Anda di halaman 1dari 13

INDONESI

A
KEMERDEKAAN

INDONESIA
Latar Belakang Kemerdekaan

PROKLAMASI
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus
1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus
2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan
oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs.
Mohammad Hatta bertempat di Jalan
Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Latar Belakang Kemerdekaan

1945
Latar Belakang Kemerdekaan PERGINYA
PASUKAN
JEPANG
Pada tahun 1945, kekaisaraan
jepang mulai beroperasi untuk
melepaskan Indonesia atas kekalahan
Jepang terhadap pasukan sekutu,
keluarnya pasukan Jepang dari tanah air
membuat wilayah Indonesia dalam
kondisi vakum, dimana tidak ada bangsa
yang sedang menguasai nya meskipun
Bangsa Belanda yang tidak sabar untuk
mengambil kembali kekuasaan ia di
tanah air.
14 Agustus
Jepang menyerah kepada
sekutu tanpa syarat, jepang langsung
mengeluarkan pasukan ia dari tanah air.
MASUKNYA
PASUKAN
SEKUTU
Pada tanggal 24 Agustus
1945, Pasukan Sekutu mendarat di
Sabang, meskipun Indonesia
memproklamasi kemerdekaan tanah
air, belanda ingin menguasai
Indonesia lagi, Indonesia langsung
menformasikan TNI atau tantara
negara Indonesia untuk melawan
ancaman yang ditunjukan oleh
sekutu.
PERTEMPUR
AN
SURABAYA Kedatangan pasukan Sekutu ke
Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945
yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S.
Mallaby memicu kemarahan arek-arek
Surabaya. Hal ini terjadi karena tentara
Sekutu membebaskan tahanan di penjara
di Kalisosok, menduduki Pangkalan
Udara Tanjung Perak, dan Gedung
Internatio. Para pemuda pun melawan
dan menimbulkan pertempuran
bersenjata yang menewaskan Brigjen
A.W.S. Mallaby.
PERTEMPUR
ANMEDAN
AREA Peristiwa perlawanan rakyat
terhadap Pasukan Sekutu yang terjadi di
Medan, Sumatera Utara. Konflik ini terjadi
pada 13 Oktober 1945 hingga April 1946.
Sebelumnya, pada 9 Oktober 1945, di bawah
pimpinan Ted Kelly, tentara Inggris yang
diikuti pasukan Sekutu dan Netherland Indies
Civil Administration (NICA) berupaya
mengambil pemerintahan Kota Medan.
Insiden terjadi ketika NICA melepas
lencana merah putih milik seorang remaja
Indonesia. Bermula dari situ, pertempuran
kemudian terjadi pada 13 Oktober 1945.
Insiden ini yang kemudian dikenal sebagai
Pertempuran Medan Area.
Perjuangan Kemerdekaan Diplomatik

LINGGARJATI
Suatu perundingan antara Indonesia
dan Belanda di Linggarjati, Kuningan, Jawa
Barat yang menghasilkan persetujuan
mengenai status kemerdekaan Indonesia.

Hasil perundingan ini ditandatangani


di Istana Merdeka dan ditandatangani secara
sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.
Perjuangan Kemerdekaan Diplomatik

ROEM ROYENSebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada
tanggal 17 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di
Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua
pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman Van Roijen. Maksud
pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai
kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada
tahun yang sama.
Perjanjian ini sangat alot sehingga memerlukan kehadiran Mohammad
Hatta dari pengasingan di Bangka, juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX
dari Yogjakarta untuk mempertegas sikapnya terhadap Pemerintahan Republik
Indonesia di Yogyakarta, di mana Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan
“Jogjakarta is de Republiek Indonesie” (Yogyakarta adalah Republik Indonesia).
Pada perjanjian ini delegasi Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem.
Sementara delegasi Belanda diwakili Herman Van Roijen.
Perjuangan Kemerdekaan Diplomatik

MEJA BUNDAR
Sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari
23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia,
Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili
berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.

Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi


antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947),
Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Konferensi
ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan
kepada Republik Indonesia Serikat.
Thank You
By: Fatimah Putri Maharani, 7E, ITK

Anda mungkin juga menyukai