Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester

Ilmu dan Perbaikan Mutu Genetik


Dosen : Dr. Ir. Mudawamah, M.Si, IPM, Asean
Eng Waktu : 9.00-10.30

Peningkatan produktivitas ternak salah satunya ditentukan oleh mutu genetik


ternak. Dalam implementasi ilmu dan perbaikan mutu genetik ternak yang
berkelanjutan, Saudara memilih ternak apa dan bagaimana tahapan yang
dilakukan?

Berikan alasannya serta dukung dengan skema yang bisa menggambarkan


secara utuh implementasi yang saudara pilih. Pilihan bisa berdasarkan PPT atau
makalah yang sudah didiskusikan atau lapangan atau sumber yang lain.

Mohon dibahasa juga dari aspek keberlanjutannya.

Terima kasih dan tetap semangat serta sehat

selalu.
JAWABAN UTS :
KHOLILATUS SA’DIYAH
NPM. 22202041007

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MUTU GENETIK


BURUNG PUYUH

Berdasarkan hasil studi literatur ditemukan bahwa ada pengaruh


ekspresi gen TYR terhadap sifat kualitatif warna bulu dan sifat kuantitatif puyuh
Cortunix-cortunix japonica. Ekspresi gen TYR dengan sifat kualitatif dan
kuantitatif puyuh Cortunix-cortunix japonica mempunyai hubungan yang positif.
Semakin tinggi nilai kuantifikasi ekspresi gen TYR maka semakin gelap warna
bulu puyuh Cortunix-cortunix japonica dan semakin tinggi nilai sifat
kuantitatifnya (panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang sayap, lingkar
dada dan bobot badan). Dalam implementasinya dapat diterapkan seleksi terhadap
bibit unggul burung puyuh (DOQ) yang akan dikembangbiakkan, dengan
mengacu pada ekspresi gen TYR dilihat dari warna bulu, panjang tarsometatarsus,
panjang tibia, panjang sayap, lingkar dada dan bobot badan. Berikut nilai ekspresi
gen TYR terhadap sifat kualitatif dan kuantitatif puyuh

Apabila dilakukan perkawinan antar bibit unggul burung puyuh


maka kemumngkinan akan dihasilkan burung puyuh yang mempunyai
produktivitas tinggi. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan para peternak
burung puyuh. Berikut hasil studi selanjutnya mengenai pengaruh komposisi
genetik hasil persilangan burung puyuh tiga daerah asal terhadap performans
produksi telur. Bahwa telah dilakukan persilangan resiprokal (persilangan jantan
betina bolak balik) antar puyuh yaitu asal Bengkulu dengan Padang (BP),
Bengkulu dengan Yogyakarta (BY) dan padang dengan Yogyakarata (PY)
menunjukkan semua keturunan hasil persilangan tersebut nyata lebih baik
dibandingkan dengan puyuh asli masing masing daerah. Kemudian untuk
mengevaluasi potensi genetik puyuh-puyuh persilangan tersebut maka dilakukan
penggabungan genetik puyuh pesilangan tiga daerah asal dengan cara
mengawinkan puyuh-puyuh hasil persilangan (F1). Berikut genotip puyuh hasil
persilangan puyuh asli daerah asal.

Berikut performans burung puyuh hasil persilangan yang telah


dilakukan. Diperoleh bahwa produksi telur puyuh persilangan tiga daerah asal
lebih baik dibanding puyuh murni.

Hasil pembahasan beberapa literatur di atas dapat dijadikan pedoman


dalam pengembangbiakan burung puyuh oleh peternak agar diperoleh produksi
yang optimal. Dengan memperhatikan langkah-langkah dalam mengawinkan bibit
unggul (DOQ) dari daerah penghasil bibit, melakukan seleksi secara ketat,
melakukan recording dan menerapkan manajemen pemeliharaan yang sesuai.

REFERENSI :

Fitriyah, Mudawamah dan Sumartono. 2021. Ekspresi Gen Tyrosinase (Tyr)


Terhadap Sifat Kualitatif Dan Sifat Kuantitatif Puyuh (Cortunix
Cortunix Japonica). Journalof Tropical Animal Production. Vol 22,
No. 2 pp. 113-121 Desember.

Kaharuddin, Desia dan Kususiyah. 2011. Pengaruh Komposisi Genetik Hasil


Persilangan Puyuh (Cortunix-cortunix Japonica) Tiga Daerah
Asal Terhadap Performans Produksi Telur. Jurnal Sain Peternakan
Indonesia Vol 6, No.1 Januari- Juni.

Anda mungkin juga menyukai