1. Orientasi
2. Etika dan Etiket
3. Etika dan Moral
4. Norma dan Hukum
5. Etika dan Agama
REVIEW 1. Ketergantungan antar individu
2. Potensi berbeda antar individu
P2 P5
P1 P4
P3 P6
Knowing mind
sinergi
M E N G A P A….?
Keterbatasan pikiran Keterbatasan pengalaman
Sebelum kita dapat melakukan sesuatu apapun, kita harus mencari/menentukan orientasi
dahulu, yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan penjajagan.
Kita harus tahu dimana kita berada & kemana arah harus bergerak utk mencapai tujuan kita
Manusia adalah makhluk yang tahu dan mau ( filsafat)
Artinya : kemauannya mengandalkan pengetahuannya. Ia hanya dapat bertindak berdasarkan
pengertian2 tentang dimana ia berada, tentang situasinya, kemampuannya dll. Yg perlu di
perhitungkan agar rencana2/ kemauannya dapat terlaksana…………. Maka ia memerlukan
orientasi
Sebagai sarana orientasi tsb adalah E T I K A yang akan menjawab suatu pertanyaan yg amat
fundamental yaitu : BAGAIMANA SAYA HARUS HIDUP & BERTINDAK/BERBUAT.
Sumber jawaban pertanyaan : orang2 tua, tradisi, adat istiadat, lingkungan sosial, agama, ideologi,
Jawabannya bisa berbeda satu sama lainnya………. Disini ETIKA akan membantu kita untuk
mencari orientasi.
TUJUANNYA : Agar kita hidup tidak asal ikut2an & mampu mempertanggung jawabkan
tindakan dan kehidupan kita.
SISTIMATIKA ETIKA
PERBEDAANNYA
Moralitas dipahami sbg sebuah ajaran ttg perilaku yang baik & buruk sedangkan etika dipahami sbg ilmu
pengetahuan tentang kesusilaan yg menentukan perilaku manusia dalam hidup.
Moralitas mengatakan bagaimana kita harus hidup, sedangkan etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti
moralitas tertentu atau bagaimana kita harus bersikap yg bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai
moralitas
Moralitas merupakan sebuah “pranata” seperti agama, politik & bahasa yg sudah diwarisi turun temurun
sedangkan etika merupakan sikap kritis setiap pribadi & kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas
tersebut.
Jadi, antara satu orang dengan yg lainnya bisa sama dalam hal moralitas, tetapi dalam sikap etis bisa berbeda.
Dalam konteks yg lebih luas hal ini berlaku pula antara masyarakat yg satu dengan masyarakat yg lainnya.
KONKLUSI
Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau
pemikiran kritis & mendasar tentang ajaran2 serta pandangan moral.
Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran
Ilmu berlaku universal, sedangkan ajaran berlaku exclusive
Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup adalah moral. Etika hanya mau mengerti
mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu atau bagaimana kita dapat mengam
bil suatu sikap yang bertanggung jawab.
ANALOGI :
Ajaran moral dapat diibaratkan dengan buku petunjuk bagaimana kita harus memperla
kukan sepeda motor dengan baik, sedangkan etika memberikan pengertian kepada kita
tentang struktur & teknologi sepeda motor itu sendiri.
• NORMA DAN HUKUM
• Norma adalah batasan-batasan (aturan) yang menjadi tolok ukur (acuan) di dalam kehidupan
bermasyarakat .
• Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu.
Mis: si Fulan oleh sebahagian teman2nya dianggap tidak baik karena kerjanya dinilai kurang cepat,
tapi sebahagian orang menganggap ia adalah orang baik karena se-hari2nya ia menunjukkan rasa
sosial yang tinggi dilingkungannya.
Dari contoh diatas, penilaian si Fulan tidak baik hanya dilihat dari satu segi saja, yaitu hanya dari sisi
skill kerja (banyak bergantung pada kondisi,situasi), tetapi dari sisi lain (humanity) si Fulan ternyata
merupakan sosok yang ideal, yaitu dari sisi manusia sebagai pribadi seutuhnya, jadi lebih bersifat
nilai moral.
Di dalam masyarakat ada terdapat banyak norma yang harus diperhatikan, tetapi semua dapat
dikelompokkan dalam dua golongan besar:
1. Norma umum. Adalah norma yang berkait dengan tingkah laku manusia sebagai bagian dari aspek
kehidupan keseluruhan.
2. Norma khusus. Adalah norma yang berlaku dalam bidang atau situasi tertentu.
1. Norma Umum.
Norma ini terbagi atas :
Dari pembagian2 diatas, tampak bahwa norma moral menduduki tempat tertinggi eksistensinya, tidak bisa
dikalahkan oleh norma yang lainnya bahkan norma moral dapat memberikan penilaian terhadap keberada
an norma lainnya, termasuk eksistensinya. Generalisasi norma moral ini sering dikenal sebagai norma etis.
Manusia memerlukan norma etis karena perilakunya tidak dikuasai oleh insting seperti hewan. Manusia
hrs mengatur perilakunya sendiri melalui keputusan bebas yang layak.
Jadi jika kita berbuat sesuatu kepada orang lain, maka berbuatlah secara layak sebagaimana layaknya
berbuat pada diri sendiri.
