Anda di halaman 1dari 12

SPORT KIT AND TRAVEL WITH TERM DAN

CONCUSSION AND ACUTE MANAGEMENT IN SPORT INJURY

OLEH : SGD 1

1. L. Ade Sintia Devi 1702541001


2. Ni Kadek Ayu Satya Dewanti 1702541007
3. Desak Risa Pertiwi 1702541014
4. Rizka Tamalia 1702541016
5. A.A. Istri Dinda Pradnyaningrum 1702541025
6. Luh Made Sintya Paramasti 1702541034
7. I Wayan Reinaisen Kertiyasa Bumi 1702541039
8. Ni Made Mahadewi Dwijayanti Reistriawan 1702541040
9. Giovanny Oktavia 1702541042
10. Andi Hamid Junior 1702541044

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. SPORT KIT AND TRAVEL WITH TERM
1. Jelaskan tentang PRICER!
Jawaban :
PRICER untuk manajemen akut soft tissue injury. PRICER terdiri dari:
1) Protection (P)
Secara umum, proteksi merupakan tindakan2 yang membatasi aktivitas atlet untuk
mencegah lesi menjadi lebih parah dan menempatkan bagian yang terluka tersebut pada
posisi yang aman dan nyaman
2) Rest (R)
Atlet diinstruksikan untuk beristirahat. pada early stage, atlet diharuskan beristirahat
untuk menurunkan Tekanan Darah dan mencegah hemorrhage menjadi lebih parah
3) Ice (I)
Es berfungsi untuk menurunkan nyeri, mengurangi pendarahan dan bengkak, serta
meminimalisir secondary hypoxic injury. waktu maksimal penggunaan es selama 20
menit.
4) Compression (C)
Penggunaan compression bandage terhadap injury dapat mengontrol swelling dan
meminimalkan respon inflamasi. Kompresi dapat mengembalikan sirkulasi normal lebih
cepat dan drainase limfatik di area yang terluka
5) Elevation (E)
Elevasi berfungsi untuk mengurangi tekanan intravaskuler lokal, sehingga mengurangi
pendarahan dari pembuluh darah yang rusak. Selain itu, elevasi juga memfasilitasi
drainase cairan interstisial menuju sirkulasi sentral
6) Referral (R)
Menghimbau semua practitioners (pelatih, dokter, dll) untuk menyadari keterbatasan
mereka dalam pengelolaan cedera olahraga akut. rujukan ke rumah sakit dan pusat
kecelakaan darurat, jika cedera serius dirujuk ke dokter.
2. Jelaskan tentang TOTAPS!
Jawaban :
Ketika terjadi cedera olahraga perlu dilakukan evaluasi secepat mungkin menggunakan
DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation) untuk menentukan keparahan

1
cedera. Setelah dilakukan DRABC ternyata tidak diperlukan penanganan darurat, TOTAPS
(Talk, Observe, Touch, Active Movement, Passive Movement, Skill Test) efektif digunakan
untuk pemeriksaan lebih lanjut. Adapun TOTAPS terdiri dari
1) Talk (T)
Tanyakan kepada pemain apa yang terjadi, Dimana bagian yang sakit, dan bagaimana
sakitnya.
2) Observe (O)
Perhatikan daerah yang terkena cedera seperti : kemerahan, inflamasi, abnormalitas
dibandingkan dengan area yang lain.
3) Touch (T)
Palpasi di bagian area cedera dengan lembut, rasakan apakah hangat atau sakit ketika di
palpasi.
4) Active Movement (A)
Minta pemain untuk menggerakkan area yang cedera tanpa bantuan atau secara aktif. Lalu
perhatikan MMT, ROM, dan Pain yang terjadi.
5) Passive Movement (P)
Jika pemain dapat menggerakkan area cedera, maka cobalah untuk menggerakkan dengan
full range of motion. Perhatikan bagaimana endfeelnya.
6) Skill Test (S)
Jika pemain merasakan tidak sakit pada prosedur A dan P maka pemain diarahkan untuk
melakukan special skill sesuai cabang olahraganya misal menendang atau melompat, dapat
dibantu untuk kembali bermain dengan menggunakan brace atau tapping. Namun jika
terdapat rasa sakit saat melakukan prosedur A dan P maka pemain harus menghentikan
aktivitas dan diberikan penanganan.
3. Jelaskan tentang POLICE!
Jawaban :
1) Protection
Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami injury, hindari dari kemungkinan yang dapat
membuat luka lebih parah atau dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya luka lagi.

