Anda di halaman 1dari 26

BLU Maturity Rating

Assessment and
Evaluation Tools
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Tengah
Daftar Isi
01. Selayang Pandang BLU

02. Tentang BLU Maturity Rating

03. Tata Cara Penilaian Aspek Result-Based

04. Tata Cara Penilaian Aspek Process-Based


01.
Selayang Pandang BLU
Peran Strategis BLU dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umum
BLU perlu mematuhi dan mempertimbangkan berbagai arahan yang diberikan oleh Pemerintah untuk terus berkembang dan menjalankan perannya untuk memberikan layanan publik bagi
masyarakat Indonesia. Berbagai regulasi, arahan, hingga kerangka strategis oleh Pemerintah juga dapat menjadi fondasi bagi arah pengembangan BLU kedepannya dan memaksimalkan peluang
pengembangan yang diberikan Pemerintah.

Kebutuhan Pengembangan BLU


Arahan Pemerintah terkait BLU
RPJMN 2020-2024:
Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui peningkatan kinerja
1 Penyempurnaan
pengadopsian
Governance (NPG)
konsep NPM dan
post-NPM, khususnya New Public

BLU.
New Public Management (NPM) Open innovation
New Public Governance (NPG) Keterlibatan
Desentralisasi Efisiensi
masyarakat Kolaborasi dan
Market-based services
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal networking

2
Tahun 2021: Perlunya penguatan tata kelola BLU pada berbagai area berikut
untuk mendukung peningkatan kinerja
Mengutamakan peningkatan kualitas Meningkatkan tata kelola untuk
pelayanan yang affordable, mengawal peningkatan kinerja
available, dan sustainable. BLU.

Meningkatkan pemanfaatan idle Modernisasi pengelolaan BLU


fund melalui investasi kas BLU untuk melalui pemanfaatan informasi

3
meningkatkan kualitas layanan. teknologi. Optimalisasi peluang inovasi dan teknologi

technological continuous
improvement
Arahan Menteri Keuangan pada BLU Expo 2021: advancement

BLU diharapkan dapat dikelola secara lebih baik, profesional,


transparan, akuntabel dan terus melakukan inovasi agar dapat
memberikan layanan yang affordable, available, dan sustainable .
4 Pengembangan bisnis yang efektif, efisien, dan terarah untuk
meningkatkan daya saing BLU
Peningkatan atas brand image BLU sebagai
penyedia layanan publik yang mandiri dan handal,
serta berstandar internasional

Page 4 Implementasi BLU Maturity Rating | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


02.
Tentang BLU Maturity Rating
Kerangka Penilaian BLU Maturity Rating
BLU Maturity Rating merupakan sebuah kerangka penilaian yang berfokus pada process & performance improvement. Terdapat 5 (lima) level maturitas yang masing-masing
level memiliki basis kriteria yang berlaku secara universal untuk seluruh aspek dan indikator penilaian.

Result-Based Level 1 Pada tingkatan awal ini, BLU masih berada pada
Initial or ad- tahap permulaan, di mana aktivitas yang
Aspek Keuangan Aspek Pelayanan hoc digunakan sebagai dasar pengukuran maturitas
Indeks Kepuasan Sistem Pengaduan masih bersifat ad-hoc.
Likuiditas Efektivitas
Masyarakat Layanan

Efisiensi Tingkat Kemandirian


Efisiensi Waktu Tingkat Keberhasilan Level 2 Pada level ini, BLU memiliki kapabilitas untuk
Pelayanan Pemenuhan Layanan Managed melakukan aktivitas yang bersifat repeatable,
meskipun belum terdokumentasikan secara
standar.
Process-Based
Level 3
Aspek Kapabilitas Internal Aspek Tata Kelola dan Kepemimpinan Defined Pada level ini, BLU mampu mendokumentasikan
aktivitas pada level 2 secara standar yang
Sumber Daya Manusia Teknologi Perencanaan Strategis Manajemen Risiko dituangkan dalam bentuk prosedur baku.

Pengawasan dan
Proses Bisnis Customer Focus Etika Bisnis
Pengendalian Level 4 Pada level ini, BLU mampu mendefinisikan,
Stakeholder’s Predictable mengendalikan dan memprediksi proses untuk
Relationship menjaga kualitas layanan maupun output yang
diberikan kepada publik.
Aspek Inovasi Aspek Lingkungan
Level 5 Pada level ini, BLU telah mencapai tahap
Keterlibatan Pengguna Manajemen Environmental Footprint Manajemen Sumber
Layanan Pengetahuan Management Daya Optimizing kesempurnaan dan berorientasi pada inovasi
dan peningkatan berkelanjutan (continuous
Proses Inovasi Manajemen Perubahan improvement).

