Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH HUKUM

INTERNASIONAL DAN GLOBALISASI


EKONOMI TERHADAP EKSISTENSI
HK INDONESIA
Oleh : Dr. Hj. Sri Sutatiek. SH. M Hum.
PENGERTIAN GLOBALISASI

• Globalisasi adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh ilmu


pengetahuan, kebudayaan, perkembangan tehnologi, transportasi,
telekomunikasi dan sebagainya yang kemudian berpengaruh pada
perubahan berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat.
• Banyak yang berpendapat bahwa globalisasi berawal di era
modern, beberapa pakar lainnya bahkan berhasil melacak sejarah
globalisasi sampai sebelum zaman penemun Eropa dan pelayaran
ke dunia baru.
• Ada juga pakar yang mencatat globlisasi bisa jadi mulai muncul di
melinium ketiga sebelum Masehi.
LANJUTAN

• Globalisasi dipandang sebagai suatu proses, atau proses sejarah


atau alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara
didunia makin dekat satu sama lain.
• Mewujudkan suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi
dan budaya masyarakat.
• Globalisasi identik dengan istilah global village atau desa global,
dimana batas-batas wilayah negara seolah menjadi pudar bahkan
seperti hilang alias tanpa bekas, sehingga ini mengakibatkan
kemajuan tehnologi alat komunikasi dan transportasi.
ERA GLOBALISASI

• Globalisasi menuntut adanya perubahan pada sistem hukum


karena melibatkan segala aspek kehidupan masyarakat seperti
ekonomi, politik, dan sosial budaya. Salah satu dampak dari
globalisasi yaitu terjadinya liberalisme perdagangan dan investasi
dari negara maju ke negara berkembang serta dan arus sebaliknya.
• Pemahaman tentang hubungan aspek hukum dengan ekonomi
pembangunan di era globalisasi berdampak pada iklim investasi
yang sehat dalam pembangunan ekonomi nasional. Perkembangan
ekonomi akan memengaruhi peta hukum; sebaliknya, perubahan
hukum akan berdampak terhadap ekonomi pembangunan.
HUKUM DAN EKONOMI SALING
MEMPENGARUHI.

• Antara hukum dan ekonomi berkaitan erat dan saling


memengaruhi. Perkembangan ekonomi akan
memengaruhi peta hukum; sebaliknya, perubahan hukum
akan berdampak terhadap ekonomi pembangunan.
• Memasuki ranah globalisasi menuntut perubahan legal
system, karena melibatkan segala aspek kehidupan
masyarakat seperti ekonomi, politik, sosial budaya,
termasuk aspek kejahatan (crime).
LANJUTAN

Menurut kaum liberal dengan adanya kesamaan dasar aturan


kepentingan nasional dan kosmopolitan dalam pasar bebas,
negara selayaknya tidak campur tangan dalam transaksi-
transaksi ekonomi yang melewati batas-batas nasional.
Melalui perusahaan komoditi secara bebas, penghapusan
pembatasan arus penanaman modal dan pembagian tenaga
kerja secara International, orang akan mendapat keuntungan
dalam jangka waktu panjang karena sumber-sumber yang
langka akan dimanfaatkan dengan lebih efisien.
LANJUTAN

Formulasi “Ekonomi Politik” secara mendasar berbeda pada sifat yang


ada dalam hubungan ekonomi, sasaran kegiatan ekonomi, pemikiran
mengenai sifat para pemeran dalam hubungan ekonomi International
dan dalam hubungannya antara Politik dan Ekonomi
Asumsi dasar liberalisme menyangkut hubungan ekonomi International
yang intinya adalah serasi Adam Smith mengatakan bahwa hubungan
ekonomi International dapat dimisalkan sebagai permainan
penjumlahan positif. Menurut Adam Smith Liberalisme mengasumsikan
bahwa terdapat keserasian antara kepentingan ekonomi yang benar-
benar national dan kepentingan ekonomi yang kosmopolitan.
PERUBAHAN HUKUM NASIONAL

• PERLUNYA PERUBAHAN NILAI DAN


KESADARAN SEBAGAI AKIBAT
GLOBALISASI, INFORMASI DAN
TEKNOLOGI YANG BERDAMPAK PADA
PERUBAHAN CORAK SISTEM HUKUM
NASIONAL.
• HUKUM NASIONAL KITA AKAN
MEMEPERLIHATKAN SIFAT YANG LEBIH
TRANSNASIONAL, SEHINGGA
PERBEDAAN-PERBEDAAN DENGAN LAIN
SISTEM HUKUM AKAN SEMAKIN
BERKURANG.
• PERAN SARJANA HUKUM SANGAT
DIBUTUHKAN: UNTUK MEMILIH SECARA
SADAR KAEDAH-KAEDAH ASING,
INTERNASIONAL ATAU TRANSNASIONAL
YANG MANA, YANG BAIK ATAU BOLEH
KITA TERIMA, DAN YANG MANA
SEYOGYANYA TIDAK DAPAT DITERIMA
( TIDAK DIINTEGRASI ) KE DALAM
SISTEM HUKUM NASIONAL.
• PERLU LEBIH MENINGKATKAN PADA
PENELITIAN-PENELITIAN ILMIAH
HUKUM YANG DAPAT DIAKUI SECARA
INTERNASIONAL.
• Manakala ekonomi menjadi terintegrasi, harmonisasi
hukum mengikutinya. Terbentuknya WTO (World
Trade Organization) telah didahului oleh
terbentuknya blok-blok ekonomi regional seperti
Masyarakat Eropah, NAFTA, AFTA dan APEC.
• Tidak ada kontradiksi antara regionalisasi dan
globalisasi perdagangan. Sebaliknya integrasi
ekonomi global mengharuskan terciptanya blok-blok
perdagangan baru.
• Berdagang dengan WTO dan kerjasamanya ekonomi
regional berarti mengembangkan institusi yang
demokratis, memperbaharui mekanisme pasar, dan
memfungsikan sistim hukum.
SISTEM GATT/WTO

• Perkembangan dalam teknologi dan pola kegiatan ekonomi membuat


masyarakat di dunia semakin saling bersentuhan, saling
membutuhkan, dan saling menentukan nasib satu sama lain, tetapi
juga saling bersaing.
• Hal ini secara dramatis terutama terlihat dalam kegiatan
perdagangan dunia, baik di bidang barang-barang (trade in goods),
maupun di bidang jasa (trade in services).
• Saling keterkaitan ini memerlukan adanya kesepakatan mengenai
aturan main yang berlaku. Aturan main yang diterapkan untuk
perdagangan internasional adalah aturan main yang berkembang
dalam sistem GATT/WTO
• Perjanjian pembuatan WTO merupakan
perjanjian terpenting yang dihasilkan
Putaran Uruguay.
• Dengan terbentuknya WTO mulai Januari
1995 maka persolalan tentang apakah GATT
sebuah organisasi internasional atau bukan
kini telah berakhir.
• GATT 1947 kini diintegrasikan kedalam
salah satu perjanjian yang merupakan annex
perjanjian WTO yakni Multilateral
Agreement On Trade in Goods.
• Para penandatanganan perjanjian dengan tegas
mencantumkan dalam Agreement Establishing The World
Organization niat mereka untuk mendirikan sebuah
organisasi bernama WTO ( Pasal 1 ) yang memiliki legal
personality ( Pasal VIII. 1 ) WTO, para pejabatnya serta
utusan Negara anggota akan memiliki hak-hak istimewa
serta kekebalan sebagaimana hak-hak dan kekebalan
serupa yang diberikan sesuai dengan Convention on the
Priveleges and Immunities of Special Agencies yang
disetujui oleh Majelis Umum PBB 21 Nopember 1947
( Pasal VIII, 4 ).
WTO didirikan Negara anggotanya dengan maksud
dan tujuan bersama slogan dicantumkan dalam
Mukadimahnya sebagai berikut :

“Bahwa hubungan-hubungan perdagangan dan


kegiatan ekonomi Negara-negara anggota harus
dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan
standar hidup, menjamin lapangan kerja
sepenuhnya, peningkatan penghasilan nyata,
memperluas produksi dan perdagangan barang dan
jasa, dengan penggunaan optimal sumber-sumber
daya dunia sesuai dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan
• Juga mengusahakan perlindungan lingkungan hidup
dan meningkatkan cara-cara pelaksanaannya
dengan cara-cara yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing negara yang berada pada tingkat
pembangunan ekonomi yang berbeda.

• Dalam mengejar tujuan-tujuan ini diakui adanya


suatu kebutuhan akan langkah-langkah positif
untuk menjamin agar supaya Negara berkembang,
teristimewa yang paling terbelakang, mendapat
bagian dari pertumbuhan perdagangan
International sesuai dengan kebutuhan perdagangan
ekonominya “.
LANJUTAN

• Untuk mencapai tujuan -tujuan ini diadakan suatu pengaturan


yang saling menguntungkan yang diarahkan pada penggunaan
tarif secara substansial dan juga hambatan-hambatan Non Tarif
terhadap perdagangan dan untuk menghilangkan perlakuan
diskriminatif dalam hubungan perdagangan International.
• Diantara fungsi WTO yang merupakan forum negosiasi bagi
anggotanya dibidang-bidang yang menyangkut perdagangan
Multirateral, forum penyelesaian sengketa dan melaksanakan
pinjaman atas kebijakan perdagangan
Erman Rajagukguk mengatakan, persamaan
ketentuan-ketentuan hukum berbagai negara bisa
juga terjadi karena suatu negara mengikuti model
negara maju berkaitan dengan institusi-institusi
hukum untuk mendapatkan akumulasi modal.

Undang-Undang Perseroan Terbatas berbagai negara,


dari “Civil Law” maupun “Common Law” berisikan
substansi yang serupa. Begitu juga dengan
peraturan pasar modal, dimana saja tidak berbeda,
satu sama lain hal karena dana yang mengalir ke
pasar-pasar tersebut tidak lagi terikat benar dengan
waktu dan batas-batas negara.
• Tuntutan keterbukaan (transparancy) yang
semakin besar, dan berkembangnya
kejahatan internasional dalam pencucian
uang (money laundering) dan insider trading
mendorong kerjasama Internasional.
• Dibalik usaha keras menciptakan globalisasi
hukum, masih menurut Erman, tidak ada
jaminan bahwa hukum tersebut akan
memberikan hasil yang sama yang di semua
tempat. Hal mana dikarenakan perbedaan
politik, ekonomi dan budaya. Hukum itu
tidak sama dengan kuda.
• Friedman : bahwa tegaknya peraturan-
peraturan hukum tergantung kepada budaya
hukum masyarakatnya. Budaya hukum
masyarakat tergantung kepada budaya hukum
anggota-anggotanya yang dipengaruhi oleh
latar belakang pendidikan, lingkungan budaya,
posisi atau kedudukan, bahkan kepentingan-
kepentingan.

Dalam menghadapi hal yang
demikian itu perlu “check and balance” dalam
bernegara. “check and balance” hanya bisa
dicapai dengan parlemen yang kuat,
pengadilan yang mandiri, dan partisipasi
masyarakat melalui lembaga-lembaganya.
• Dalam hal di atas, khususnya dalam masalah pengawasan
dan Law Enforcement, dua hal yang merupakan komponen
yang tak terpisahkan dari sistim rule of law. Tidak akan ada
law enforcement kalau tidak ada sistim pengawasan dan
tidak akan ada rule of law kalau tidak ada law enforcement
yang memadai.
• Dibidang inilah negara kita tercinta Indonesia masih belajar
memahami apa arti rule of law sebagaimana sering kita kita
nyatakan secara fasih.
ECW WADE DAN GODFREY PHILIPS DALAM PM
HADJON (1987:81) : TIGA KONSEP MENGENAI
“RULE OF LAW” YAITU:

- The Rule Of Law mendahulukan hukum dan


ketertiban dalam masyarakat yang dalam pandangan
tradisi barat lahir dari alam demokrasi.
- The Rule of Law menunjukkan suatu doktrin hukum
bahwa pemerintahan harus dilaksanakan sesuai
dengan hukum.
The Rule of Law menunjukkan suatu kerangka pikir
politik yang harus diperinci oleh peraturan-peraturan
hukum baik substantif maupun hukum acara.
Berbagai unsur dari pengertian Rule of Law tersebut
haruslah dilaksanakan secara keseluruhan, bukan
sepotong-sepotong, dan dalam waktu bersamaan.
Pengecualian dan penangguhan salah satu unsurnya
akan merusak keseluruhan sistim
• Namun demikian berdasarkan pengalaman umat
manusia sendiri, peranan hukum tersebut haruslah
terukur sehingga tidak mematikan inisiatif dan daya
kreasi manusia yang menjadi daya dorong utama
dalam pembangunan ekonomi.
• Oleh karenanya timbul pertanyaan sampai sejauh
mana hukum harus berperan, dengan cara
bagaimana hukum itu harusnya berperanan dan
kepada siapa hukum itu mendelegasikan
peranannya dalam kegiatan nyata dari peri
kehidupan ekonomi warganya.
EKSISTENSI HUKUM INDONESIA

Sepanjang sejarah terdapat berbagai pemikiran


tentang seberapa jauh negara atas nama hukum
harus terlibat dalam kegiatan ekonomi warganya.
Peraturan perundang-undangan merupakan
hukum modern yang hanya dikenal dalam
masyarakat modern.
Hukum modern sangat berbeda dengan aturan
yang dikenal dalam masyarakat tradisional
(Traditional societies) dimana aturan
berkembang seolah tanpa tujuan tertentu dan
tidak memerlukan lembaga formal untuk
membuatnya
Adalah sudah menjadi satu keniscayaan,
bahwa pembangunan ekonomi di suatu
negara, apalagi secara khusus negara
berkembang, hukum memiliki peranan yang
besar untuk turut memberi peluang
pembangunan ekonomi.
Pelaksanaan roda pemerintahan dengan
demokratis, dengan menggunakan hukum
sebagai instrument untuk merencanakan dan
melaksanakan program pembangunan yang
komprehensif, akan membawa negara ini
menuju masyarakat dengan tingkat
kesejahteraan yang di cita-citakan.
• Indonesia berbeda dengan negara maju seperti Amerika
dan Inggris. Jika di kedua negara tersebut, mereka
menempuh pembangunan secara berturut-turut dari yang
pertama, meciptakan persatuan dalam negaranya, kedua,
menggalakkan industrialisasi, dan yang ketiga,
mewujudkan kesejahteraan sosial
• Urutan pembangunan negara seperti yang di tempuh
kedua negara tersebut di atas, adalah merupakan suatu
langkah ideal untuk mewujudkan negara yang kokoh,
dengan dukungan ekonomi dan warga yang solid.
Namun demikian untuk Indonesia hal ini tidak
mungkin kita jalankan secara satu persatu, melainkan
harus sekaligus. Menciptakan persatuan,
menggalakkan pembangunan dan mewujudkan
kesejahteraan harus di lakukan secara bersamaan.

Kondisi tersebut di atas, memang memberi peluang


terciptanya ketidak harmonisan pencapaian tujuan
pembangunan hukum. Terlebih lagi jika aparat yang
menjalankan agenda tersebut tidak paham dengan
kondisi kenegaraan (warga) sehingga justru tidak
satupun dari tiga agenda yang di jalankan tersebut
dapat terwujud sesuai dengan harapan
• Bagi Indonesia, kiranya masih harus banyak belajar
tentang hal-hal yang telah dicapai oleh negara maju
tersebut dan menyadari bahwa dengan sistim hukum
yang benar maka hukum itu dapat memberi pengaruh
bagi warga negara untuk bekerja lebih giat lagi,
karena prestasi mereka dilindungi dan di jamin oleh
hukum, sehingga dengan sendirinya hasil kerja
tersebut meningkatkan kemakmuran masyarakat.
• Kedepannya pendidikan hukum di negara tercinta ini,
tidak bisa lagi menutup diri untuk tidak mempelajari
hukum yang berlaku di negara anglo saxon, karena
kita harus sadar bahwa hukum telah menuju ke arah
penerapan secara global, terutama dalam lingkup
hukum ekonomi sudah ada pengaruh ekonomi liberal.
TERIMA KASIH,
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUCSES.

Anda mungkin juga menyukai