CONTOH KASUS
Misal : Seorang pemuda menubruk dan memeluk seorang istri pejabat sehingga jatuh
berhimpitan berguling-guling dalam menghindari tubrukan mobil yang remnya blong.
Dalam hal itu dia bukannya bersikap tidak sopan dan melanggar tata krama, tetapi karena
situasi yang menuntut.
2. Norma hukum :
Pada hakikatnya logika, etika, dan estetika merupakan suatu proses tindakan dimana
seseorang mengolah alam pikirnya yang kemudian di wujudkan dalam bentuk cara pandang,
pendapat dan perilakunya.
Perbedaan diantara ketiganya adalah jika logika pada intinya merupakan segala deskripsi yang
terkait dengan hal benar-salah. Sedangkan etika intinya adalah sebuah prilaku atau ilmu tentang
baik-buruk. Kemudian estetika adalah suatu pola pikir atau cara pandang mengenai hal indah-tidak
indah atau harmoni.
Untuk itu,dapat dimaknai lebih lanjut dari perbedaan ketiganya adalah logika merupakan perkataan
atau ucapan, etika merupakan sikap tindakan atau prilaku, sedangkan estetika adalah cara
pandang atau cara berpikir. Kemudian logika adalah tentang benar dan salah, etika tentang baik
dan buruk, sedangkan estetika tentang keindahan dan tidak indah atau harmoni.
Dalam konteks bahasan ini, pengembangan jiwa (soft skill) identik dengan pengembangan
etika dan estetika (keduanya mencakup pembangunan nilai-nilai, moral, keadaban, dan
lain sebagai nya), sedangkan pembangunan badan meliputi pengembangan logika dan
keterampilan (hard skill).
kita harus menyeimbangkan antara logika, etika, dan estetika. "Logika menghasilkan ilmu
pengetahuan, etika melahirkan norma, dan estetika melahirkan keindahan,"
Apabila hal tersebut tidak seimbang, maka akan terjadi ketimpangan dalam kehidupan.
"Banyak manusia yang berilmu pengetahuan, namun tidak berperikemanusian. Itu karena
tidak seimbangnya antara logika, etika, dan estetika tersebut,"
Keseimbangan antara logika, etika, dan estetika akan membuat manusia jadi cerdas.
"Dengan ilmu manusia akan tahu benar salah, dengan norma manusia akan mengerti baik
buruk, dengan etika manusia akan tahu keindahan,"
Contoh : jika Fulan menipu orang dengan ucapan yang lembut, dan meyakinkan. Dalam
hal ini nilai estetikanya ada: kelembutan dalam perkataan dan meyakinkan, tapi secara
logika dan etika, perbuatan menipu itu salah, perbuatan yang tidak baik, maka nilai
estetika yang telah dibangun tadi akan runtuh oleh logika dan etika yang buruk.
kita dapat mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu harus dilakukan
dengan serasi, mulai dari memutuskan perbuatan tersebut benar atau
salah, baik atau buruk, dan tentunya dikemas dengan keindahan,
harmoni.
ETIKA DAN AGAMA
ETIKA DAN AGAMA
Etika tidak dapat menggantikan agama. tetapi di lain pihak etika juga tidak berten
tangan dengan agama, bahkan diperlukan.
Ada 2 (dua) masalah di bidang moral agama yang tidak dapat dipecahkan tanpa
menggunakan metode-metode etika.
1. Bagaimana kita harus mengartikan sabda Tuhan yang termuat dalam wahyu.
Masalahnya bukan dari sudut wahyunya tetapi dari sisi manusianya yang harus
menangkap maksud-maksud wahyu tersebut.
Secara hakiki manusia terbatas dalam pengetahuannya, maka ia tidak dapat
100 % kepastian dalam memahami wahyu Tuhan.
Maka ia dapat keliru dalam mengimplementasikan wahyu.
Perlu diadakan interpretasi yang dibahas bersama-sama sampai semua sepakat
tentang maksud wahyu tersebut; jadi disini perlu metode-metode etika.
Tidak jarang ditemukan bahwa suatu yang kita anggap ajaran agama ternyata
hanya merupakan pendapat satu aliran teologis atau mazhab hukum tertentu,
sedangkan apa yang dikatakan dalam kitab suci ternyata mengizinkan interpre
tasi lain.
2. Bagaimana menanggapi dari sisi agama terhadap
masalah-masalah moral yang pada wahyu diterima
belum difikirkan/ terfikirkan mis: masalah bayi tabung,
cangkok ginjal, bank kornea mata, bedah
plastik ,kloning dll
Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistik, juga dalam bidang
moralitas
Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding karena
perubahan-perubahan akibat modernisasi
Di sini etika membantu agar tidak kehilangan orientasi, yang membedakan
antara apa yang hakiki dan apa saja yang boleh berubah. Oleh karena itu kita
tetap sanggup mengam bil sikap-sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam banyak hal, perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami
dipergunakan oleh pelbagai pihak untuk memancing dalam air keruh (tawaran
pelbagai ideologi-ideologi)
Di sini etika membuat kita mampu menghadapinya dengan cara kritis dan
objektif.
Etika juga diperlukan oleh kaum agama yang disatu sisi menentukan dasar
kemantapan mereka dalam iman kepercayaan, dilain sisi sekaligus mau
berpartisipasi tanpa takut-takut dan tidak menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang/terus berubah.
End of part - 2