Anda di halaman 1dari 7

Membangun Kesadaran

Kolektif Publik Dalam


Menyambut Pemilu 2024

DR. M. ALFAN ALFIAN M, M.SI


DOSEN MAGISTER ILMU POLITIK
FISIP UNIVERSITAS NASIONAL

Pokok-Pokok Pikiran
Dialog Penguatan Internal Polri ke-8 oleh Divisi Humas Polri
Jakarta, 29 November 2023
Pendahuluan
• Pemilu 2024 harus kita pahami dari perspektif demokrasi sebagai seperangkat nilai-nilai dasar
(demokrasi subtansial) dlaam penyelenggaraan kehidupan politik sebuah negara demokrasi :
• Para Pendiri Bangsa menghadirkan Indonesia sebagai Negara Republik yang demokratis, bukan
negara Kerajaan otoriter dan feodalistik. UUD 1945 menegaskan NKRI merupakan :
• Indonesia adalah Negara Hukum (Rechtstaat) bukan negara kekuasaan (Machstaat).
• NKRI berbasis konstitusi (UUD NRI 1945) sebagai suatu negara yang berdasar Pancasila
• Idealnya praktik demokrasi politik kita berbasis pada nilai-nilai Pancasila.
• Dalam hal memilih sistem demokrasi, Para Pendiri Bangsa yakin bahwa rakyat Indonesia memiliki modalitas
budaya demokrasi dalam keseharian dinamika kehidupan mereka yang kaya khasanah kearifan lokal (local
wisdom), sehingga memudahkan proses transformasi dari tardisi sistem Kerajaan (tradisional) ke model negara
demokrasi modern.
• Indonesia adalah Negara kesejahteraan (welfare state) : konsekuensinya pendekatan Pembangunan harus lebih
kepada “pendekatan kesejahteraan” (prosperity approach), bukan “pendekatan keamanan” (security approach)
dalam kerangka negara hukum (berbasis konstitusi).
• Indonesia adalah Negara demokrasi yang mempersyaratkan partisipasi politik rakyat dalam proses-proses politik
yang konstitusional (pemilu legislatif, Pilpres, Pilkada Provinsi dan Kabupaten/Kota).
• Dalam konteks inilah urgensi Pembangunan politik (political development) dipahami sebagai suatu progress
atau kemajuan dalam kehidupan bangsa, dan mencegah kemerosotan politik (political decay) yang
berpuncak pada disintegrasi bangsa.

2
Memahami Demokrasi Substansial
• Rakyat adalah subyek politik : kedaulatan terletak di tangan rakyat. Konsekuenasinya
: hak-hak politik (civil and political rights) rakyat harus dijamin sepenuhnya.
• Prinsip-prinsip demokrasi (diadopsi dari Revolusi Perancis) : LIBERTE (kebebasan), EGALITE
(kesederajatan), dan FRATERNITE (persaudaraan).
• Prinsip egalitarianisme (kesederajatan, non-diskriminatif)
• Prinsip kejujuran dan sportivitas dalam kontestasi politik : tidak mempolitisasi
identitas atau sentimen primordial (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan atau
SARA) dalam kontestasi politik (pemilu).
• Menjamin hak asasi manusia (HAM) dan keadilan (termasuk keadilan gender, maupun
dalam konteks sportif dan mampu bersikap dewasa dalam Pemilu)
• Menjamin tegaknya keadilan politik dalam proses dan hasil akhir pemilu :
• Penyelenggara Pemilu dan aparat negara(YNI/Polri dan ASN) harus bersikap netral dan
profesional dalam mensukseskan pemilu yang demokratis.

3
Memahami Demokrasi Substansial …

• Menjamin prinsip kedamaian dan anti kekerasan (non violence) serta toleran :
• Pemilu merupakan proses yang damai dan beradab sebagai sarana mekanisme pergantian dan/atau
keberlangsungan kekuasaan yang membedakan dengan perebutan kekuasaan dengan cara-cara
kekerasan dan/atau kudeta fisik di negara-negara non-demokrasi.
• Menghargai perbedaan pandangan/pilihan politik dalam bingkai implementasi politik bermartabat.
• Mengutamakan persatuan (konsensus dan musyawarah dan mencegah konflik yang
fatalistik (massif dan horizontal).
• Musyawarah ialah esensi Demokrasi sila ke-4 Pancasila : demokrasi deliberatif atau demokrasi
permusyawaratan.
• Mengedepankan dimensi pendidikan politik yang mengutamakan etika dan moral atau
keadaban politik :
• Mengupayakan politik tingkat tinggi high politics, bukan politik rendahan atau low politics.
• High politics : tujuan politik untuk kebaikan atau kemaslatan bersama yang diwujudkan dengan political virtue
(nilai-nilai keadaban politik).
• Low politics : kontestasi politik dilakukan dengan menghalalkan segala cara atau Machiavellistik dan/atau
dalam konteks khasanah Indonesia : Ken Arokisme Politik.

4
Kesadaran Politik
• Kesadaran kolektif publik dalam menyambut Pemilu 2024 pada hakikatnya merupakan
kesadaran atau keinsyafan Bersama seluruh anak bangsa bahwa :
• Pelaksanaan pemilu merupakan ranah demokrasi prosedural :
• Demokrasi prosedural ialah operasionalisasi dari demokrasi substansial (nilai-nilai substantif demokrasi).
• Demokrasi prosedural tidak boleh melenceng dari demokrasi substansial sebagai basis nilainya.
• Demokrasi prosedural dalam negara demokrasi ialah prasyarat utama hadirnya legitimasi demokratis dalam setiap proses
pengelolaan dan/atau pergantian kekuasaan secara damai melalui mekanisme elektoral.

• Pemilu dilakukan untuk kemaslahatan/kemajuan bangsa (PEMILU UNTUK BANGSA) dalam kerangka
perwujudan tujuan nasional.
• Integrasi bangsa harus tetap terjaga dan kokoh dalam tradisi kontestasi politik pemilu yang demokratis dan bermartabat.
• Pemilu menjamin sirkulasi kepemimpinan politik bangsa secara damai dan bermartabat.

• Keberhasilan Pemilu 2024 merupakan pertaruhan bagi Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar
ketiga di dunia (setelah AS dan India), dan Negara Demokrasi berpenduduk Muslim terbesar di dunia
(The Biggest Moslem Country in the World).
• Kalau pemilu gagal atau setidaknya rendah mutunya dari penilaian publik internasional, maka Indonesia akan dinilai
sebagai negara demokrasi yang cacat (flawed democracy), jauh dari idel negara demokrasi penuh (full democracy)

5
Menyambut Pemilu 2024
• Pemilu harus disambut dengan gembira sebagai suatu pesta demokrasi
• Kendati publik harus tetap kritis terhadap pelaksaanaan pemilu agar berkualitas dan legitimate
dalam mekanisme pengelolaan/pergantian kekuasaan, namun perbedaan sikap/pilihan politik
harus dihargai.
• Bagaimanapun Pemilu 2024 merupakan suatu pengalaman tersendiri dalam sejarah politik
Indonesia mutakhir, yang kelak akan menjadi pelajaran berharga – di mana kelemahan dan
kekurangannya harus diperbaiki.
• Semangat persaudaraan dan persatuan harus tetap dijunjung tinggi dalam kerangka Pemilu untuk
bangsa, sehingga publik harus memberikan kontribusinya yang terbaik (terutaa dalam
berpartisipasi menjaga penyelenggaraan pemilu yang tertib dan berkualitas).
• Dalam suasana akhir tahun 2023 (peringatan Natal dan Tahun Baru 2024), masyarakat
harus tetap rileks dan mensyukuri apa yang ada dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, tidak usah terprovokasi hoaks dan ujaran kebencian yang
masih banyak muncul di media sosial – tetap kritis objektif dan bijak dalam menyikapi
masalah-masalah bangsa.
6
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai