Anda di halaman 1dari 42

MENGENAL PEMANFAATAN BIODIVERSITAS

DI INDONESIA

Moch. Affandi
Departemen Biologi
FST - Unair, Surabaya
Pengantar
• Meskipun biodiversitas berperan penting bagi kehidupan
manusia, namun informasi tentang peran dan potensinya baru
sedikit yang diungkap.
• Sumber daya hayati (SD hayati) yang telah dimanfaatkan masih
sangat terbatas.
• Beberapa manfaat biodiversitas bagi kehidupan manusia, di
antaranya sebagai berikut.
 sumber pangan,
 jasa ekosistem
 kesehatan,
 energi,
 sandang,
 papan,
 alat-alat rumah tangga,
 industri
(1) SUMBER PANGAN
• Manusia menggantungkan diri pada sumber daya alam hayati
(biodiversitas), terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan.
• Hingga saat ini, kebutuhan pangan masih bertumpu pada
tumbuhan dan tanaman, daging hasil piaraan atau tangkapan
liar, serta mikroba.

• Bagian tumbuhan (dan tanaman): biji, buah, daun, batang,


umbi, atau hasil sari pati (hasil ekstraksi).
• Pemanfaatan mikroba: masih fokus pada agen konversi
(fermentasi) untuk merombak bahan dasar pangan menjadi
produk olahan.
• Domestikasi dan budi daya SD hayati merupakan sejarah
awal dalam pemanfaatan biodiversitas untuk pangan.
(1) SUMBER PANGAN [2]
• SD hayati yang dimiliki bangsa Indonesia adalah “EMAS
HIJAU” yang semestinya dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif untuk keluar dari kondisi kritis multidimensional.
• Akan tetapi SD hayati pangan masih diterlantarkan atau
banyak yang dilupakan.
• Pangan non-beras perlu ditingkatkan pemanfaatannya dan
didorong program diversifikasinya untuk menurunkan

ketergantungan konsumsi
beras.
• Ada sekitar 77 jenis sumber pangan non beras: ubi-ubian
(singkong, ubi jalar, kentang, garut, ganyong, suweg, tales,
uwi-gembili, gembolo, gadung dan iles-iles, porang),
SUMBER PANGAN UTAMA
• Kebutuhan pangan mendasar bagi
manusia adalah: karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air.
• Karbohidrat : unsur pangan utama,
berfungsi sebagai sumber energi, dan
dapat berupa biji-bijian (padi, jagung,
sorgum, dan gandum), umbi-umbian (ubi
kayu, ubi jalar, talas, gadung, dan suweg),
serta pohon sumber tepung (sagu dan
nipah).
• Umbi prospektif yang kandungan
karbohidratnya lebih tinggi dibanding
tepung beras, terigu dan jagung adalah
umbi Tacca leontopetaloides [jalawure:
Sunda; taka laut: Sumatera; kecondang:
Jawa]
• Jenis Tacca leontopetaloides ini telah lama
dimanfaatkan oleh masyarakat Garut dan
Talaut untuk membuat kue dan makanan
bayi.
SUMBER PROTEIN HEWANI [1]
• Sumber protein hewani masyarakat berasal dari: sapi, kerbau,
kambing, domba, kelinci, unggas (ayam, itik, mentok), dan ikan.
• Penduduk yang tinggal di dekat hutan juga memanfaatkan
hewan-hewan liar : anoa, rusa, babi hutan, kura-kura, burung dan
jenis lainnya sebagai bahan protein.

(1) Sapi Potong


• Sapi potong di Indonesia awalnya ada 3 jenis : Bos indicus (sapi
Brahman; Zebu) , Bos taurus (sapi Limousin; Eropa), dan Bos
javanicus (banteng).
• Dalam perkembangan, sapi potong di Indonesi mengalami
banyak persilangan. Dari Bos indicus selanjutnya dikenal ada
bermacam-macam: sapi Bali, sapi Madura (persilangan Zebu dan
sapi Bali), sapi Aceh, sapi Ongole, sapi pesisir, dan sapi perah
(friensian holstein) yang termasuk dalam Bos taurus.
B. taurus
(sapi Ongole)

Banteng (Bos javanicus)

B. taurus
(sapi Simental)

Bos indicus (sapi Brahman; Zebu)

Bos taurus (sapi Limousin; Eropa)


sapi Pesisir sapi Madura

Sapi Aceh Sapi Baali


SUMBER PROTEIN HEWANI [2]

(2) Kerbau
• Kerbau di Indonesia dikenal dua kelompok : hasil domestikasi
(mencakup sebagian besar kerbau yang ada) dan kerbau liar.
• Termasuk kerbau hasil domestikasi: (1) kerbau sungai (Bubalus
bubalis bubalis); moyang kerbau sungai ada di India (Bubalus
bubalis arnee) dan (2) kerbau rawa/lumpur (Bubalus bubalis
carabauesis).
– Kerbau kalang (di Kalimantan) dan kerbau belang/bule (di
Toraja) adalah keturunan dari kerbau rawa.
• Kerbau liar : Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa
lahan (B. depressicornis).
Kerbau sungai

Kerbau liar Baluran


Kerbau rawa
Bule Toraja

Kerbau rawa Kalimantan


SUMBER PROTEIN HEWANI [3]
(3) Kambing
• Kambing merupakan sumber protein andalan sebagai sumber
pangan di Indonesia.
• Daging kambing dimanfaatkan sebagai sumber protein, dan susu
kambing ettawa telah diperjualbelikn sebagai kemasan susu
olahan.
• Macam-macam rumpun kambing di Indonesia: kambing kacang,
kambing etawa, kambing Jawa randu, kambing Kembrong (Bali),
kambing kosta. kambing Merica *Sul Sel), dan Muara (Sumatra).

(4) Domba
• Sama halnya dengan kambing, domba merupakan satu
sumber protein penting.
• Dua jenis domba di Indonesia: domba ekor tipis (DET) dan
domba ekor gemuk (DEG)
• Domba sering dilombakan sebagai hewan adu, dan kulitnya
sebagai hasil samping untuk bahan baku jaket, sepatu, tas, dll.
SUMBER PROTEIN HEWANI [4]
(5) Babi
• Adu 7 jenis babi di Indonesia dengan daerah sebaran berbeda-beda.
• Babi yang dikembangkan sebagai penghasil daging adalah jenis impor dai
Sus scrofa, dengan variasi rumpun: landrace, large white, duroc dan
berkshire.
• Babi asli Indonesia (lokal): antara lain babi Bali, babi Nias, babi Jawa,
babi Jambi, babi Batak/Sumatra, babi Sulawesi, dan babi Toraja,

(6) Ayam
• Ayam: salah satu sumber protein hewani yang paling umum dipelihara dan
diternakkan.
• Ayam lokal khas Indonesia: ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam
hutan hijau (Gallus varius). Dikenal ada 31 rumpun ayam hutan.
• Hasil domestikasi: ayam buras (bukan ras) yang merupakan ayam asli
Indonesia.
Kepentingan pemeliharaan ayam: ayam pedaging, ayam
petelur, ayam kesenangan (ada unsur keindahan: warna &
suara)
Keterangan Macam & variasi ayam Indonesia
ciri/sifat
Warna Indah ayam kalas, ayam mutiara
Suara Indh ayam pelung, bekisar, gaok

Budaya/ ayam cemanii, ayam kedu hitam, ayam kedu putih,


upacara adat ayam kedu Bali

Ayam Khas Ayam: Nunukan, Bangkok, Nagrak, Sentul,


Merawang, kokok-kokok Balenggek, Tukong, kate,
Sumatera, Yungkilok gadang, Ratiah, Batu,
kampung Ciparage, Banten, Wareng, Bali dan Olaki
Sumber Protein Ikan
 Ikan laut: sumber protein utama masyarakat di sekitar pantai
 Ikan air tawar: sumber protein untuk masyarakat di dekat sungai &
kolam
 Prediksi Badan Pangan Dunia (2027), kebutuhan ikan air laut
mencapai 172 juta ton pertahun.
 Tingginya kebutuhan sektor perikanan laut ini memerlukan
pengaturan yang ketat untuk menghindari penangkapan ikan laut
secara berlebihan (overfishing).
 Pada sisi lain, Indonesia mendorong kesadaran masyarakat untuk
mengonsumsi ikan,hal ini didasarkan fakta data (th 2011) bahwa
konsumsi ikan orang Indonesia sangat rendah (hanya 31,5
kg/orang/th) dibanding Malaysia (55,4 kg/orang/th).
 Ikan: sumber protein lebih baik dibanding sumber protein lainnya
(mengandung asam lemak bebas omega-3 yang penting untuk
perkembangan dan kecerdasan otak serta menekan kolesterol darah)
Sumber Protein Asal Tumbuhan

• Meski secara umum kualitas protein dari nabati


lebih rendah dibanding kandungan protein pada
hewan
• sumber protein nabati umum digunakan sebagai
sumber pangan cadangan
• Sumber protein nabati dari kacang-kacangan:
kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang
panjang, kecipir, dan buncis.
SUMBER PANGAN SEKUNDER
• Keunikan sumber pangan di Indonesia: tingginya keregaman
sebagai cerminan dari kebhinekaan suku bangsanya.
• Tiap suku memiliki kekhasan pengetahuan pemanfaatan ini
SD biodiversitas.
• Sejumlah sumber pangan seperti beras, jagung, sagu,
gewang, singkong, ubi jalar, talas, uwi, dan pisang boleh jadi
sebagai sumber bahan pangan primer bagi beberapa
kelompok suku; akan tetapi sangat mungkin hanya sebagai
sumber pangat tambahan bagi suku di tempat lain.
• Indonesia bersama ngara-negara di kawasan Indo-China
merupakan daerah yang kaya akan kerabat liar dari jenis-jenis
tumbuhan yang berpotensi sebagai pangan primer dan
sekunder >>> dikenal sebagai pusat-pusat Vavilov
Tabel. Jenis-jenis tumbuhan budidaya yang berpusat di
Indonesia menurut beberapa sumber (author).
Author Jenis-jenis tumbuhan dari pusat Vavilov di Indonesia
Walujo (2011) Aneka buah, jahe, pisang, tebu, koro pedang (Canavalia
gladiata), benguk (Mucuna cochinchinensis), kecipir
(Psococarpus tetragololobus), dan petai (Parkia
spesiosa)
Thrupp (1998) Bambu, kelapa, uwi-gembili, talas-talasan
Li (1970) Manggis (Garcinia mangostana), rambutan (Nephelium
lappaceum), durian (Durio zibethinus), dan jeruk nipis
(Citrus aurantica).

Widjaja et al. Salak, mangga, kepel, belimbing. duku (Lansium


(2014) domesticum) dengan tiga forma, yaitu duku (L.
domesticum var. duku), lansat (L. domesticum var.
domesticum), dan kokosan (L. domesticum var.
aquaeum)

Catatan: semua kekayaan SD hayati Indonesia & Variasinya tersaji di buku: “Kekinian”
PERAN MIKROBA UNTUK PENGOLAHAN PANGAN
• Peran mikroba telah banyak digunakan untuk mningkatkan sifat dan
kualitas pangan, meliputi: daya simpan, rasa, aroma, tekstur dan nilai gizi
makanan.
• Keterlibatkan peran mikroba beserta enzim yang dihasilkannya diperlukan
untuk mengubah bahan mentah menjadi produk olahan. Proses ini dikenal
sebagai fermentasi.
• Fermentasi juga banyak diterapkan dalam produksi: kultur mikro, enzim,
rasa, aroma, makanan tambahan, dan berbagai produk bernilai.
• Mikroba yang terkait dengan pengolahan bahan mentah disebut inokulan,
berfungsi menjamin proses fermentasi spontan.
• Starter: inokulan yang mengandung mikroba hidup dengan konsentrasi
tinggi.
• Pemanfaat mikroba dalam pengolahan pangan secara tradisional:
pembuatan gatot, tempe, oncom, tape dan brem.
• Produk bahan pangan yang melibatkan mikroba: jamur pangan, tepung dan
roti, susu dan fermentasi kedelai, karotenoid sel tunggal, dan
eksopolisakarida (EPS).
• Contoh peran jenis-jenis mikroba : hal 170 (Buku Kekinian) => 179 (mikro-
alga)
EKSOPOLISAKARIDA (EPS)
• EPS: nama umum polisakarida bakteri yang ditemukan di luar dinding
sel; merupakan produk bioaktif yang dihasilkan oleh mikroba
(bakteri).
• Diketahui ada 7 marga mikroba EPS, di antaranya adalah
Lactobacillus spp. (L. bulgaricus; L. plantarum; L. fermentum) yang
terknal sebagai bakteri asam laktat untuk produk susu fermentasi,
yoghurt, dll.
• EPS juga dihasilkan oleh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus),
salah satu jamur pangan.

• Selain itu mikroba telah banyak berjasa dalam memproduksi


biokatalisator (enzim mikroba) untuk banyak kegunaan: amilase,
galaktosidase, protease, lipase, kitinase, fruktosiltransferase, dan
glikosiltransferase.
• Dua enzim: fruktosiltransferase dan glikosiltransferase dihasilkan
oleh bakteri Streptococcus mutan
KESEHATAN

• Kemajuan ilmu pengetahuan dalam mempelajari


potensi biodiversitas sungguh luar biasa.
• Penemuan demi penemuan terus bermunculan.
• Penemuan sangat spektakuler: terutama di bidang
obat untuk mengobati beraneka ragam penyakit.
• Keanekaragaman hayati (biodiversitas): flora, fauna,
dan mikroba Indonesia telah dan terus berperan
penting dalam penyedia (sumber) bahan baku
berbagai jenis penyakit baru.
JASA EKOSISTEM (ECOSYSTEM SERVICES)
• JASA EKOSISTEM: adalah proses ekologi atau komponen
ekosistem yang berpotensi memberikan manfaat bagi manusia
dan menjadi dasar untuk penilaian suatu ekosistem (Hein et al.
2006):
– keindahan dan fenomena alam,
– kehati dan ekosistem,
– fungsi hidrologi,
– penyerapan dan penyimpanan karbon,
– dan berbagai jasa lainnya.

• JASA EKOSISTEM bervariasi seiring dengan berjalannya waktu


dan akan memengaruhi ketersediaannya dalam memberikan
manfaat bagi manusia.
JASA EKOSISTEM dibagi menjadi tiga kelompok
(Wienarto et al., 2014):
1) jasa produksi, merupakan jasa penyedia barang dan jasa yang dihasilkan di
dalam ekosistem,
– contoh: penyediaan bahan pangan/pakan, bahan bakar, kayu, serat,
berbagai bahan baku lain, sumber biokimia dan obat, sumberdaya
genetik, dan ornamen.
2) jasa pengaturan, yaitu kemampuan ekosistem dalam mengatur iklim, siklus
air dan biokimia, proses permukaan tanah, dan berbagai proses biologi;
– contoh: pembenaman karbon, pengaturan iklim, pengaturan waktu dan
volume sungai, aliran air tanah, perlindungan terhadap banjir,
penyerbukan, peengaturan hama dan penyakit, pengikatan nitrogen
biologis, dekomposisi bahan organik, stok biodiversitas.
3) jasa budaya, meliput manfaat yang diperoleh manusiamelalui hiburan,
pengembangan penalaran, relaksasi, dan refleksi spiritualitas.
– contoh: penyedia informasi pembelajaran dan ilmiah, penyediaan peluang
rekreasi dan wisaya, penyedia informasi lain sebagai inspirasi budaya &
artistik
FUNGSI EKOSISTEM
Jasa ekosistem, dipopulerkan dan diformalkan melalui Kajian
Ekosistem Milenium PBB tahun 2004
(Millenium Ecosystem Assessment 2005).

• Jasa lingkungan meliputi lebih dari 25 jenis pemanfaatan,


• Di antara jenis pemanfaatan jasa lingkungan, ada empat yang
memenuhi “marketable criteria” (Leimona et al., 2011; Wunder 2005):
– jasa lingkungan tata-air,
– jasa lingkungan biodiversitas,
– jasa lingkungan keindahan alam (landscape), dan
– jasa lingkungan penyerapan karbon

• Penyedia ekosistem terpenting : hutan yang memberikan


manfaat besar manusia. (1) Manfaat langsung: kayu, satwa,
penyerbuk, hasil tambang; dan (2) manfaat tidak langsung:
rekreasi, perlindungan & pengaturan tata-air, pencegah erosi.
– Pemanfaatannya seharusnya dilakukan secara lestari dan bertanggungjawab
sehingga menghasilkan pemanfaatan berkelanjutan (tidak merusak kemampuan
guna memenuhi kebutuhan di masa mendatang).
Temuan riset Millenium Ecosystem Assessment (MEA)
tahun 2005 menjelaskan bahwa:

• Dua pertiga dari jasa lingkungan yang dimanfaatkan, telah


mengalami degradasi yang lebih cepat dibanding masa
pemulihannya.
• Pemanfaatan jasa lingkungan yang berlebihan dapat
mengakibatkan SD alam dan hutan sulit melakukan pemulihan
secara alami.
• kondisi semacam ini menyebabkan jasa lingkungan secara
bertahap menjadi langa dan hilang.
• jasa lingkungan yang awalnya dapat diperoleh secara cuma-cuma
akan menjadi mahal dan langka.
• hal demikian menjadi ancaman bagi masyarakat yang
menggantungkan kehidupannya langsung kepada alam.
• Oleh karena itu diperlukan strategi pengelolaan untuk
memanfaatkan jasa lingkungan khususnya yang bersumber dari
hutan
JAMRUD HIJAU
HUTAN INDONESIA
EMAS HIJAU
INDONESIA:
KONDISIMU KINI MULAI
TERANCAM
“BUMI BALIK PAPAN” KALTIM
PEMANDANGAN ALAM DARI ATAS
UDARA
CARUT-MARUTNYA
HUTAN INDONESIA
DI BANYAK TMPAT
PADA SAAT INI

PENYEBAB:
1) PEMBUKAAN
LAHAN UNTUK
KELAPA SAWIT,
2) AKTIVITAS
TAMBANG, dll.
AKTIVITAS
PENAMBANAGAN
(BATANG HARI-
SUMATERA)

DAMPAK
LINGKUNGAN-IKUTAN
APA YANG DAPAT
TERJADI????
AKTIVITAS
PEMANFAATAN
SUMBER DAYA ALAM ;
PROSES
PENGGALIAN BAHAN
TAMBANG
KONDISI ALAM DI
PENAMBANGAN
EMAS TERBESAR:
GRASBERG-PAPUA
INDONESIA
BUKANKAH, AWALNYA
INI SEMUA MERUPAKAN
KAWASAN HUTAN ALAM
NAN HIJAU ???

DALAM KONDISI
LINGKUNGAN- ALAM
SEPERTI INI, JENIS JASA
PEMANFAATAN
EKOSISTEM MANAKAH
YANG MASIH TERSISA??

MASIH ADAKAH
HARAPAN,
JASA EKOSISTEM PADA
ALAM YANG RUSAK INI
AKAN KEMBALI???
PENTING MENJAGA KESEIMBANGAN ALAM
• Peningkatan produktivitas dari bagian jasa ekosistem
produksi dapat menyebabkan penurunan jasa pengaturan.
• Jika jasa ekosistem pengaturan dan pendukung makin buruk
maka (otomatis) produksi pangan akan tergamggu.
• Hal ini digambarkan seperti “proses spiral” yang mengalami
penurunan scara drastis, sehingga diperlukan pengaturan.
• Beberapa contoh dari jasa ekosistem yang termasuk grup jasa
pengaturan yang memberi banyak manfaat, di antaranya:
1. Binatang sebagai penyerbuk,
2. Binatang sebagai pemencar biji,
3. Mikroba sebagai agen pupuk hayati,
4. Peranan mikroba dalam mengatasi pencemaran lingkungan,
Hewan sebagai Penyerbuk (Polinator) untuk Meningkatkan
Produksi Pertanian dan Konservasi Tumbuhan Berbunga

• Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae), proses


terjadinya penyerbukan membutuhkan agen
perantara berbeda-beda.
– Di tempat yang relatif terbuka dengan angin yang
memadai, pengiriman tepung sari dapat terjadi dengan
bantuan angin.
– Di tempat yang relatif lembap, tepungsari ikut menjadi
lembap dan dalam kondisi seperti ini pengiriman
tepungsari lebih sesuai jika dibantu oleh hewan
penyerbuk, seperti serangga, burung, dan kelelawar.
– Tumbuhan di kawasann tropis umumnya mengalami
penyerbukan entomofili atau pembungaan yang dibantu
oleh serangga (Free, 1993)
Hubungan antara bunga dan satwa penyerbuk merupakan
simbiosis mutualisme, bunga membutuhkan satwa sebagai
agen penyerbuk, dan satwa memerlukan bunga sebagai sumber
pakan (nektar dan serbuk sari).

• Sekitar 3/4 jenis tumbuhan berbunga menggantungkan proses


penyerbukan pada satwa.
• setiap jenis tumbuhan besimbiosis dengan jenis atau
kelompok satwa penyerbuk tertentu (spesifik) sehingga
dikenal sejumlah sebutan bunga yang menandai satwa
penyerbuknya:
– bunga burung
– bunga kelelawan
– bunga burung
– bunga kumbang
– bunga kupu-kupu
– bungan lebah,
– bunga lalat, dsb.
Meskipun bukti penelitian sangat terbatas, tetapi para
petani menyadari bahwa penurunan keanekaragaman
satwa penyerbuk telah terjadi baik populasi maupun
keanekaragaman jenisnya.
– Para petani memerlukan satwa penyerbuk untuk meningkatkan
produksi pertanian.
– Petani salak -> telah melakukan penyerbukan silang dengan tangan
– Petani kelapa sawit -> telah melakukan penyerbukan buatan
dengan pengasapan serbuk sari,
– Petani melon melakukan penyerbukan dengan tangan

• Banyak kelemahan terhadap upaya penyerbukan


tersebut: dibutuhkan banyak tenaga kerja, tidak
efisien, dan malahan dapat menyebabkan kematian
individu jenis-jenis satwa penyerbuk.
Beberapa catatan:
• Kemampuan binatang penyerbuk dibatasi oleh daya
jelajahnya dalam mencari makan secara efisien
• Penyerbukan oeh hewan juga membantu penyerbukan silang
yang memberi keuntungan bagi tanaman (terjadi rekombinasi
material genetik) yang dapat meningkatkan kualitas hidup
keturunannya: variabiltas, kebugaran (fitnes), kualitas dan
kuantitas biji & buah, dan mencegah terjadinya kepunahan.
• ketergantuangan mutlak bunga pada binatang penyerbuk
sangat nyata pada bungan bersifat self-incompatible (putik
suatu bunga tidak dapat diserbuki oleh serbuk sari dari bunga
yang sama).
• Untuk mengembang-biakkan binatang penyerbuk tanpa
memanipulasi persarangannya maka perbaikan habitat
lingkungannya menjadi pilihan prioritas.

Anda mungkin juga menyukai