2
2) Optimal Loading
Aktivitas sejak dini mendorong terjadinya pemulihan dini. Dimana optimal loading ini tetap
harus disesuaikan dengan kondisi cedera. Biasanya pada cedera akut dapat berupa weight
bearing, namun harus selalu disesuaikan dengan sensitivitas nyeri yang dirasakan pasien.
Optimal loading juga diterapkan pada bagian yang tidak cedera untuk mencegah terjadinya
penurunan fungsi daerah yang tidak cedera.
3) Ice
Penggunaan es dapat membantu untuk mengurangi pembengkakan di sekitar lokasi cedera,
selain itu juga dapat membantu mengurangi nyeri akut yang dirasakan pasien. Es baik
digunakan setiap beberapa jam selama 20 menit untuk beberapa hari pertama.
4) Compression
Menggunakan compression bandage pada lokasi cedera dapat mengurangi pembengkakan
yang mungkin terjadi. Kompresi dapat digabungkan dengan penggunaan es.
5) Elevation
Kamu dapat meninggikan are luka diatas jantung selama periode istirahat, yang lagi
membangu dalam mengurangi bengkak dan mengurangi nyeri.
4. Jelaskan tentang Glassgow Coma Scale!
Jawaban :
a. Definisi
GCS adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien yang dilakukan
dengan menilai respon pasien terhadap rangsang yang diberikan oleh pemeriksa.Pada
pemeriksaan GCS, respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi
membuka mata (Eye), pembicaraan (Verbal) dan gerakan (Motorik). Hasil pemeriksaan
tersebut dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 sampai 6 tergantung
respon yang diberikan.
b. Nilai Tingkat Kesadaran
1) Pada Orang Dewasa
 Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan atau membuka mata dengan sendirinya
tanpa dirangsang. (3) : dengan rangsang suara (dilakukan dengan menyuruh pasien
untuk membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (memberikan rangsangan nyeri,
misalnya menekan kuku jari). (1) : tidak ada respon meskipun sudah dirangsang.

3
 Verbal (respon verbal atau ucapan) : (5) : orientasi baik, bicaranya jelas. (4) : bingung,
berbicara mengacau (berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu. (3) :
mengucapkan kata-kata yang tidak jelas. (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak
ada respon.
 Motorik (Gerakan) : (6) : mengikuti perintah pemeriksa (5) : melokalisir nyeri,
menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri. (4) : withdraws,
menghindar atau menarik tubuh untuk menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri.
(3) : flexi abnormal, salah satu tangan atau keduanya menekuk saat diberi rangsang
nyeri. (2) : extensi abnormal, salah satu tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi)
di sisi tubuh saat diberi rangsang nyeri. (1) : tidak ada respon
2) Pada Bayi dan Anak
 Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan (3) : membuka mata saat diperintah atau
mendengar suara (2) : membuka mata saat ada rangsangan nyeri (1) : tidak ada respon
 Verbal (respon verbal) : (5) : berbicara mengoceh seperti biasa (4) : menangis lemah
(3) : menangis karena diberi rangsangan nyeri (2) : merintih karena diberi rangsangan
nyeri (1) : tidak ada respon
 Motorik (Gerakan) : (6) : bergerak spontan (5) : menarik anggota gerak karena
sentuhan (4) : menarik anggota gerak karena rangsangan nyeri (3) : fleksi abnormal
(2) : ekstensi abnormal (1) : tidak ada respon
c. Intepretasi Nilai Tingkat Kesadaran
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M dan
selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS normal
adalah 15 yaitu E4V5M6 , sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Berikut
beberapa penilaian GCS dan interpretasinya terhadap tingkat kesadaran :
• Nilai GCS (15-14): Composmentis
• Nilai GCS (13-12): Apatis
• Nilai GCS (11-10): Delirium
• Nilai GCS (9-7): Somnolen
• Nilai GCS (6-5): Soporocomatis
• Nilai GCS (4): semicoma
• Nilai GCS (3): Coma

