Anda di halaman 1dari 8

Farmakoterapi Gangguan Sistem Syaraf,Kulit

dan THT

KELOMPOK 2 :
Baiti Jannati - 2001144
Denisya Anggraini – 2001145
Desti Pitria Ningsih – 2001146
Desvica Fitriyani Putri – 2001147
Dheanita Liana - 2001148

Dosen Pengampu : Apt.Syilfia Hasti,M.Farm


Skizofrenia
Pokok Pembahasan :
• Defenisi
• Etiologi
• Epidemiologi
• Patofisiologi
• Manifestasi Klinik
• Diagnosis
• Penatalaksanaan
Defenisi Skizofrenia
. Skizofrenia secara etimologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu“schizo” yang berarti “terpotong” atau “terpecah” dan “phren” yang
berarti “pikiran”, sehingga skizofrenia berarti pikiran yang terpisah
(Maramis, 2016).
Arti dari kata-kata tersebut menjelaskan tentang karakteristik
utama dari gangguan skizofrenia, yaitu pemisahan antara pikiran,
emosi, dan perilaku dari orang yang mengalaminya. Skizofrenia
merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan penyimpangan
realitas, penarikan diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi,
pikiran,dan kognitif (Stuart, 2013).
Berdasarkan pengertian yang diuraikan diatas, dapat
disimpulkan skizofrenia adalah gangguan psikis dengan adanya
pemisahan antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang
mengalaminya ditandai dengan penyimpangan realitas, penarikan
diridari interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi, pikiran, dan
kognitif
Etiologi Skizofrenia
Etiologi pasti Skizofrenia tidak diketahui secara pasti,
tetapi berhubungan dengan ;

1.Faktor Genetik
2.Perkembangan, Dan Faktor Lingkungan
3.Faktor Biokimia
4.Faktor Resiko (Prenatal dan Perinatal, Usia Ayah, Jenis
Kelamin, Faktor Lingkungan dan Sosial dan
Penyalahgunaan Obat-obatan )
Epidemiologi Skizofrenia
Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah.
Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir sama di seluruh dunia.
Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja
akhir atau awal masa dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda
yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden
skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dan lebih besar di daerah urban
dibandingkan daerah rural (Sadock, 2003).

Pasien skizofrenia beresiko meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, terutama


ketergantungan nikotin. Hampir 90% pasien mengalami ketergantungan nikotin. Pasien
skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku menyerang. Bunuh diri merupakan
penyebab kematian pasien skizofrenia yang terbanyak, hampir 10% dari pasien skizofrenia yang
melakukan bunuh diri (Kazadi, 2008). Di seluruh dunia prevalensi seusia hidup skizofrenia kira-
kira sama antara laki-laki dan perempuan diperkirakan sekitar 0,2%-1,5%. Meskipun ada
beberapa ketidaksepakatan tentang distribusi skizofrenia di antara laki-laki dan perempuan,
perbedaan di antara kedua jenis kelamin dalam hal usia dan onset-nya jelas. Onset untuk
perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu sampai usia 36 tahun, yang perbandingan
risiko onsetnya menjadi terbalik, sehingga lebih banyak perempuan yang mengalami skizofrenia
pada usia yang lebih lanjut bila dibandingkan dengan laki-laki (Durand, 2007).
Patofisiologi Skizofrenia
Patofisiologi skizofrenia adanya ketidakseimbangan neurotransmiter di otak,
terutama norepinefrin, serotonin, dan dopamin (Sadock, 2015). Namun, proses
patofisiologi skizofrenia masih belum diketahui secara pasti. Secara umum, penelitian-
penelitian telah menemukan bahwa skizofrenia dikaitkan dengan penurunan volume
otak, terutama bagian temporal (termasuk mediotemporal), bagian frontal, termasuk
substansia alba dan grisea. Dari sejumlah penelitian ini, daerah otak yang secara
konsisten menunjukkan kelainan adalah daerah hipokampus dan parahipokampus
(Abrams, Rojas, & Arciniegas, 2008)..
Pada penelitian neuroimaging penderita dengan skizofrenia, ditemukan
penurunan volume talamus dan deformitas thalamus, abnormalitas pada nukleus
ventrolateral (Smith, et.al., 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Maramis. (2016). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press
Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Jakarta: EGC.
Durand VM, Barlow DH. 2007. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Pustaka Pelajar; p227-267
Sadock BJ, Sadock VA. 2003. Synopsis of Psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.p.10-12;471-504.
Sadock, B. J. 2015. Mood disorder. In: Greb JA, et al, editors. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry:
beha-vioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Publications.
Abrams, D., Rojas, D., & Arciniegas, D. 2008. Is Schizoaffective disorder a distinct
clinicalcondition?Journal of Neuropsychiatric Disease and Treatment, 1089 – 1109.
Smith , M., Wang , L., Cronenwett, W., Mamah , D., & Barch. 2011. Thalamic Morphology in
Schizophrenia and Schizoaffective Disorder. J Psychiatry, 378–385.
Thanks

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
, infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai