Anda di halaman 1dari 24

MATERI - 2

INDIVIDU DAN KOMUNITAS


TOPIK BAHASAN :

1. Orientasi
2. Etika dan Etiket
3. Etika dan Moral
4. Norma dan Hukum
5. Etika dan Agama
REVIEW 1. Ketergantungan antar individu
2. Potensi berbeda antar individu

P2 P5
P1 P4

P3 P6

Knowing mind

sinergi

Maksimalisasi kualitas hidup


KEBUTUHAN MANUSIA YANG PALING MENDASAR …………….
O R I E N T A S I

M E N G A P A….?
Keterbatasan pikiran Keterbatasan pengalaman
Sebelum kita dapat melakukan sesuatu apapun, kita harus mencari/menentukan orientasi
dahulu, yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan penjajagan.
Kita harus tahu dimana kita berada & kemana arah harus bergerak utk mencapai tujuan kita
Manusia adalah makhluk yang tahu dan mau ( filsafat)
Artinya : kemauannya mengandalkan pengetahuannya. Ia hanya dapat bertindak berdasarkan
pengertian2 tentang dimana ia berada, tentang situasinya, kemampuannya dll. Yg perlu di
perhitungkan agar rencana2/ kemauannya dapat terlaksana…………. Maka ia memerlukan
orientasi
Sebagai sarana orientasi tsb adalah E T I K A yang akan menjawab suatu pertanyaan yg amat
fundamental yaitu : BAGAIMANA SAYA HARUS HIDUP & BERTINDAK/BERBUAT.
Sumber jawaban pertanyaan : orang2 tua, tradisi, adat istiadat, lingkungan sosial, agama, ideologi,
Jawabannya bisa berbeda satu sama lainnya………. Disini ETIKA akan membantu kita untuk
mencari orientasi.
TUJUANNYA : Agar kita hidup tidak asal ikut2an & mampu mempertanggung jawabkan
tindakan dan kehidupan kita.
SISTIMATIKA ETIKA

Etika Agama dan Budaya


ETIKA DAN ETIKET
Etiket berasal dari perancis : etiquette = kartu undangan dari kalangan
raja2/bangsawan yang di dalamnya tertera aturan2 yang sangat ketat/ber-belit2,
dimana diatur cara duduk, berpakaian, bersikap, cara makan dll.
Lama kelamaan pengertian etiquette beralih dari kartu undangan menjadi
pengertian isinya tersebut.
Akhirnya pengertian etiket= kumpulan cara sikap bergaul yang baik diantara
orang2 ber- adab
Memiliki hubungan erat dengan ETIKA yaitu menilai moral seseorang
antara lain dengan melihat etiket pergaulannya. Jadi disini etiket dapat dipakai
sebagai salah satu alat utk mengukur moral seseorang.
PERBEDAANNYA

a. Etiket adalah cara, sedangkan etika adalah niat.


b. Etiket adalah formalitas, sedangkan etika adalah nurani
C. Etiket bersifat relatif, sedangkan etika bersifat mutlak.
d. Etiket adalah lahiriah, sedangkan etika adalah batiniah .
ETIKA DAN MORAL
Akar kata : E T O S = tempat tinggal, kebiasaan, adat, sikap, cara pikir
Dalam bentuk jamak : TA ETHA = adat kebiasaan menjadi E T I K A
Akar kata moral : M O R E S = sila, pengaturan hidup. memuat pandangan2 nilai2 & norma moral diantara
kelompok manusia.
Sumber ajaran moral : tradisi/adat istiadat, agama, ideologi memberi manusia petunjuk konkrete tentang
bagaimana harus hidup, berttindak yg baik & menghindari perilaku2 buruk.

PERBEDAANNYA
Moralitas dipahami sbg sebuah ajaran ttg perilaku yang baik & buruk sedangkan etika dipahami sbg ilmu
pengetahuan tentang kesusilaan yg menentukan perilaku manusia dalam hidup.
Moralitas mengatakan bagaimana kita harus hidup, sedangkan etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti
moralitas tertentu atau bagaimana kita harus bersikap yg bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai
moralitas
Moralitas merupakan sebuah “pranata” seperti agama, politik & bahasa yg sudah diwarisi turun temurun
sedangkan etika merupakan sikap kritis setiap pribadi & kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas
tersebut.
Jadi, antara satu orang dengan yg lainnya bisa sama dalam hal moralitas, tetapi dalam sikap etis bisa berbeda.
Dalam konteks yg lebih luas hal ini berlaku pula antara masyarakat yg satu dengan masyarakat yg lainnya.
KONKLUSI

Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau
pemikiran kritis & mendasar tentang ajaran2 serta pandangan moral.
Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran
Ilmu berlaku universal, sedangkan ajaran berlaku exclusive
Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup adalah moral. Etika hanya mau mengerti
mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu atau bagaimana kita dapat mengam
bil suatu sikap yang bertanggung jawab.
ANALOGI :
Ajaran moral dapat diibaratkan dengan buku petunjuk bagaimana kita harus memperla
kukan sepeda motor dengan baik, sedangkan etika memberikan pengertian kepada kita
tentang struktur & teknologi sepeda motor itu sendiri.
• NORMA DAN HUKUM
• Norma adalah batasan-batasan (aturan) yang menjadi tolok ukur (acuan) di dalam kehidupan
bermasyarakat .
• Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu.
Mis: si Fulan oleh sebahagian teman2nya dianggap tidak baik karena kerjanya dinilai kurang cepat,
tapi sebahagian orang menganggap ia adalah orang baik karena se-hari2nya ia menunjukkan rasa
sosial yang tinggi dilingkungannya.
Dari contoh diatas, penilaian si Fulan tidak baik hanya dilihat dari satu segi saja, yaitu hanya dari sisi
skill kerja (banyak bergantung pada kondisi,situasi), tetapi dari sisi lain (humanity) si Fulan ternyata
merupakan sosok yang ideal, yaitu dari sisi manusia sebagai pribadi seutuhnya, jadi lebih bersifat
nilai moral.
Di dalam masyarakat ada terdapat banyak norma yang harus diperhatikan, tetapi semua dapat
dikelompokkan dalam dua golongan besar:
1. Norma umum. Adalah norma yang berkait dengan tingkah laku manusia sebagai bagian dari aspek
kehidupan keseluruhan.
2. Norma khusus. Adalah norma yang berlaku dalam bidang atau situasi tertentu.
1. Norma Umum.
Norma ini terbagi atas :

a. Norma sopan santun atau etiket


Norma ini menyangkut sikap lahiriah manusia sehingga hal ini dapat mengungkapkan sikap hati. Oleh karena
itu bisa mempunyai kualitas moral. Tapi walaupun demikian, sikap lahiriah itu sendiri tidak mesti bersifat
moral.
Seseorg yang tidak mengetahui norma sopan santun, meski tidak disukai dapat dinyatakan tidak melanggar
norma moral ini.
b. Norma hukum.
Norma ini adalah norma yang dituntut dengan tegas oleh anggota masyarakat. Norma ini dikehendaki & dapat
dipaksakan keberlakuannya, mengingat tujuan utamanya adalah kesejahteraan & keselamatan masyarakat
nya. Tidak melaksanakan norma ini dinyatakan sebagai suatu pelanggaran, sehingga karena itu yang ber
sangkutan dapat dituntut sejumlah sangsi berupa hukuman.
Norma ini tidak memberikan jaminan ukuran baik-buruknya perilaku seseorg tetapi lebih pada penjagaan
ketertiban umum dan tujuan sosial masyarakat.

NORMA HUKUM ≠ NORMA MORAL !!!!


c. Norma moral.
Norma ini menentukan apakah perilaku seseorg baik atau buruk dilihat dari sudut etis & dijadikan ukuran
oleh masyarakat untuk menilai sejauh mana seseorang itu baik atau buruk sebagai manusia seutuhnya,
sehingga memunculkan bobot seseorang dalam struktur masyarakat.
d. Norma khusus

Norma ini hanya berlaku dalam bidang atau situasi khusus/tertentu.


Misalnya :
1. Dalam sepak bola : Bola tidak boleh disentuh tangan hanya berlaku selama kita main sepak bola. Begitu
berhenti bermain, aturan ini tidak berlaku
2. Agama & kayakinan : hanya berlaku bagi pemeluknya.
3. Tata tertib kampus hanya berlaku selama kita berada di kampus.

Dari pembagian2 diatas, tampak bahwa norma moral menduduki tempat tertinggi eksistensinya, tidak bisa
dikalahkan oleh norma yang lainnya bahkan norma moral dapat memberikan penilaian terhadap keberada
an norma lainnya, termasuk eksistensinya. Generalisasi norma moral ini sering dikenal sebagai norma etis.
Manusia memerlukan norma etis karena perilakunya tidak dikuasai oleh insting seperti hewan. Manusia
hrs mengatur perilakunya sendiri melalui keputusan bebas yang layak.
Jadi jika kita berbuat sesuatu kepada orang lain, maka berbuatlah secara layak sebagaimana layaknya
berbuat pada diri sendiri.
CONTOH KASUS

1. Norma sopan santun :

Misal : Seorang pemuda menubruk dan memeluk seorang istri pejabat sehingga jatuh
berhimpitan berguling-guling dalam menghindari tubrukan mobil yang remnya blong.
Dalam hal itu dia bukannya bersikap tidak sopan dan melanggar tata krama, tetapi karena
situasi yang menuntut.

2. Norma hukum :

Bisa terjadi seseorang demontran dihukum (melanggar hukum) karena memperjuangkan


tuntutan suara hati masyarakat., jadi tindakannya dilakukan demi kesadaran moral.
Dalam hal ini walaupun ia di hukum tidak berarti ia orang buruk.
Banyak figur pemimpin yang berkuasa saat ini, merupakan alumni penjara akibat bentur
an politik dengan rejim pemerintahan yang lama.
Disini terlihat bahwa produk hukum yang diterapkan pada suatu entitas manusia bisa ber
beda pada waktu, kondisi & situasi yang berbeda walaupun ditujukan untuk kebersamaan
dan keteraturan bersama.
Logika, etika, dan estetika
ketiga istilah tersebut berhubungan erat dengan tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari.
Tanpa kita sadari segala sesuatu yang kita lakukan berkaitan dengan ketiga unsur diatas

Pada hakikatnya logika, etika, dan estetika merupakan suatu proses tindakan dimana
seseorang mengolah alam pikirnya yang kemudian di wujudkan dalam bentuk cara pandang,
pendapat dan perilakunya.

Perbedaan diantara ketiganya adalah jika logika pada intinya merupakan segala deskripsi yang
terkait dengan hal benar-salah. Sedangkan etika intinya adalah sebuah prilaku atau ilmu tentang
baik-buruk. Kemudian estetika adalah suatu pola pikir atau cara pandang mengenai hal indah-tidak
indah atau harmoni.

Untuk itu,dapat dimaknai lebih lanjut dari perbedaan ketiganya adalah logika merupakan perkataan
atau ucapan, etika merupakan sikap tindakan atau prilaku, sedangkan estetika adalah cara
pandang atau cara berpikir. Kemudian logika adalah tentang benar dan salah, etika tentang baik
dan buruk, sedangkan estetika tentang keindahan dan tidak indah atau harmoni.
Dalam konteks bahasan ini, pengembangan jiwa (soft skill) identik dengan pengembangan
etika dan estetika (keduanya mencakup pembangunan nilai-nilai, moral, keadaban, dan
lain sebagai nya), sedangkan pembangunan badan meliputi pengembangan logika dan
keterampilan (hard skill).

kita harus menyeimbangkan antara logika, etika, dan estetika. "Logika menghasilkan ilmu
pengetahuan, etika melahirkan norma, dan estetika melahirkan keindahan,"
Apabila hal tersebut tidak seimbang, maka akan terjadi ketimpangan dalam kehidupan.
"Banyak manusia yang berilmu pengetahuan, namun tidak berperikemanusian. Itu karena
tidak seimbangnya antara logika, etika, dan estetika tersebut,"
Keseimbangan antara logika, etika, dan estetika akan membuat manusia jadi cerdas.
"Dengan ilmu manusia akan tahu benar salah, dengan norma manusia akan mengerti baik
buruk, dengan etika manusia akan tahu keindahan,"

Contoh : jika Fulan menipu orang dengan ucapan yang lembut, dan meyakinkan. Dalam
hal ini nilai estetikanya ada: kelembutan dalam perkataan dan meyakinkan, tapi secara
logika dan etika, perbuatan menipu itu salah, perbuatan yang tidak baik, maka nilai
estetika yang telah dibangun tadi akan runtuh oleh logika dan etika yang buruk.
kita dapat mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu harus dilakukan
dengan serasi, mulai dari memutuskan perbuatan tersebut benar atau
salah, baik atau buruk, dan tentunya dikemas dengan keindahan,
harmoni.
ETIKA DAN AGAMA
ETIKA DAN AGAMA
Etika tidak dapat menggantikan agama. tetapi di lain pihak etika juga tidak berten
tangan dengan agama, bahkan diperlukan.
Ada 2 (dua) masalah di bidang moral agama yang tidak dapat dipecahkan tanpa
menggunakan metode-metode etika.

1. Bagaimana kita harus mengartikan sabda Tuhan yang termuat dalam wahyu.
Masalahnya bukan dari sudut wahyunya tetapi dari sisi manusianya yang harus
menangkap maksud-maksud wahyu tersebut.
Secara hakiki manusia terbatas dalam pengetahuannya, maka ia tidak dapat
100 % kepastian dalam memahami wahyu Tuhan.
Maka ia dapat keliru dalam mengimplementasikan wahyu.
Perlu diadakan interpretasi yang dibahas bersama-sama sampai semua sepakat
tentang maksud wahyu tersebut; jadi disini perlu metode-metode etika.
Tidak jarang ditemukan bahwa suatu yang kita anggap ajaran agama ternyata
hanya merupakan pendapat satu aliran teologis atau mazhab hukum tertentu,
sedangkan apa yang dikatakan dalam kitab suci ternyata mengizinkan interpre
tasi lain.
2. Bagaimana menanggapi dari sisi agama terhadap
masalah-masalah moral yang pada wahyu diterima
belum difikirkan/ terfikirkan mis: masalah bayi tabung,
cangkok ginjal, bank kornea mata, bedah
plastik ,kloning dll

Masalah2 ini dalam kitab wahyu tidak dibicarakan


secara explisit, jadi paling2 dijawab melalui KIAS.
Disini pemikiran berdasar etika diperlukan untuk
mengambil sikap yg dapat di pertanggung jawabkan.
Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal-budi dan daya
pikir untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia
mau menjadi baik.
Itulah sebabnya mengapa kaum yang beragama diharapkan betul-betul
mema kai Ratio dan metode Etika bagi kepentingan kehidupan di dunia
ini
Jadi berbeda dengan ajaran moral, etika tidak mempunyai pretensi
untuk secara langsung dapat membuat manusia menjadi lebih baik.
Etika adalah pemikiran kritis dan sistematis tentang moralitas.
Yang dihasilkan langsung dari etika bukan kebaikan, melainkan
suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Agama memang tidak sepenuhnya memberikan jawaban detail perma
salahan kehidupan karena ia memiliki rentang ruang & waktu dengan
validitas tak terhingga, sehingga jawaban agama lebih terfokus pada
pokok2 permasalahan tersebut, dan jawaban detail tersebut sudah ter
simpan didalam alam itu sendiri yang oleh agama sudah diisyaratkan
baik langsung maupun tidak langsung melalui ayat2 kitab sucinya yang
bersifat tersurat maupun tersirat.

Kitab suci bukan kitab SCIENCES tetapi kitab SIGNS


• Jadi, masalah jangkauan keberlakuan norma2 moral yg eksplisit termuat dalam
kitab2 suci maupun masalah penerapan sikap dasar moral agama pada masalah-
masalah yg tidak termuat secara eksplisit, menuntut kita melakukan pendekatan
rasional etika.

• AGAMA & MORAL


• Agama dan moral tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tidak mungkin se-
seorg dapat sungguh2 hidup bermoral tanpa agama. Sejumlah alasan yg
melandasinya adalah :
1. Moralitas pada hakekatnya bersangkut-paut dengan bagaimana manusia
menjadi baik..
Jalan terbaik pencapaian adalah dg melaksanakan perintah & kehendak Tuhan
yang semuanya itu dpt diketahui melalui agama.
2. Agama merupakan salah satu pranata kehidupan manusia yg paling lama
bertahan sejak dulu. Hal ini semakin memperkuat bukti bhw moralitas dlm
masyarakat erat terjadi dg praktek hidup beragama.
3. Agama menjadi penjamin yg kuat bagi hidup manusia bermoral, karena agama
memberi landasan yg kuat bagi pemurnian motivasi penghayatan agama.
KONKLUSI GUNA ETIKA

Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistik, juga dalam bidang
moralitas
Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding karena
perubahan-perubahan akibat modernisasi
Di sini etika membantu agar tidak kehilangan orientasi, yang membedakan
antara apa yang hakiki dan apa saja yang boleh berubah. Oleh karena itu kita
tetap sanggup mengam bil sikap-sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam banyak hal, perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami
dipergunakan oleh pelbagai pihak untuk memancing dalam air keruh (tawaran
pelbagai ideologi-ideologi)
Di sini etika membuat kita mampu menghadapinya dengan cara kritis dan
objektif.
Etika juga diperlukan oleh kaum agama yang disatu sisi menentukan dasar
kemantapan mereka dalam iman kepercayaan, dilain sisi sekaligus mau
berpartisipasi tanpa takut-takut dan tidak menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang/terus berubah.
End of part - 2

Anda mungkin juga menyukai