Indonesia
PENGARUH SISTEM HUKUM COMMON LAW TERHADAP HUKUM
INVESTASI DAN PEMBIAYAAN DI INDONESIA
Dhaniswara K. Harjono
Pascasarjana FH UKI, Jakarta
Jl. Mayjen Sutoyo 2, Cawang, Jakarta 13630
dhaniswara@gmail.com
ABSTRACT
World jurisdictional system subdivided as Common Law's law system and Civil Law's law system
that deep its oftentimes implement impinging and interplay. Globalization has begat pranata's
input sentences investment and indigenous finances system sentences Common Law goes to
Indonesia that follow Civil Law's system. Its attending is trusts's institute, housings secondary
finances, capital market and sekuritisasi in forms EBA that its beginning just amends on State that
follow Common Law's law system have regarded investment and finances law at Indonesian one
bows the neck to Civil Law's law system, where for its implement require law update because is
not easily to do law adoption.
Dengan rekomendasi tersebut, maka dah-kaidah hukum yang berkaitan sistem hukum,
Indonesia yang menganut sistem hukum Civil Law hukum investasi dan pembiayaan. Tujuan makalah
mendapat pengaruh dan benturan dari sistem hukum ini adalah untuk membahas secara teoritis menge-
Common Law, terutama dalam bidang ekonomi. nai pengaruh sistem hukum Common Law terhadap
Bidang hukum investasi dan pembiayaan bidang hukum investasi dan pembiayaan di
merupakan salah satu bidang ekonomi yang Indonesia yang menganut sistem hukum Civil Law.
baga pasar modal, lembaga trusts, dan lembaga ngan satu sama lain, sebagai konsekuensi adanya
pembiayaan perumahan (Secondary Mortgage keterkaitan antara aspek-aspek kehidupan dalam
Facility/SMF), dan securitisasi aset, yang merupa- masyarakat. Malahan keseluruhan peraturan hu-
kum dalam masyarakat merupakan suatu sistem hu- ma-norma dan pola perilaku setiap anggota masya-
kum. rakat yang berada dalam sistem itu. Substansi ini
Bellefroid menyebutkan bahwa sistem hukum se- berkaitan dengan produk hukum positif yang
bagai suatu rangkaian kesatuan peraturan hukum berkaitan dengan produk legislatif. Substansi hukum
yang disusun secara tertib menurut asasnya. inilah yang mengisi sistem hukum, yang menen-
Sudikno Mertokusumo mengatakan, sistem hukum tukan bagaimana suatu masyarakat dapat dan harus
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur berjalan, mana yang boleh dilakukan mana yang
yang mempunyai interaksi satu sama lain dan be- tidak boleh dilakukan. Unsur yang ketiga adalah bu-
kerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan ter- daya hukum, yaitu sikap-sikap dan nilai-nilai yang
sebut. (Titik Triwulan, 2006) berhubungan dengan hukum, bersama-sama dengan
Dari pengertian-pengertian tersebut, maka sikap-sikap dan nilai-nilai yang terkait dengan ting-
sistem hukum adalah merupakan suatu kesatuan kah laku yang berhubungan dengan hukum dan lem-
peraturan-peraturan hukum, yang terdiri atas ba- baga-lembaganya baik secara positif maupun ne-
gian-bagian (hukum) yang mempunyai kaitan inte- gatif.(Friedman, 2002) Friedmann dalam bukunya
raksi antara satu dengan yang lainnya, tersusun se- Legal Theory menyatakan bahwa budaya hukum
demikian rupa menurut asas-asasnya, yang ber- merupakan orientasi, pandangan dan perasaan serta
fungsi untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga me- perilaku seseorang dalam masyarakat terhadap hu-
nurut Scholten, sistem hukum merupakan kesatuan kum dengan segala kongkretisasinya. Budaya hu-
dalam sistem hukum, tidak ada peraturan hukum kum ini oleh Friedmann, disebut sebagai bensinnya
yang bertentangan dengan peraturan–peraturan hu- motor keadilan (the legal culture provides fuel for
kum lain dari sistem itu. motor of justice).
Menurut Lawrence M. Friedman (2002), Seluruh peraturan-peraturan hukum dalam
sistem hukum merupakan satu sistem yang meliputi suatu Negara dapat dikatakan sebagai sistem hu-
elemen-elemen struktur hukum, substansi hukum kum. Sistem hukum Indonesia, terdapat berbagai
dan budaya hukum. Unsur pertama dari pandangan macam bidang hukum yang masing-masing mem-
Friedman ini adalah struktur hukum. Struktur punyai sistem sendiri-sendiri sehingga terdapat sis-
hukum merupakan kerangka dari sistem hukum tem hukum perdata, pidana, sistem hukum tata Ne-
tersebut secara keseluruhan. Struktur hukum gara, sistem hukum ekonomi, dan sebagainya, yang
memberi bentuk pada sistem hukum, yang meno- kemudian masing-masing terbagi menjadi beberapa
pang sistem hukum tersebut. Bagaimana selanjutnya sistem hukum. Sehingga dalam suatu Negara ter-
pendelegasian wewenang pada masing-masing dapat tingkatan sistem hukum. Keseluruhan pera-
lembaga dalam negara, apa yang menjadi hak dan turan posistif di Indonesia adalah merupakan sistem
wewenang masing-masing, termasuk sistem pera- hukum Indonesia.
dilan yang berjalan di suatu negara. Sistem hukum merupakan sistem yang
Unsur kedua adalah substansi hukum yang terbuka karena peraturan-peraturan hukum karena
merupakan aturan-aturan hukum yang berlaku, nor- istilah-istilahnya yang bersifat umum, terbuka untuk
Pengaruh Sistem Hukum Common Law Terhadap Hukum Investasi dan Pembiayaan di
Indonesia
penafsiran yang berbeda dan untuk penafsiran yang penyelenggaran Negara yang baik ialah yang
luas. Hukum akan dapat disebut sebagai sistem hu- didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik
kum apabila memenuhi principles of legality, yang disebut dengan istilah “nomoi”. Satjipto,
yaitu: 1986). Konsep Negara hukum tersebut selanjutnya
1) Suatu sistem harus mengandung peraturan-pe- berkembang dalam dua sistem hukum besar, yaitu
raturan yang tidak boleh mengandung sekedar sistem hukum Eropa Kontinental (sistem hukum
keputusan ad hoc; Civil Law) dengan istilah Rechtstaat dan sistem hu-
2) Peraturan-peraturan yang telah dibuat harus kum Anglo-Saxon (sistem hukum Common Law)
diumumkan; dengan istilah Rule of Law.
3) Peraturan-peraturan tidak boleh ada yang ber- Sistem hukum Eropa Kontinental yang bia-
laku surut; sa disebut dengan Civil Law berkembang di Ne-
4) Peraturan-peraturan harus disusun dalam ru- gara-negara Eropa daratan (Barat). Pertama kali di
musan yang dapat dimengerti; Perancis, kemudian diikuti oleh Negara-negara
5) Suatu sistem tidak boleh mengandung pe- Eropa Barat lainnya seperti Belanda, Jerman,
raturan-peraturan yang bertentangan satu sama Belgia, Swiss dan Italia, selanjutnya berkembang ke
lain; Amerika Latin dan Asia (termasuk Indonesia pada
6) Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung masa penjajahan pemerintah Hindia Belanda). Se-
tuntutan yang melebihi apa yang dapat dila- dangkan sistem Anglo-Saxon yang biasa disebut
kukan; Common Law berkembang di Negara-negara Anglo-
7) Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering me- Saxon, seperti Inggris dengan Negara-negara jaja-
ngubah-ubah peraturan sehingga menyebab- hannya, seperti Amerika, Australia, India, Pakistan,
kan orang kehilangan konsentrasi; Malaysia, dan sebagainya.
8) Harus ada kecocokan antara peraturan yang Civil Law adalah sistem hukum Barat yang
diundangkan dengan pelaksanaannya sehari merupakan sistem hukum modern yang diadopsi
hari. hampir oleh mayoritas bangsa-bangsa di dunia. Prin-
sip utama yang mendasari sistem hukum Eropa
Mengenai sistem hukum, selain sistem Kontinental atau Civil Law adalah bahwa hukum
hukum asli yang dimiliki oleh setiap masyarakat memperoleh kekuatan mengikat karena diwujud-
hukum, sistem hukum dunia juga telah dipengaruhi kan. Menurut Frederich Julius Stahl, konsep sistem
sistem hukum besar dunia yang saling berpengaruh hukum ini ditandai oleh empat unsur pokok, yaitu :
sama kuatnya. Sehingga sistem hukum yang berlaku 1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak-
pada suatu Negara akan dipengaruhi oleh sistem hak asasi manusia;
hukum lainnya. 2) Negara di dasarkan pada teori trias politika;
Terbentuknya sistem hukum dunia bertitik 3) Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan un-
tolak dari pemikiran mengenai Negara hukum di dang-undang (wetmatig bertuur);
dunia barat dari Plato dengan konsepnya, “bahwa
4) ada peradilan adminitrasi Negara yang ber- vil Law dengan skala prioritas Civil Law diiringi
tugas menangani kasus perbuatan melanggar Common Law.
