Anda di halaman 1dari 7

Nama : Jefry Henelfi

Nim : 18089226

Mata Kuliah : Fisioterapi

Jawaban:

1. Jelaskan Penanganan cedera akut pada cedera olahraga!

1) Metode RICE (Rest, Ice, Compression, and Elevation)

Metode ini ditemukan oleh Gabe Mirkin, MD untuk membantu menghilangkan rasa
sakit, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan. Metode ini dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Rest. Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera.

b. Ice. Letakkan bungkusan es (ice pack) pada bagian tubuh yang mengalami cedera.
Lakukan selama 20 menit, 4 – 8 kali sehari.

c. Compressing. Balut bagian tubuh yang mengalami cedera dan ditekan agar tidak terjadi
pembengkakkan.

d. Elevation. Tinggikan posisi bagian tubuh yang mengalami cedera agar transportasi aliran
darah kembali lancar.

2) Metode PEACE and LOVE

PEACE & LOVE ini diperkenalkan oleh dua orang fisioterapis asal Italia yaitu Blaise dan
Jean - Francous Esculier. Pada fase perbaikan jaringan menggunakan prinsip PEACE,
sedangkan pemulihan menggunakan prinsip LOVE. Prinsip PEACE & LOVE ini antara lain:

a. P- Protection ( Proteksi )

Hindari tumpuan dan batasi selama 1 - 3 hari setelah cedera untuk meminimalisir
perdarahan yang memperburuk penyembuhan jaringan. Istirahat harus dimimalisir dan
dibatasi karena terlalu lama beristirahat dapat merugikan kekuatan dan kualitas jaringan.
Latihan gerak dan pembebanan dilakukan secara bertahap sesuai dengan toleransi nyeri.

b. E- Elevation ( Elevasi )
Mengangkat bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung sesering mungkin
yang bisa dilakukan.

c. A - Avoid Anti Inflamatory ( Hindari Anti Inflamasi )

Hindari penggunaan obat anti inflamasi dan kompres es. Meskipun saat banyak
digunakan, namun belum ada bukti yang berkualitas yang menunjukkan efektifitas es
dan obat anti inflamasi dalam penyembuhan jaringan lunak.

d. C - Compression ( Kompresi )

Gunakan elastic bandage atau kinesiotape untuk mengurangi pembengkakakan.


Meskipun masih dalam perdebatan namun kompresi seteleh cedera ankle dapat
mengurangi pembengkakan sendi dan perdarahan jaringan.

e. E - Education ( Edukasi )

Berikan edukasi kepada pasien untuk terlibat aktif dalam pemulihan dan hindari
penggunaan modalitas pasif ( elektoterapi, manual terapi atau akupuntur ) secara
berlebihan.

Setelah PEACE, lalu ikuti dengan LOVE :

a. L - Loading ( Pembebanan )

Lakukan pembebanan secara bertahap dengan menggunakan toleransi nyeri sebagai


petunjuk dosis.

b. O - Optimism ( Optimis )

Kondisikan pikiran Anda untuk senantiasa perpikir positif dan percaya diri.

c. V - Vascularisation ( Vaskularisasi )

Lakukan latihan kardiovaskuler untuk memperlancar perdaran darah.

d. E - Exercise ( Latihan )

Lakukan latihan seperti strenghtening, stretching, dan propioception untuk pemulihan.

3) Metode Cryotherapy

Metode cryotherapy “cool water immersion” dinilai efektif sebagai metode pemulihan
pasca kegiatan olahraga. Coldtherapy adalah pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri
atau gangguan kesehatan lainnya. Istilah cryotherapy digunakan untuk penggunaan
terapi dingin yang sangat ekstrim, biasanya mengunakan cairan nitrogen, untuk merusak
jaringan. Beberapa jenis cryotherapy yang ada antaralain meliputi: cryosurgery,
cryoablation atau targeted cryoablation. Cryotherapy kadang dipakai untuk penanganan
luka di kulit, seperti warts atau beberapa jenis kanker kulit. Terapi dingin dapat dipakai
dengan beberapa cara, seperti penggunaan es, dan cold baths. Terapi ini dipakai pada
saat respon peradangan masih sangat nyata (keadaan cedera akut). Beberapa kondisi
yang dapat ditangani dengan coldtherapy antara lain :1) Cedera (sprain, strain dan
kontusi), 2) Sakit kepala (migrain, tension headache dan cluster headache), 3) Fase akut
arthritis (peradangan pada sendi), 4) Tendinitis dan bursitis, 5) Nyeri lutut, 6) Nyeri sendi,
7) Nyeri perut.

4) Metode pertolongan pertama untuk pelatih

Peran Pelatih selama Manajemen Cedera Akut:

- Penilaian Awal Cepat

- Mengenali nyawa dan ancaman anggota tubuh

- Minimalkan Risiko lebih lanjut

- Tentukan kembali Aman untuk melatih atau bertanding

- Pastikan atlet menerima jalur intervensi yang sesuai

kunci untuk latihan:

a. STOP, pertologan pertama

S= STOP, hentikan aktifitas atlet dalam bergerak

T = TALK, bicarakan ke atlet untuk mengamankan kondisi

O= Observe, Amati bahaya, berdarah dari tempat terbuka luka, posisi tubuh, bengkak,
dll.

P= Prevent Further Injury, mencegah lebih baik dari pada mengobati

2. Jelaskan Penanganan cidera kronis pada olahraga!

Jawab:
a. Overuse Injury: Jika Anda mengalami cedera kronis, Anda tetap dapat menerapkan 2
metode perawatan pertama (Istirahat dan Es). Namun, kebanyakan cedera kronis hanya akan
mereda dengan menggunakan obat-obatan dan terapi fisik.

b. Muscle Imbalance: Ketidakseimbangan kekuatan otot yang dimiliki oleh atlet atau disebut
muscle imbalance adalah salah satu faktor risiko penyebab terjadinya cedera. Muscle
imbalance menyebabkan distribusi gaya yang diterima tubuh tidak merata. Bagian yang kuat
akan mengkompensasi bagian yang lemah, sehingga
sering kali menjadi penyebab terjadinya cedera overuse atau kronis. Rodigro et al (2006)
menyatakan bahwa penyebab tingginya angka cedera pada olahragawan berusia muda salah
satunya karena

kelemahan otot. Pemberian latihan yang berfokus pada peningkatan kebugaran fisik (physical
conditioning) terutama peningkatan kekuatan otot terbukti mampu menurunkan risiko
terjadinya cedera pada pemain muda.

c. cidera ACL:

-pemeriksaan fisik: Pemeriksaan radiologi pada kasus trauma lutut dengan hemartrosis pada
atlet anak dan remaja perlu dilakukan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk
menyingkirkan adanya patah tulang tibia, terutama pada eminentis. intercondylaris tibia,
yang sering terjadi bersama cedera ACL pada anak usia 8-14 tahun.

-pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan penunjang Magnetic Resonance Imaging (MRI) bisa


memberikan gambaran yang jelas untuk mengetahui cedera jaringan lunak (ligamen, tendon
dan bantal sendi). MRI memiliki sensitivitas sebesar 95 % dan spesitivitas sebesar 88 % dalam
penegakan diagnosis robekan ACL pada atlet berusia muda.

- Pemeriksaan Maturitas: Pemeriksaan maturitas adalah hal yang sangat penting dalam
evaluasi cedera ACL pada atlet berusia muda. Maturitas adalah salah satu faktor yang
digunakan sebagai pertimbangan dilakukannya rekonstuksi dan teknik yang akan digunakan.

3. Cidera yang terjadi pada anak dan cara penanganannya!

Jawab:

a. Gejala makrotrauma jelas, sesuai dengan riwayat penyakit dan mekanisme cedera.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri, bengkak, atau deformitas sesuai dengan
bagian tubuh yang terkena. Hal ini memungkinkan bagi pemeriksa untuk menentukan
diagnosis dan apakah diperlukan investigasi selanjutnya. Sebagian besar cedera ini ringan,
hanya membutuhkan istirahat jangka pendek, obat antinyeri, kompresi sementara, dan
dilanjutkan dengan rehabilitasi formal.

b. Mikrotrauma (overuse injury) dapat memberikan gejala awal yang kurang jelas dan sangat
tergantung dari aktivitas dan posisi anatomi. Untuk individu yang lebih muda dapat dilihat
dari penurunan performa atau pincang saat berjalan. Identifikasi dari regio anatomi yang
terkena sulit. Jenis olahraga dapat menjadi petunjuk untuk menegakkan diagnosis.

Cedera-cedera Jaringan lunak pada atlet anak meliputi:


a. Cedera Otot: Cedera dapat terjadi akibat hantaman langsung. Terapinya dengan istirahat,
kompres es, elevasi, dan analgesik.3
b. Tendinopati: Merupakan cedera akibat kelelahan yang sering terjadi pada ekstremitas
bawah. Tendinopati achilles dapat terjadi akibat beban yang berlebihan. Tendinopati tibialis
anterior terjadi akibat tekanan langsung dari sepatu ski. Dapat dilakukan fisioterapi.
c. Sprain pada pergelangan kaki: Ligamen pada anak sifatnya lebih elastis dibandingkan
dengan ligamen pada orang dewasa. Bisa terjadi pada pasien yang lemah, keadaan otot
peroneal yang tidak sehat, dan deformitas cavovarus.

d. Cedera Ligamen: Ruptur ligamen cruciate anterior jarang terjadi pada anak-anak.
Pemeriksaan MRI dapat menunjang pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah terjadi
ruptur ligamen. Terapi konservatif dapat menimbulkan instabilitas, fungsi lutut yang buruk,
dan cedera sekunder seperti ruptur meniskus. Sementara tindakan operasi pada tulang yang
immatur berpotensi merusak lempeng pertumbuhan.

4. Manfaat latihan untuk mengatasi cidera pada olahraga:

a. Untuk mempercepat pemulihan cidera tersebut

b.untuk merilek kan otot yg udah lama tidak melakukan aktifitas olahraga

c. Untuk merilek kan otot yg kaku dan tegang


5. Prinsip dasar metode latihan beserta respon tubuh dalam latihan:

a. Latihan kekuatan

Respon terhadap tubuh kalau belum terbiasa melakukan latihan kekuatan bisa menyebabkan
otot cidera. Seperti push up, bisa menyebabkan otot lengan atau tangan menjadi sakit.

b. Latihan kelincahan

Respon terhadap tubuh

Kalau belum terbiasa bisa menyebabkan cidera bagi untuk pemula. Seperti lari zig zag bisa
menyebabkan kaki sakit atau kram.

c. Latihan daya tahan

Respon terhadap tubuh kalau belum terbiasa bisa menyebabkan cidera untuk bagi yg pemula
melakukanya. Contoh olahraganya lari sprint 100 m. Kalau bagi pemula akan terasa sangat
menyiksa dan membuat otot cidera atau sakit.

6. Sebutkan Metode-metode pemberian massage dalam olahraga dan manfaatnya:

a. Effeteurage (Menggosok).

b. Petrissage (Memijat-mijat). Manfaat: Dengan bergantian meremas dan santai, pembuluh


darah dan pembuluh limfatik dikosongkan dan diisi, membawa nutrisi segar untuk otot-otot.
Setiap racun yang telah terakumulasi dihapus dari jaringan yang lebih dalam.

c. Vibration dan Shaking (Menggetarkan dan Menggoncang). Manfaat: Vibrasi dan shaking
pada bagian dada sangat baik untuk menyembuhkan masalah-masalah pernafasan seperti
asma.

d. Tapotement (Memukul).

e. Walken (Menggosok Melintang)

f. Skin Rolling (Menggeser Lipatan)

g. Stroking (Mengurut). Manfaat: untuk melemaskan jaringan sehingga sirkulasi darah dan
pertukaran zat menjadi baik.
Manfaat massase:

a. Meningkatkan fungsi kulit

b. Melarutkan lemak

c. Meningkatkan refleksi pada pencernaaan

d. Meningkatkan fungsi jaringan otot

e. Meningkatkan pertumbuhan tulang dan gerak persendian

f. Meningkatkan fungsi jaringan syaraf

Anda mungkin juga menyukai