Anda di halaman 1dari 6

ASAL USUL NENEK

MOYANG INDONESIA

By : Ismi Nurjanah
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik menganalisis asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia
2. Peserta didik mengevaluasi asal usul nenek moyang
Indonesia secara kritis
 Sejarah asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia tidak terlepas dari munculnya
beberapa teori yang berkaitan dengan
kedatangan serta asal kedatangan mereka
ke nusantara.
 Hal penting lainnya adalah bagaimana
proses migrasi yang mereka lakukan
hingga sampai ke nusantara?
Teori Asal-usul Nenek Moyang
Indonesia
1. TEORI YUNAN

Teori ini mengungkapkan asal-usul nenek moyang Indonesia berasal dari


wilayah Tiongkok, tepatnya daerah Yunan, Tiongkok bagian selatan. Nenek
moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan wilayah Yunan di
sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah
yang subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa
lain, mereka mulai bergerak untuk berpindah.
Nenek moyang bangsa
Indonesia memiliki kebudayaan
kelautan yang sangat baik, yakni
sebagai penemu model asli
Para Ahli yang sepakat dengan
perahu bercadik yang menjadi
teori ini antara lain: J.R. Logon,
ciri khas kapal-kapal bangsa
R.H Geldern, J.H.C Kern, dan
Indonesia saat itu. Penduduk
J.R. Foster. Dasar utama teori
Austronesia yang masih
Yunan adalah ditemukannya
termasuk dalam wilayah
kapak tua di wilayah nusantara
kepulauan Nusantara ini
yang memiliki ciri khas yang
kemudian menetap dan akhirnya
sama dengan kapak tua di
disebut bangsa Melayu
wilayah Asia Tenggara.
Indonesia. Orang- orang inilah
yang menjadi nenek moyang
langsung dari bangsa Indonesia
sekarang
2 TEORI NUSANTARA
 Teori asal-usul nenek moyang Indonesia
berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa
dibilang sangat berbeda dengan teori Yunan.
Teori ini menyebutkan bahwa bangsa
Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu
sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari
daerah manapun. Teori Nusantara ini
didukung oleh para ahli, antara lain: Gorys
Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana,
dan Muhammad Yamin.

Anda mungkin juga menyukai