hukum oleh pemerintah (onrechtmatige over- Sedangkan sistem hukum Common Law,
heidsdaad). merupakan sistem hukum yang berkembang di
bawah pengaruh sistem yang bersifat adversarial
Kekuatan mengikat karena diwujudkan ar- dalam sejarah England berdasarkan keputusan pe-
tinya bahwa hukum memperoleh kekuatan me- ngadilan yang berdasarkan tradisi, custom, dan pre-
ngikat karena diwujudkan dalam peraturan yang seden. Bentuk reasoning yang digunakan dalam
berbentuk undang-undang dan tersusun secara sis- Common Law dikenal dengan casuistry atau case
tematis di dalam kodifikasi dan kompilasi tertentu based reasoning. Common Law dapat juga ber-
semata-mata untuk kepastian hukum. Kepastian bentuk hukum tak tertulis ataupun hukum tertulis
hukum hanya dapat diwujudkan kalau pergaulan seperti tertuang dalam statutes maupun codes.
atau hubungan dalam masyarakat di atur dalam Sistem Common Law merupakan sistem
peraturan-peraturan tertulis. Sehingga Hakim me- hukum yang memakai logika berpikir induktif dan
nurut sistem hukum Civil Law tidak leluasa untuk analogi. Sistem hukum Common Law memiliki
menciptakan hukum yang mengikat masyarakat, konsep Rule of Law yang menekankan pada tiga
putusan Hakim dalam suatu perkara, hanyalah me- tolak ukur : 1) supremasi hukum (supremacy of
ngikat pihak yang berperkara saja (doctrins Rea law); 2) persamaan di hadapan hukum (equality
Ajudicata). before the law); 3) konstitusi yang didasarkan atas
Sumber hukum pada sistem Civil Law me- hak-hak perorangan (the constitution based on
liputi : 1) Undang-undang yang dibentuk pemegang individual rights).
kekuasaan legislatif; 2) Peraturan-peraturan yang Sumber hukum sistem hukum Common
dibuat pegangan kekuasaan eksekutif berdasarkan Law adalah : 1) putusan-putusan pengadilan atau
wewenang yang telah ditetapkan oleh undang- hakim (judicial decision), yaitu hakim tidak hanya
undang; 3) Kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan berfungsi sebagai pihak yang bertugas menetapkan
diterima sebagai hukum oleh masyarakat selama dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum, tetapi
tidak bertentangan dengan undang-undang. tidak juga membentuk seluruh tata kehidupan dan
Berdasarkan sumber hukum tersebut, maka menciptakan prinsip-prinsip baru (yurisprudensi);
kaidah hukum dalam sistem Civil Law adalah : 1) 2) kebiasaan-kebiasaan dan peraturan-peraturan ter-
hukum bersifat konservatif; 2) hakim hanya mene- tulis undang-undang dan peraturan administrasi Ne-
rapkan isi rumusan hukum tertulis; 3) hakim hanya gara. Dengan berdasarkan sumber hukum tersebut,
sebagai cerobong undang-undang; 4) jika terjadi kaidah hukum dalam sistem Common Law adalah :
pertentangan antara undang-undang dengan yuris- 1) hukum merupakan lembaga kebudayaan yang te-
pruensi, maka dimenangkan undang-undangnya; 5) rus mengalami perkembangan; 2) hukum merupakan
Indonesia menganut sistem Common Law dan Ci- hasil daya cipta manusia; 3) hukum tidak memer-
lukan kodifikasi, karena hukum yang terkodifikasi
Pengaruh Sistem Hukum Common Law Terhadap Hukum Investasi dan Pembiayaan di
Indonesia
hanyalah sebagian saja dari hukum; 4) putusan pe- Bidang Hukum Investasi dan Pembiayaan
ngadilan adalah hukum.(Kamil, 2004) yang berasal dari sistem hukum Common
Dengan mengutip ulasan Friedmann, bahwa
Law
pada dasarnya perbedaan fundamental antara kedua
Masuknya sistem hukum asing dalam bi-
sistem hukum tersebut adalah dalam sistem hukum
dang ekonomi ke dalam sistem hukum Indonesia ti-
Civil Law mengambil bentuk tertulis yang
daklah dapat dihindari dan kita tidak dapat menutup
dikodifi-kasikan dalam perundang-undangan,
mata terhadap masuknya unsur atau lembaga yang
sehingga rigid dalam perubahan. Segi positifnya
tunduk pada pranata hukum yang berbeda. Bahkan
lebih menjamin kepastian hukum. Sedangkan sistem
kebijakan dalam bidang EKUIN pada umumnya
hukum Com-mon Law lebih mengacu kepada
mengambil ketentuan dari sistem hukum Common
hukum kebiasaan (customary law) yang cenderung
Law, yang kadangkala tidak cocok diterapkan di
tidak tertulis. Sehingga sumber hukum utama dari
Negara kita yang menganut Civil Law terutama
Civil Law ada-lah peraturan perundang-undangan
yang menyangkut prosedur yang dibentuk dari
walaupun terda-pat sumber hukum lain, seperti
sejarah, budaya, tradisi hukum masing-masing Ne-
kebiasaan, yuris-prudensi dan doktrin. Ahli hukum
gara yang berbeda.
di negara Eropa Kontinental lebih kuat dalam hal
Pranata hukum Common Law di bidang
penafsiran karena terbiasa mengacu kepada
hukum investasi dan pembiayaan yang masuk ke
peraturan perundang-un-dangan, disamping itu juga
dalam sistem hukum kita yang menganut sistem
membutuhkan penaf-siran hukum, antara lain
Civil Law adalah antara lain :
penafsiran gramatikal, historis, otentik dan
a. Trusts
konstruksi hukum.
Lembaga trusts merupakan suatu lembaga yang
Hal ini berbeda dengan sistem hukum
hubungannya berdasarkan kepercayaan (fiduciary
Common Law yang sumber hukum utamanya ada-
relationship) dimana didalamnya seseorang ada-
lah yurisprudensi (judge made by law/binding force
lah sebagai pemegang hak atas harta kekayaan
of precedent), dimana masalah-masalah hukum
yang tunduk pada kewajiban berdasarkan equity
diselesaikan kasus perkasus dan hasilnya tercermin
untuk memelihara atau menggunakan harta ke-
dalam putusan-putusan hakim (yurisprudensi).
kayaan itu untuk kepentingan orang lain. Dengan
Oleh karenanya kemampuan analisis yang kuat dari
pranata trusts, kepemilikan dibagi kepada hak
para hakim negara-negara Anglo Saxon menjadi
berdasarkan hukum dan hak berdasarkan equity.
salah satu ciri positif, karena mereka sudah terbia-
Dalam pandangan sistem hukum Common Law,
sa memecahkan masalah dengan melihat kasus-
trusts is created where the absolute owner of
kasus terdahulu. Proses peradilan dengan sistem juri
property (the settlor) passes the legal title in
dikenal dalam sistem hukum Common Law tidak
that property to a person (the trustee) to hold
dikenal dalam sistem Civil Law.
that property on trusts for the benefit of another
person (the benificiary) in acordance with terms
set out by the settlor. (Gunawan Widjaya, 2008)
Sebagai pranata yang berkembang dalam sistem mon Law, equity merupakan sumber hukum
equity, yang melibatkan eksistensi 3 pihak yaitu yang kedudukannya sejajar dengan hukum yang
settlor, trustee dan benificiary, trusts pada awalnya muncul akibat hukum tidak mam-
merupakan suatu pranata yang unik. Dalam hal pu menyelesaikan permasalahan.
yang demi-kian, trusts merupakan suatu konsep b. Pembiayaan Sekunder Perumahan (Secondary
dimana settlor menyerahkan hak milik Mortgage Facilitiy/SMF)
sejatinya (domi-nium) kepada trusts dalam Lembaga Secondary Mortgage Facility (SMF)
bentuk kepemilikan terdaftar (legal owner) dan merupakan lembaga pembiayaan yang dikenal
benificiary dalam bentuk kenikmatan sebagai Housing Finance System yang dikenal di
(equitable owner). Sehingga jelas dengan negara Amerika dan Negara yang menganut sis-
diserahkannya benda dalam trusts oleh settlor tem Common Law /Anglo Saxon dan disebut de-
kepada trustee, settlor tidak lagi memiliki ngan Mortgage Backed Securities.
sesuatu kepentingan atau hak apapun lagi atas Kegiatan SMF pada dasarnya adalah kegiatan
benda yang diserahkan dalam trusts (kecuali membeli tagihan kredit pemilikan rumah (KPR)
dalam resulting trusts). dari bank penerbit KPR (originator), kemudian
Sebagai pranata hukum yang unik, trusts tidak- menerbitkan efek atau sekuritas untuk dijual ke-
lah berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian pada investor dengan jaminan tagihan KPR yang
dari suatu sistem yang lebih besar yang disebut didukung oleh jaminan kebendaan yang dina-
sebagai equity. Sehingga dalam hal ini trusts makan mortgage yang dibebankan atas tanah
lahir dari equity, trusts merupakan salah satu yang dibeli melalui KPR. Sehingga jaminan se-
kontribusi terbesar dalam equity. Dalam tradisi kunder (second mortgage) merupakan penja-
hukum anglo saxon, trustee selain sebagai pe- minan dimana suatu benda dijaminkan kepada
milik juga merupakan pengurus dalam hukum dua kreditor, kreditor awal dan kreditor akhir. Se-
dari trusts corpus. condary Mortgage Facility is a mortgage that’s
Hukum Indonesia (Civil Law) tidak mengenal a junior to first mortgage on the same property,
istilah trustee. Pranata hukum trusts yang berda- but the senior to any later mortgage Dalam hal
sarkan pada adanya dual ownership, yaitu legal ini objek jaminan yang sudah dijaminkan dalam
owner dan beneficial owner tidak dikenal dalam perjanjian kredit dijaminkan kembali. Sehingga
sistem hukum Civil Law. Dalam sistem ini legal tanah dan bangunan/rumah yang sudah dija-
dan beneficial owner berada dalam satu tangan, minkan dalam pembiayaan rumah dijaminkan la-
dengan kata lain pemilik adalah mereka yang gi untuk mendapatkan dana pembiayaan peru-
mempunyai hak milik terhadap sesuatu benda. mahan tersebut.
Sebaliknya dalam sistem hukum Common Law, Jaminan mortgage tersebut dikumpulkan oleh
trusts merupakan pranata hukum yang di dasar- bank dan diserahkan pada suatu lembaga trusts
kan pada equity atau kepatutan. Konsep trusts untuk penerbitan sekuritas untuk dijual kepada
ini banyak digunakan dalam bisnis. Dalam Com- investor. Sedangkan originator sebagai bank
Pengaruh Sistem Hukum Common Law Terhadap Hukum Investasi dan Pembiayaan di
Indonesia
pemberi kredit akan melakukan fungsinya seba- kuponnya tidak tetap dan jadwal pembayarannya
gai pemberi kredit dengan memantau kelang- pun tidak jelas.
sungan pembayaran kredit dan apabila terjadi ke-
macetan, sebagai originator, bank akan mena- Pengaruh Sistem Hukum Common Law Ter-
langi pembayaran kewajiban debitor. hadap Hukum Investasi dan Pembiayaan
Berlakunya pranata hukum yang berasal
c. Sekuritisasi Aset dalam bentuk Efek Beragun dari sistem hukum Common Law di Indonesia yang
Aset (EBA) menganut sistem hukum Civil Law menunjukkan
Sekuritisasi sebagai konsep yang lahir dan per- adanya situasi percampuran sistem hukum (mixed
tama berkembang di Amerika Serikat, diartikan jurisdiction), dimana di Indonesia berlaku kaidah
sebagai transformasi aset yang tidak liquid (ta- hukum sistem Common Law walaupun mengu-
gihan-tagihan yang semula sulit diperjualbelikan) tamakan sistem hukum Civil Law. Hal ini menun-
menjadi liquid (mudah diperjualbelikan) dengan jukkan tren perkembangan hukum positif di
cara pembelian Aset Keuangan dari kreditor asal Indonesia.
dan penerbitan EBA berupa : a) Surat Utang (mi- Kecenderungan eksistensi sistem hukum
salnya obligasi) yang dijamin pembayarannya Common Law dalam sistem hukum Indonesia me-
dengan portofolio tagihan-tagihan terhadap de- rupakan konsekuensi dari peran Amerika sebagai
bitor yang di dalamnya melekat jaminan Hak adidaya ekonomi. Sejumlah pencangkokan dan
Tanggungan; dan b) Sertifikat partisipasi yang pengenalan hukum Amerika telah berjalan secara
dijual kepada/ dimiliki investor sebagai bukti sistematis, disamping kenyataan bahwa para elit le-
kepemilikan secara proporsional atas portofolio gal expert dan ahli ekonomi Indonesia pada umum-
tagihan-tagihan portofolio adalah kumpulan nya merupakan alumni Universitas di Amerika,
tagihan-tagihan terpilih dari bank pemberi kredit Inggris dan Australia. (Ade Manan, 2004)
(origionator) terhadap debitor/pembeli rumah. Kebijakan Amerika dalam pembangunan
Suatu sekuritisasi akan menghasilkan Asset hukum di Negara-negara berkembang, sebagaimana
Backed Securities atau disebut Efek Beragun diulas oleh Thomas Franck dalam tulisan “ Dapat-
Aset (EBA), karena setiap pemenuhan kewa- kah Hukum Amerika dan Insitusi Hukumnya Mem-
jiban yang ada dalam sekuritas atau efek ter- bantu Negara Berkembang” yang merujuk pada
sebut dijamin dengan aset. Oleh karenanya pro- Foreign Assistance Act 1966, bahwa kongres me-
duk dari sekuritisasi aset dinamakan Asset nyetujui Lembaga Pembangunan Internasional
Backed Securities (ABS) atau Efek Beragun (AID) :
Aset. EBA terdiri dari dua bentuk, yakni : 1) Fi- To emphasize the assurance of Maximum Parti-
xed income securities yang menerbitkan/ mem- cipaton in the task of economic development on the
part of the people of the developing countries
berikan kupon dalam jumlah tetap dan dise- through the encourage went of democratic private
butkan pula jadwal pembayaran yang jelas; dan and local governmental institution.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, ukuran ranan yang terpenting. Namun demikian tidaklah
mendesak.; 2) Feasibility, bidang hukum yang me- Atas dasar teori Mochtar Kusumaatmdja
ngandung terlalu banyak halangan ditangguhkan; 3) tersebut, maka pembaharuan terhadap hukum
Perubahan yang pokok, dimana perubahan di- investasi dan pembiayaan yang berasal dari pra-
perlukan karena pertimbangan politik, ekonomi dan nata hukum asing dengan sistem hukumnya
sosial; 4) Penggunaan model asing, walaupun ada- Common Law, dalam penerapan tetaplah dimung-
kalanya menguntungkan juga harus memperhatikan kinkan dan dapat dilakukan, karena lembaga ini ma-
hambatan terhadap penggunaan model asing ter- suk dalam bidang hukum netral yang memung-
Untuk itu sesuai dengan teori Mochtar konsep pembangunan hukum dari Mochtar
berkaitan dengan adopsi pranata hukum trusts, lem- dapat dipilah antar bidang hukum netral dan bidang
baga pembiayaan sekunder perumahan, sekuritisasi hukum tidak netral. Sehingga untuk pembaharuan
dan Pasar Modal harus dilakukan dengan pemba- hukum harus ditentukan bidang hukum mana yang
ngunan secara menyeluruh melalui pembentukan dapat diperbaharui dan bidang hukum mana yang
hukum positif atau peraturan perundang-undangan sebaiknya dibiarkan dulu. Bidang hukum yang
yang disesuaikan dengan nilai-nilai dan kenyataan sangat erat kaitannya dengan kehidupan budaya dan
yang hidup di dalam masyarakat. Menurut Mochtar spiritual masyarakat (bidang hukum tidak ne-tral)
Kusumaatmadja, “Di Indonesia, undang- undang sementara harus dibiarkan, seperti bidang-bidang
merupakan cara pengaturan hukum yang utama”. hukum kekeluargaan, perkawinan, perce-raian serta
Sejalan dengan teori Mochtar Kususmaatmadja ter- waris. Sebaliknya bidang-bidang lain, seperti hukum
sebut, dengan sarana hukum melalui legalisasi perjanjian, perseroan, dan hukum perniagaan pada
Pemerintah dengan cara pembentukan peraturan umumnya merupakan bidang hu-kum yang tepat
perundang-undangan, adopsi terhadap lembaga hu- untuk usaha pembaharuan (bidang hukum netral).
kum investasi dan pembiayaan seperti pasar modal, terhadap bidang hukum netral dapat digunakan
trusts, pembiayaan sekunder perumahan dan seku- hukum negara lain. Sedangkan bidang hukum tidak
Mochtar Kusumaatmadja, “Konsep-Konsep Hukum Satjipto Raharjo, “Ilmu Hukum”, Alumni, Bandung,
Dalam Pembangunan”, Alumni, Jakarta, 1986.
2002.
Titik Triwulan Tutik, “Pengantar Ilmu Hukum”,
Cet. Pertama, Prestasi Pustaka Publisher,
Jakarta, 2006.