zakat
Nurmala Dewi
203214037
Pengelolaan Zakat dan Infak/Sedekah
menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011
Suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengorganisasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
Di Indonesia, lembaga yang berwenang melakukan kegiatan itu adalah
lembaga pengelola zakat yang formal dan berbadan hukum yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang
dibentuk oleh pemerintah dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan pemerintah.
Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah
Berdasarkan PSAK No. 109
Akuntansi zakat yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
109 bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi
zakat dan infak/sedekah. PSAK ini berlaku untuk amil yakni suatu organisasi/entitas pengelola
undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah,
bukan untuk entitas syariah yang menerima dan menyalurkan ZIS(zakat, infak/sedekah) tetapi
1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui sebagai penambah
dana zakat.
2. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai
Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil
Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil
3. Zakat yang disalurkan kepada mustahik, diakui sebagai pengurang danazakat dengan keterangan
sesuai dengan kelompok mustahik termasuk jika disalurkan kepada Amil, sebesar
Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas, jurnal,
Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk aset nonkas
Amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk
04 menutup biaya operasional dalam menjalankan Zakat dikatakan telah disalurkan kepada mustahik-
non-amil tersebut.
Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan asset tetap (asset kelolaan) diakui sebagai:
05
Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus Penyaluran zakat seluruhnya, jika asset tetap tersebut diserahkan untuk
masih dalam pengendalian amil atau pihak lain yang dikendalikan amil.
8. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas
pada:
Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan
mustahik nonamil
Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil, seperti persentase
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan
Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa asset
nonkas.
Laporan Keuangan Amil Zakat
L a p o r a n k e u a n g a n d a p a t d i k a t a k a n s e b a g a i h a s i l a k h i r d a r i s u a t u p r o s e s a k u n t a n s i . Tu j u a n
utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk pihak-
pihak yang berkepentingan baik pihak internal maupun eksternal misalnya muzakki,
pemcrintah, piha lain yang menyediakan sumber daya bagi OPZ dan juga masyarakat.
Secara umum, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai (Kurniasari, 2011):
Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisiasi
Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan
sifat aktiva bersih
Jenis dan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar sumber daya dalam suatu
periode dan hubungan antara keduanya
yang tidak diatur dalam PSAK 109 maka dapat menggunakan PSAK terkait sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah Islam. Komponen laporan keuangan dalam PSAK 109 terdiri dari laporan posisi keuangan
(Neraca), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas
Laporan Keuangan. Dalam penyajian laporan keuangan, Icmbaga Amil menyajikan dana zakat, dana
infak/sedekah, dana amil dan dana nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).
Thank
you!
By Claudia Alves