Page 8 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Dasar Pengembangan BLU Maturity Rating
Penyusunan kerangka penilaian BLU Maturity Rating merujuk kepada Konsep dan Roadmap Peningkatan Kapabilitas Pengelolaan Badan Layanan Umum Dan Badan
Layanan Umum Daerah (Ikatan Akuntan Indonesia, 2017), serta didukung oleh berbagai kerangka kerja best practice lainnya. Justifikasi penetapan aspek dan indikator
Maturity Rating BLU selain berdasarkan hasil riset dan benchmarking, juga berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi as-is BLU dan kebutuhan pengembangan BLU ke
depan.
Result-Based1
Aspek Tujuan Penilaian Aspek Sumber Referensi
• Peraturan Direktorat Jenderal
Aspek Keuangan bertujuan untuk memastikan pengelolaan keuangan BLU mencapai target yang
Keuangan Kementerian Keuangan
telah ditentukan, sehingga tercipta transparansi dalam hal pengelolaan keuangan publik.
• Common Assessment Framework
• Peraturan Direktorat Jenderal
Aspek Pelayanan bertujuan untuk membantu BLU dalam menjaga kualitas pelayanan dan sebagai
Pelayanan Kementerian Keuangan
dasar pengembangan layanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Common Assessment Framework

Process-Based2

Aspek Tujuan Penilaian Aspek Sumber Referensi


Aspek Kapabilitas Internal bertujuan untuk menjaga keunggulan kompetitif BLU serta sebagai tolak • People Capability Maturity Model
Kapabilitas Internal ukur stabilitas BLU dalam mengelola sumber daya manusia, proses bisnis, teknologi, serta • Business Process Maturity Model
penyediaan layanan kepada masyarakat. • IT Infrastructure Library (ITIL)

Aspek Tata Kelola dan Kepemimpinan membantu meningkatkan kinerja perusahaan, berkontribusi • Organization for Economic
Tata Kelola dan
pada pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang, dan meningkatkan Cooperation and Development
Kepemimpinan (OECD)
kepercayaan stakeholders.
• Global Innovation Index
Aspek Inovasi berperan sebagai pendorong utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi serta • Innovation Management Maturity
Inovasi
menciptakan kebijakan inovasi yang lebih komprehensif.
Model by Planview
• World Economic Forum
Aspek Lingkungan membantu BLU untuk membantu kegiatan operasional dan proses yang
Lingkungan • ISO 14001 tentang Manajemen
dilaksanakan BLU telah environment friendly.
Lingkungan
Catatan: 1:Penilaian atas indikator result-based diadopsi dari Common Assessment Framework (CAF); 2:Penilaian atas indikator process-based diadopsi dari Capability Maturity Model Integration (CMMI).
Page 9 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Hasil Evaluasi Pilotting Maturity Rating Tahun 2021 (1)

Page 10 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Skor Sementara Self Asessment (progress 31 Juli)

Pengukuran maturitas dilakukan dengan cara Self Assessment oleh BLU sampai dengan akhir semester I berakhir, kemudian setelahnya dilakukan validasi oleh
pembina di Kantor Wilayah DJPb dan Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum .

Tingkat Kemandirian 3.13


Hasil Self Assessment satker BLU

Keuangan
Efektivitas 1.60
Efisiensi 3.10
RUMPUN BARANG Skor Rata-
PENGELOLA Likuiditas 1.38
KESEHATAN PENDIDIKAN KAWASAN JASA Rata per
DANA
ASPEK LAINNYA Aspek Tingkat Keberhasilan Pemenuhan Layanan 3.53
Sistem Pengaduan Layanan 4.20

Keuangan 2,77 3,75 3,10 2,82 2,29 2,68 Efisiensi Waktu Pelayanan
Indeks Kepuasan Masyarakat 3.37
3.84

Kapabilitas Internal
Customer Focus 3.10
Layanan 1,87 3,69 3,38 3,11 2,80 2,61 Teknologi 3.07
Proses Bisnis 3.32
Kapabilitas
Internal 3,14 3,99 3,63 3,45 2,44 2,00 Sumber Daya Manusia
Pengawasan dan Pengendalian 3.12
3.43

Manajemen Risiko 2.75


Tata Kelalola dan
Kepemimpinan 1,95 3,28 3,25 3,00 2,50 2,92 Stakeholder Relationship 2.73
Etika Bisnis 2.53
Inovasi 1,91 3,89 3,00 2,71 2,34 1,93 Perencanaan Strategis 3.67
Manajemen Perubahan 2.43
Lingkungan 2,77 3,75 3,10 2,82 2,29 2,68 Manajemen Pengetahuan 2.67

Inovasi
Proses Inovasi 2.55
Keterlibatan Pengguna Jasa 2.42
Skor Rata-Rata
per Rumpun 3,04 3,01 3,38 2,86 2,83 3,02 Penggunaan Sumber Daya 2.37
Environmental Footprint Management 2.76
*skor bergerak
1
“We Regulate Simpler for Better Services”
Manfaat Penilaian Menggunakan BLU Maturity Rating
Kerangka penilaian BLU Maturity Rating memiliki berbagai manfaat baik untuk Dit. PPKBLU selaku Pembina maupun untuk BLU. Apabila dilakukan secara regular dan
berkelanjutan, penilaian maturity rating dapat mendorong BLU untuk secara terus menerus bertumbuh mengikuti perkembangan dan kebutuhan pengguna layanan.

Penyempurnaan Proses Penilaian dan Evaluasi


Kinerja BLU melalui BLU Maturity Rating Peningkatan Kualitas Layanan

1
Meningkatkan kualitas dalam proses identifikasi
atas isu/masalah yang dihadapi BLU sehingga
Menciptakan metode penilaian yang bersifat dapat mendukung penyusunan rencana peningkatan
universal namun tetap mempertimbangkan kinerja BLU kedepannya
nature of business BLU

2
Mempermudah Dit. PPKBLU dan BLU dalam
mengidentifikasi improvement area BLU sehingga
mendukung peningkatan kinerja dan layanan BLU
Menciptakan standar penilaian maturitas yang

3
bersifat komprehensif, end-to-end dan Mendorong continuous improvement atas proses
terstandar dan kegiatan operasional BLU sehingga berpengaruh
positif pada pemberian layanan yang dilakukan oleh
BLU

Meningkatkan kualitas penilaian atas kinerja Terciptanya BLU yang kuat dengan kualitas
BLU layanan yang bersaing, serta berstandar
internasional.

Page 12 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Metode Penilaian Menggunakan BLU Maturity Rating
Terdapat 2 (dua) metode yang digunakan untuk mengukur maturitas BLU yaitu serta Result-Based dan Process-Based. Perbedaan utama dari kedua metode tersebut yaitu
objek yang digunakan dalam penilaiannya, namun keduanya sama-sama menggunakan evidence sebagai dasar penilaian.

Result-Based Process-Based
Penilaian dilakukan berdasarkan target capaian yang telah ditetapkan Penilaian dilakukan berdasarkan pemenuhan atas proses yang akan
pada setiap tingkatan maturitas, namun juga mempertimbangkan tren diukur, dimana masing-masing level memiliki kriteria masing-masing.
capaian. Pada konteks ini, penilaian maturitas dilakukan berdasarkan Pada konteks ini, penilaian maturitas dilakukan berdasarkan input
output yang dihasilkan dari suatu aktivitas dan bersifat kuantitatif. maupun output yang mendeskripsikan proses secara keseluruhan.
Penilaian atas: Penilaian atas:

Target Capaian Tren Capaian Pemenuhan Kriteria


per Level
Dibuktikan melalui: Dibuktikan melalui:

Dokumen Pendukung terkait dengan kinerja keuangan dan


pelayanan BLU, e.g. Laporan Keuangan (e.g. Laporan Dokumen Pendukung yang merupakan output dari
Operasional), Hasil Survey Kepuasan Masyarakat. pelaksanaan proses yang menjadi kriteria pada level terkait.

Page 13 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Ilustrasi Penilaian Pada Maturity Rating BLU
Berikut merupakan ilustrasi tata cara penilaian pada Maturity Rating BLU:

Aspek Keuangan Aspek Pelayanan dan Total Quality Management (TQM)

20% 80%
Aspek Pelayanan Aspek Total Quality Management

25% 20% 20% 10% 5%

Tata Kelola &


Keuangan Pelayanan Kapabilitas Internal Kepemimpinan Inovasi Lingkungan

Level : 2 Level : 3 Level : 2 Level : 3 Level : 2 Level :1

Total Skor
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Bobot x Capaian Maturitas Initial or ad- Managed Defined Predictable Optimizing
Skor Maturitas
Keuangan = 20%*2 = 0.4 hoc
BLU
Pelayanan = 25%*3 = 0.75
Kapabilitas Internal = 20%*2 = 0.4
Tata Kelola & Kepemimpinan = 20%*3 = 0.6
2.14 Catatan:
Inovasi = 10%*2 = 0.2 Indikator pada setiap aspek penilaian memiliki bobot yang sama, meskipun terdapat
perbedaan jumlah indikator.
Lingkungan = 5%*1 = 0.05

Page 14 :Result-Based :Process-Based Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia
03.
Tata Cara Penilaian Aspek
Result-Based
Tata Cara Penilaian Aspek Result-Based
Berikut merupakan ilustrasi metode perhitungan skor untuk aspek penilaian result-based:

Maturity Level Penilaian maturity rating untuk aspek result-based


Likuiditas Efisiensi Efektivitas Tingkat Kemandirian
didasarkan pada 2 kriteria penilaian, yaitu capaian
Level 1 target dan capaian tren. Kedua kriteria tersebut
Initial or ad-hoc Capaian Target memiliki bobot yang sama besar terhadap skor
capaian akhir setiap indikator.

Level 2 Skor capaian untuk setiap indikator dihitung


Managed Capaian Target
dengan rumus berikut:
Capaian Tren

Level 3 Capaian Target + Capaian Tren


Defined Capaian Tren Capaian Target
2
Level 4
Predictable Capaian Tren Setelah memperoleh skor capaian per Indikator,
maka selanjutnya akan dikalkulasi skor akhir
capaian aspek dengan rumus berikut:
Level 5
Optimizing Capaian Target
Capaian Tren ∑ skor capaian per Indikator

Jumlah Indikator pada Aspek


2.0 2.0 3.5 5
Skor Capaian per
Indikator
Per-11 pasal 5 (ayat 6):
Kinerja BLU yang belum mencapai jangka
Skor Akhir Aspek
3.13 waktu 3 (tiga) tahun tidak dilakukan penilaian
tren perkembangan.

Page 16 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Indikator Penilaian Kinerja Pengelolaan Keuangan BLU
Result-Based

Aspek Keuangan

Likuiditas Efisiensi

Memberikan gambaran kemampuan BLU dalam Menilai kemampuan manajemen biaya BLU dalam menghasilkan output
pengelolaan kas dan asset lancer. layanannya yang tercermin dalam pendapatan operasional.

Efektifitas Tingkat Kemandirian

memahami kemampuan BLU dalam memanfaatkan sumber


daya yang dimilikinya untuk menghasilkan laba (surplus). Memahami dependensi belanja BLU terhadap rupiah murni (RM) dari APBN

Page 17 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Indikator Penilaian Aspek Keuangan
Berikut merupakan rincian kriteria per level untuk setiap indikator pada aspek keuangan 1:

Maturity Level Likuiditas Efisiensi Efektivitas Tingkat Kemandirian


Level 1 • Deviasi rasio optimalisasi kas ≥ 0.6 di • Deviasi POBO ≥ 0.6 di bawah target • Deviasi rasio imbalan atas asset ≥ • Deviasi tingkat kemandirian ≥ 0.6 di
Initial or ad-hoc bawah target 0.6 di bawah target bawah target
• Deviasi rasio lancar ≥ 0.6 di bawah • Deviasi imbalan atas ekuitas ≥ 0.6 di
atau di atas target bawah target

Level 2 • Deviasi rasio optimalisasi kas 0.6 > x • Deviasi POBO 0.6 > x ≥ 0.4 di bawah • Deviasi rasio optimalisasi kas 0.6 > x • Deviasi tingkat kemandirian 0.6 > x ≥
Managed ≥ 0.4 di bawah target target ≥ 0.4 di bawah target 0.4 di bawah target
• Deviasi rasio lancar 0.6 > x ≥ 0.4 di • Deviasi rasio lancar 0.6 > x ≥ 0.4 di
bawah atau di atas target bawah atau di atas target

Level 3 • Deviasi rasio optimalisasi kas 0.4 > x • Deviasi POBO 0.4 > x ≥ 0.2 di bawah • Deviasi rasio optimalisasi kas 0.4 > x • Deviasi tingkat kemandirian 0.4 > x ≥
Defined ≥ 0.2 di bawah target target ≥ 0.2 di bawah target 0.2 di bawah target
• Deviasi rasio lancar 0.4 > x ≥ 0.2 di • Deviasi rasio lancar 0.4 > x ≥ 0.2 di
bawah atau di atas target bawah atau di atas target

Level 4 • Deviasi rasio optimalisasi kas < 0.2 di • Deviasi POBO < 0.2 di bawah target • Deviasi rasio imbalan atas aset < 0.2 • Deviasi tingkat kemandirian < 0.2 di
Predictable bawah target di bawah target bawah target
• Deviasi rasio lancar < 0.2 di bawah • Deviasi imbalan atas ekuitas < 0.2 di
atau di atas target bawah target

Level 5 • Rasio optimalisasi Kas ≥ 4% • Rasio POBO ≥ 90% • Rasio imbalan atas aset ≥ 9% • Rasio tingkat kemandirian ≥ 85%
Optimizing • Rasio Lancar berada di antara 1.2 – • Rasio imbalan atas ekuitas ≥ 9%
1.4

Page 18 1
:Rincian kriteria target capaian Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Indikator Penilaian Kinerja Pengelolaan Layanan BLU
Result-Based

Aspek Layanan

Indeks Kepuasan Sistem Pengaduan


Masyarakat Layanan

Menilai kemampuan BLU dalam menindaklanjuti pengaduan yang diterima


baik dari sisi tingkat tindak lanjut atas pengaduan tersebut maupun waktu
Memahami seberapa baik BLU dalam memberikan penyelesaiannya
pelayanan kepada masyarakat dan bagaimana respon
masyarakat terhadap pemberian layanan tersebut

Efisiensi Waktu Tingkat Keberhasilan


Pelayanan Pemenuhan Layanan

memahami kemampuan BLU dalam memberikan layanan Untuk memahami kemampuan BLU dalam mencapai tujuan pemberian
yang sesuai atau dalam standar waktu pelayanan yang telah layanan pada masyarakat yang secara spesifik merupakan main services
ditentukan dari BLU tersebut

Page 19 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Indikator Penilaian Aspek Pelayanan
Berikut merupakan rincian kriteria per level untuk setiap indikator pada aspek pelayanan 1:

Maturity Level Efisiensi Waktu Keberhasilan Pemenuhan


IKM2 Sistem Pengaduan Layanan
Pelayanan Layanan
Level 1 • Deviasi indeks kepuasan • Deviasi efisiensi waktu • Belum ada media pelayanan pengaduan masyarakat • Deviasi tingkat keberhasilan
Initial or ad-hoc masyarakat ≥ 0.6 di bawah pelayanan ≥ 0.6 di bawah • Deviasi tingkat pengaduan ditindaklanjuti ≥ 0.6 di bawah target pemenuhan layanan ≥ 0.6 di
target target • Deviasi penyelesaian pengaduan tepat waktu ≥ 0.6 di bawah bawah target
target

Level 2 • Deviasi indeks kepuasan • Deviasi efisiensi waktu • Terdapat media pelayanan pengaduan masyarakat • Deviasi tingkat keberhasilan
Managed masyarakat 0.6 > x ≥ 0.4 di pelayanan 0.6 > x ≥ 0.4 di • Deviasi tingkat pengaduan ditindaklanjuti 0.6 > x ≥ 0.4 di bawah pemenuhan layanan 0.6 > x
bawah target bawah target target ≥ 0.4 di bawah target
• Deviasi penyelesaian pengaduan tepat waktu 0.6 > x ≥ 0.4 di
bawah target

Level 3 • Deviasi indeks kepuasan • Deviasi efisiensi waktu • Terdapat media pelayanan pengaduan masyarakat • Deviasi tingkat keberhasilan
Defined masyarakat 0.4 > x ≥ 0.2 di pelayanan 0.4 > x ≥ 0.2 di • Deviasi tingkat pengaduan ditindaklanjuti 0.4 > x ≥ 0.2 di bawah pemenuhan layanan 0.4 > x
bawah target bawah target target ≥ 0.2 di bawah target
• Deviasi penyelesaian pengaduan tepat waktu 0.4 > x ≥ 0.2 di
bawah target

Level 4 • Deviasi indeks kepuasan • Deviasi efisiensi waktu • Terdapat media pelayanan pengaduan masyarakat • Deviasi tingkat keberhasilan
Predictable masyarakat < 0.2 di bawah pelayanan < 0.2 di bawah • Deviasi tingkat pengaduan ditindaklanjuti < 0.2 di bawah target pemenuhan layanan < 0.2 di
target target • Deviasi penyelesaian pengaduan tepat waktu < 0.2 di bawah bawah target
target

Level 5 • Indeks kepuasan • Efisiensi waktu pelayanan • Terdapat media pelayanan pengaduan masyarakat • Tingkat keberhasilan
Optimizing masyarakat ≥ 100% ≥ 100% • Pengaduan ditindaklanjuti ≥ 90% pemenuhan layanan ≥ 100%
• Penyelesaian pengaduan tepat waktu ≥ 90%

Page 20 1
:Rincian kriteria target capaian 2
:Indeks Kepuasan Masyarakat Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia
04.
Tata Cara Penilaian Aspek
Process-Based
Tata Cara Penilaian Aspek Process-Based
Berikut merupakan ilustrasi metode penentuan capaian level untuk aspek penilaian process-based:

Maturity Level Penilaian maturity rating untuk aspek process-


SDM1 Process Bisnis Teknologi Customer Focus
based didasarkan pada ketersediaan bukti dari
Level 1 pelaksanaan proses yang menjadi kriteria pada
Initial or ad-hoc Capaian Kriteria Capaian Kriteria Capaian Kriteria Capaian Kriteria level penilaian (evidence-based).
sebesar 100% sebesar 100% sebesar 100% sebesar 100%
Berikut merupakan petunjuk dalam melakukan
Level 2 penilaian aspek process based:
Managed Capaian Kriteria Capaian Kriteria Capaian Kriteria Capaian Kriteria
sebesar 66.7% sebesar 100% sebesar 100% sebesar 66.7%
1. Penilaian pada aspek process-based dilakukan
secara bertahap, mulai dari level 1 s.d. level 5;
Level 3
Defined Capaian Kriteria Capaian Kriteria Capaian Kriteria Capaian Kriteria
2. BLU dapat melakukan penilaian pada level
sebesar 100% sebesar 100% sebesar 0% sebesar 33.3%
berikutnya apabila persentase capaian kriteria
pada level sebelumnya mencapai >50%;
Level 4
Predictable Capaian Kriteria Capaian Kriteria
sebesar 33.3% sebesar 100% 3. BLU dinyatakan berada pada level penilaian
tertentu apabila persentase kriteria yang dicapai
pada level tersebut >50%.
Level 5
Optimizing Capaian Kriteria
sebesar 33.3% Ilustrasi
Pada indikator SDM, untuk level 1 s.d. level 3,
BLU mampu mencapai >50% dari kriteria masing-
3.0 4.0 2.0 2.0
Skor Capaian per
masing level. Namun pada level 4, capaian
Indikator
kriteria BLU hanya sebesar 33.3%. Sehingga BLU
tidak dapat melanjutnya penilaian pada level
berikutnya dan karena capaian pada level 4
Skor Akhir Aspek
2.75 berada di bawah 50%, maka BLU berada pada
level 3 untuk indikator SDM.

Page 22 1
:Sumber Daya Manusia
Indikator Penilaian Aspek Kapabilitas Internal
Berikut merupakan rincian kriteria per level untuk setiap indikator pada aspek kapabilitas internal:

Maturity Level SDM1 Proses Bisnis Teknologi Customer Focus


Level 1 Manajemen SDM yang dilakukan di dalam Pengelolaan proses bisnis yang dilakukan di Pengelolaan TI yang dilakukan di dalam Pengelolaan layanan kepada masyarakat
Initial or ad-hoc organisasi masih bersifat ad-hoc serta dalam organisasi masih bersifat ad-hoc serta organisasi masih bersifat ad-hoc dan dilakukan secara ad-hoc dan bersifat
penentuan peran dan tanggung jawab penentuan alur proses bisnis bersifat informal. informal.
bersifat informal. informal.

Level 2 Organisasi memiliki kemampuan dalam Organisasi memiliki kemampuan dalam Organisasi memiliki kemampuan dalam Organisasi memiliki kemampuan dalam
Managed mengelola SDM secara rutin, meskipun mengelola proses bisnis secara rutin, mengelola TI secara rutin, meskipun belum mengelola layanan kepada masyarakat
belum didefinisikan dalam bentuk prosedur meskipun belum didefinisikan dalam bentuk didefinisikan dalam bentuk prosedur baku. secara rutin, meskipun belum didefinisikan
baku. prosedur baku. dalam bentuk prosedur baku.

Level 3 Organisasi telah memiliki kemampuan dalam Organisasi telah memiliki kemampuan dalam Organisasi telah memiliki kemampuan dalam Organisasi telah memiliki kemampuan dalam
Defined pengelolaan SDM yang didasarkan pada pengelolaan proses bisnis yang didasarkan pengelolaan TI yang didasarkan pada pengelolaan layanan kepada masyarakat
prosedur baku yang sudah ditetapkan oleh pada prosedur baku yang sudah ditetapkan prosedur baku yang sudah ditetapkan oleh yang didasarkan pada prosedur baku yang
organisasi. oleh organisasi, dalam hal ini mencakup organisasi. Fokus utama organisasi adalah sudah ditetapkan oleh organisasi.
namun tidak terbatas pada tujuan, input, menyediakan layanan TI yang efektif dan
proses, dan output. efisien.

Level 4 Organisasi mampu mengukur output dan Organisasi mampu mengukur output dan Organisasi mampu mengukur output dan Organisasi mampu mengukur output dan
Predictable tren kinerja SDM, mengidentifikasi peluang tren pengelolaan proses bisnis, tren kinerja tata kelola TI, mengidentifikasi tren kinerja layanan kepada masyarakat
baru dalam pengembangan kompetensi, mengidentifikasi peluang baru dalam peluang baru dalam pengembangan mengidentifikasi peluang baru dalam
serta mengadopsi shared experience dalam pengembangan proses bisnis, serta pengelolaan TI, serta mengidentifikasi pengembangan pengelolaan layanan publik,
organisasi. mengidentifikasi potensi isu dan risiko. potensi isu dan risiko. serta mengidentifikasi potensi isu dan risiko.

Level 5 Organisasi berfokus pada continuous Organisasi berfokus pada continuous Organisasi berfokus pada continuous Organisasi berfokus pada continuous
Optimizing improvement setiap SDM, serta kemampuan improvement pengelolaan dan pelaksanaan improvement kinerja tata kelola TI. improvement dalam memberikan layanan
untuk menanamkan budaya product and proses bisnis. Organisasi berusaha untuk Organisasi berusaha untuk mengidentifikasi kepada masyarakat. Organisasi berusaha
service excellence secara berkelanjutan. mengidentifikasi peluang inovasi, mengatasi peluang inovasi, mengatasi gap kapabilitas untuk mengidentifikasi peluang inovasi,
gap kapabilitas yang ada, dan yang ada, dan mengidentifikasi tren mengatasi gap kapabilitas yang ada, dan
mengidentifikasi tren kebutuhan di masa kebutuhan di masa depan. mengidentifikasi tren kebutuhan di masa
depan. depan.

Page 23 1
:Sumber Daya Manusia Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Indikator Penilaian Aspek Tata Kelola dan Kepemimpinan
Berikut merupakan rincian kriteria per level untuk setiap indikator pada aspek tata kelola dan kepemimpinan:

Maturity Level Pengawasan dan


Perencanaan Strategis Etika Bisnis Stakeholder’s Relationship Manajemen Risiko
Pengendalian
Level 1 Perencanaan strategis dilakukan Penerapan kode etik organisasi Pengelolaan hubungan dengan Manajemen risiko dilakukan secara Pengawasan dan Pengendalian
Initial or ad-hoc secara ad-hoc dan bersifat dilakukan secara ad-hoc dan stakeholder dilakukan secara ad- ad-hoc dan bersifat informal. dilakukan secara ad-hoc dan
informal. bersifat informal. hoc dan bersifat informal. bersifat informal.

Level 2 Organisasi telah melakukan Organisasi memiliki kemampuan Organisasi telah melakukan Organisasi telah melakukan Organisasi telah melakukan
Managed perencanaan strategis secara rutin, untuk menerapkan kode etik pengelolaan hubungan dengan manajemen risiko secara rutin, Pengawasan dan Pengendalian
meskipun proses perencaan organisasi secara rutin meskipun stakeholder secara rutin, meskipun meskipun proses manajemen risiko secara rutin, meskipun proses
tersebut belum didefinisikan dalam belum didefinisikan dalam bentuk proses tersebut belum didefinisikan tersebut belum didefinisikan dalam tersebut belum didefinisikan dalam
bentuk prosedur baku. prosedur baku. dalam bentuk prosedur baku. bentuk prosedur baku. bentuk prosedur baku.

Level 3 Organisasi telah melakukan Organisasi telah melakukan Organisasi telah memiliki Organisasi telah melakukan Organisasi telah melakukan
Defined perencanaan strategis yang penerapan kode etik yang kemampuan dalam mengelola manajemen risiko yang didasarkan Pengawasan dan Pengendalian
didasarkan pada prosedur baku didasarkan pada prosedur baku hubungan dengan stakeholder pada prosedur baku yang sudah yang didasarkan pada prosedur
yang sudah ditetapkan oleh yang sudah ditetapkan oleh yang didasarkan pada prosedur ditetapkan oleh organisasi. baku yang sudah ditetapkan oleh
organisasi. organisasi. baku yang sudah ditetapkan oleh organisasi.
organisasi.

Level 4 Organisasi mampu mengukur Organisasi mampu mengukur Organisasi mampu mengukur Organisasi mampu mengukur Organisasi mampu mengukur
Predictable output dan tren/persentase capaian output dan tren kinerja dari output dan tren kinerja atas kerja output dan tren/ persentase output dan tren/ persentase
dari rencana strategis baik jangka penerapan kode etik organisasi sama yang dilakukan dengan capaian dari aktivitas manajemen capaian dari aktivitas Pengawasan
panjang dan jangka pendek yang yang telah dilakukan, stakeholder baik internal maupun risiko yang telah dilakukan, dan Pengendalian yang telah
telah ditetapkan, mengidentifikasi mengidentifikasi peluang baru dan eksternal, peluang baru yang dapat mengidentifikasi peluang baru dan dilakukan, mengidentifikasi peluang
peluang baru dan potensi risiko. potensi risiko. meningkatkan kinerja dari kerja potensi risiko. baru dan potensi risiko.
sama tersebut, mengidentifikasi
peluang baru dan potensi risiko.

Level 5 Organisasi berfokus pada Organisasi berfokus pada Organisasi berfokus pada Organisasi berfokus pada Organisasi berfokus pada
Optimizing continuous improvement dalam continuous improvement dalam continuous improvement dalam continuous improvement dalam continuous improvement dalam
perencanaan strategis organisasi. meningkatkan proses penerapan mengelola hubungan dengan manajemen risiko organisasi. Pengawasan dan Pengendalian
kode etik organisasi. stakeholder. organisasi.

Page 24 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Indikator Penilaian Aspek Inovasi
Berikut merupakan rincian kriteria per level untuk setiap indikator pada aspek inovasi:

Maturity Level User Involvement1 Proses Inovasi Manajemen Pengetahuan Manajemen Perubahan
Level 1 Keterlibatan pengguna layanan dalam Proses inovasi produk dan layanan masih Proses pengelolaan informasi dan Proses pelaksanaan manajamen perubahan
Initial or ad-hoc pengembangan inovasi layanan masih bersifat ad-hoc serta dokumentasi masih pengetahuan masih bersifat ad-hoc serta masih bersifat ad-hoc serta dokumentasi
bersifat ad-hoc serta dokumentasi masih bersifat informal. dokumentasi masih bersifat informal. masih bersifat informal.
bersifat informal.

Level 2 Organisasi memiliki kemampuan untuk Organisasi memiliki kemampuan untuk Organisasi memiliki kemampuan untuk Organisasi memiliki kemampuan untuk
Managed melibatkan pengguna layanan dalam melakukan proses perancangan inovasi melakukan pengelolaan informasi dan melakukan manajemen perubahan secara
pengembangan inovasi meskipun belum produk dan layanan secara rutin meskipun pengetahuan secara rutin meskipun belum rutin meskipun belum didefinisikan dalam
didefinisikan dalam bentuk prosedur baku. belum didefinisikan dalam bentuk prosedur didefinisikan dalam bentuk prosedur baku. bentuk prosedur baku.
baku.

Level 3 Penguna layanan berperan sebagai pihak Proses inovasi produk dan layanan telah Pengelolaan informasi dan pengetahuan Pelaksanaan manajemen perubahan telah
Defined yang memberikan masukan atas dilakukan secara berkala sesuai dengan telah dilakukan secara berkala sesuai dilakukan secara berkala sesuai dengan
pengembangan inovasi layanan. prosedur yang ditetapkan. dengan prosedur yang ditetapkan. prosedur yang ditetapkan.

Level 4 Organisasi mampu mengukur output dan Organisasi mampu mengukur output dan Organisasi mampu mengukur output dan Organisasi mampu mengukur output dan
Predictable tren kinerja terkait keterlibatan pengguna tren kinerja proses inovasi produk dan tren kinerja manajemen pengetahuan, tren kinerja manajemen perubahan,
layanan dalam pengembangan inovasi, layanan, mengidentifikasi peluang baru mengidentifikasi peluang baru dalam mengidentifikasi peluang baru dalam
mengidentifikasi peluang baru dalam dalam pengembangan inovasi, serta pengembangan inovasi, serta pengembangan inovasi, serta
pengembangan inovasi, serta mengidentifikasi potensi isu dan risiko. mengidentifikasi potensi isu dan risiko. mengidentifikasi potensi isu dan risiko.
mengidentifikasi potensi isu dan risiko.

Level 5 Organisasi berfokus pada continuous Organisasi berfokus pada continuous Organisasi berfokus pada continuous Organisasi berfokus pada continuous
Optimizing improvement dalam meningkatkan peran improvement dalam meningkatkan proses improvement dalam meningkatkan proses improvement dalam meningkatkan proses
dan keterlibatan pengguna layanan dalam inovasi produk dan layanan. Organisasi manajemen pengetahuan. Organisasi manajemen perubahan. Organisasi
perencanaan inovasi dan pengambilan berusaha untuk terus memperbaiki proses berusaha untuk terus memperbaiki proses berusaha untuk terus memperbaiki proses
keputusan. inovasi agar dapat mendukung peningkatan manajemen pengetahuan agar dapat manajemen perubahan dalam rangka
kinerja dan menciptakan organisasi yang mendapatkan manfaat optimal dari informasi menghindari kegagalan yang berulang.
agile. dan pengetahuan yang dikelola.

Page 25 1
:Keterlibatan Pengguna Jasa Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Indikator Penilaian Aspek Lingkungan
Berikut merupakan rincian kriteria per level untuk setiap indikator pada aspek lingkungan:

Maturity Level Environmental Footprint Management Manajemen Sumber Daya


Level 1 Manajemen environmental footprint yang dilakukan di dalam organisasi masih bersifat ad- Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan di dalam organisasi masih bersifat ad-
Initial or ad-hoc hoc serta dokumentasi masih bersifat informal. hoc serta dokumentasi masih bersifat informal.

Level 2 Organisasi memiliki kemampuan dalam mengelola environmental footprint secara rutin, Organisasi memiliki kemampuan dalam melakukan efisiensi penggunaan sumber daya
Managed meskipun belum didefinisikan dalam bentuk prosedur baku. Fokus utama organisasi masih secara rutin meskipun belum didefinisikan dalam bentuk prosedur baku. Fokus utama
terbatas pada kegiatan pengelolaan environmental footprint setidaknya telah dilakukan organisasi masih terbatas pada kegiatan efisiensi penggunaan sumber daya setidaknya
secara berulang meskipun belum terdapat standar baku. telah dilakukan secara berulang meskipun belum terdapat standar baku.

Level 3 Organisasi telah memiliki kemampuan dalam pengelolaan environmental footprint yang Organisasi telah memiliki kemampuan dalam efisiensi penggunaan sumber daya yang
Defined didasarkan pada prosedur baku yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Fokus utama didasarkan pada prosedur baku yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Fokus utama
organisasi adalah kegiatan pengelolaan environmental footprint setidaknya telah organisasi adalah kegiatan efisiensi penggunaan sumber daya setidaknya telah
mempertimbangkan kebutuhan internal dan eksternal. mempertimbangkan kebutuhan internal dan eksternal.

Level 4 Organisasi mampu mengukur output dan tren kinerja terkait pengelolaan environmental Organisasi mampu mengukur output dan tren kinerja terkait efisiensi penggunaan sumber
Predictable footprint, mulai dari mengidentifikasi peluang baru dalam pengembangan proses daya, mulai dari mengidentifikasi peluang baru dalam pengembangan proses efisiensi
pengelolaan environmental footprint, serta memprediksi output. penggunaan sumber daya, serta memprediksi output.

Level 5 Organisasi berfokus pada continuous improvement proses pengelolaan environmental Organisasi berfokus pada continuous improvement pada proses efisiensi penggunaan
Optimizing footprint dan mampu menanamkan budaya product and service excellence secara sumber daya dan mampu menanamkan budaya product and service excellence secara
berkelanjutan. berkelanjutan.

Page 26 Program Transformasi BLU | Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai