari TKA kepada Tenaga Kerja Pendamping TKA;
g. Tidak melaporkan pelaksanaan penggunaan TKA untuk pekerjaan yang bersifatSANKSI
PENCABUTAN sementara setelah berakhirnya perjanjian
LAINNYA
kerja kepada Menteri melalui Direktur Jenderal;
h. Tidak melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk perjanjian kerja TKA yang telah berakhir atau diakhiri
sebelum jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
i. Mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan Pengesahan RPTKA;
j. Mempekerjakan TKA rangkap jabatan dalam perusahaan yang sama;
k. Mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi personalia; dan/atau
l. Tidak membayar DKPTKA atas setiap TKA yang dipekerjakan.
SANKSI ADMINISTRATIF
SANKSI DENDAPENUNDAAN
a. Tidak memiliki RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
b. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA untuk TKA yang sedang dipekerjakan oleh
SANKSI
Pemberi Kerja TKA lain;
c. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA bagi Pemberi Kerja TKA yang akan
mempekerjakan TKA pada jenis kegiatan perusahaan rintisan (start-up) berbasis
teknologi dan vokasi melebihi jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan;
PENCABUTAN
SANKSI ADMINISTRATIF
SANKSI DENDAPENUNDAAN PENGHENTIAN
SEMENTARA
Besaran denda per jabatan per orang
1. 1 (satu) bulan sebesar Rp. 6.000.000,-
SANKSI
2. 2 (dua) bulan sebesar Rp. 12.000.000,-
3. 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 18.000.000,-
4. 4 (empat) bulan sebesar Rp. 24.000.000,-
5. 5 (lima) PENCABUTAN
bulan sebesar Rp. 30.000.000,-
6. 6 (enam) bulan sebesar Rp. 36.000.000,-
Besaran denda setelah melebihi 6 (enam) bulan dikenakan denda
sebesar Rp. 36.000.000,-
SANKSI ADMINISTRATIF
PENGHENTIANPENUNDAAN
SEMENTARA PENGHENTIAN
SEMENTARA
• Tidak memfasilitasi Pendidikan Pelatihan Bahasa Indonesia;
• Tidak mendaftarkan TKA dalam program jaminan sosial nasional bagi TKA yang bekerja lebih dari 6
(enam) bulan atau program asuransi pada perusahaan asuransi bagi TKA yang bekerja kurang dari 6
SANKSI
(enam) bulan;
• Tidak melaporkan setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk pelaksanaan
penggunaan TKA, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja Pendamping TKA,
dan pelaksanaan alih teknologi dan alih keahlian dari TKA kepada Tenaga Kerja Pendamping TKA;
• Tidak melaporkan pelaksanaan penggunaan TKA untuk pekerjaan yang bersifat sementara setelah
berakhirnyaPENCABUTAN
perjanjian kerja kepada Menteri melalui Direktur Jenderal;
SANKSI LAINNYA
• Tidak melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk perjanjian kerja TKA yang telah
berakhir atau diakhiri sebelum jangka waktu perjanjian kerja berakhir; dan/atau
• Tidak melakukan pembayaran sanksi denda dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) minggu.
2. EVALUASI
(5) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang diterbitkan tahun 2011 s/d 2015 sudah tidak
Ketenagakerjaan dan Pasal 6 ayat (2) Peraturan
JABATAN
sesuai lagi dengan perkembangan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. ketenagakerjaan sehingga perlu
disempurnakan.
Perlu adanya evaluasi dan pengaturan kembali Masuknya investasi akan diikuti dengan
kebutuhan tenaga kerja asing pada tingkat
INVESTASI
terkait jabatan TKA yang telah diterbitkan
INVESTASI
untuk menjawab kebutuhan sektor tertentu keahlian tertentu, termasuk keahlian khusus
dalam rangka investasi guna mendukung yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja
perekonomian nasional dan perluasan Indonesia.
3.
Kategori lapangan usaha yang dapat diduduki oleh TKA yang termasuk kategori baru dan jumlah
1 jabatannya menonjol adalah pada kategori Informasi dan Telekomunikasi (244 jabatan), dan kategori
Pertambangan dan Penggalian (592 jabatan).
Perluasan jumlah jabatan ini dengan pertimbangan bahwa sektor usaha baru yang saat ini
2 berkembang adalah pada sektor : Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, e-Commerce, dan Migas.
Indonesia sangat minim ketersediaan tenaga kerja yang ahli di bidang tersebut .
3 Ekonomi digital (e-commerce) menunjukkan tren global yang pesat dan Indonesia harus dapat
memanfaatkan tren tersebut untuk kepentingan perekonomian nasional.
Jabatan Komisaris atau Direktur yang tidak mengurus personalia diizinkan untuk diduduki oleh Tenaga
4
Kerja Asing selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5 Perluasan kategori lapangan usaha dan jumlah jabatan tetap dibatasi hanya untuk jabatan pada
jabatan manajerial (golongan 1) dan jabatan profesional (golongan 2).
Jabatan pada tenaga tata usaha, tenaga usaha penjualan, pekerja terampil pertanian, pekerja
6 pengolahan/kerajinan, operator dan perakit mesin, dan pekerja kasar tetap dilarang untuk diduduki oleh
Tenaga Kerja Asing.
Penerbitan Kepmenaker 228/2019 disusun/dirumuskan berdasarkan masukan dari
7 Kementerian/Lembaga terkait dan mempertimbangkan kebutuhan TKA yang diajukan oleh Kamar
Dagang Asing yang terkait dengan kepentingan investasi di Indonesia.
8 Kepmenaker 228/2019 tentang jabatan yang dapat diduduki oleh Tenaga Kerja Asing dievaluasi
paling singkat setiap 2 (dua) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang telah
9 dimiliki oleh pemberi kerja dinyatakan tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya.
KEPMENAKER 228/2019
Jabatan yang diperbolehkan diduduki oleh TKA
10 Kategori Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, 3
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya
11 Kategori Aktivitas Keuangan dan Asuransi 32
12 Kategori Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial 4
13 Kategori Informasi dan Telekomunikasi 244
14 Kategori Pertambangan dan Penggalian 592
15 Kategori Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 40
16 Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 48
Motor ( 5 SUB GOLONGAN)
17 Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis 20
18 Kategori Aktivitas Jasa Lainnya 8
KEPMENAKER 349/2019
Jabatan yang dilarang diduduki oleh TKA
9
PROGRAM LUAR NEGERI
PERLUASAN
0 KESEMPATAN KERJA 0
2 8
VISI BARU
LOMPATAN
EKOSISTEM
DIGITAL HUBUNGAN
0
SIAPKerja INDUSTRIAL
BESAR
6
PENGEMBANGAN
0 0
TALENTA MUDA 9
3
REFORMASI
TRANSFORMASI
PENGAWASAN
BLK
#9
REFORMASI
PENGAWASAN
ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan kualitas dan efektivitas sistem
pengawasan ketenagakerjaan yang dapat menjamin
pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan yang
berintegritas dan kredibel
AGENDA
1. Penyusunan rencana kerja pengawasan ketenagakerjaan
2. Penguatan sistem pengawasan ketenagakerjaan
3. Penguatan kelembagaan pengawasan ketenagekerjaan
4. Peningkatan kapasitas, integritas dan professionalitas SDM
pengawasan
5. Pengembangan kolaborasi pelaksanaan pengawasan
ketenagakerjaan
6. Pengembangan audit kinerja pengawasan
7. Peningkatan efektivitas pengawasan
1 PENYUSUNAN RENCANA KERJA 2 PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN
Pemetaan permasalahan Perumusan sistem pengawasan yang
ketenagakerjaan nasional dan daerah transparan dan akuntabel berbasis digital
Penataan ulang regulasi sistem Perumusan sistem informasi dan pelayanan
pengawasan ketenagakerjaan nasional K3 berbasis digital
Sinergi rencana kerja pengawasan Pengembangan metode pengawasan
ketenagakerjaan di tingkat nasional dan ketenagakerjaan berbasis komunitas dan self
daerah assesement
Optimalisasi WLKP dan Pengolahan Data
3 PENGUATAN KELEMBAGAAN Penyusunan Bisnis Proses Pemeriksaan
PENGAWASAN KETENAGEKERJAAN Ketenagakerjaan dengan Pengujian K3
Perubahan struktur organisasi pengawasan
ketenagakerjaan
Penguatan koordinasi dan sinergi antar-unit
Sinergi pengawasan ketenagakerjaan di
tingkat pusat dan daerah
4 PENINGKATAN KAPASITAS, INTEGRITAS 5 PENGEMBANGAN KOLABORASI
DAN PROFESSIONALITAS SDM PELAKSANAAN PENGAWASAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Pelatihan SDM di bidang pengawasan
dan K3 (soft skill dan hard skill). Pemetaan stakeholder pelaksana
Penempatan the right man dan the right pengawasan ketenagakerjaan
job berbasis profesionalitas Koordinasi dan kerjasama pelaksanaan
Tour of duty SDM Pengawasan dengan pengawasan ketenagakerjaan dengan
rotasi terstruktur seluruh stakeholder terkait
Peningkatan kualitas dan Penguatan aksesibilitas pengawas
profesionalisme pengawas ketenagakerjaan dalam menjangkau seluruh
ketenagakerjaan dengan penguatan perusahaan di berbagai daerah
disiplin ilmu terkait (seperti ilmu medis, Rekrutment mitra kerja tenaga pengawas
hukum perusahaan, hukum bisnis dll) berbasis masyarakat
AGENDA
KONSEP PRIVATE
COMPLIANCE
INITIATIVE (PCI)
DASAR RUMUSAN PCI
1. Self Assessment
2. Auditing Internal / Ekternal
3. Certification And Labelling
4. Public Reporting
KONSEP PCI DI INDONESIA = KADER NORMA
KETENAGAKERJAAN
UU No.13 Tahun 2003 UU No. 21 Tahun 2003 Tentang Pengesahan
Tentang Ketenagakerjaan; Konvensi ILO No 81 Tahun 1947 mengenai
1. Pasal 12 ayat (1) Pengusaha
pengawasan ketenagakerjaan dalam
bertanggung jawab atas peningkatan industri dan perdagangan;
dan atau pengembangan kompetensi
1 2
pekerjaan melalui pelatihan kerja Pokok-pokok konvensi pada angka 3 huruf b
2. Ayat (3) Setiap pekerja/buruh memiliki Fungsi Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
kesempatan yang sama untuk harus:
mengikuti pelatihan kerja sesuai memberikan informasi tentang masalah-masalah
dengan bidang tugasnya teknis kepada pengusaha dan pekerja/buruh
3. Pasal 173 ayat (1) pemerintah mengenai cara yang paling efektif untuk mentaati
melakukan pembinaan terhadap peraturan perundang-undangan”
unsur-unsur & kegiatan yang
berhubungan dengan
ketenagakerjaan
Permenakertrans RI No.PER.02/MEN/I/ 2011
Tentang Pembinaan dan Koordinasi
Peraturan Presiden RI No. 21 Tahun
Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan.
3 4
2010 Tentang Pengawasan Pasal 6 huruf ;
Ketenagakerjaan
Pasal 38 ayat (1) huruf c dan ayat 2 c. penyebarluasan norma ketenagakerjaan kepada
Dalam rangka Pengawasan masyarakat;
Ketenagakerjaan, Menteri dapat k. pembinaan pembentukan dan peningkatan aktivitas
melakukan pengembangan sistem kader norma kerja;
pengawasan ketenagakerjaan.” o. pemberian penghargaan di bidang ketenagakerjaan;
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 257 TAHUN 2014 TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN
KADER NORMA KETENAGAKERJAAN
Fokus & Prioritas KNK adalah Perusahaan Rentan Risiko
Ketenagakerjaan antara lain:
1. menggunakan sistem kerja PKWT;
2. menggunakan sistim produksi rantai suplai;
3. menggunakan outsourcing (penyerahan sbgian pekerjaan);
4. kemitraan dengan perusahaan lain;
5. menggunakan kontraktor & sub kontraktor;
6. secara langsung / tidak langsung melibatkan pekerja lebih dari 500 org;
7. mempekerjakan TKA, antar kerja antar negara (AKAN) dan antar kerja antar
daerah(AKAD).
8. mengelola jasa keuangan.
9. termasuk dalam obyek vital nasional.
RELEVANSI PENTINGNYA PEMBINAAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DAN SERTIFIKASI PROFESI
PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
KEBUTUHAN PERUSAHAAN SDM HRD PERJANJIAN KERJA
WAKTU KERJA WAKTU ISTIRAHAT
PENEMPATAN DAN PELATIHAN KERJA
KESALAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STAFF PENGUPAHAN
DITUNJUK PEKERJAAN
DIANGKAT SUPERVISOR SERIKAT PEKERJA
UTAMA MEN
MANAGER PERATURAN PERUSAHAAN / PERJANJIAN KERJA BERSAMA
ANGA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
NI MOGOK KERJA
MASA PENUTUPAN PERUSAHAAN
OUPUT PEMBINAAN KNK & SERTIFIKASI LAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
SANKSI PIDANA & ADMINITRASI KETENAGAKERJAAN
PERLINDUNGAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN NORMA LEGALITAS FUNGSI, WEWENANG &
KETENAGAKERJAAN PENGAKUAN KOMPETENSI WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN
LANGKAH ANTISIPASI KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN ALIH DAYA
MENGENDALIKAN RESIKO KETENAGAKERJAAN TERCIPTANYA HUBUNGAN KERJA HARMONIS, PEMETAKAAN KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DINAMIS DAN BERKEADILAN
INTERNAL AUDIT KETENAGAKERJAAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN
TERCIPTANYA BERESIKO
PRIVATE COMPLIANCE INITIATIVE 1. PELANGGARAN NORMA KETENAGAKERJAAN
2. PENOLAKAN KERJA LEMBUR & UNJUK RASA
Manfaat Penerapan Kepatuhan
Norma Ketenagakerjaan di Perusahaan
1. Memberikan perlindungan bagi pekerja dan perusahaan
dari pelanggaran norma ketenagakerjaan