Anda di halaman 1dari 71

PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

TERHADAP PENERAPAN NORMA


PENGGUNAAN TENAGA KERJA
ASING DI PERUSAHAAN

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan


DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH 1
PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
TERHADAP PENERAPAN
NORMA PENGGUNAAN
TENAGA KERJA ASING DI
PERUSAHAAN
Curriculum Vitae
Nama : AL’QOUMI ANSHAR ANWARI, S.IP., M.M.
Alamat : Kota Semarang
Whatsapp : +62 812 877 186 86
Jabatan Saat Ini : Pengawas Ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng
Jabatan Sebelumnya : Pengawas Ketenagakerjaan pada Kementerian Ketenagakerjaan RI
Pelatihan dan Sertifikasi
 Diklat Pengawas Ketenagakerjaan oleh Kemnaker RI, 2020
 Pelatihan Pengawasan Ketenagakerjaan di Kapal Ikan oleh ILO, 2022
 Pelatihan K3 di Kapal Ikan oleh ILO, 2023
 ToT Kader Norma Ketenagakerjaan oleh Kemnaker, 2023
 Pelatihan The Role Of Labour Inspection In Ensuring Compliance With
Fundamental Principles And Rights At Work oleh ILO, 2023
Pengalaman
• Lulusan terbaik Diklat Pengawas Ketenagakerjaan Angkatan 102
• Tim Uji Petik Penghargaan K3 Tingkat ASEAN, 2019 – 2021
• Tim Penyelesaian Kasus Viral Jam Molor dan Upah Lembur Tidak Dibayar
• Tim Pembentuk SK Sekda Jateng 053/012 Tahun 2023 tentang Pengawasan
Bersama Norma Ketenagakerjaan di Kapal Ikan
• Tim Pembentuk dan Pembina Forum Kader Norma Ketenagakerjaan Provinsi
Jawa Tengah
GAMBARAN SIDAK TKA
OUTLINE PAPARAN
 Dasar Hukum Penggunaan TKA
 Tata Cara Penggunaan TKA
 Kewajiban Pemberi Kerja TKA
 Pengawasan Ketenagakerjaan terhadap ditaatinya
Norma Penggunaan TKA
 Sanksi Pelanggaran Norma Penggunaan TKA
 Jabatan boleh dan dilarang untuk TKA
 Alternatif Solusi Pencegahan Permasalahan Pelanggaran
Norma Penggunaan TKA
DASAR HUKUM

• UU Nomor 6 Tahun 2023 Tentang penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja
• PP Nomor 41 Tahun 2023 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Ketenagakerjaan
• PP Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja
Asing
• Permenaker Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing
• Kepmenaker Nomor 228 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Tertentu Yang dilarang diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing
• Kepmenaker Nomor 349 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Tertentu Yang dapat diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing
PEMBERI KERJA
TKA
Pemberi Kerja TKA meliputi :
a. Instansi Pemerintah, Perwakilan Negara Asing, dan Badan
Internasional
b. Kantor Perwakilan Dagang Asing, Kantor Perwakilan
Perusahaan Asing, dan Kantor Berita Asing yang
melakukan Kegiatan di Indonesia
c. Perusahaan swasta asing yang berusaha di instansi yang
berwenang
d. Badan Hukum dalam bentuk perseroan terbatas atau
Yayasan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
atau badan usaha asing yang terdaftar di instansi yang
berwenang
e. Lembaga Sosial, Keagamaan, Pendidikan, dan
Kebudayaan
f. Usaha Jasa Impresariat; dan
g. Badan usaha sepanjang diperbolehkan undang-undang
untuk menggunakan TKA
TENAGA KERJA ASING
Setiap TKA harus :
a. Memiliki pendidikan sesuai dengan kualifikasi jabatan
yang akan diduduki;
b. Memiliki kompetensi atau pengalaman kerja paling sedikit
5 (lima) tahun sesuai dengan kualifikasi jabatan yang akan
diduduki; dan
c. Mengalihkan keahliannya kepada Tenaga Kerja
Pendamping TKA.
Pemberi Kerja TKA dapat mempekerjakan TKA yang sedang dipekerjakan
oleh Pemberi Kerja TKA lain untuk jabatan yang sama sebagai:
a. Direksi atau komisaris;
b. TKA pada sektor pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi;
c. TKA pada sektor ekonomi digital; atau
d. TKA pada sektor migas bagi kontraktor kontrak kerja sama.

Dalam hal Pemberi Kerja TKA akan mempekerjakan TKA dalam 2 (dua)
Pemberi Kerja TKA yang berbeda, masing-masing Pemberi Kerja TKA
wajib memiliki Pengesahan RPTKA.

Jangka waktu penggunaan TKA untuk permohonan Pengesahan RPTKA di


Pemberi Kerja TKA yang kedua paling lama sampai dengan berakhirnya
jangka waktu sebagaimana tercantum dalam Pengesahan RPTKA
Pemberi Kerja TKA pertama.
PRINSIP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

TKA Hanya Dapat TKA Dilarang Menduduki Jabatan Tertentu yang


Dipekerjakan oleh Jabatan yang Mengurusi Dapat diduduki dan Jabatan
Pemberi Kerja TKA Dalam Personalia dan/atau Tertentu yang dilarang
Hubungan Kerja Untuk Jabatan Tertentu (Negatif diduduki TKA ditetapkan
Oleh Menteri setelah
Waktu Tertentu dan List); Mendapat Masukan dari
Jabatan Tertentu (Positif Kementerian/lembaga
List); terkait
TATA CARA PENGGUNAAN TKA

NO PERMEN 8/2021
1 Izin Penggunaan TKA Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)

2 Pengesahan Penggunaan RPTKA dan Notifikasi


TKA a. TKA sejumlah lebih dari 50 Org (Dirjen)
b. TKA sejumlah kurang dari 50 Org (Direktur)
3 Waktu Pelayanan 4 Hari
• 2 hari RPTKA
• 2 hari Notifikasi
4 Rekomendasi K/L Tanpa Rekomendasi
• Kementerian berhak menetapkan syarat, larangan, & kebutuhan jabatan bagi TKA
(Kepmenaker No. 228 Tahun 2019 dan Kepmenaker No. 349 Tahun 2019)

5 Bentuk Pelayanan • Online


• Sistem Terintegrasi Penuh
6 Masa berlaku RPTKA Sesuai Perjanjian Kerja atau Perjanjian Pekerjaan
TATA CARA PENGGUNAAN TKA
LANJUTAN :
NO PERMEN 8/2021
7 Direktur / Komisaris: Tidak menggunakan izin
a. Sebagai Pemegang Saham • Sebagai Investor
(Minimal Kepemilikan 10 M belum termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha)
• Tidak dalam hubungan kerja
b. Sebagai Pekerja Tetap Menggunakan Izin

8 Pelatihan Bahasa Indonesia Pemberi kerja wajib memfasilitasi pendidikan & pelatihan Bahasa Indonesia

9 Rangkap Jabatan 1. Jabatan Direktur atau Komisaris


2. Jabatan yang sama Pada Sektor :
• Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
• Migas (K3S)
• Ekonomi Digital
10 RPTKA Bersifat Darurat RPTKA diajukan paling lama 2 hari setelah TKA bekerja
KEWAJIBAN PEMBERI KERJA TKA

A E
Memiliki Rencana Penggunaan Menunjuk Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Pendamping

Membayar Dana Kompensasi


Penggunaan Tenaga Kerja Asing
(DKP-TKA)
B Melaksanakan pendidikan dan
pelatihan F
Memfasilitasi pendidikan dan
C Menjamin keikutsertaan TKA
memiliki polis asuransi G pelatihan bahasa Indonesia kepada
TKA

Menjamin keikutsertaan TKA dalam


program Jaminan Sosial Nasional D Melaporkan setiap tahun kepada
Menteri H
JENIS RPTKA

RPTKA Jangka
Panjang Jangka Sementara
Panjang

RPTKA Sementara
Jangka
Waktu 6 Non
RPTKA Jangka Waktu 6 Bulan Dan Bulan dan DKPTKA
Kawasan Ekonomi Khusus KEK

RPTKA Non
DKPTKA
RPTKA JANGKA PANJANG

Pemberi Kerja TKA mengajukan permohonan Pengesahan RPTKA secara daring melalui TKA Online
kepada:
a. Direktur Jenderal untuk jumlah TKA 50 (lima puluh) orang atau lebih; atau
b. Direktur untuk jumlah TKA kurang dari 50 (lima puluh) orang.

Permohonan Pengesahan RPTKA dilakukan melalui tahapan:


a. Pendaftaran Pemberi Kerja TKA untuk membuat akun TKA Online;
b. Pengisian aplikasi data dan mengunggah dokumen persyaratan Pengesahan
RPTKA;
c. Penilaian kelayakan permohonan Pengesahan RPTKA;
d. Pengisian aplikasi data calon TKA dan mengunggah dokumen persyaratan
calon TKA;
e. Penerbitan surat pemberitahuan pembayaran DKPTKA; dan
f. Penerbitan Pengesahan RPTKA.
RPTKA SEMENTARA

Pembuatan film yang


RPTKA Diberikan Untuk:
Melakukan Audit, kendali
mutu produksi, atau
Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan yang sekali
dengan pemasangan mesin,
bersifat komersial dan inspeksi pada cabang Usaha Jasa selesai atau pekerjaan
telah mendapat izin dari perusahaan di Indonesia elektrikal, layanan purna jual, atau Impresariat; kurang dari 6 (enam)
instansi yang berwenang; untuk jangka waktu lebih produk dalam masa penjajakan bulan
dari 1 (satu) bulan; usaha;

“Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan yang bersifat sementara


diterbitkan untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dan tidak
dapat diperpanjang”
RPTKA SEMENTARA
Permohonan Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan bersifat sementara disampaikan secara daring
melalui TKA Online dengan cara:
a. mengisi aplikasi data yang memuat:
1. identitas Pemberi Kerja TKA;
2. alasan penggunaan TKA;
3. jabatan yang akan diduduki TKA;
4. jumlah TKA;
5. jangka waktu penggunaan TKA; dan
6. lokasi kerja TKA.
b. mengunggah dokumen berupa:
7. surat permohonan Pengesahan RPTKA;
8. surat tugas atau surat kuasa dari pimpinan Pemberi Kerja TKA;
9. NIB dan/atau izin usaha Pemberi Kerja TKA;
10. akta dan keputusan pengesahan pendirian dan/atau perubahan dari instansi yang
berwenang;
11. bukti wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan;
12. domisili Pemberi Kerja TKA; dan
13. rancangan perjanjian kerja atau perjanjian lain.
RPTKA LEBIH DARI 6 BULAN ATAU DI KAWASAN
EKONOMI KHUSUS
Permohonan Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan lebih dari 6 (enam) bulan atau pekerjaan yang ada di
wilayah KEK disampaikan secara daring melalui TKA Online dengan cara:
a. mengisi aplikasi data yang memuat:
1. identitas Pemberi Kerja TKA;
2. alasan penggunaan TKA;
3. jabatan atau kedudukan TKA dalam struktur organisasi perusahaan;
4. jumlah TKA;
5. jangka waktu penggunaan TKA;
6. lokasi kerja TKA;
7. identitas Tenaga Kerja Pendamping TKA;
8. rencana penyerapan tenaga kerja Indonesia setiap tahun; dan
9. komitmen pernyataan Pemberi Kerja TKA untuk:
a) menunjuk Tenaga Kerja Pendamping TKA;
b) melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja Pendamping TKA sesuai
dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh TKA; dan
c) memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia kepada TKA.
RPTKA PERUBAHAN

Perubahan RPTKA Nama Alamat

Se
k
to
Perubahan meliputi:

r
Pengajuan 1. Nama Pemberi Kerja TKA;
2. Alamat Pemberi Kerja TKA;
permohonan perubahan 3. Lokasi kerja TKA;
RPTKA sebelum berakhirnya 4. Jabatan TKA;
jangka waktu RPTKA dengan 5. Jumlah TKA;
memberikan alasan 6. Jangka waktu;
perubahan.

W
7. Sektor usaha; dan/atau

ak

Lokasi
8. Jumlah Tenaga Kerja Pendamping

tu
Permohonan Pendamping Jumlah Jabatan
PENGESAHAN RPTKA
 Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan bersifat sementara diberikan untuk jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang.
 Pengesahan RPTKA untuk pekerjaan lebih dari 6 (enam) bulan diberikan untuk jangka
waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian.
 Pengesahan RPTKA non-DKPTKA diberikan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keimigrasian.
 Pengesahan RPTKA KEK diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
keimigrasian.
 pengesahan RPTKA KEK untuk jabatan direksi atau komisaris, diberikan sekali dan
berlaku selama TKA yang bersangkutan menjadi direksi atau komisaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian.
 Pengesahan RPTKA KEK diberikan kepada Pemberi Kerja TKA yang mempekerjakan TKA
di wilayah KEK dan dapat diberikan untuk wilayah lokasi kerja lintas KEK.
PENGECUALIAN RPTKA

Instansi Anggota Direksi


Pemerintah
atau anggota dewan
komisaris dengan
kepemilikan saham sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Perwakilan
Badan
Negara Asing
Internasional
RPTKA LEBIH DARI 6 BULAN ATAU DI KAWASAN
EKONOMI KHUSUS
b. mengunggah dokumen berupa:
1. surat permohonan Pengesahan RPTKA;
2. surat tugas atau surat kuasa dari pimpinan Pemberi Kerja TKA;
3. NIB dan/atau izin usaha Pemberi Kerja TKA;
4. akta dan keputusan pengesahan pendirian dan/atau perubahan dari instansi yang
berwenang;
5. bukti wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan;
6. domisili Pemberi Kerja TKA;
7. rancangan perjanjian kerja atau perjanjian lain; dan
8. bagan struktur organisasi perusahaan.

Komitmen pernyataan Pemberi Kerja TKA dikecualikan bagi jabatan:


a. direksi dan komisaris;
b. kepala kantor perwakilan; dan
c. pembina, pengurus, dan pengawas yayasan.
PERSYARATAN NOTIFIKASI
MENGISI: MENGUNGGAH:
1. Penetapan kode dan lokasi Perwakilan
Republik Indonesia; 1. Dokumen TKA:
2. Identitas TKA: • ijazah pendidikan;
• nama TKA; • sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja;
• tempat dan tanggal lahir; • foto;
• jenis kelamin; • bukti polis asuransi;
• status sipil (menikah/cerai/lajang);
• perjanjian kerja/perjanjian pekerjaan;
• kebangsaan;
• paspor; • surat keterangan penunjukan Tenaga Kerja
• tingkat pendidikan; Pendamping;
• alamat tinggal dan kode pos; • paspor kebangsaan TKA;
• alamat e-mail; • rekening koran/tabungan TKA atau Pemberi Kerja
• nomor telepon genggam; TKA;
• nomor telepon; 2. Dokumen Pemberi Kerja TKA:
3. Jabatan TKA: • surat permohonan kepada Dirjen atau Direktur;
• nama jabatan dan kode Klasifikasi Baku
• surat permohonan kepada Direktur Jenderal Imigrasi
Jabatan Indonesia;
• level jabatan; untuk pengajuan Vitas;
• jangka waktu penggunaan TKA. • surat pernyataan sebagai penjamin TKA;
• nomor identitas Pemberi Kerja TKA;
• surat persetujuan Rp0,00 (nol rupiah).
NOTIFIKASI
Persetujuan penggunaan TKA yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja sebagai dasar
Penerbitan ITAS.

Jangka Waktu Notifikasi


Notifikasi Sesuai dipergunakan oleh
Dengan Perjanjian Direktur Jenderal
Kerja. Imigrasi untuk Proses
Perjanjian
Kerja
VITAS
Penerbitan KITAS.

Pemberi Kerja TKA setelah


menerima Notifikasi DKP-TKA TKA Online Permohonan Notifikasi
penggunaan TKA wajib
melalui TKA Online.
membayar DKP-TKA paling
lama 3 (tiga) hari kerja
PENGECUALIAN NOTIFIKASI
Notifikasi Dikecualikan Bagi: Pejabat Diplomatik

Anggota Direksi Diplomatik


Dewan Komisaris
Dengan Kepemilikan Direksi Konsuler
Saham Sesuai
Dengan Ketentuan
Peraturan
Perundang-
undangan Konsuler
PENGECUALIAN DKPTKA
Kewajiban Pembayaran DKPTKA Instansi Pemerintah,
Dikecualikan Bagi: Perwakilan Negara
Asing, dan Badan
Internasional

Anggota Direksi Instansi


Dewan Komisaris Pemerintah
Dengan Direksi Lembaga
Kepemilikan Saham
Sesuai Dengan
Ketentuan Peraturan
Perundang- Lembaga Sosial
undangan Lembaga Keagamaan,
dan
Penggunaan TKA pada
Jabatan Tertentu di
Lembaga Pendidikan
DANA KOMPENSASI PENGGUNAAN
TENAGA KERJA ASING (DKP-TKA)
• Pemberi Kerja TKA wajib membayar DKP-TKA sebesar US$ 100/ jabatan/ orang/ bulan sebagai PNBP atau Penerimaan Daerah
• Mekanisme Pembayaran

Tahun Pembayaran Lokasi Kerja Jenis Pembayaran Tempat Pembayaran Peringatan Keterangan
Pembayaran
 Lintas Provinsi
 Tahun ke-1  Lintas  PNBP  Bank Persepsi  Tidak Ada
(baru) Kabupaten/Kot (Bank BNI,
a dalam satu Bank BRI, Bank
Mandiri)
Prov
 Satu Kab/Kota  Bank Persepsi
(Bank BNI, Bank
 Lintas Provinsi  PNBP
BRI, Bank
 Tahun ke-2 Mandiri)  Ada (1 Bulan
 Lintas Kab/
dst.. Sebelum
Kota  Penerimaan  Bank Daerah
Notif
 Memiliki
 Kab/Kota Daerah Yang Ditunjuk Perda
Terakhir)
setempat
ALUR PERMOHONAN PENGGUNAAN TKA
PEMBERI
KERJA
PENGIRIMAN
NOTIFIKASI
KE-IMIGRASI CEKAL OA TKA MASUK KE INDONESIA TKA BERAKHIR MASA KERJA
PEMBAYARAN TRIGGER PENGIRIMAN MELALUI TPI TERTENTU
DKPTKA KODE PEMBAYARAN LAT. BELAKANG
BIAYA KEIMIGRASIAN ORANG ASING
PERWAKILAN RI PERPANJANGAN
5 7 DI LUAR NEGERI ITAS

4
APLIKASI 9
1 APLIKASI
SIPPTKA 6 Verifikator 2
VISA- 11 12 13 14
TOLAK 2 ONLINE
10
3 8
PERSETUJUAN VISA (KAWAT), BY APLIKASI ITAS ONLINE
VISA STIKER, ITAS, IMK &
CETAK VISA
VERIFIKASI PENGUNAAN TI
PERSETUJUAN STIKER
TKA VISA BEKERJA
STATUS PEMBERIAN ITAS (QR CODE)
PERSETUJUAN & TANDA MASUK
KEIMIGRASIAN OA
NOTIFIKASI
EPO & MENINGGALKAN WIL. INDONESIA
Melalui Aplikasi
TKA Online Terintegrasi Imigrasi KET :
: PADA TAHAPAN INI TERDAPAT POTENSI UNTUK DILAKUKAN PENOLAKAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KUALIFIKASI JABATAN

Pendidikan dan pelatihan bagi Pendidikan bagi Tenaga Kerja

TERAKREDITASI
Tenaga Kerja Pendamping Pendamping dilakukan pada
dilaksanakan sesuai dengan lembaga pendidikan yang
kualifikasi jabatan yang diduduki terakreditasi & tanda kelulusannya

LEMB.
oleh TKA. diakui oleh pemerintah.

Pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja

SERT. KOMPETENSI
Pendidikan dan pelatihan bagi
Pendamping dilakukan pada
Tenaga Kerja Pendamping dapat
DLM & LUAR

lembaga pelatihan yang


dilakukan di dalam negeri atau di terakreditasi dan memperoleh
NEGERI

luar negeri sertifikat kompetensi dari lembaga


sertifikasi profesi yang berlisensi.
PELAPORAN PENGGUNAAN TKA

Pemberi Kerja
Pemberi Kerja TKA wajib melaporkan
pelaksanaan penggunaan TKA setiap 1
(satu) tahun kepada Dirjen
Laporan

Laporan pemberi
kerja TKA meliputi:
Penggunaan

Pendamping Per-tahun a. Laporan penggunaan TKA;


b. Laporan pelaksanaan Diklat Tenaga
Kerja Pendamping;
c. Laporan Berakhirnya Perjanjian
TKA Diklat Dirjen Kerja.
STATUS TKA PADA WLKP ONLINE
Pasal 6 Ayat (2)
UU Nomor 7 Tahun 1981
Laporan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) harus memuat keterangan :
a. identitas perusahaan;
b. hubungan ketenagakerjaan;
c. perlindungan tenaga kerja;
d. kesempatan kerja.
Penggunaan

Pendamping

TKA Diklat Dirjen


PAKTA INTEGRITAS DI WLKP

Penggunaan

Pendamping

TERMASUK HARUS MELAPORKAN TKA SECARA


TKA KESELURUHAN
Diklat DI WLKP
Dirjen
DAMPAK PELAPORAN WLKP TIDAK BENAR
UU Nomor 7 Tahun 1981
Dampak pelaporan WLKP
tidak benar termasuk
penggunaan TKA akan
mengganggu Sistem
Pengawasan
Permenaker Nomor 18 Tahun 2017 Ketenagakerjaan
Penggunaan
dikarenakan Data yang
diberikan Perusahaan
tidak benar dan berpotensi
Pendamping
menimbulkan
KERUGIAN NEGARA
TKA Diklat Dirjen
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN
1.

PENGAWASAN 2.

PUSAT &
DAERAH PEMBERI KERJA TKA PENJAMIN WNA
(NORMA KETENAGAKERJAAN) / TKA WNA
PERSONIL PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA TENGAH
BERDASARKAN WILAYAH KERJA

22
45
9

13

23 20
18

Bidang Banyumas Magelang Pati Pekalongan


Semarang Surakarta
100
150
200
250
300
350
400
450
500

0
50
Kota Semarang

Jepara

171
468
Sukoharjo

124
Kab Semarang

Kendal

89 74
Kota Salatiga

Brebes

Batang

72 69 54
Demak

Kab Tegal

Klaten
51 49 47
Grobogan

Cilacap

Boyolali

Temanggung

Pati
40 39 37 35 25

Purbalingga

Sragen

Wonogiri

Rembang

Banjarnegara

Pemalang
BERDASARKAN KAB/KOTA

Banyumas

Karanganyar

Kota Tegal

Kota Surakarta

Kudus

Kota Pekalongan

Kab Magelang
PEMETAAN PERUSAHAAN PENGGUNA TKA DI JAWA TENGAH

18 16 16 11 9 9 8 8 7 8 4 4 4 1

Kab Pekalongan

Wonosobo

Purworejo

Blora

Kota Magelang
0 0 0 0 0

Kebumen
PEMETAAN TKA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN JABATAN

4500

4000
3967
3693
3483
3500

3000

2500

2000

1500
1045
1000

500
136 94 81
0
Manager Advisor/Consultant Profesional Direksi Teknisi Supervisor Komisaris
PEMETAAN TKA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN KEWARGANEGARAAN

5000
4595
4500

4000

3500

3000

2500

2000 1753 1785


1707
1500

1000 959
555
500 349 327 289 180
0
RRC Jepang Korea Selatan India Amerika Serikat Filipina Malaysia Taiwan Inggris Lain-lain
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Mengawasi berlakunya UU dan peraturan perburuhan pd khususnya.
 Mengumpulkan bahan-bahan keterangan ttg soal-soal hubungan
 Memiliki Fungsi Publik (Negara / Pemerintah) untuk Memastikan kerja dan keadaan perburuan dlm arti yg seluas-luasnya guna
Penerapan Per-UU-an Ketenagakerjaan di Perusahaan / Tempat membuat UU dan peraturan2 perburuhan.
Kerja. Menjalankan pekerjaan lainnya yg diserahkan TUJUA
 Peran Utamanya Adalah Untuk Meyakinkan Pengusaha Utk Mematuhi kepadanya dgn UU / peraturan2 lainnya. N
UU Di Tempat Kerja, Melalui Langkah-langkah Pencegahan,
Penasehatan Teknis, Dan Jika Diperlukan Penegakan Hukum
 Maksud Dan Tujuan Utama Dilaksanakannya Pengawasan
Ketenagakerjaan Adalah utk Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan
Sosial
ALUR
PROSES
OUT
INPUT PROSES IMPACT BENEFIT
PUT

• Peraturan • Pembinaan Ketenangan Meningkatnya



Dipatuhinya Kesejahteraan
Perundangan Pemeriksaan Bekerja
• Personil/SDM • Perundang- dan keadilan
Pengujian dan
• Kelembagaan • Penyidikan undangan Masyarakat
• Tata Cara Ketenagakerjaan Berusaha (social welfare
Pelaksanaan and social
Pengawasan
• Sarana/prasarana Feed back justice)
 PRINSIP UMUM PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN (UU No. 21 Tahun 2010)
Dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi & Independen yang ditetapkan
Menaker
Dilakukan Unit Kerja tersendiri (yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja) pada
pemerintah pusat & daerah (prov) yang pelaksanaannya harus berada di bawah supervisi & kontrol pemerintah
pusat

 PRINSIP-PRINSIP (ILO)
1. LAYANAN PUBLIK Menangani masalah yang dihadapi pengusaha dan pekerja
2. AKUNTABILITAS Pertanggungjawaban atas kinerja wasnaker
3. EFISIENSI & EFEKTIVITAS Penyusunan skala prioritas
4. UNIVERSALITAS Memperluas perannya untuk melindungi seluruh pekerja (formal & informal)
5. TRANSPARANSI Tripartie, diinformasikan hak & kewajibannya serta apa harapannya dengan adanya layanan wasnaker
6. KONSISTENSI & KOHEREN Cara & tindakan harus diberlakukan sama untuk perbuatan yang sama & harus ada SOP
yang jelas
7. KESETARAAN Kesetaraan perlindungan bagi seluruh pekerja
8. KERJASAMA Bekerja samadengan seluruh badan., instansi atau lembaga terkait
9. PROPORSIONALITAS Tindakan hukum harus sebanding dengan keseriusan risiko & dengan keseriusan pelanggaran
10. KOLABORASI Berkolaborasi dengan pekerja dan pengusaha serta organisasinya
TAHAPAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Pengawasan PENUNDAAN
Ketenagakerjaan dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan :
 Preventif Edukatif : Pembinaan norma ketenagakerjaan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran norma ketenagakerjaan
 Represif Non Yustisial : upaya paksa di luar lembaga pengadilan terhadap norma
SANKSI
ketenagakerjaan yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang ketenagakerjaan
 Represif Yustisial : upaya paksa melalui lembaga pengadilan terhadap norma
ketenagakerjaan yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
PENCABUTAN SANKSI LAINNYA
di bidang ketenagakerjaan
TAHAPAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Pada pelanggaran norma ketenagakerjaan tertentu, tindakan represif yustisial dapat
PENUNDAAN
dilakukan secara langsung tanpa melalui tahapan pelaksanaan pengawasan
ketenagakerjaan antara lain :
o Kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban meninggal dunia, cacat sebagian, atau
SANKSI
cacat total tetap
o Pelanggaran norma ketenagakerjaan yang menyebabkan meninggal dunia
o Pelanggaran norma pekerja anak
o Pelanggaran norma penggunaan tenaga kerja asing berupa tidak ada ijin
PENCABUTAN SANKSI LAINNYA
o Melakukan perbuatan pelanggaran di ketenagakerjaan yang menjadi perhatian publik
PELANGGARAN NORMA PENGGUNAAN TKA
a. Tidak memilikiPENUNDAAN
RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
b. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA untuk TKA yang sedang dipekerjakan oleh Pemberi Kerja TKA lain;
c. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA bagi Pemberi Kerja TKA yang akan mempekerjakan TKA pada jenis kegiatan
perusahaan rintisan (start-up) berbasis teknologi dan vokasi melebihi jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan;
d. Tidak memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia kepada TKA;
SANKSI
e. Tidak mendaftarkan TKA dalam program jaminan sosial nasional bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 (enam) bulan atau
program asuransi pada perusahaan asuransi bagi TKA yang bekerja kurang dari 6 (enam) bulan;
f. Tidak melaporkan setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk pelaksanaan penggunaan TKA,
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja Pendamping TKA, dan pelaksanaan alih teknologi dan alih
keahlian dari TKA kepada Tenaga Kerja Pendamping TKA;
g. Tidak melaporkan pelaksanaan penggunaan TKA untuk pekerjaan yang bersifatSANKSI
PENCABUTAN sementara setelah berakhirnya perjanjian
LAINNYA
kerja kepada Menteri melalui Direktur Jenderal;
h. Tidak melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk perjanjian kerja TKA yang telah berakhir atau diakhiri
sebelum jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
i. Mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan Pengesahan RPTKA;
j. Mempekerjakan TKA rangkap jabatan dalam perusahaan yang sama;
k. Mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi personalia; dan/atau
l. Tidak membayar DKPTKA atas setiap TKA yang dipekerjakan.
SANKSI ADMINISTRATIF
SANKSI DENDAPENUNDAAN

a. Tidak memiliki RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
b. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA untuk TKA yang sedang dipekerjakan oleh
SANKSI
Pemberi Kerja TKA lain;
c. Tidak memiliki Pengesahan RPTKA bagi Pemberi Kerja TKA yang akan
mempekerjakan TKA pada jenis kegiatan perusahaan rintisan (start-up) berbasis
teknologi dan vokasi melebihi jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan;
PENCABUTAN
SANKSI ADMINISTRATIF
SANKSI DENDAPENUNDAAN PENGHENTIAN
SEMENTARA
Besaran denda per jabatan per orang
1. 1 (satu) bulan sebesar Rp. 6.000.000,-
SANKSI
2. 2 (dua) bulan sebesar Rp. 12.000.000,-
3. 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 18.000.000,-
4. 4 (empat) bulan sebesar Rp. 24.000.000,-
5. 5 (lima) PENCABUTAN
bulan sebesar Rp. 30.000.000,-
6. 6 (enam) bulan sebesar Rp. 36.000.000,-
Besaran denda setelah melebihi 6 (enam) bulan dikenakan denda
sebesar Rp. 36.000.000,-
SANKSI ADMINISTRATIF
PENGHENTIANPENUNDAAN
SEMENTARA PENGHENTIAN
SEMENTARA
• Tidak memfasilitasi Pendidikan Pelatihan Bahasa Indonesia;
• Tidak mendaftarkan TKA dalam program jaminan sosial nasional bagi TKA yang bekerja lebih dari 6
(enam) bulan atau program asuransi pada perusahaan asuransi bagi TKA yang bekerja kurang dari 6
SANKSI
(enam) bulan;
• Tidak melaporkan setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk pelaksanaan
penggunaan TKA, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja Pendamping TKA,
dan pelaksanaan alih teknologi dan alih keahlian dari TKA kepada Tenaga Kerja Pendamping TKA;
• Tidak melaporkan pelaksanaan penggunaan TKA untuk pekerjaan yang bersifat sementara setelah
berakhirnyaPENCABUTAN
perjanjian kerja kepada Menteri melalui Direktur Jenderal;
SANKSI LAINNYA
• Tidak melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal untuk perjanjian kerja TKA yang telah
berakhir atau diakhiri sebelum jangka waktu perjanjian kerja berakhir; dan/atau
• Tidak melakukan pembayaran sanksi denda dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) minggu.

Sanksi penghentian sementara proses permohonan pengesahan RPTKA diberikan untuk


jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
PENCABUTAN SANKSI

Dalam hal Pemberi Kerja TKA telah


melaksanakan kewajiban, Dirjen
menetapkan PENCABUTAN SANKSI
penundaan pelayanan atau penghentian
sementara proses perizinan TKA.
SANKSI ADMINISTRATIF
PENCABUTAN PENUNDAAN
PENGESAHAN RPTKA

1. Mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan Pengesahan RPTKA;


2. Mempekerjakan TKA rangkap jabatan dalam perusahaan yang sama;
3. SANKSITKA pada jabatan yang mengurusi personalia;
Mempekerjakan
4. Tidak membayar DKPTKA atas setiap TKA yang dipekerjakan; dan/atau
5. Tidak melaksanakan kewajiban yang termuat dalam sanksi penghentian sementara
proses permohonan Pengesahan RPTKA.
PENCABUTAN SANKSI LAINNYA
ALASAN DITERBITKAN KEPMENAKER NO. 228 TAHUN
2019
1. AMANAT PERATURAN
Penerbitan Kepmenaker 228/2019 tentang jabatan Keputusan Menakertrans/Menaker yang
tertentu yang dapat diduduki oleh Tenaga Kerja mengatur mengenai jabatan yang dapat
Asing sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 42 ayat diduduki oleh Tenaga Kerja Asing yang

2. EVALUASI
(5) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang diterbitkan tahun 2011 s/d 2015 sudah tidak
Ketenagakerjaan dan Pasal 6 ayat (2) Peraturan

JABATAN
sesuai lagi dengan perkembangan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. ketenagakerjaan sehingga perlu
disempurnakan.

Perlu adanya evaluasi dan pengaturan kembali Masuknya investasi akan diikuti dengan
kebutuhan tenaga kerja asing pada tingkat

INVESTASI
terkait jabatan TKA yang telah diterbitkan
INVESTASI

untuk menjawab kebutuhan sektor tertentu keahlian tertentu, termasuk keahlian khusus
dalam rangka investasi guna mendukung yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja
perekonomian nasional dan perluasan Indonesia.
3.

kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia.


POKOK-POKOK
KEPMENAKER NO. 228 TAHUN 2019

Kategori lapangan usaha yang dapat diduduki oleh TKA yang termasuk kategori baru dan jumlah
1 jabatannya menonjol adalah pada kategori Informasi dan Telekomunikasi (244 jabatan), dan kategori
Pertambangan dan Penggalian (592 jabatan).

Perluasan jumlah jabatan ini dengan pertimbangan bahwa sektor usaha baru yang saat ini
2 berkembang adalah pada sektor : Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, e-Commerce, dan Migas.
Indonesia sangat minim ketersediaan tenaga kerja yang ahli di bidang tersebut .

3 Ekonomi digital (e-commerce) menunjukkan tren global yang pesat dan Indonesia harus dapat
memanfaatkan tren tersebut untuk kepentingan perekonomian nasional.
Jabatan Komisaris atau Direktur yang tidak mengurus personalia diizinkan untuk diduduki oleh Tenaga
4
Kerja Asing selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5 Perluasan kategori lapangan usaha dan jumlah jabatan tetap dibatasi hanya untuk jabatan pada
jabatan manajerial (golongan 1) dan jabatan profesional (golongan 2).

Jabatan pada tenaga tata usaha, tenaga usaha penjualan, pekerja terampil pertanian, pekerja
6 pengolahan/kerajinan, operator dan perakit mesin, dan pekerja kasar tetap dilarang untuk diduduki oleh
Tenaga Kerja Asing.
Penerbitan Kepmenaker 228/2019 disusun/dirumuskan berdasarkan masukan dari
7 Kementerian/Lembaga terkait dan mempertimbangkan kebutuhan TKA yang diajukan oleh Kamar
Dagang Asing yang terkait dengan kepentingan investasi di Indonesia.

8 Kepmenaker 228/2019 tentang jabatan yang dapat diduduki oleh Tenaga Kerja Asing dievaluasi
paling singkat setiap 2 (dua) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang telah
9 dimiliki oleh pemberi kerja dinyatakan tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya.
KEPMENAKER 228/2019
Jabatan yang diperbolehkan diduduki oleh TKA

NO KBLI JUMLAH JABATAN


1 Kategori Konstruksi 181
2 Kategori Real Estate 6
3 Kategori Pendidikan 143
4 Kategori Industri Pengolahan 728
(23 SUB GOLONGAN)
5 Kategori Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan 19
dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
6 Kategori Pengangkutan dan Pergudangan 51
( 5 SUB GOLONGAN)
7 Kategori Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi 57
8 Kategori Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 12

9 Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8


NO KBLI JUMLAH JABATAN

10 Kategori Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, 3
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya
11 Kategori Aktivitas Keuangan dan Asuransi 32
12 Kategori Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial 4
13 Kategori Informasi dan Telekomunikasi 244
14 Kategori Pertambangan dan Penggalian 592
15 Kategori Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 40
16 Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 48
Motor ( 5 SUB GOLONGAN)
17 Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis 20
18 Kategori Aktivitas Jasa Lainnya 8
KEPMENAKER 349/2019
Jabatan yang dilarang diduduki oleh TKA

NO KBLI NAMA JABATAN


1 1210 Direktur Personalia

2 1232 Manajer Hubungan Industrial


3 1232 Manajer Personalia
4 1232 Supervisor Pengembangan Personalia
5 1232 Supervisor Perekrutan Personalia
6 1232 Supervisor Penempatan Personalia
7 4190 Supervisor Pembinaan Karir Pegawai
8 2412 Penata Usaha Pesonalia
9 2412 Ahli Pengembangan Personalia dan Karir
NO KBLI NAMA JABATAN
10 2412 Spesialis Personalia

11 2412 Penasehat Karir


12 2412 Penasehat Tenaga Kerja
13 2412 Pembimbing dan Konseling Jabatan
14 2412 Perantara Tenaga Kerja
15 4190 Pengadministrasi Pelatihan Pegawai
16 2412 Pewawancara Pegawai

17 2412 Analisis Jabatan

18 2412 Penyelenggara Keselamatan Kerja Pegawai


0
4
LINK AND MATCH
KETENAGAKERJA-
AN 0
0
7
1 PERLUASAN
0
REFORMASI 5 PASAR KERJA
BIROKRASI TRANSFORMASI

9
PROGRAM LUAR NEGERI
PERLUASAN
0 KESEMPATAN KERJA 0
2 8
VISI BARU
LOMPATAN
EKOSISTEM
DIGITAL HUBUNGAN
0
SIAPKerja INDUSTRIAL
BESAR
6

PENGEMBANGAN
0 0
TALENTA MUDA 9
3
REFORMASI
TRANSFORMASI
PENGAWASAN
BLK
#9
REFORMASI
PENGAWASAN
ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan kualitas dan efektivitas sistem
pengawasan ketenagakerjaan yang dapat menjamin
pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan yang
berintegritas dan kredibel
AGENDA
1. Penyusunan rencana kerja pengawasan ketenagakerjaan
2. Penguatan sistem pengawasan ketenagakerjaan
3. Penguatan kelembagaan pengawasan ketenagekerjaan
4. Peningkatan kapasitas, integritas dan professionalitas SDM
pengawasan
5. Pengembangan kolaborasi pelaksanaan pengawasan
ketenagakerjaan
6. Pengembangan audit kinerja pengawasan
7. Peningkatan efektivitas pengawasan
1 PENYUSUNAN RENCANA KERJA 2 PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN
 Pemetaan permasalahan  Perumusan sistem pengawasan yang
ketenagakerjaan nasional dan daerah transparan dan akuntabel berbasis digital
 Penataan ulang regulasi sistem  Perumusan sistem informasi dan pelayanan
pengawasan ketenagakerjaan nasional K3 berbasis digital
 Sinergi rencana kerja pengawasan  Pengembangan metode pengawasan
ketenagakerjaan di tingkat nasional dan ketenagakerjaan berbasis komunitas dan self
daerah assesement
 Optimalisasi WLKP dan Pengolahan Data
3 PENGUATAN KELEMBAGAAN  Penyusunan Bisnis Proses Pemeriksaan
PENGAWASAN KETENAGEKERJAAN Ketenagakerjaan dengan Pengujian K3
 Perubahan struktur organisasi pengawasan
ketenagakerjaan
 Penguatan koordinasi dan sinergi antar-unit
 Sinergi pengawasan ketenagakerjaan di
tingkat pusat dan daerah
4 PENINGKATAN KAPASITAS, INTEGRITAS 5 PENGEMBANGAN KOLABORASI
DAN PROFESSIONALITAS SDM PELAKSANAAN PENGAWASAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
 Pelatihan SDM di bidang pengawasan
dan K3 (soft skill dan hard skill).  Pemetaan stakeholder pelaksana
 Penempatan the right man dan the right pengawasan ketenagakerjaan
job berbasis profesionalitas  Koordinasi dan kerjasama pelaksanaan
 Tour of duty SDM Pengawasan dengan pengawasan ketenagakerjaan dengan
rotasi terstruktur seluruh stakeholder terkait
 Peningkatan kualitas dan  Penguatan aksesibilitas pengawas
profesionalisme pengawas ketenagakerjaan dalam menjangkau seluruh
ketenagakerjaan dengan penguatan perusahaan di berbagai daerah
disiplin ilmu terkait (seperti ilmu medis,  Rekrutment mitra kerja tenaga pengawas
hukum perusahaan, hukum bisnis dll) berbasis masyarakat
AGENDA

6 PENGEMBANGAN AUDIT KINERJA 7 PENINGKATAN EFEKTIVITAS


PENGAWASAN PENGAWASAN
 Perumusan KPI pengawas  Pembentukan Call Center dan Online Service
 Pengembangan mekanisme audit kinerja Pengawasan
pengawasan  Pembinaan Virtual Tematik kepada
 Pengembangan sarana dan prasaran Perusahaan
audit kinerja pengawasan  Patroli Wasnaker di Kawasan Industri
 Audit tertib Administrasi teknis  Pembentukan Desk Wasnaker di Kawasan
pengawasan Industri
 Audit capaian kinerja unit kerja pengawas  Operasi Kepatuhan Norma Ketenagakerjaan
 Pemberlakuan Reward and Punishment  Penguatan penyidikan norma
ketenagakerjaan
 Penegakan Hukum (Law Enforcement)
 Kerjasama dengan kepolisian dalam
penindakan pelanggaran ketenagakerjaan
5 PENGEMBANGAN KOLABORASI PELAKSANAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

 Pemetaan stakeholder pelaksana pengawasan ketenagakerjaan


 Koordinasi dan kerjasama pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan dengan seluruh
stakeholder terkait
 Penguatan aksesibilitas pengawas ketenagakerjaan dalam menjangkau seluruh perusahaan di
berbagai daerah
 Rekrutment mitra kerja tenaga pengawas berbasis masyarakat

KONSEP PRIVATE
COMPLIANCE
INITIATIVE (PCI)
DASAR RUMUSAN PCI

MEETING OF EXPERTS LABOUR INSPECTION AND THE


ROLE OF PRIVATE COMPLIANCE INITIATIVES GENEVA
10-12 DESEMBER 2013 DI GENEVA ILO MENGADAKAN
PERTEMUAN AHLI TENTANG PENGAWASAN TENAGA
KERJA DAN PERAN INISIATIF KEPATUHAN PRIBADI (PCI)
BERAPA MODEL
PENERAPAN PCI

1. Self Assessment
2. Auditing Internal / Ekternal
3. Certification And Labelling
4. Public Reporting
KONSEP PCI DI INDONESIA = KADER NORMA
KETENAGAKERJAAN
UU No.13 Tahun 2003 UU No. 21 Tahun 2003 Tentang Pengesahan
Tentang Ketenagakerjaan; Konvensi ILO No 81 Tahun 1947 mengenai
1. Pasal 12 ayat (1) Pengusaha
pengawasan ketenagakerjaan dalam
bertanggung jawab atas peningkatan industri dan perdagangan;
dan atau pengembangan kompetensi

1 2
pekerjaan melalui pelatihan kerja Pokok-pokok konvensi pada angka 3 huruf b
2. Ayat (3) Setiap pekerja/buruh memiliki Fungsi Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
kesempatan yang sama untuk harus:
mengikuti pelatihan kerja sesuai memberikan informasi tentang masalah-masalah
dengan bidang tugasnya teknis kepada pengusaha dan pekerja/buruh
3. Pasal 173 ayat (1) pemerintah mengenai cara yang paling efektif untuk mentaati
melakukan pembinaan terhadap peraturan perundang-undangan”
unsur-unsur & kegiatan yang
berhubungan dengan
ketenagakerjaan
Permenakertrans RI No.PER.02/MEN/I/ 2011
Tentang Pembinaan dan Koordinasi
Peraturan Presiden RI No. 21 Tahun
Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan.

3 4
2010 Tentang Pengawasan Pasal 6 huruf ;
Ketenagakerjaan
Pasal 38 ayat (1) huruf c dan ayat 2 c. penyebarluasan norma ketenagakerjaan kepada
Dalam rangka Pengawasan masyarakat;
Ketenagakerjaan, Menteri dapat k. pembinaan pembentukan dan peningkatan aktivitas
melakukan pengembangan sistem kader norma kerja;
pengawasan ketenagakerjaan.” o. pemberian penghargaan di bidang ketenagakerjaan;
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 257 TAHUN 2014 TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN
KADER NORMA KETENAGAKERJAAN
Fokus & Prioritas KNK adalah Perusahaan Rentan Risiko
Ketenagakerjaan antara lain:
1. menggunakan sistem kerja PKWT;
2. menggunakan sistim produksi rantai suplai;
3. menggunakan outsourcing (penyerahan sbgian pekerjaan);
4. kemitraan dengan perusahaan lain;
5. menggunakan kontraktor & sub kontraktor;
6. secara langsung / tidak langsung melibatkan pekerja lebih dari 500 org;
7. mempekerjakan TKA, antar kerja antar negara (AKAN) dan antar kerja antar
daerah(AKAD).
8. mengelola jasa keuangan.
9. termasuk dalam obyek vital nasional.
RELEVANSI PENTINGNYA PEMBINAAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DAN SERTIFIKASI PROFESI
PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
KEBUTUHAN PERUSAHAAN SDM HRD PERJANJIAN KERJA
WAKTU KERJA WAKTU ISTIRAHAT
PENEMPATAN DAN PELATIHAN KERJA
KESALAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STAFF PENGUPAHAN
DITUNJUK PEKERJAAN
DIANGKAT SUPERVISOR SERIKAT PEKERJA
UTAMA MEN
MANAGER PERATURAN PERUSAHAAN / PERJANJIAN KERJA BERSAMA
ANGA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
NI MOGOK KERJA
MASA PENUTUPAN PERUSAHAAN
OUPUT PEMBINAAN KNK & SERTIFIKASI LAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
SANKSI PIDANA & ADMINITRASI KETENAGAKERJAAN
PERLINDUNGAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN NORMA LEGALITAS FUNGSI, WEWENANG &
KETENAGAKERJAAN PENGAKUAN KOMPETENSI WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN
LANGKAH ANTISIPASI KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN ALIH DAYA
MENGENDALIKAN RESIKO KETENAGAKERJAAN TERCIPTANYA HUBUNGAN KERJA HARMONIS, PEMETAKAAN KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DINAMIS DAN BERKEADILAN
INTERNAL AUDIT KETENAGAKERJAAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN

TERCIPTANYA BERESIKO
PRIVATE COMPLIANCE INITIATIVE 1. PELANGGARAN NORMA KETENAGAKERJAAN
2. PENOLAKAN KERJA LEMBUR & UNJUK RASA
Manfaat Penerapan Kepatuhan
Norma Ketenagakerjaan di Perusahaan
1. Memberikan perlindungan bagi pekerja dan perusahaan
dari pelanggaran norma ketenagakerjaan

2. Terciptanya hubungan kerja yang dinamis,


harmonis dan produktif

3. Menurunkan risiko norma ketengakerjaan


terhadap sanksi baik administrasi & pidana

4. Meningkatkan reputasi perusahaan &


meminimalkan terjadinya disharmonis perselisihan
dengan serikat
5. Mendukung bisnis yang berkelanjutan & memiliki
personil pengelola HR yang kompeten di Norma Tenaga
Kerja dan kewenangan dari Kemnaker
6. Mendukung kebijakan pemerintah & mengurangi
ketergantungan terhadap pihak ketiga terhadap
penyelesaian ketengakerjaan
7. Memperluas jaringan dengan rekan-rekan HR, Praktisi,
Pengawas Ketengakerjaan & mendapatkan konsultasi
secara cepat dalam forum KNK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai