Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI (WBBM)

DEPUTI BIDAN REFORMASI BIROKRASI, AKUNTABILITAS APARATUR DAN PENGAWASAN


TRANSFORMASI BIROKRASI SAMPAI 2025

DYNAMIC GOVERNANCE

PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
Menjadi
Pemerintahan
RULE BASED Kelas Dunia
BUREAUCRACY
Roadmap 2020-2025
Roadmap 2015-2019
Grand Design Pada tahun 2025, pencapaian sasaran-sasaran di
Reformasi atas secara bertahap, diharapkan telah
Roadmap 2010-2014 menghasilkan governance yang berkualitas.
Birokrasi Semakin baik kualitas governance, semakin baik
pula hasil pembangunan (development outcomes)
Nasional • efektif, efisien dan ekonomis yang ditandai dengan: a. tidak ada korupsi; b.
Perpres- No.
2010 202581 Th.
2010
• difokuskan pada upaya untuk tidak ada pelanggaran; c. APBN dan APBD
baik; d. semua program selesai dengan baik;
mewujudkan outcomes (hasil)
e. semua perizinan selesai dengan cepat dan
• menerapkan manajemen kinerja tepat; f. komunikasi dengan publik baik; g.
yang didukung dengan penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan
penerapan sistem berbasis produktif; h. penerapan reward dan
punishment secara konsisten dan
elektronik
berkelanjutan; i. hasil pembangunan nyata
2
• Setiap individu pegawai memiliki (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan
Kerangka pelaksanaan Reformasi
birokrasi Prinsip Pelaksanaan:
Outcomes Oriented , Terukur, Efisien,Efektif, Realistik,
Konsisten, Sinergi,Inovatif,Kepatuhan,Dimonitor

From: To:
Bad Governance PROSES PERBAIKAN Good Governance
8 Area Perubahan

Pemerintah belum Pemerintah yang bersih,


bersih, kurang akuntabel, dan berkinerja
akuntabel dan tinggi
berkinerja rendah
Pemerintah belum Pemerintah yang efektif dan
efektif dan efisien efisien

Pelayanan publik yang baik


dan berkualitas
Pelayanan publik
masih buruk

• Evaluasi RB
• Evaluasi AKIP
• Evaluasi ZI WBK/WBBM  Percontohan
(Proses & Hasil) Unit Kerja WBK/WBBM
Pelopor
Penggerak Perubahan
Kapasitas
(Agent of Changes &
Assesor
Role Model)
Isu Strategis Birokrasi

01
Komitmen pimpinan instansi di 04
dalam pencegahan dan Penerapan e-government
pemberantasan korupsi &pungli belum terintegrasi & Merata
masih lemah

05
02 Inefisiensi penggunaan
anggaran
Peran Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah (APIP)
masih lemah

06
03
Partisipasi publik
Inovasi dalam
Penyelenggaraan Pelayanan
dalam Publik belum dilakukan
penyelenggaraan secara merata
pemerintahan masih
rendah

07 10
Lemahnya penegakkan hukum
& tumpang tindih peraturan Akuntabilitas Kinerja masih

08 09 rendah

Rendahnya Kompetensi ASN,


Organisasi gemuk, fragmented, mindset & culture set birokrasi yang 4
tumpang tindih kurang baik
Fokus Perubahan 8 Area
AREA ISU STRATEGIS HASIL YANG DIHARAPKAN

Organisasi gemuk, fragmented dan


tumpang tindih fungsi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran

Sistem, proses dan prosedur kerja Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,
efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan
tidak jelas
prinsip-prinsip good governance

PerUUan Tumpang Tindih (Overlapping) Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih
dan kondusif

SDM aparatur yang berintegritas, netral,


Masih rendahnya kompetensi, belum sesuai kompeten, capable, profesional, berkinerja
dengan kebutuhan dalam jabatan; kinerja tinggi dan sejahtera
belum optimal

Rendahnya komitmen pencegahan dan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan


pemberantasan korupsi Dan Aparat Pengawas yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan
Internal Pemerintah masih lemah Nepotisme

Meningkatnya kapasitas dan


Kualitas akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah masih rendah
akuntabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan


Kualitas pelayanan publlik masih rendah harapan masyarakat

Pola pikir berdasarkan aturan semata Birokrasi dengan integritas dan 5kinerja
(ruled based) & Integritas yang masih rendah yang tinggi 5
6
Percepatan RB dengan Membangun Percontohan
PEMBANGUNAN ZI-MENUJU WBK/WBBM
•Pengungkit/ Proses (60%) (8
Area perubahan)
•Hasil (40%)
( Kapasitas/Akuntabilitas, Survey Eksternal
INDEKS RB Kepuasan Pelayanan & Survey IPK)

Unit Wilayah Bebas Korupsi


(WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBBM)
Merupakan predikat yang
diberikan kepada unit kerja
pada instansi pemerintah
yang memenuhi indikasi
bebas dari korupsi (KKN) dan
melayani publik dengan baik

UNIT ZI-WBK/WBBM
SEBAGAI MINIATUR
REFORMASI BIROKRASI

•Pengungkit (40%)
(6 Area perubahan)
Syarat Unit Percontohan •Hasil (40%)
1) Dianggap sebagai unit yang penting/strategis dalam melakukan pelayanan publik ( TLHP , Survey Eksternal Kepuasan
7 Mengelola sumber daya yang cukup besar
2) Pelayanan & Survey IPK)
3) Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi yang cukup tinggi di unit tersebut
Hakekat Pembangunan Zona
Integritas
9
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM PERMENPAN PERMENPAN tentang ZI

1. UU 28 / 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih


dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
3. UU 30 / 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi; diubah
4. UU 14 / 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ;
5. UU 25 /2009 tentang Pelayanan Publik ;
6. PP 60 / 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah;
7. Perpres 54 / 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8. Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi diubah
Birokrasi 2010 – 2025;
9. Perpres 55 / 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Inpres 2 / 2014 Tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
10. Permen PAN dan RB 14 / 2014 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
10
DEFINISI
11
12
13
PROSES PEMBANGUNAN
Langkah Membangun
Unit Kerja Menuju WBK/WBBM

6
15
Syarat Pemilihan unit kerja percontohan
16
Proses pemilihan Awal
17
PROSES PENILAIAN DAN PENETAPAN

Pemenuhan
Indikator WBK
Hasil MEMENUHI
SYARAT
Unit Kerja Penilaian WBBM
Reviu TPN
Percontohan TPI TIDAK MEMENUHI
SYARAT

Pemenuhan
Indikator
Pengungkit
18
SYARAT PENGAJUAN WBK/WBBM
SYARAT WBK WBBM
Opini BPK “WTP” Opini BPK “WTP” selama
TINGKAT INSTANSI minimal 2 tahun berturut-
PEMERINTAH turut
Nilai AKIP minimal “CC”
Setingkat Es. I s.d Es. III
Peran dan penyelenggaraan fungsi pelayanan strategis
Melaksanakan program-program reformasi birokrasi
TINGKAT UNIT KERJA secara baik
Mengelola sumber daya yang cukup besar
Telah sebelumnya
mendapat predikat WBK
KERANGKA LOGIS 19
Pembangunan Unit Kerja ZI Menuju WBK/WBBM

PENGUNGKIT (60%) HASIL (40%)

PEMERINTAH YANG

(10)
PUBLIK (10)
BERSIH DAN BEBAS KKN

PELAYANAN PUBLIK
PENATAAN TATALAKSANA
(5) Nilai persepsi korupsi
(5)
PERUBAHAN (5)

(survei eksternal) (15)


MANAJEMEN PERUBAHAN

KUALITAS PELAYANAN
PENATAAN MANAJEMEN
SDM Presentase penyelesaian
(15) TLHP (5)

PENGUATAN PENGAWASAN

PENINGKATAN KUALITAS
MANAJEMEN

(15)

PENGUATAN AKUNTABILITAS PENINGKATAN PELAYANAN


KINERJA (10) PENINGKATAN PUBLIK

Nilai persepsi kualitas


pelayanan (survei eksternal)
(20)

PERBAIKAN DAN PEMBELAJARAN


PENGUNGKIT (60)

Manajemen Penguatan
Perubahan Pengawasan

Penataan Penguatan
Tatalaksana Akuntabilitas

Penataan Sistem Peningkatan Kualitas


Manajemen SDM Pelayanan Publik

20
MANAJEMEN PERUBAHAN
Untuk membangun unit yang berintegritas dan berkualitas pelayanan prima diperlukan adanya
manajemen perubahan untuk memastikan perubahan yang dilakukan dapat berjalan sesuai tujuan
perubahan.
Dalam kaitan itu diperlukan : Komitmen pimpinan, Tim manajemen perubahan,Rencana perubahan dan
implementasinya, Pelopor (agen) perubahan, Budaya kerja yang beroreintasi kinerja, kualitas pelayanan
dan integritas, Sosialisasi dan internalisasi secara terus menerus untuk membangun budaya kerja
Monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan perubahan

TUJUAN

Terwujudnya perubahan secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir
(mind set), serta budaya kerja (culture set) individu pada unit kerja yang dibangun,
menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan zona integritas.

SASARAN YANG AKAN DICAPAI


 Meningkatnya komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai unit kerja dalam membangun
Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
 Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja yang diusulkan sebagai Zona
Integritas menuju WBK/WBBM;
 Menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap
perubahan.
INDIKATOR
 Tim Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM pada Unit Kerja ;
 Perencana Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM pada Unit Kerja ;
 Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM pada Unit Kerja ; 21
 Peran serta aktif pimpinan dan pegawai pada Unit Kerja dalam membuat Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja .
PENATAAN TATALAKSANA
Untuk membangun unit pelayanan yang berintegritas dan mampu memberikan kualitas
pelayanan yang prima, diperlukan adanya tatalaksana yang mendorong efisiensi dan
mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi unit pelayanan.
Tatalaksana mencakup: Bisnis proses di unit kerja, Standard Operating Procedures,Penerapan e-office
untuk mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi unit pelayanan, Sistem
dokumentasi/pengarsipan berkas, Sistem pengelolaan keuangan, Standarisasi perkantoran

TUJUAN

Meningkatnya efisiensi dan efektivitas implementasi sistem, proses, dan prosedur kerja yang
jelas, efektif, efisien, dan terukur di Unit Kerja ZI Menuju WBK/WBBM.

SASARAN YANG AKAN DICAPAI


1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di Unit Kerja ZI
menuju WBK/WBBM; dan
2. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan
manajemen pemerintahan di Unit Kerja Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
3. Meningkatnya transparansi publik di Unit Kerja Z I menuju WBK/WBBM.

INDIKATOR
 Implementasi atas Prosedur Operasional Tetap (SOP) Kegiatan utama
 Implementasi E-Office (Sistem pengukuran kinerja, Sistem Kepegawaian, Sistem
Pelayanan Publik berbasis sistem informasi)
22
 Implementasi Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM
Untuk membangun unit pelayanan yang berintegritas dan mampu memberikan kualitas pelayanan
yang prima, diperlukan adanya manajemen SDM disesuaikan dengan kebutuhan unit pelayanan
dalam menghasilkan pelayanan yang berkualitas.
Manajemen SDM mencakup: Standar kompetensi ,Perencanaan kebutuhan pegawai .Penempatan, rotasi
dan mutasi,Penilaian kinerja,Pengembangan pegawai,Kepatuhan internal,Inovasi

TUJUAN

Meningkatnya kualitas implementasi sistem manajemen SDM dan terwujudnya profesionalisme SDM
aparatur pada Unit Kerja ZI Menuju WBK/WBBM

SASARAN YANG AKAN DICAPAI


1. Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur di Unit Kerja menuju WBK/WBBM;
2. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur di Unit Kerja menuju WBK/WBBM;
3. Meningkatnya disiplin SDM aparatur di Unit Kerja menuju WBK/WBBM;
4. Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur di Unit Kerja menuju WBK/WBBM;
5. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur di Unit Kerja menuju WBK/WBBM.

INDIKATOR
 Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan
 Implementasi Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
 Implementasi Pengukuran Kinerja Pegawai
 Implementasi Kebijakan Pola Mutasi internal
 Implementasi Penegakan Disiplin
 Sistem Informasi Kepegawaian 23
PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
Untuk membangun unit pelayanan yang berintegritas dan mampu memberikan kualtas pelayanan
yang prima, diperlukan adanya manajemen kinerja yang memberikan arahan tentang pengelolaan
kinerja pelayanan untuk mencapai hasil yang diharapkan oleh instansinya.
Manajemen kinerja mencakup: Perjanjian kinerja, Penjabaran Perjanjian Kinerja (cascading), Sistem
pengukuran kinerja, Monitoring dan evaluasi kinerja, Reward and punishment, Tindak lanjut hasil
monitoring dan evaluasi, Inovasi-inovasi dalam manajemen kinerja

TUJUAN

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja unit kerja

24
PENGUATAN PENGAWASAN
Untuk membangun unit pelayanan yang berintegritas dan mampu memberikan kualitas
pelayanan yang prima, diperlukan adanya sistem pengendalian internal untuk memastikan
integritas pelayanan.
Sistem pengendalian internal mencakup: Unit atau tim yang menangani pengawasan internal, Penilaian
dan Pengendalian risiko, Pengendalian Gratifikasi, Whistle Blowing System, Penanganan benturan
kepentingan,Pengelolaan pengaduan

TUJUAN

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada Unit Kerja menuju
WBK/WBBM

SASARAN YANG AKAN DICAPAI INDIKATOR

 Pengendalian Gratifikasi
1. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan
keuangan negara pada Unit Kerja menuju  Penerapan SPIP
WBK/WBBM;  Pengaduan Masyarakat
2. Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan  Whistle-Blowing System
negara pada Unit Kerja menuju WBK/WBBM;  Penanganan Benturan
3. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang Kepentingan
pada Unit Kerja menuju WBK/WBBM.

25
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
Untuk membangun unit pelayanan yang berintegritas dan mampu memberikan kualitas pelayanan
yang prima, diperlukan adanya manajemen pelayanan untuk memastikan pelayanan dilaksanakan
sesuai dengan aturan.
Manajemen pelayanan mencakup: Standar pelayanan, Maklumat pelayanan, Sarana dan prasarana
pelayanan, Budaya pelayanan prima, Pengaduan, Sistem pelayanan ,Inovasi pelayanan

TUJUAN
Meningkanya kualitas dan inovasi pelayanan publik pada masing-masing instansi pemerintah
secara berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

SASARAN YANG AKAN DICAPAI


 Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih
mudah dijangkau) pada Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM;
 Meningkatnya standardisasi pelayanan menjadi berstandart internasional pada Unit Kerja
menuju WBK/WBBM; dan
 Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan pada Unit
Kerja ZI menuju WBK/WBBM.

INDIKATOR
Implementasi Standar Pelayanan
Implementasi Budaya Pelayanan Prima dalam memberikan layanan
Pelaksanaan Penilaian Kepuasan Pelanggan
26
HASIL (40)

SASARAN YANG AKAN DICAPAI

INDIKATOR

27
SYARAT MINIMAL UNIT KERJA MEMENUHI KATEGORI 28
WBK/WBBM
SYARAT WBK WBBM
Nilai Total (Pengungkit dan Hasil)
75 85
minimal
Nilai komponen hasil “Terwujudnya
Pemerintah yang Bersih dan Bebas 18 18
KKN” minimal
Nilai sub-komponen “Survei Persepsi
13,5 13,5
Anti Korupsi” minimal
Nilai sub-komponen “Persentasi
3,5 3,5
TLHP” minimal
Nilai komponen hasil “Terwujudnya
Peningkatan Kualitas Pelayanan - 16
Publik kepada Masyarakat” minimal
SURVEY PERSEPSI PELAYANAN PUBLIK (EKSTERNAL)

29
SURVEY PERSEPSI ANTI KORUPSI (EKSTERNAL)
TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai