Anda di halaman 1dari 33

Pra Penuntutan, Penuntutan

Surat Dakwan
Narendra Jatna, SH, LLM.

1
CRIMINAL PROCEDURE

Preliminary Pre-Prosecution &


Legal Event Investigation Prosecution
Investigation (Pre Trial)

Restoratif Justice
Hearing/Trial
Legal Remedies Court Judgment dan Diversi (SPPA)
Examination
Quasi Seponeering

Court Judgment Supervision &


Execution Observation
PRELIMINARY PROSECUTION &
PROSECUTION

INVESTIGATIVE INVESTIGATOR
DOSSIER OF
ATTORNEY (P-16)
INVESTIGATION TO COMPLETE
COMPLETION?

D.ATTORNEY:
COMPLETE = P-21
DISTRICT
(RESPONSIBLE INVESTIGATOR ATTORNEY (P-19)
FOR THE To COMPLETE CHECK
EVIDENCE & COMPLETION
SUSPECT)

DA DRAFT
BILL OF COURT
INDICTMENT
Kewajiban Penuntutan
Jaksa wajib menuntut/tidak?
 Common Law: Individual Prosecution. Tidak
membedakan ketat Hk Pidana & Hk. Administrasi.
Negara masuk ketika ada hal prinsipal, tidak berarti
menghapus kewenangan individu melakukan
penuntutan. Jaksa = tidak dominus litis. Judge Made
Law di Putusan Pengadilan. Penuntutan oleh Profesional,
dhi Lawyer (Termasuk Hakim, JPU, Lawyer). Jika Jaksa
tidak menuntut, individu bisa melakukan.
 Eropa Continental: State Mandate. Du contrat Social,
kewenangan diserahkan kpd Negara. Ada offence
principal = ada batasan, mis: KUHP.
4
Pra penuntutan
 Pasal 14 b KUHAP
 Praktik: pratut saat masih disidik oleh
penyidik, SPDP sudah disampaikan, lalu
ada petunjuk dari kejaksaan.
 Penuntut umum menyempurnakan
penyidikan, karena penyidikan merupakan
bagian penuntutan.
 Jaksa: dominus litis

Prosecution by FD 5
Kewajiban Penuntutan
Jaksa wajib menuntut/tidak?
 Eropa Continental: State Mandate.
 Jadi JPU wajib menuntut atau tidak? Tidak ada
kewajiban Jaksa utk melakukan penuntutan.
 Kejaksaan itu yudikatif atau eksekutif? Badan Peradilan
yang menjalankan fungsi yudikatif
 Tugas Jaksa: Menjaga Konstitusi & Hak Penduduk
(Mencari Keseimbangannya) = Salah satunya di KUHP.
Ini yang disebut DOMINUS LITIS (Pemilik Perkara).
 Bisa jadi berkas lengkap tapi tidak dituntut, karena tidak
ada manfaatnya.

6
PERJA No. 15 Thn 2020
Jaksa wajib menuntut/tidak?
 Jaksa bisa tidak menuntut, dengan syarat2 tertentu

(Penuntutan berdasarkan keadilan Restoratif). Jaksa


yang menimbang kapan doelmatigheid, dll sbg Lenien
Policy = skala prioritas.
 Pelimpahan kewenangan Kuasi Seponeering Jaksa

Agung kepada JPU di seluruh Indonesia.


 Jika dianggap tidak ada kemanfaatannya jika dilakukan

penuntutan. Mis: Kasus nenek Minah mencuri cacao, dll.


 Syarat2: Kerugian dikembalikan, nilai di bawah Rp.2,5 jt,

first offender, dll.

7
PERJA No. 15 Thn 2020
 Ini bukan DPA (Defferred Prosecution Agreement), karena JPU
mengambil sbg Dominus Litis, bukan individual Prosecution.
 DPA cocok untuk Common Law = individual Prosecution (dengan
perjanjian).
 Indonesia = Eropa Continental = State Prosecution (mandat
diberikan oleh negara).
 Seharusnya Police Discretion untuk public safety, bukan utk
penegakan hukum (Kaitannya dengan Perkapolri No. 1/ 2020) –
kaitannya dgn penertiban. Jika utk pidananya urusan Kejaksaan.

8
Kewajiban Penuntutan

Fungsi Polisi:
Salah satunya: fungsi penyelidik di bawah Jaksa Agung.
Sejarah Jaksa Berpisah dengan Mahkamah Agung. (Lihat
Buku Daniel S. Lev).

Jaksa jadi JPU = Saat ada SPDP (Jaksa P-16 = Jaksa


Peneliti). Ini mulai tahap Pra Penuntutan.

9
Pra Penuntutan
Alasan Prapenuntutan:
• Pembedaan secara fungsional

• Adanya kompartemental dlm pelaksanan tugas

penyidikan dan penuntutan yg dilakukan oleh


Polisi dan Jaksa.
• Sisa dari Demokrasi Terpimpin (Semua berpusat

pada Presiden).

Sistem HIR:
Hakim = Gezitende Magistraate
Jaksa = Gestander Magistraate
Kepolisian = Hulp Magistraate 10
Prosedur Pra Penuntutan
 Definisi: Ps. 14 B KUHAP: salah satu wewenang
JPU.
 Hanya ada satu pasal di KUHAP
 Tidak ada penjelasan lebih lanjut.
 Penyidik memilih Pasal, bukan JPU.
 Pdhal di KUHAP penyempurna penyidikan adalah
JPU.
 Hal ini dilakukan untuk mempersempit Dominus
Litis JPU.
 Jaksa = bagian badan yudisiil yang menjalankan
fungsi eksekutif. Kelembagaan eksekutif, tapi fungsi
menuntutnya independen.
11
Prosedur Pra Penuntutan
 Lihat Prosedur: Ps.110 n Ps.138
- Proses penyempurnaan berkas Penyidikan perkara
berdasarkan petunjuk PU. Tidak ada batas waktu dan
tidak ada sanksi jika tidak dikembalikan, tidak ada
check and balance.
- Sistem di Indonesia diciptakan seperti demikian. Sejak

dimulai penyidikan sudah ada SPDP (Surat perintah


dimulai penyidikan). Mis: kasus Novel Baswedan
yang disidik kembali, namun JPU tidak tahu
- Putusan MK No. 130/PUU-XIII/2015: SPDP wajib

disampaikan kepada JPU, Pelapor, Terlapor dlm Jk


Waktu 7 hari.

12
Prosedur Pra Penuntutan
 Posisi Polisi: Maintaining the power.
RKUHAP: Hakim Pemeriksa Pendahuluan, mencek
secara formil dan materiil apakah berkas sudah
lengkap.
KUHAP: Jaksa Peneliti: memeriksa berkas dan
membuat rencana dakwaan .
Terminologi:
- Magistrate Judge: USA: menentukan layak/tidak
berkas dilimpahkan, menguji upaya paksa.
- Rechter commisaries: Belanda, memerintahkan
penyidik lewat jaksa = investigating judge.
- Juge d’instruction: Perancis. Untuk penangkapan
penahanan oleh Juge detention et liberte. 13
Upaya paksa
 Seharusnya asas necessitas = dilakukan atas
dasar perlu tidaknya dilakukan upaya paksa
 Bukan untuk keperluan penyidikan. Seharusnya
pro-justisia = untuk kepentingan pengadilan
 Tanpa court order = perintah pengadilan.
 Dilakukan o/dominus litis = penyidik. Kecuali
penahanan.

14
Prosedur Pra Penuntutan
 Sistem lain di Belanda/Perancis
-Sidang Terbuka, Jaksa datang menyatakan berkas
sudah lengkap dan bisa dilimpahkan, kemudian
ditetapkan oleh pengadilan. Jaksa ini disebut Juge
d’instruction. Semua upaya paksa dll harus ada
penetapan pengadilan. (check & balance = equal
arms= bisa dichallenge)

 Term of Pre Trial in Common Law System = Pre


Adjudication in continental Law system
 JPU, hakim dan lawyer/advokat duduk bersama,
menentukan pasal mana yang ditentukan, setelah
advokat menyatakan plead guilty or not guilty
15
Dewan Pengawas KPK
 Kedudukannya Kuasi Hakim Komisaris:
menguji necessitas dilakukannya Upaya
Paksa.
 Walaupun bukan sbg Hakim. Posisinya
hampir sama dengan Hakim Komisaris.
 Memeriksa keabsahan Penggeledahan,
Penyitaan dan Penyadapan (KPK).

16
Prosedur
Dua tahap Pra Penuntutan (Art. 8 (3) KUHAP:

1. Pelimpahan tahap 1: Penyerahan BAP oleh


Penyidik, diberi petunjuk (P18-19). Jk Jaksa
menganggap berkas komplet/lengkap = P21.
(seharusnya layak/tidaknya bukan hanya
komplit).
2. Pelimpahan tahap 2: Penyerahan tggjawab
atas Tersangka dan bukti2. JPU menyiapkan
rencana surat dakwaan.
17
Pengakuan Terdakwa
 Pengakuan Terdakwa bukan alat bukti krn
melanggar asas non self incrimination?
 Asas ini bisa dilanggar jika dilakukan secara
sukarela
 Sekarang sudah ada justice collaborator.
 Yang dilarang adalah bila dilakukan secara
pemaksaan (penyiksaan).

18
Kelengkapan BAP:
1. Formil:
 dibuat oleh pejabat yang berwenang,

syarat kepangkatan untuk


penyidik/penyidik pembantu,
 Keabsahan tindakan

penyidik/p.pembantu (upaya paksa),


Identitas, Delik aduan, Berkas
pembuktian/alat bukti, dll.

19
Kelengkapan BAP
2. Materiil:
 PMH (secara formil dan materiil)? Kesalahan?
 minimal 2AB? tempus delicti?
 locus delicti? Kejelasan pelaku dan peran pelaku
serta kualitas pelaku.
 Apakah TP termasuk TP khusus atau tidak?
Perlu/tidaknya berkas dipisah/digabung?

Prosecution by FD 20
BAP
 Persyaratan Formil
- Identitas
- Delik aduan/biasa
- SPDP
- Panggilan/BA/SumpahSaksi dan Tersangka dan Ahli
- SKK
- BA Konfrontasi/Rekonstruksi
- VER
- Penangkapan/Penahanan/Penggeledahan
- Barang bukti
- Pemeriksaan surat
- Recidive
 Persyaratan Materiil
- Tindak Pidana
- Tempus delicti
- Locus Delicti
- Pertanggungjawaban Pidana
- Kaitan dengan kekayaan negara

Prosecution by FD 21
HASIL PENELITIAN
BERKAS PERKARA
 Syarat Formil  Berkas Lengkap
 Syarat Materill  Berkas
dikembalikan
dengan petunjuk
 Pemeriksaan
Tambahan
BERITA ACARA PELIMPAHAN
 TERSANGKA
 BARANG BUKTI
 PENAHANAN
 RENCANA
DAKWAAN

Prosecution by FD 23
PENUNTUTAN (1)
Definisi: Ps. 1 (7)
Kompetensi:
1. KUHAP: Ps. 13 jo. 137
a. Penuntut Umum (PU)
b. Penyidik atas kuasa PU:
Ps. 205

Prosecution by FD 24
Kompetensi (2)

 2. Luar KUHAP:
a. TP HAM: PU Ad Hoc (PU

Non Career and Career)


b. TP Korupsi:
Dua Metode

Prosecution by FD 25
Wewenang JPU
 Definisi Pasal 13 KUHAP: PU=Jaksa,
melaksanakan penuntutan dan
penetapan hakim.

 Pasal 14 KUHAP:
a. BAP (Lihat juga Pasal 138)
b. Melakukan Pra Penuntutan (Ps.138-
139 KUHAP)
Prosecution by FD 26
Wewenang JPU (2)
c. Berkaitan dengan Penahanan
d. Surat Dakwaan. Ps. 140 (1) & 143 (1) KUHAP

e. Melimpahkan perkara ke pengadilan (Lihat Ps.


1 butir 7 KUHAP)

f. Menyampaikan pemberitahuan mengenai


Sidang kepada Terdakwa dan Saksi.

G. Melakukan Penuntutan. Lihat Ps. 1 (7) n


Ps.137
27
Wewenang JPU (2)
h. Menutup Perkara. Ps.183 KUHAP, Ps.76, 77, 78
KUHP, Ps. 140 (2) KUHAP.

 Demi Kepentingan Hukum (Psl 140 (2)) Asas


deponeering
 Tidak cukup bukti
 Bukan perkara pidana
 Ditutup demi hukum
 Demi Kepentingan Umum/ asas oportunitas JA

i. Melaksanakan penetapan hakim

28
Putusan Hakim (4)

Putusan Hakim:
1. Vonis: oleh Kejaksaan
2. Penetapan: oleh JPU
Surat Dakwaan
 Definisi upaya JPU utk dapat menghadirkan
suatu peristiwa pidana di masa lampau hadir ke
depan persidangan.
 Isi: 5 W 1 H
 Who, When, Where, What, Whose, Why, How.
 Teori Tempus & Locus Delicti (Teori bekerjanya
alat, timbulnya akibat, mulainya perbuatan). Shg
ada kata2 “setidak2nya” – ini di Indonesia
 Common Law beyond reasonable Doubt. Hanya
satu teori yang pasti.
30
Surat Dakwaan
 Peristiwa umum – peristiwa hukum - peristiwa
pidana – klasifikasi delik = menyusun dakwaan.
 Common Law: hanya mengenal 1 Jenis SD.
Kumulatif Dakwaan. (multiply indictment)
 Kita mengenal banyak jenis Surat Dakwaan
 SD Tunggal & Kumulatif. Konsekuensi adanya
concurcus realis dan C. Idealis.

31
Surat Dakwaan
 SD Subsidair & Alternatif. JPU hanya membuktikan salah
1 pasal saja, konsekuensi dari bentuk delik. Berbeda di
segi pembuktiannya harus 1 demi 1.
 Dibentuk gradual untuk Subsidiair. Mis: Pencurian Ps.
365, 363, 362 KUHP. (Primair dan Subsidiair & Lebih
subsidiair). Atau Ps. 340, 338 Pembuktian mulai dari
Primair – Sub – lebih Subsidair (mere subsidair) Pasal
351 KUHP (semua Delik Materiil).
 Alternatif: Pasal 372 dan 378 KUHP sama2 barang ada
padanya. Untuk Ps. 372 KUHP bukan karena kejahatan,
untuk Ps. 378 karena kejahatan (Kebohongan). Ini beda
bab.
32

Anda mungkin juga menyukai