TOTOK PUNGGUNG
AGUS CITRA
4
A. TOTOK PUNGGUNG
Gambar - 1
Ruas tulang belakang, sumsum tulang belakang (medulla spinalis), dan akar saraf (nerve
root)
Gambar - 2
Gambar - 3
5
Gambar - 4
6
Titik ke-1 dan ke-2 Titik ke-1 s.d. ke-
Gambar - 12
5
C. TAHAP PERAWATAN
Penjelasan:
1. Detection (D) :
Adalah tahap pertama sebelum memulai terapi. Kegiatan ini dilakukan untuk
mendeteksi adanya Trigger Point (TP) atau Titik Masalah. Ciri-ciri atau tanda-
tanda sebuah TP antara lain adalah:
Kulit tebal / cembung
Kulit cekung
Kulit kasar / berpasir / bergaris
Dan lain-lain yang berbeda dengan bagian kulit yang lain.
Teknik :
Lakukan deteksi dengan menggunakan 3 jari.
g 7
1) Dorong dari tulang Lumbar ruas paling bawah (L-5) ke arah atas (C-7)
tepat di atas ruas tulang belakang (ulangi beberap kali untuk memastikan
adanya TP di atas area tulang belakang)
2) Dorong di samping kanan tulang Lumbar ruas paling bawah (L-5) ke arah
atas (C-7). (Ulangi beberap kali untuk memastikan adanya TP di area
sebelah kanan tulang belakang)
3) Dorong di samping kiri tulang Lumbar ruas paling bawah (L-5) ke arah
atas (C-7). (Ulangi beberap kali untuk memastikan adanya TP di
area
sebelah kiri tulang belakang)
4) Dorong sepanjang tepi tulang belikat ( kanan dan kiri) untuk memastikan
adanya TP di area tulang belikat.
5) Dorong sepanjang tepi tulang pinggul ( kanan dan kiri) untuk memastikan
adanya TP di area tulang pinggul.
Gambar - 6
Tahap pendeteksian / mencari titik masalah ( Trigger
Point )
g 8
Gambar - 7
Apabila menemukan ada lapisan kulit yang ketika diraba terasa cembung/tebal/keras,
cekung, kasar/berpasir/berparut, atau berwarna lain (pucat, gelap, dsb) Trigger Point
(TP)
Area II
1) Titik Bahu Kanan
2)Area tepi tulang belikat kanan sampai ke bagian bawah
3) Titik Bahu Kiri
4) Area tepi tulang belikat kiri sampai ke bagian
bawah 5) Titik Tengkuk (C-7)
6) Area bawah titik tengkuk (di atas tulang belakang)
s.d. titik Ginjal
7)Area kanan titik tengkuk (samping kanan tulang belakang) s.d. titik Ginjal
8) Area kiri titik tengkuk (samping kiri tulang belakang) s.d. titik Ginjal
g 9
Note: Terapi GT ini bisa dilakukan dengan waktu sekitar 15-20
menit
Gambar - 8
Persiapan GT (area I dan area
II)
Gambar – 9
GT area I diawali dari titik ginjal (dan
seterusnya)
10
Gambar - 10
GT area II diawali dari titik bahu dilanjutkan dengan area
belikat
Gambar - 11
Setelah bahu-belikat dilanjutkan di titik tengkuk (dan
seterusnya)
g
Gambar - 12
Seluruh titik dan area yang mendapat penotokan dalam GT
3. Finishing (F) :
Adalah terapi yang menekankan (fokus) pada titik TP (sesuai gejala
penyakit) atau
TP (hasil deteksi). Dilakukan setelah GT dengan durasi sekitar 5-10 menit (untuk
setiap titik).
Indikator bahwa penotokan pada TP telah cukup adalah akan adanya
perubahan
pada TP tersebut, (kulit/otot yang tebal/cembung/cekung/kasar akan
kembali
normal seperti sediakala).
Perubahan ini dapat terjadi dalam 1 x sesi terapi atau setelah beberapa kali sesi
terapi, hal ini diikuti dengan adanya perubahan yang dirasakan oleh pasien
(hilangnya gejala/rasa sakit yang dialami) walaupun penyakitnya belum benar-
benar sembuh. g 12
D. JENIS TINDAKAN
2. Treatment (perawatan)
Adalah tindakan yang diberikan kepada seseorang yang mengalami sakit
yang tidak dalam kondisi gawat darurat. Tindakan perawatan ini diberikan secara
berkala dan berkesinambungan sesuai dengan tahap perawatan ( general
treatment dan finishing)
Ada beberapa contoh titik-titik dan/atau area tertentu yang sudah terbukti ada
kaitannya dengan berbagai macam masalah, walaupun tidak bisa selalu menjadi patokan
bahwa setiap penyakit/masalah selalu di sini titiknya. Pada dasarnya ketika
melakukan GT sesungguhnya pasti telah melakukan terapi pada titik-titk masalah
tersebut, namun untuk efektifitas terapi maka titik-titik masalah tersebut perlu kembali
diberikan fokus terapi lanjutan (finishing).
Beberapa contoh titik-titik masalah tersebut, antara lain adalah
: 1. Serangan jantung (emergency)
1. Untuk menolong korban serangan jant ung
2. Serangan stroke (emergency)
(emergency), lakukan penotokan di titik jantung.
2. Untuk menolong korban serangan stroke, lakukan
penotokan di 2 titik ginjal (kanan-kiri).
Note:
Untuk kasus Stroke Hemorragic (pecah pembuluh darah),
maka setelah dilakukan penotokan ada
kemungkinan akan keluar darah melalui hidung. Ini adalah
darah yang keluar dari pembuluh darah yang
pecah di ot ak sehingga memang seharusnya
Gambar -
14
Note :
14
7. Asma / alergi
8. Diabetes Melitus
Gambar -
16
9. Kanker payudara
10. Penyakit terkait datang bulan
(wanita)
15
11. Pengapuran
tulang 12. Wasir
(ambeien)
1. Untuk masalah pengapuran tulang lakukan finishing di
titik ginjal kanan dan titik pinggul kanan.
2. Untuk wasir/ambeien lakukan finishing di titik
ginjal kiri dan titik pinggul kiri.
Gambar - 18
Gambar - 19
Note:
Tidak semua titik masalah ( TP) dicantumkan dalam modul ini. Kita dapat mencari titik
masalah tersebut dengan mendeteksinya sesuai petunjuk yang sudah disampaikan.
Waktu yang disarankan untuk 1 sesi terapi bagi seorang terapis profesional adalah
minimal 1 jam. Ini sudah meliputi GT dan Finishing pada TP. Namun bagi terapis amatir
dapat dilakukan sesuai waktu dan kemampuan yang ada. Apabila waktunya
16
memungkinkan dan mampu (cukup kuat) baik apabila juga dilakukan dalam waktu 1 jam.
Namun apabila tidak memungkinkan jangan ditinggalkan sama sekali, lakukanlah
walaupun hanya mampu 15 atau 20 menit.
Frekuensi terapi yang harus diberikan kepada pasien disesuaikan dengan
besar/kecilnya masalah atau berat/ringannya penyakit yang dideritanya. Untuk
pertolongan segera (emergency) harus diberikan segera begitu seseorang mengalami
serangan. Sedangkan untuk perawatan, dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
(mis. sehari sekali atau dua kali, sepekan sekali atau tiga kali, dan seterusnya). Bahkan
apabila kondisinya cukup parah, dapat diberikan perawatan sehari tiga kali terapi.
Note :
Lamanya terapi dalam satu sesi perawatan serta jumlah terapi (frekuensi) yang harus
diberikan tergantung pada tingkat masalah yang dialami pasien.
Lebih lama waktu dalam satu sesi terapi serta makin sering frekuensi terapi yang
diberikan, dapat meningkatkan efektifitas terapi yang dilakukan.
Adalah hal-hal yang dapat menjadi kendala dalam seseorang mengaplikasikan terapi
totok punggung ini. Permasalahan tersebut antara lain adalah :
1. Kurang yakin dengan metode totok punggung
Bagi orang yang belum memahami sistematika totok punggung maka akan
m erasa aneh bahwa mana mungkin hanya dengan menekan dan menggosok di
bagian punggung dapat mengobati penyakit.
tidak mungkin langsung terjadi dalam waktu singkat ( kecuali atas ijin Allah).
Dengan terapi totok punggung, walaupun belum langsung sembuh, namun efek
setelah menjalani terapi ini dapat langsung dirasakan dalam waktu singkat.
3. Tangan lelah (pegal dan ngilu) karena belum terbiasa dalam melakukan terapi
totok punggung.
Bagi mereka yang baru pertama kali mencoba menterapi dengan metode totok
punggung ini akan cepat merasa lelah di tangan (sampai dengan lengan) bahkan
sampai pegal, sehingga tidak mampu melakukan terapi dalam waktu yang lama.
Seiring dengan seringnya menterapi maka masalah ini akan hilang, lambat17
laun
kekuatan
tangan akan meningkat sehingga mampu melakukan terapi untuk jangka waktu yang
lebih lama.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk sembuh dengan terapi ini?
Jangka waktu bagi seseorang yang diterapi dengan cara ini untuk sembuh
tidak dapat ditentukan secara pasti. Kondisi setiap orang yang sakit tidak sama
antara satu dengan yang lainnya, walaupun mungkin memiliki gejala dan keluhan
yang sama. Cepat dan lamanya seseorang untuk sembuh dari penyakitnya sangat
tergantung pada
Allah Yang Maha Menyembuhkan. Namun secara keilmuan dapat saja diperkirakan
dengan metode yang digunakan berapa lama kemungkinan untuk sembuh
berdasarkan pengalaman untuk kasus yang sama. Cepat dan lambat kesembuhan
juga dapat ditentukan berdasarkan dosis pengobatan (terapi) yang dilakukan. Untuk
terapi totok punggung, maka dengan waktu (durasi) yang lebih lama ketika menjalani
terapi akan berbeda hasilnya dengan waktu (durasi) yang hanya sebentar. 18 Begitu
pula dengan keseringan (frekuensi) terapi yang dijalani juga mempengaruhi cepat
atau lambatnya hasil yang dapat dirasakan.
5. Apakah ada efek samping dalam terapi ini?
In sya Allah terapi ini relatif aman dari efek samping. Pada orang yang pertama
kali menjalani terapi ini ada kemungkinan akan merasa sakit/linu/pegal pada area
penotokan, hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah di
area tersebut dan telah diuraikan dengan jalan penotokan. Namun untuk terapi-terapi
selanjutnya biasanya rasa sakit ini sudah akan berkurang dan semakin hilang.
Demikian juga apabila mengalami rasa/gejala tertentu setelah penotokan,
seperti mual,
pusing, demam, sakit ketika BAK, dan lain sebagainya, maka inilah yang
disebut sebagai DOC (Direction of Cure), yaitu reaksi ketika tubuh sedang
beradaptasi dengan metode pengobatan yang diambil. Ini bukan efek samping dan
tidak berbahaya, hal ini
justru positif yang menunjukkan akan ada perubahan pada tubuh kita setelah
menjalani terapi.
19