4
5. Jelaskan tentang The 5 R's!
Jawaban :
a. Recognise the injury
Melihat tanda dan gejala dari kognigtive dan juga fisik dari pemain. Tanda-tanda yang perlu
diamati oleh orang tua, teman, guru atau pelatih:
1) Muncul bingung atau tertegun
2) Tampaknya bingung tentang apa yang harus dilakukan
3) Lupa cara bermain
4) Tidak yakin dengan game, skor atau lawan
5) Bergerak dengan canggung
6) Menjawab pertanyaan dengan lambat
7) Kehilangan kesadaran
8) Memperlihatkan perubahan perilaku atau kepribadian
9) Tidak dapat mengingat peristiwa sebelum atau setelah
10) Gejala yang dilaporkan oleh seorang atlet:
11) Sakit kepala atau “tekanan” di kepala
12) Mual atau muntah
13) Masalah keseimbangan atau pusing
14) Penglihatan ganda atau buram
15) Sensitivitas terhadap cahaya dan atau kebisingan
16) Mengurangi lamban, kabur, berkabut, atau grogi
17) Konsentrasi atau masalah memori
18) Kebingungan
19) Hanya tidak “merasa benar” atau “merasa sedih”
b. Remove from play
Setelah dikeluarkan dari aktivitas, atlet harus diperiksa untuk melihat tanda-tanda dan / atau
gejala yang mungkin memerlukan perawatan segera. Jika atlet tetap berada di acara atletik,
pelatih atau orang tua harus sering memeriksa mereka untuk memastikan status mereka tidak
memburuk. Dianjurkan agar atlet yang gegar otak meninggalkan acara tersebut. Jangan
biarkan atlet pulang sendirian atau meninggalkan atlet sendirian di ruang ganti. Jika seorang
atlet kembali beraktivitas sebelum sepenuhnya pulih, atlet tersebut berisiko mengalami gegar

5
otak berulang. Gegar otak berulang yang terjadi sebelum otak memiliki kesempatan untuk
pulih dapat memperlambat pemulihan atau meningkatkan peluang untuk masalah jangka
panjang. Dalam kasus yang jarang terjadi, gegar otak berulang dapat mengakibatkan
pembengkakan parah dan pendarahan di otak yang bisa berakibat fatal.
c. Refer to a doctor
Jika seorang atlet mengira dia mengalami gegar otak, mereka harus segera memberi tahu
pelatih mereka. Rekan tim, orang tua, dan pelatih tidak boleh mendorong atlet untuk
"bermain-main" dengan gejala gegar otak. Selain itu, tidak boleh ada atlet yang bermain
meskipun memiliki tanda-tanda atau gejala gegar otak. Risiko perilaku tersebut harus
ditekankan kepada semua anggota tim, serta pelatih dan orang tua.
d. Rest
Setelah menderita gegar otak, tidak ada atlet yang harus kembali bermain atau berlatih pada
hari yang sama. Atlet dapat diizinkan kembali bermain jika gejalanya hilang dalam waktu
15 menit setelah cedera. Studi yang lebih baru telah menunjukkan kepada kita bahwa otak
tidak cukup cepat pulih bagi seorang atlet untuk kembali beraktivitas dalam waktu yang
singkat. Seorang atlet tidak boleh diizinkan untuk melanjutkan aktivitas fisik setelah gegar
otak sampai ia bebas dari gejala dan diberikan izin tertulis untuk melanjutkan aktivitas fisik
oleh seorang profesional perawatan kesehatan yang tepat.
e. Return to play
Langkah pertama dalam pemulihan dari gegar otak adalah istirahat. Istirahat sangat penting
untuk membantu otak menyembuhkan. Siswa dengan gegar otak perlu istirahat dari
aktivitas fisik dan mental yang memerlukan konsentrasi dan perhatian karena kegiatan ini
dapat memperburuk gejala dan menunda pemulihan. Paparan terhadap suara keras, lampu
terang, komputer, video game, televisi dan telepon (termasuk SMS) semuanya dapat
memperburuk gejala gegar otak. Ketika gejalanya berkurang, peningkatan penggunaan
komputer, telepon, video game, dll., Diperbolehkan.

6
B. CONCUSSION AND ACUTE MANAGEMENT IN SPORT INJURY
1. Apa yang dilakukan fisioterapis saat mengevaluasi tempat tujuan?
Jawaban :
Yang dapat dievaluasi yakni, kualitas udara dan air, makanan lokal yang sehat, fasilitas darurat,
tenaga medis lokal, tempat pelatihan dan kompetisi.
2. Persiapan apa yang dilakukan saat mendatangi tempat yang memiliki perbedaan waktu?
Jawaban :
1) Membawa suplemen melatonin sesuai anjuran dokter ( perorangan )
2) Jika traveling > 3jam akan mengalami jetlag. Cara meminimalisir jetlag :
3) melakukan exercise ringan sesampainya ditempat tujuan stretching)
4) Mengkonsumsi banyak air
5) Lebih banyak menghabiskan waktu dibawah sinar matahari (outdoor / di luar ruangan)
6) Jika tempat tujuan mengalami kemajuan jam dianjurkan untuk : tidur lebih awal,
mengkonsumsi suplemen melatonin sesuai anjuran dokter setiap sore hari , menghindari jam
malam yang terang dan sore hari dan mencari paparan sinar matahari pada pagi /siang hari
7) Jika tempat tujuannya mengalami kemunduran jam dianjurkan untuk : mengkonsumsi
suplemen melatonin sesuai anjuran dokter di malam hari , mencari paparan sinar matahari di
sore hari, dan menghindari jam malam dan pagi hari
3. Apa yang dilakukan saat pre travel health check?
Jawaban :
1) Cek kesehatan untuk seluruh anggota team termasuk atlet dan non atlet
2) Riwayat penyakit sekarang dan dahulu
3) Vaksin, ada baiknya sebelumnya telah melakukan research mengenai daerah tujuan
mengenai penyakit apa yang dapat menular sehingga dapat diberikan vaksin yang sesuai.
4) Therapeutic Use Exemption (TUE)
5) Musculoskeletal screening
6) Saran atau petunjuk untuk seluruh team mengenai perjalanan, misal menggunakan jalur
udara mungkin terjadi jetlag. Selain itu kelelahan travel, berhati-hati dengan makanan dan
minuman yang dimakan, dan obat-obatan.

7
4. Apa saja yang dievaluasi saat melakukan risk management checklist?
Jawaban :
1) Tempat rumah sakit dan rute ke rumah sakit
2) Kontak telpon pelayanan kesehatan terdekat seperti rumah sakit maupun klinik yang harus
disimpan oleh terapis
3) Prosedur di lapangan yang terverifikasi
4) Lokasi pelayanan kesehatan pada arena perlombaan
5) Lokasi tandu dan penggunaan praktisnya
6) Lokasi neck collar dan penggunaan praktisnya
7) Lokasi unit defibrilasi
8) Lokasi keluar dan masuknya ambulans

5. Jelaskan pencegahan cedera saat tim bepergian!


Jawaban :
Pencegahan cedera saat tim bepergian :
1) Pemanasan (Warm Up)
a. Pemanasan dibutuhkan untuk memperbaiki performa melalui perbaikan peredaran
darah, memanaskan otot, dan mencegah alterasi yang cepat pada fisiologi tubuh yang
biasa terjadi pada olahraga full-speed
b. Pemanasan harus disesuaikan dengan persiapan gerakan yang akan dilakukan pada
latihan inti (kecabangan).
c. Pemanasan meliputi 5-10 menit jogging ringan untuk meningkatkan suhu, diikuti 10-15
menit latihan sport-specific drills.
d. Direkomendasikan melakukan 10-15 menit untuk stretching dinamis untuk mengurangi
kekakuan otot (muscle stiffness). Contoh 8-12 repetisi leg swings terkontrol, arm swings,
atau torso twist.
2) Peregangan (Stretching)
a. Fleksibilitas didapat dengan stretching yang meliputi semua kelompok otot sesuai
cabang olahraga.
b. Dilakukan sebelum dan sesudah latihan.

8
c. Stretching setelah latihan lebih bermanfaat daripada stretching sebelum latihan untuk
mencegah cedera khususnya meredakan nyeri otot.
d. Stretching dapat meredakan ketegangan otot resistansi pada jaringan otot dan berperan
penting pada kesehatan persendian karena meningkatkan suhu jaringan, suplai darah,
dan lubrikasi persendian serta memperbaiki performa otot agonis (fleksor).
e. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) adalah teknik stretching yang dapat
meningkatkan fleksibilitas dalam waktu yang singkat. PNF biasanya dilakukan dengan
bantuan orang lain, teknik ini meliputi tahan (stretch) 6-10 detik kemudian kontraksi 6-
10 detik dilakukan beberapa kali. Namun stretching ini beresiko overstretch jika
dilakukan oleh orang yang kurang berpengalaman.
3) Penguatan (Strengthening)
a. Latihan ini sangat diperlukan bagi atlet sebagai upaya pencegahan cedera, performa
yang efektif dan efisien.
b. Setiap sesi latihan harus diawali dengan pemanasan.
c. Prinsip Overload Progresive dengan peningkatan beban dan repetisi untuk peningkatan
kekuatan. Secara umum peningkatan beban latihan dilakukan tidak lebih dari 10% per
minggu dan dilatih 2-3 kali per minggu diikuti 1-2 hari recovery di antara sesi.
d. Program latihan penguatan terdiri dari latihan terbuka (seperti seated knee extension
dengan ankle weight), dimana ujung bagian tubuh yang dilatih bebas bergerak, dan
latihan tertutup ( seperti Leg Press), dimana ujung badan dibatasi pada lantai/
permukaan lain. Latihan Kinetic chain biasa digunakan sebagai alternatif antara beban
bebas (free weight) dan Mesin.
e. Kontraksi otot terdiri dari: Kontraksi isotonik (otot memendek menghasilkan gerakan),
kontraksi Isometrik ( kontraksi tanpa menghasilkan gerakan) dan isokinetik (kontraksi
dilakukan pada kecepatan tertentu dan variasi beban tertentu sesuai seberapa cepat tubuh
bergerak).
f. Program penguatan harus dilakukan dengan seimbang untuk membentuk keseimbangan
otot, selain pada otot agonis (otot utama yang dilatih) otot antagonis (otot
penyetabil/penyeimbang) harus pula dilatih. Misal pada latihan biceps curl otot
penyetabilnya adalah otot deltoid.
4) Soft Tissue Therapy - Bola - Rollers

9
a. Secara umum latihan daya tahan aerobik dilakukan 3-5 kali seminggu dengan intensitas
sedang (60-85% DNM). Durasi per sesi latihan 30-60 menit.
b. Ada dua latihan yang digunakan adalah steady-duration/long distance dan interval
training.
c. Long distance training digunakan untuk persiapan semua jenis otot dengan ciri: sesi
latihan yang panjang dengan intensitas ringan-sedang (>80%DNM) berdurasi 30-2 jam.
Manfaat latihan jenis ini adalah membangun daya tahan dan sering bukan olahraga yang
spesifik. Namun jenis latihan latihan ini efek yang cukup lambat jika dilakukan pada
tahap kompetisi. Sehingga dianjurkan digabungkan dengan interval training.
d. Interval Training adalah aktivitas fisik pendek (3-5 menit) diikuti periode recovery
kemudian kembali melakukan aktivitas intensitas tinggi. Latihan ini bisa digunakan
untuk memperbaiki endurance atau kecepatan. Untuk memperbaiki daya tahan, periode
istirahat diperpendek. Untuk memperbaiki kecepatan, periode istirahat panjang diikuti
istirahat pendek kemudian latihan dilakukan dengan maksimal (cepat). Latihan ini
dibatasi 30-40 menit.
e. Untuk hasil lebih maksimal latihan daya tahan harus disesuaikan dengan kecabangan.
Contoh: pada sepak bola: sprint selang-seling, lari sambil dribbling bola sepanjang area
lapangan dan diakhiri dengan melakukan shooting pada gawang.

6. Apa yang dilakukan untuk meminimalisir jetlag?


Jawab :
1) Melakukan latihan ringan setelah kedatangan. Dapat dilakukan 5 – 8 jam setelah kedatangan
diawali dengan istirahat terlebih dahulu.
2) Tetap menjaga cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi.
3) Lebih banyak habiskan waktu di luar ruangan.
4) Berpergian ke daerah timur lebih berisiko dari pada daerah barat
5) Fase maju (berpergian ke timur)
6) Coba untuk tidur lebih awal
7) Melatonin meningkat pada menjelang malam
8) Hindari cahaya pada malam hari dan menjelang malam hari
9) Paparan sinar pada pagi hari

10
10) Fase mundur (berpergian ke barat)
11) Coba untuk tidur lebih lambat
12) Melatonin meningkat pada tengah malam
13) Hindari sinar pada malam hari dan menjelang pagi
14) Paparan sinar saat menjelang malam

7. Apa yang dilakukan sebagai upaya Post Game Recovery?


Jawaban :
1) Warm down, active recovery
2) Water immersion / Contrast baths
3) Massage
4) Compression garments
5) Nutrition
6) CHO, Protein
7) Rehydration
8) Relaxation
9) Sleep

11

Anda mungkin juga menyukai