Anda di halaman 1dari 26

Latar Belakang

Akses ke pendidikan dan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung perilaku sehat,
sehingga dapat mewujudkan hasil kesehatan yang lebih baik. Pada gilirannya, kesehatan yang baik
terkait dengan penurunan angka putus sekolah dan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi,
berpengaruh terhadap kinerja pendidikan, lapangan kerja yang lebih luas dan produktivitas kerja
yang lebih maksimal.

WHO telah lama mengakui hubungan antara kesehatan dan pendidikan serta potensi sekolah
untuk memainkan peran sentral dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan siswa. Pada tahun
1995, WHO meluncurkan Global School Health Initiative, yang bertujuan untuk memperkuat
pendekatan promosi kesehatan di sekolah. Persoalan kesehatan di lembaga pendidikan dapat
lebih diselesaikan dengan baik apabila di suatu sekolah memiliki pelayanan pengobatan yang juga
baik (Adhanom T, 2021).
Perumusan Masalah
Dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.Bagaimana perencanaan manajemen pendidikan kesehatan di
Madinatunnajah Tangerang Selatan.
2.Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan kesehatan di
Madinatunnajah Tangerang Selatan.
3.Bagaimana penatalaksanaan manajemen pendidikan kesehatan di
Madinatunnajah Tangerang Selatan.
Fokus Dan Subfokus Penelitian
• Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah manajemen pendidikan kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan seluruh santri pesantren yaitu dari sisi memberi pendidikan
kesehatan terhadap santri pesantren dan juga memberikan pengobatan. Tenaga kesehatan di
pondok pesantren Madinatunnajah beserta tim medis berperan memberikan pendidikan,
edukasi, saran kesehatan terhadap para santri baik secara langsung maupun tidak langsung
(misalnya poster kesehatan) serta berupaya maksimal untuk mewujudkan santri sehat dan
berupaya mencegah santri agar tidak sakit.

• Subfokus dalam penelitian ini adalah mengkaji masalah Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di
pondok pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan yang sudah berjalan. Poskestren
melaksanakan pelayanan pengobatan terhadap santri-santri yang sakit. Apabila ada kasus yang
tidak dapat ditangani di poskestren, maka tenaga kesehatan pesantren merujuk ke unit kesehatan
sekolah atau pelayanan pengobatan yang lebih besar dan lebih lengkap fasilitas peralatannya.
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
a.Menganalisis perencanaan manajemen pendidikan kesehatan
berbasis Pondok Pesantren.

b.Menganalisis pelaksanaan manajemen pendidikan kesehatan di


Madinatunnajah Tangerang Selatan.

c.Menganalisis penatalaksanaan manajemen pendidikan kesehatan


di Madinatunnajah Tangerang Selatan.
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian

2.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi pengembangan secara teoritis
maupun praktis.
a.Manfaat Teoritis.
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan teori baru dalam
rangka menganalisis manajemen pendidikan kesehatan berbasis pondok pesantren.
b.Manfaat Praktis
1)Bagi Pimpinan Pondok Pesantren
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penerapan dan praktik manajemen
pendidikan kesehatan yang tepat serta terciptanya kondisi santri pesantren yang sehat
jasmani dan rohani di Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan.
2)Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat atau dapat dijadikan dasar untuk menganalisis
manajemen pendidikan kesehatan dan perkembangannya di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Tangerang Selatan.
BAB II.LANDASAN TEORI
A.Konsep Manajemen Pendidikan Kesehatan

• Manajemen secara umum merupakan suatu proses dari serangkaian kegiatan mencakup
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atau pengawasan dengan
maksud untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, dasar-dasar
manajemen sangat penting dipahami bagi seseorang yang sedang mengembangkan
pendidikan. Tujuannya agar pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pengelolaan yang sudah
direncanakan.

• Manajemen pendidikan merupakan suatu proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,


dan pengawasan dalam mengelola segala sumber daya yang berupa manusia, uang, material,
metode, mesin, market, waktu, dan informasi, untuk mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien dalam bidang pendidikan. Secara umum tujuan utama manajemen pendidikan adalah
untuk membentuk kepribadian para pelajar agar sesuai dengan tujuan dari pendidikan
nasional dan tingkat perkembangan atau perbaikan untuk usia pendidikan. Tidak hanya itu,
tujuan ini juga meliputi identifikasi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dalam
perencanaan.
B.Implikasi
Berdasarkan hasil disertasi ini, peneliti dapat mengemukakan implikasi teoritis dan praktis sebagai
berikut:
• 1.Implikasi Teoritis.
• a. Disertasi ini menemukan konsep manajemen kesehatan dan penerapan prinsip-prinsip
manajemen dalam sistem kesehatan di mana pelayanan kesehatan diberikan. Ini menyoroti
kebutuhan dan pentingnya manajemen kesehatan di pesantren. Ini memberikan gambaran tentang
fungsi inti manajemen kesehatan dalam perencanaan kesehatan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi, dan proses manajemen dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Prinsip pengobatan di pesantren harus sesuai dengan prinsip Islam. Penyakit-penyakit
yang terdapat di pesantren dapat diatasi dengan menyelenggarakan proses yang pendekatannya
komunikatif antar pendidik, juga metode yang tepat dalam menyampaikan saran kesehatan.

• b. Disertasi ini juga menemukan konsep sehat adalah fisik dan mental yang sehat, dan sakit berarti
ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, karena keluhan sakit yang diderita oleh
santri dimulai dari diri sendiri. Demi memberi contoh yang baik, teman-temannya mencontoh pola
hidup yang sehat juga misalnya, kemudian dilakukan juga edukasi tidak langsung melalui media-
media yang dapat digunakan misalnya poster atau brosur dan tetap menerapkan strategi-strategi
yang tepat dalam edukasi kesehatan saat santri sakit. Penekanan terhadap disiplin dan karakter
yang baik dapat mewujudkan pola hidup yang sehat karena pembiasaan yang positif, sehingga
terwujud juga pikiran dan perilaku yang positif. Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah
1.Implikasi Teoritis.

• Hasil penelitian pada pondok pesantren menemukan konsep pendidikan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit
gawat serta bencana kesehatan di Madinatunnajah. Dilakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dalam aspek
perencanaan melihat kesehatan lingkungan sebagai hal yang penting. Untuk kasus mortalitas (angka kematian) di
pesantren ini tidak ada karena sudah diantisipasi sejak awal apabila terdapat kasus morbiditas (angka penyakit).
Perencanaan juga membahas mengenai perilaku kesehatan sebagai kunci untuk meraih kondisi tubuh yang prima dan
bugar.

• Manajemen preventif terhadap musibah kebakaran, kecelakaan kerja, sampai kewaspadaan terhadap bencana alam
seperti banjir perlu juga diwaspadai sebagai bentuk preventif terhadap gangguan kesehatan akibat hal yang tidak terduga
dari sisi kecelakaan kerja maupun kecelakaan dalam beraktivitas di pesantren. Guru hendaknya menjadi teladan dan
contoh dalam perilaku hidup sehat yang diwujudkan dalam upaya promosi kesehatan misalnya melalui konseling
kesehatan. Kemudian diadakan lomba lingkungan bersih dan sehat serta upaya preventif adalah pemeriksaan kesehatan
berkala dan deteksi dini apabila berpotensi untuk menderita sakit. Cara melakukan pertolongan pertama terhadap kasus
gawat darurat juga prinsip yang ditekankan di Madinatunnajah, sebelum santri yang mengalami kecelakaan dibawa ke
rumah sakit harus ada pertolongan pertama yang cepat pada santri yang sakit dan memerlukan penanganan segera
tersebut.
• 2.Implikasi Praktis
• a.Penemuan konsep manajemen pendidikan kesehatan pada pondok pesantren Madinatunnajah dapat dijadikan model pada setiap pondok pesantren maupun sekolah bukan pesantren untuk
penyusunan strategi dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
• b. Penemuan konsep manajemen pendidikan kesehatan pada pondok pesantren Madinatunnajah dapat diterapkan pada pondok pesantren lainnya maupun sekolah bukan pesantren, sehingga
dapat meningkatkan kualitas layanan balai kesehatan di suatu pondok pesantren atau usaha kesehatan pada suatu sekolah.
• c. Penemuan konsep manajemen pendidikan kesehatan pada pondok pesantren Madinatunnajah dapat diimplementasikan oleh pondok pesantren lainnya maupun sekolah bukan pesantren
dalam upaya menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah kesehatan dan dapat senantiasa mengikuti perkembangan ilmu kesehatan dan kedokteran.
• C.Saran
• Berdasarkan beberapa temuan dalam disertasi ini, peneliti menyampaikan beberapa saran, sebagai berikut:
• 1.Pondok Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan.
• a.Kepada segenap pimpinan pondok pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan agar terus mempertahankan dan meningkatkan pencapaian kualitas kesehatan. Pastikan akses ke perawatan
kesehatan primer dapat terlaksana apabila kasus penyakit santri berat, menyediakan sistem untuk menangani situasi medis krisis dan emberikan skrining dan pemantauan imunisasi atau
vaksinasi yang diperlukan untuk kasus penyakit yang sering terjadi.
• b.Kepada para pendidik dan guru senantiasa berkomunikasi dengan pimpinan baik yang berkaitan dengan kebijakan kesehatan secara langsung, maupun secara tidak langsung. Menyediakan
sistem untuk identifikasi dan solusi masalah kesehatan dan pendidikan siswa.
• c. Kepada pimpinan, pendidik dan guru agar meningkatkan kualitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan kontrol serta evaluasi program kegiatan dalam masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit di pesantren. Memberikan pendidikan kesehatan yang komprehensif dan tepat.
• d. Kepada tenaga kesehatan di pesantren untuk mendesain program-program kesehatan, karena perkembangan ilmu kesehatan dan kedokteran terus berkembang. Menyediakan lingkungan
sekolah yang sehat dan aman yang memfasilitasi pembelajaran dan menyediakan sistem evaluasi efektivitas program kesehatan sekolah.

• 2. Penelitian Berikutnya.
• Kepada peneliti selanjutnya agar memperkaya penelitian ini dengan lebih detail, kontruktif, dan komprehensif menjelaskan Manajemen pendidikan kesehatan pada pondok pesantren
Madinatunnajah yang terus berproses untuk mengingkatkan kualitas pelayanan di usaha kesehatan sekolah sehingga terwujud peserta didik yang sehat dengan pengetahuan kesehatan cukup.
• 3. Lembaga dan institusi penyelenggara pendidikan pesantren.
• Kepada Pengurus Pusat Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdatul Ulama, serta seluruh organisasi penyelenggara pendidikan agar meningkatkan pendampingan pada setiap sekolah di seluruh
Indonesia, khususnya mengenai peningkatan mutu manajemen pendidikan kesehatan yang ditekankan pada lembaga pendidikan pesantren maupun lembaga pendidikan bukan pesantren.
Pengelolaan fasilitas kesehatan harus optimal seiring dengan pengetahuan kesehatan yang dibutuhkan untuk pencegahan terhadap morbiditas dan mortalitas.
Manajemen Pendidikan Kesehatan
• Pendidikan kesehatan, bagi banyak profesional, saat ini hanya menjadi perhatian kecil. Pendidikan kesehatan
bukanlah sebuah “subyek”, namun lebih merupakan “bidang yang bergerak”, yang menolak segala upaya
transmisi pengetahuan dari atas ke bawah. Jean-Louis Martinant (Seorang pakar pendidikan Perancis
)menggambarkan jenis pendidikan ini (ketika berbicara tentang pendidikan lingkungan hidup) sebagai sebuah
“bentuk pendidikan non-disiplin”.

• Bentuk pendidikan seperti itu didasarkan pada gagasan sementara tentang kewarganegaraan dan bukan pada
kumpulan pengetahuan akademis. Artinya, ia beroperasi dalam konteks ketidakpastian, yang biasa terjadi di
dunia bidang kesehatan masyarakat tetapi tidak dalam sistem pendidikan, yang menjadi dasar sistem
pendidikan mengacu pada kumpulan pengetahuan yang didefinisikan dengan jelas. Pendidikan kesehatan
mengedepankan individu menjadi pusat perdebatan, sedangkan sebagian besar disiplin ilmu dibangun dengan
pandangan pada hal-hal yang bersifat universal, bukan pada hal-hal yang bersifat individual.

Jourdan D.Health education in schools. The challenge of teacher training. Saint-Denis : Inpes, coll. Santé en action,
2011 : 144 p
Indikator Pesantren
• Kemudian indikator pesantren sehat lainnya adalah terdapat media
komunikasi informasi edukasi (poster kesehatan), pesantren menerapkan pola
hidup bersih sehat (PHBS) dan memiliki sarana prasarana mendukungnya.
Pembiasaan pola hidup bersih dan sehat yang dilakukan adalah membiasakan
cuci tangan pakai sabun (CTPS) di air mengalir, menjaga jarak, menggunakan
masker atau face shield, buang sampah pada tempatnya.

• Membeli makanan di kantin sehat, menggunakan jamban sehat, olahraga


teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di Pesantren,
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, menjaga
kebersihan diri, memelihara kesehatan, memelihara kesehatan jiwa,
mengkonsumsi makanan sehat, dan menggunakan air bersih untuk mandi,
mencuci dan istinja’.
Maqashid Syari’ah Dalam Manajemen
Pendidikan Kesehatan
• Maqashid Syari’ah. dharurat, hajiyat, tahsiniyat dan mukammilat.
Memelihara agama (hifz al-din), memelihara jiwa (hifz al-nafs),
memelihara akal (hifz al-aql), memelihara keturunan (hifz al-nasl), dan
memelihara harta (hifz al-mal)
Indikator Penilaian Pesantren Sehat
Kebijakan
Memiliki Memiliki Kader
Berwawasan Poskestren Pesantren Sehat
Kesehatan

Pesantren Pernah Pesantren


Media Komunikasi
Menyelenggarakan Menerapkan Pola
Informasi Edukasi
Penyuluhan Hidup Bersih
(poster kesehatan)
Kesehatan Sehat (PHBS)

Membuang Olahraga Teratur Menggunakan air


Dan Terukur Serta bersih untuk
Sampah Pada Mengkonsumsi mandi, mencuci
Tempatnya Makanan Sehat dan istinja’.
• Berdasarkan tingkat kepentingannya, maqashid syariah bisa dibagi menjadi dharurat, hajiyat,
tahsiniyat dan mukammilat.
• Dharuriyat menurut Al-Ghazali adalah beragam maslahat yang menjamin terjaganya tujuan dari tujuan
yang lima, yaitu memelihara agama, nyawa, akal, harta dan nasab.
Berikut 5 pembagian maqashid syariah dharuriyat :
1.Memelihara Agama
• Syariat Islam pada dasarnya diturunkan untuk menjaga eksistensi semua agama, baik agama itu masih
berlaku yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, atau pun agama-agama sebelumnya.
Beberapa ayat Al-Quran yang menjamin hal itu antara lain :
ϥ
˸ ˶
ّ ϣ ˸΅ ˵
ϳ˴
ϭ˶ ϏΎ͉
Ε ˸ϭ˵ ρϟΎΑ˸έ ˵
˶ ϔ ˸ϛ͉ϳ ˸ϥ˴ϣϓ˶
˴ ϲ˴
˷ ϐ˸ϟ΍˴
ϥ˶ϣΩ ˵η͊
˸ έϟ ΍˴
ϥ͉ϳ˴
Α͉Η˸Ω ϗ
˴
‫˶ن‬ϥ˸ϳ˶
Ω
˷ ϟ΍ϰ˶ϓ ϩ
˴ ΍έ ˸ϛ˶
˴ ΍˴Ը
ϻ
ϡϳ˸˶
Ϡϋ ˲
˴ ϊ ˸ϳ˶
ϣ γ ˴
˴ ˵ൗ
ϭ Ύ˴
Ϭ ϟ˴
˴ ϡΎλ
˴ ˶ ϔ ˸ϧ΍˴
ϻ ϰԻϘ
˸Λϭ˸ϟ
˵ ΍˶Γ˴
ϭ˸έ ˵ό˸ϟΎ
Α˴
˶ ϙ˴γ ˸ϣΗ
˴˸γ ΍˶
Ω Ϙ
˴˴
ϓ Ύ
˶ൗ
Α
˶
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) (QS. Al-Baqarah : 256)

ϊ˵ ˸
ϓ Ω˴
˴ ϻ˸ϭ˴ ϟϭ ˵ൗ Ύ
˴ ϧ͊
˴Αέ ΍
˴ ϭ˵
˸ ϟ
ϭϘ͉
˸ ˵ϳ ˸
ϥ˴΍ ϻ˶
Ը͉ ΍ϖ˴
˷
˳ Σ˶ έ˸
ϳ˴
ϐ˶Α˸ϡ˶ϫ˶
έΎϳ˶
˴Ω˸ϥ˶ ϣ΍ ϭ˵
˸ Ο˶έ˸
Χ˵΍˴
ϥ˸ ϳ˶
Ϋ͉ϟ
΍
έ˴
˵ ϛ˸Ϋ ϳ ˵
˵ Ω Ο
˶ Իϣ͉
γ˴ ϭ˲Εϭ Ի Ϡ
˴˴
λ͉ ϭ ˲ϊ ˴
ϳ˶
Αϭ˵
˴ ϊ ˶
ϣ ΍
ϭ˴
˴ λ ˸Ε˴ ϣΩ
˷
˶ ˵
Ϭ͉ϟ˳
ν ˸ ό˴
ΑΑ˸
˶ ϡ˵ Ϭο ˸
˴ ό˴
Α˴α Ύ͉
ϧϟ΍ ˶ൗ
ί˲ ˸
ϳ˶
ί ˴
ϋ ͇ ϱ˶ ϭ˴
Ϙϟ˴ൗ ͉
˴ ϥ‫ن‬ ΍
˶ மϩ ϥ
˸
έ˵
˵ λϣ˵ൗ˸
˴ ϧ͉ϳ ͉
ϥ˴έ˵λ ˸ϧ˴
ϳ˴ϟ
ϭ
˴‫ن‬΍ έ˶ൗ˸
˱ ϳ˶
Λϛ˵
˴ ϡ˸
γ΍ Ύ
Ϭ
˴˸
ϳ˶
ϓ

• Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah
telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-
masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. (QS. Al-Hajj : 40).
• 2. Memelihara Nyawa

• Syariat Islam sangat menghargai nyawa seseorang, bukan hanya nyawa pemeluk Islam, bahkan meski
nyawa orang kafir atau orang jahat sekali pun.

• Adanya ancaman hukum qishash menjadi jaminan bahwa tidak boleh menghilangkan nyawa.

• ‫ِم ْن َأْج ِل َٰذ ِلَك َكَتْبَنا َع َلٰى َبِني ِإْس َر اِئيَل َأَّنُه َم ْن َقَتَل َنْفًسا ِبَغْيِر َنْفٍس َأْو َفَس اٍد ِفي اَأْلْر ِض َفَك َأَّنَم ا َقَتَل الَّناَس َج ِم يًعا َو َم ْن َأْح َياَها َفَك َأَّنَم ا َأْح َيا‬
‫ۚ الَّناَس َج ِم يًعا‬

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. (QS. Al-Maidah : 32).
• 3. Memelihara Akal
• Syariat Islam sangat menghargai akal manusia, sehingga diharamkan manusia minum khamar biar tidak mabuk
lantaran menjaga agar akalnya tetap waras.

• ‫َيْس َأُلوَنَك َع ِن اْلَخ ْم ِر َو اْلَم ْيِس ِر ُقْل ِفيِهَم ا ِإْثٌم َك ِبيٌر َو َم َناِفُع ِللَّناِس َو ِإْثُم ُهَم ا َأْك َبُر ِم ْن َنْفِع ِهَم ا‬
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah,”Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia. Tapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. . . . (QS. Al-Baqarah : 219).

• 4. Memelihara Nasab Syariat Islam menjaga urusan nasab lewat diharamkannya perzinaan, dimana pelakunya
diancam dengan hukum cambuk dan rajam.

• ‫الَّز اِنَيُة َو الَّز اِني َفاْج ِلُد وا ُك َّل َو اِح ٍد ِّم ْنُهَم ا ِم َئَة َج ْلَد ٍة َو َال َتْأُخ ْذ ُك م ِبِهَم ا َر ْأَفٌة ِفي ِد يِن ِهَّللا ِإن ُك نُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآلِخ ِر َو ْلَيْش َهْد َع َذ اَبُهَم ا َطاِئَفٌة ِّم َن‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
• Wanita dan laki-laki yang berzina maka jilidlah masing-masing mereka 100 kali. Dan janganlah belas kasihan
kepada mereka mencegah kamu dari menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir.
Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang beriman. (QS. An-
Nuur : 2).
• 5. Memelihara Harta

• Syariat Islam sangat menghargai harta milik seseorang, sehingga mengancam


siapa mencuri harta hukumannya adalah dipotong tangannya.

• ‫َو الَّساِرُق َو الَّساِر َقُة َفاْقَطُعوْا َأْيِدَيُهَم ا َج َز اء ِبَم ا َك َسَبا َنَك اًال ِّم َن ِهّللا َو ُهّللا َع ِز يٌز َحِكيٌم‬

• Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan


keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-
Maidah : 38).
• Hajiyat, yaitu maslahat yang bersifat sekunder, yang diperlukan oleh manusia untuk mempermudah dalam kehidupan dan
menghilangkan kesulitan maupun kesempitan. Jika ia tidak ada, akan terjadi kesulitan dan kesempitan yang implikasinya tidak
sampai merusak kehidupan.

• Kebutuhan ini berlaku dalam bidang ibadat, adat, dan muamalah. Misalnya disyariatkannya jual beli dalam bidang muamalat guna
menyempurnakan syariat tersebut maka juga disyariatkan mencari saksi. Contoh yang lainnya juga disyariatkan qiradh (berhutang)
dan untuk menyempurnakannya disyariatkan juga untuk mencatat entah itu dari yang berhutang atau yang diberikan untuk
berhutang.

• Tahsiniyat, yaitu maslahat yang merupakan tuntutan muru’ah (moral), dan itu dimaksudkan untuk kebaikan dan kemuliaan.

• Jika ia tidak ada, maka tidak sampai merusak ataupun menyulitkan kehidupan manusia. Maslahat tahsiniyat ini diperlukan sebagai
kebutuhan tersier untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia (Al-Zuhaili, 1986:1020-1023).

• Misalnya telah disyariatkan berkurban untuk menyempurnakannya disyariatkan juga untuk memilih hewan yang bagus dalam
berkurban atau aqiqah, dan dalam berinfak disyariatkan berinfak dengan harta yang baik.

• Mukammilat artinya menyempurnakan atau sebagai penyempurna dari tingkatan pertama (Dharuriyyat), tingkatan kedua
(Hajjiyat), dan tingkat ke tiga (Tasliyat).

Anda mungkin juga menyukai