Mutu Genetik

Kelomppok presentasi:

Kholilatus Sa’diyah
Nasifatul Mas’amah
Dyah Eka Wahyuni​
 Artikel 1
Populasi puyuh setiap tahun selalu meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang menyebabkan
permintaan protein hewani semakin tinggi. Berdasarkan data statistik
Dinas Peternakan Jawa Timur (2019), bahwa konsumsi telur puyuh
sebanyak 3.144.801 Kg, sedangkan konsumsi daging puyuh sebanyak
163.051 Kg. Sedangkan menurut data statistik Dirjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan (2019), bahwa populasi puyuh menempati posisi
kelima jenis unggas di Indonesia sebanyak 14.107.479 ekor.

Presentation title 2
 Produktivitas puyuh salah satunya dipengaruhi oleh faktor genetik. Adapun
genetik yang mempengaruhi produktivitas puyuh banyak diantaranya gen
Growth Hormon (GH), gen Cytochrome b, dan gen tyrosinase (TYR). Gen
TYR merupakan gen yang memiliki peranan dalam pembentukan warna
pada bagian bulu. Tyrosinase mempunyai peran dalam produksi melanin,
enzim ini mengubah protein (asam amino) yang disebut tirosin ke senyawa
lain yang disebut dopaquinone. Serangkaian reaksi kimia tambahan
mengubah dopaquinone menjadi melanin di kulit, folikel rambut dan bulu

Presentation title 3
 Berdasarkan hasil analisi gen TYR terhadap
sifat kualitatif pada bulu burung puyuh
Cortunix-cortunix japonica menghasilkan
ekspresi lebih tinggi pada burung puyuh
warna bulu hitam (H) dibandingkan dengan
burung puyuh warna bulu coklat tua (CT)
maupun coklat muda (CM)

Presentation title 4
Presentation title 5
 Pengaruh ekspresi gen TYR terhadap sifat kualitatif warna bulu dan sifat
kuantitatif puyuh Cortunix-cortunix japonica. Ekspresi gen TYR dengan
sifat kualitatif dan kuantitatif puyuh Cortunixcortunix japonica
mempunyai hubungan yang positif. Semakin tinggi nilai kuantifikasi
ekspresi gen TYR maka semakin gelap warna bulu puyuh
Cortunixcortunix japonica dan semakin tinggi nilai sifat kuantitatifnya
(panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang sayap, lingkar dada dan
bobot badan).

Presentation title 6
Artikel 2
MENGAPA HARUS PUYUH?
KARENA:

A
- PERMINTAAN TELUR PUYUH YANG
MENINGKAT
- PENGHASIL TELUR DAN DAGING
- APLIKATIF DI LAHAN SEMPIT
- TEKNIK PEMELIHARAAN MUDAH

- SUMBER PENDAPATAN
TAMBAHAN

7
 PENYEDIAAN BIBIT SENDIRI YANG DILAKUKAN OLEH PETERNAK
PUYUH DISINYALIR TELAH MENINGKATKAN TERJADINYA
INBREEDING YANG DIKETAHUI AKAN BERDAMPAK NEGATIF
TERHADAP PRODUKTIFITAS TERNAK. PENYILANGAN PUYUH
DENGAN MEMASUKKAN BIBIT DARI LUAR ATAU MEMPUNYAI
HUBUNGAN KEKERABATAN LEBIH JAUH ADALAH CARA YANG
DAPAT MENEKAN INBREEDING AKIBAT MENURUNNYA GEN-GEN
HOMOZIGOT RESESIF SERTA MENIMBULKAN DAMPAK
HETEROSITAS YANG MENGUNTUNGKAN.

8
 KAHARUDDIN DAN KUSUSIYAH (2011)

G1 G2 G3

BB♂ X PY♀ PP♂ X BY♀ YY♂ X PB♀

P♂ B♂ P♂
x x x
Y♀ Y♀ B♀

50%B 25%P 25%B 50%P 25%B 25%P

25%Y 25%Y 50%Y
♀ ♀ ♀

9
 G4 G5 G6

BB♂ X BB♀ PP♂ X PP♀ YY♂ X YY♀

100%B♀ 100%P♀ 100%Y♀

10
11
12
 Kesimpulan
PERFORMANS PRODUKSI TELUR PUYUH PERSILANGAN 3
DAERAH ASAL LEBIH BAIK DIBANDING PUYUH
MURNI.PUYUH DENGAN KOMPOSISI GENETIK (G1) 50%B
25%P 25%Y UNGGUL PADA LAMA MASA PRODUKSI TELUR
SEHINGGA MENGHASILKAN JUMLAH TELUR LEBIH
BANYAK, SEDANGKAN PUYUH DENGAN KOMPOSISI (G3)
25%B 25%P 50%Y UNGGUL DALAM MENGHASILKAN BERAT
TELUR PER BUTUR, BERAT TOTAL TELUR DAN KONVERSI
RANSUM.

13
 Fitriyah, mudawamah dan sumartono. 2021. Ekspresi Gen Tyrosinase
(Tyr) Terhadap Sifat Kualitatif Dan Sifat Kuantitatif Puyuh (cortunix
cortunix japonica). Ternak tropika journal of tropical animal production
vol 22, no. 2 pp. 113-121
Kaharuddin, Desia dan Kususiyah. 2011.

Thank you Pengaruh Komposisi Genetik Hasil Persilangan Puyuh (Cortunix-

Cortunix Japonica) Tiga Daerah Terhadap Performans Produksi Telur.
Jurnal sain peternakan Indonesia Vo;. 6, No. 1 Januari-Juni 2011