Anda di halaman 1dari 13

Interaksi obat, Habituasi Obat

serta Obat Tak Tercampurkan


(OTT)
Asri Wulandari, S.Farm., M.Farm
Pendahuluan
• Interaksi Obat adalah adanya efek yang ditimbulkan dari reaksi obat
dengan benda lain (obat/herbal/makanan) (sumber :FDA Drugs
Interaction).
• Habituasi adalah kebiasaan mengkonsumsi obat
• Toleransi adalah kelanjutan dari habituasi sehingga untuk mencapai
efek terapi perlu dinaikkan dosisnya.
Interaksi Obat dalam Tubuh
• Interaksi Farmakokinetik : Interaksi yang terjadi antara obat-obat atau
obat-makanan atau obat dengan bahan tambahan. Contoh : kelarutan
obat, waktu hancur obat.
• Interaksi Farmakodinamik; Interaksi yang terjadi antara obat-obat atau
obat-makanan dalam berkompetisi menduduki reseptor. Interaksi ini
tidak mempengaruhi kadar obat dalam darah. Contoh: INH dan
rifampisin menyebabkan hepatotoksisitas, hepatotoksik yang mungkin
terjadi meningkat dibanding penggunaan obat masing-masing.
• Efek yg ditimbulkan dari interaksi obat : penurunan efek obat,
peningkatan efek obat dan toksik sehingga perlu monitoring.
Contoh interaksi obat dalam tubuh
• Interaksi obat dengan makanan biasanya bersifat farmakokinetik.
Paling umum, makanan dapat mempengaruhi penyerapan obat-
obatan. Contoh paling sederhana dari ini adalah ketika makanan
menunda pengosongan lambung, memperlambat jalannya obat ke
usus kecil, tempat utama untuk penyerapan obat.
• Namun, ada beberapa interaksi obat farmakodinamik penting yang
melibatkan makanan. Salah satu contoh paling penting dari interaksi
obat-makanan melibatkan warfarin antikoagulan dan interaksinya
dengan sayuran berdaun hijau, yang mengandung vitamin K.
Interaksi Obat dengan Bahan Tambahan
• Bahan tambahan atau eksipien pada dasarnya inert atau tidak menyebabkan
interaksi, namun terkadang eksipien dapat menginisiasi, mempropagasi dan
berpartisipasi dalam terjadinya interaksi baik secara kimia maupun fisika.
• Interaksi tersebut dapat terjadi karena ada gugus fungsional yang berinteraksi
secara langsung dengan zat aktif. Selain itu, bahan pengotor atau residu, dan
bahkan eksipien tersebut menghasilkan produk degradan yang dapat menyebabkan
terjadinya interaksi.

1. Interaksi Fisika
A. Pembentukan Kompleks
B. Adsorpsi
C. Dispersi Solida
2. Interaksi Kimia
Interaksi fisika : Pembentukan kompleks
 Reaksi ini terjadi antara agen pembuat kompleks dengan zat aktif.
 Biasanya ikatan yang terjadi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
 Contoh : kalsium karbonat yang dapat membentuk kompleks dengan tetrasiklin
yang menyebabkan penurunan laju disolusi dan pengurangan absorpsi obat dan
gugus fungsi fenol yang dapat membentuk kompleks dengan logam-logam
berat dan menyebabkan pembentukan kompleks tidak larut (endapan).
 Reaksi pembentukan kompleks disini tidak selalu berdampak negatif, namun
juga dapat berdampak positif karena dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
bioavailabilitas pada obat-obat yang kurang larut dalam air seperti eksipien
siklodekstrin yang dapat meningkatkan bioavailabilitas pada obat-obat yang
kurang larut dalam air.
Interaksi fisika : Adsorpsi
Merupakan peristiwa penempelan satu zat pada zat lain dimana
dapat berdampak negatif maupun positif.
Dampak negatif dapat menyebabkan penurunan bioavailabilitas
karena zat aktif menempel pada zat eksipien dan tidak terdisolusi.
Dampak positif adsorpsi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
luas permukaan dari zat aktif untuk lebih mudah terdisolusi dan
meningkatkan bioavailabilitas.
Contoh : obat NSAID (Aspirin, Indometasin, dan Ibuprofen) dapat
ditingkatkan laju disolusinya dengan menggunakan kaolin sebagai
adsorben dan meningkatkan bioavailabilitas obat
Interaksi fisika : Dispersi Solida
 Interaksi ini sering dimanfaatkan untuk meningkatkan bioavailabilitas
dari obat-obat yang bersifat hidrofobik, tapi tidak jarang juga interaksi
ini dapat menurunkan disolusi dari obat.
 Contoh : Iburofen, Nifedipin, dan Piroksikam yang meningkat laju
disolusinya saat diformulasikan dispersi padat dengan polietilene
glikol.
 Sedangkan untuk Povidon saat berinteraksi dengan asam strearat
pada kapsul justru menurunkan laju disolusinya.
Interaksi kimia
• Interaksi yang melibatkan serangkaian reaksi kimia antara zat aktif dengan eksipien atau zat aktif dengan residu
yang ditimbulkan dari ekspien tersebut.
• Reaksi kimia umumnya bersifat merugikan karena dapat menghasilkan produk degradan yang tidak diinginkan.
• Interaksi kimia yang terjadi antara degradan dari eksipien dengan zat aktif pada obat dapat disebabkan karena
degradan tersebut memiliki gugus-gugus fungsi tertentu.
• Adapun degradan yang mungkin terbentuk dari beberapa eksipien yaitu :
Akibat OTT
Macam-Macam OTT

Anda mungkin juga menyukai