Anda di halaman 1dari 20

PELATIHAN AGRIBISNIS

Pengelolaan Hasil Panen Produk Pertanian


POTENSI BISNIS, KEMITRAAN, DAN STRATEGI PEMASARAN AGRIBISNIS

Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta kompeten dalam
Pengelolaan Hasil Panen Produk Pertanian.

Manfaat
Peserta pelatihan akan mendapatkan pengetahuan terkait teori dan praktek
bagaimana mengelola hasil panen poduk pertanian, pengetahuan ini kelak
dapat menjadi bekal bagi peserta yang berwirausaha maupun yang berminat
untuk melakukan sertifikasi kompetensi.
No Kode Unit Unit Kompetensi

1. A.016300.001.01 Menentukan Karakteristik Hasil Panen

2. A.016300.002.01 Melakukan Penanganan Susut Hasil Panen

3. A.016300.003.01 Menetapkan Produk Primer

4. A.016300.004.01 Menerapkan Higiene dan Sanitasi

5. A.016300.005.01 Mengendalikan Organisme Pengganggu

6. A.016300.006.01 Melakukan Penyiapan Hasil Panen

7. A.016300.007.01 Melaksanakan Sortasi


8. A.016300.008.01 Melakukan Pengawetan

9. A.016300.009.01 Melakukan Pengemasan

10. A.016300.010.01 Melakukan Pelabelan

11. A.016300.011.01 Mengelola Penyimpanan

12. A.016300.012.01 Melaksanakan Pengangkutan Produk

13. A.016300.013.01 Melakukan Pengendalian Proses

14. A.016300.014.01 Melakukan Penilaian Mutu Produk


1. A.016300.001.01 Menentukan Karakteristik Hasil Panen
Brokoli merupakan sayuran yang tumbuh dari jenis tanaman kubis atau Cruciferae.
Bagian yang dapat dikonsumsi dari tanaman ini yaitu bunga serta tangkai brokoli.
Pasalnya bagian tersebut memiliki banyak kandungan yang baik untuk kesehatan
tubuh, yaitu vitamin C, vitamin A, mineral, serta zat besi.

Brokoli sendiri merupakan tanaman yang gampang rusak, sebab bunga brokoli
disusun dari jaringan muda aktif dengan proses biologis, seperti reaksi biokimia
atau enzimatis. Sehingga diperlukan solusi untuk menjaga brokoli agar tetap
segar, salah satunya adalah melakukan teknik panen serta pasca panen brokoli
dengan tepat.
2. A.016300.002.01 Melakukan Penanganan Susut Hasil Panen

(a) mengetahui faktor biologis dan lingkungan penyebab kerusakan, dan

(b) menggunakan teknologi penanganan pasca panen yang benar, diantaranya pengemasan dan
penyimpanan yang tepat, sehingga akan memperlambat kebusukan dan dapat mempertahankan kesegaran
produk pada tingkat optimal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan pasca panen sayuran

1. Faktor biologi : respirasi, produksi etilen, perubahan komposisi kimia, dan transpirasi.

2. Faktor lingkungan : suhu, kelembaban, dan komposisi atmosfer.

Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas dan susut panen sayuran adalah:

 turunnya kadar air, kerusakan mekanis, penguapan, berkembangnya mikroba


3. A.016300.003.01 Menetapkan Produk Primer
Menerapkan higiene dan sanitasi
Fasilitasi Sanitasi:
Sarana penyediaan air sangat dianjurkan menyediakan air yang cukup
bersih dan mengalir.
Sarana pencuci tangan dan toilet dianjurkan agar tersedia.
Bangunan sangat dianjurkan dilengkapi dengan sarana pembuangan dan
penanganan sampah.
Bangunan dianjurkan agar dilengkapi dengan sarana pengolahan limbah.
Mengendalikan organisme pengganggu
Hama pascapanen atau hama gudang merupakan organisme yang
aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas
produk pertanian setelah dipanen.
Penyakit pascapanen pada komoditas hortikultura terdiri dari dua
jenis, yaitu penyakit non parasiter dan penyakit parasiter.
Penyakit pascapanen yang disebabkan oleh bakteri dapat terjadi akibat
infeksi bakteri sejak di lapang maupun saat periode pascapanen,
selama periode pengumpulan hasil panen, sortasi, pencucian, packing,
maupun pengangkutan dan penyimpanan.
Melakukan penyiapan hasil panen
Lokasi pengumpulan atau penampungan harus didekatkan dengan tempat
pemanenan, agar tidak terjadi penyusutan atau penurunan kualitas akibat
pengangkutan dari dan ke tempat penampungan yang terlalu lama/jauh.
Trimming: Kegiatan membuang bagian produk yang tidak diinginkan seperti
memotong tangkai buah untuk mengurangi gesekan dan memudahkan dalam
pengemasan, membuang akar untuk meningkatkan kebersihan dan
penampilan, membuang bagian titik tumbuh agar tidak berkecambah dan
menekan laju kehilangan air.
Pelayuan ( curing) adalah membiarkan produk pada suhu dan kelembaban (RH)
tertentu untuk memperoleh kondisi optimum sebelum produk dikonsumsi atau
disimpan.
Melakukan penyiapan hasil panen
(lanjutan)
Pelilinan: Pelilinan dilakukan untuk menambah daya kilap,
menghambat respirasi, menghambat proses pematangan dan
transpirasi, serta mencegah chilling injury dan infeksi penyakit. Bahan
yang digunakan harus yang aman dikonsumsi (Food Grade).
kegiatan pengeringan dapat dilakukan dengan cara menjemur langsung
di bawah sinar matahari ataupun dengan menggunakan alat mesin
yang menggunakan panas buatan sampai tingkat kadar air tertentu.
Manfaat pengeringan agar produk tahan lama dan tidak mudah rusak.
Melaksanakan sortasi
Sebaiknya dilakukan proses presorting
(memisahkan produk yang cacat untuk
menghindari infeksi ke produk lain) untuk
memilah produk yang Iuka, busuk dan cacat
lainnya sebelum penanganan berikutnya.
Selama sortasi harus diusahakan agar terhindar
dari kontak sinar matahari langsung karena akan
menurunkan bobot atau terjadi pelayuan dan
meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat
mempercepat proses pematangan/respirasi.
Melakukan pengemasan
Pengemasan berfungsi untuk melindungi komoditi dari kerusakan mekanis,
menciptakan daya tarik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah
produk, serta memperpanjang daya simpan produk. Kriteria pengemasan
yaitu:
A. kemasan sangat dianjurkan mampu melindungi dan mempertahankan
mutu produk dari pengaruh luar dan kerusakan fisik.
B. Bahan kemasan harus tidak dapat mempengaruhi mutu produk.
C. Bahan kemasan sangat harus terbuat dari bahan yang aman dan tidak
mengganggu dan membahayakan kesehatan.
D. Sebelum digunakan wadah/pengemas sangat dianjurkan agar dibersihkan.
Melakukan pelabelan
Label produk hortikultura harus memenuhi
ketentuan yang disebut dalam Peraturan
Pemerintah (PP No. 69 Tahun 1999) tentang
"Pelabelan dan Periklanan Pangan". Label
makanan harus dibuat dengan ukuran,
kombinasi warna dan/atau bentuk yang
berbeda untuk tiap jenis produk, agar mudah
dibedabedakan. Pelabelan diberikan pada luar
kemasan. Pelabelan berisi nama komoditi dan
kelas mutunya, nama produsen, alamat
produsen, tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa serta berat bersih.
Mengelola penyimpanan
Penyimpanan harus dapat mengendalikan transpirasi, respirasi serta
mempertahankan produk dalam bentuk yang tetap segar untuk
dikonsumsi maupun sebagai bahan olahan.
Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan
komoditi, dan melindungi produk dari kerusakan serta terkait erat
dengan kebijakan distribusi dan pemasaran seperti pengangkutan,
pengeringan, penjualan dan pengolahan.
Mengelola penyimpanan (Lanjutan)
Kriteria penyimpanan sebagai berikut :
a. Bahan perlakuan dan produk akhir
- Bahan perlakuan dan produk harus disimpan di tempat terpisah.
- Tempat penyimpanan bahan perlakuan dan produk akhir sangat harus
bersih dan tidak
terdapat serangga dan binatang pengerat.
- Tempat penyimpanan bahan perlakuan produk akhir harus diberi tanda.
- Penyimpanan sangat dianjurkan menggunakan sistem FIFO (First In First
Out).
Melaksanakan pengangkutan produk
Dalam pengangkutan produk hortikultura mulai dari lapangan (tempat
pengumpulan hasil panen) sampai ke konsumen akhir perlu diperhatikan sifat
karakteristik jenis produk yang diangkut, lamanya perjalanan, serta alat
sarana pengangkutan yang digunakan. Produk hortikultura yang diangkut
sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung selama
pengangkutan. Kondisi udara (terutama suhu dan kelembaban) didalam alat
pengangkut juga perlu dijaga kurang lebih sesuai dengan persyaratan
penyimpanan bagi komoditi yang bersangkutan, terutama apabila lama
perjalanan lebih dari 2,5 jam. Selama pengangkutan, komoditas yang diangkut
agar dijaga dari kemungkinan terjadi benturan, gesekan dan tekanan yang
terlalu berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu
produk tersebut.
Melakukan penilaian mutu produk
Produk akhir harus memenuhi standar mutu atau persyaratan yang
telah ditetapkan Menteri Pertanian Nomor. 170/Kpts/O T/210/3/2002
tentang "Pelaksanaan Standarisasi Nasional Bidang Pertanian " yang
tidak boleh merugikan atau membahayakan kesehatan.
Produk akhir yang standar mutu atau persyaratannya belum ditetapkan
oleh Menteri Pertanian, persyaratannya ditentukan sendiri oleh pabrik
yang bersangkutan.
Produk akhir sebelum diedarkan harus dilakukan pemeriksaan secara
organoleptik, fisika, kimia, mikrobiologi dan/atau biologi.
汇报人:
HOMEPPT

TERIMA KASIH
RUANG DISKUSI

Guslee
087872241522

Anda mungkin juga menyukai