Anda di halaman 1dari 57

TAHAPAN INTERVENSI

PEKERJAAN SOSIAL
GENERALIS
TAHAPAN INTERVENSI
GENERALIS
ENGAGEMENT
TAHAP 1 INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS
1. ENGAGEMENT

• Tidak mudah bagi seseorang yang baru Anda kenal


untuk langsung percaya dan menceritakan
masalahnya. Ini butuh proses dan membutuhkan
latihan.
• Orang yang akan dibantu mungkin akan merasa
berbicara kepada Anda bukanlah keinginan mereka.
• Oleh karena itu engagement menjadi penting untuk
mengatasi masalah tersebut
LANGKAH ENGAGEMENT:
• Menyambut klien dengan cara membesarkan hati mereka agar
mau berbicara denganmu
• Menunjukkan keterampilan-keterampilan dalam
mengomunikasikan ketertarikanmu pada situasi klien.
• Mendiskusikan layanan-layanan lembaga dan harapan-harapan
klien;
• Memutuskan apakah lembaga dan peksos dapat membantu;
• Menawarkan layanan lembaga dan pekerja sosial untuk klien;
• Mengondisikan klien dalam hubungan pertolongan; dan
• Menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan.
STRATEGI MEMBANGUN
HUBUNGAN:
 Mencari lingkungan yang aman, tenang, dan memberikan
kebebasan pribadi
 Menanyakan kabarnya, keluarganya
 Menjelaskan proses yang akan dijalani dalam intervensi
generalis
 Meyakinkan akan kerahasiaan yang dijamin
 Menunjukkan perhatian pada apa yang dikatakannya
 Tidak menunjukkan sikap yang membangun jarak
 Memastikan bahwa ia merasa nyaman berada di tempat
itu bersama Anda
KETERAMPILAN
ENGAGEMENT:
• Berdasarkan konsep SOLER:

• S – squarely (duduk berhadapan)


• O – open (terbuka, seperti sikap duduk)
• L – leaning (posisi duduk agak condong ke depan)
• E – eye contact (kontak mata)
• R – relaxed
PERILAKU UNTUK
MEMBANGUN KEDEKATAN:
• Duduk berhadapan: Artinya duduk secara berhadapan
dengan orang yang diajak berbicara dengan pundak Anda
sejajar dengan pundak orang tersebut.
• Sikap duduk: Saat duduk, pendengar yang condong sedikit
ke depan akan menimbulkan rasa kedekatan yang lebih
besar dibandingkan pendengar yang bersandar ke kursinya.
• Kontak mata: Kontak mata adalah bagian penting dalam
proses engagement. Orang yang kita ajak bicara akan
merasa kurang bebas berbicara dengan kita jika kita
menghindari kontak mata dengannya. Pada kenyataannya,
orang biasanya berhenti berbicara dengan orang lain jika
pendengarnya tidak melakukan kontak mata.
PERILAKU UNTUK
MEMBANGUN KEDEKATAN:
• Bersikap santai: pembicara lebih cenderung merasa
nyaman dengan pendengar yang tenang dan santai.
Kita memiliki cara sendiri untuk membuat tubuh
menjadi santai dan kebanyakan dari kita akan
melakukannya dengan cara bernafas yang lembut,
dalam dan teratur, melemaskan otot-otot dan posisi
tubuh diam
• Bina suasana nyaman untuk bercerita: kalau di
rumah klien carilah tempat yang nyaman untuk
bercerita ex: (matikan TV dll), di kantor peksos di
ruang khusus
ASSESSMENT
TAHAP 2 INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS
ASSESSMENT GOALS

• Memahami betul kebutuhan, masalah, dan situasi


yang menjadi fokus intervensi; seperti ketergantungan
obat, kekerasan terhadap anak, dll.
• Mengakui kekuatan, kepemilikan, ketrampilan dan
kemampuan yang dimiliki klien; pengalaman spiritual,
motivasi, pengetahuan, komitemen kepada orang lain,
pengalaman berurusan dengan masalah, dll yang kelak
akan sangat dibutuhkan dalam proses intervensi
• Memformulasikan sistem klien; individu, keluarga,
kelompok, atau komunitas (siapa yang berkepentingan
dalam intervensi)
ASSESSMENT GOALS
• Memahami interaksi sistem klien dengan sistem yang lain;
apakah sistem klien terisolasi dari teman, anggota
keluarga, atau significant other? Apakah sistem klien
terhubung dengan jejaring?
• Memahami berbagai informasi yang belum terlihat; hasil
test psikologi, rekam medis, data dari lembaga tertentu, dll
• Meletakkan seluruh informasi untuk memformulasikan
rencana intervensi; memilih prioritas masalah dan
memutuskan pendekatan intervensi yang terbaik, apakah
mikro, mezo, makro, atau kombinasi dari berbagai
pendekatan.
LANGKAH-LANGKAH
ASSESSMENT:
LANGKAH-LANGKAH
ASSESSMENT:
1. Identifikasi Klien
2. Kajilah situasi klien dari perspektif Mikro, Mezzo dan
Makro, serta aspek keragaman dari situasi klien
3. Catatlah informasi tentang masalah-masalah dan
kebutuhan-kebutuhan klien dari perspektif Mikro,
Mezzo dan Makro, serta aspek keragaman yang
menjadi masalah klien
4. Identifikasi kekuatan klien dari perspektif Mikro,
Mezzo dan Makro, serta aspek keragaman yang
menjadi kekuatan klien
KATEGORI MASALAH
• Konflik interpersonal,
• Ketidakpuasan dalam hubungan sosial,
• Masalah dengan organisasi formal,
• Kesulitan dalam menjalankan peran,
• Masalah dalam transisi sosial,
• Masalah psikologis dan perilaku,
• Keterbatasan sumber,
• Masalah dalam pengambilan keputusan,
• Konflik budaya.
KATEGORI KEKUATAN (JONES &
BIESECKER, 1980):
1. Keluarga dan teman-teman;
2. Latar belakang pendidikan dan pekerjaan;
3. Keterampilan menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan;
4. Kualitas dan karakteristik personal;
5. Sumber-sumber fisik dan keuangan;
6. Sikap dan perspektif; and
7. Berbagai kekuatan yang lain.
LATIHAN/CONTOH
LATIHAN ILUSTRASI KASUS
• Bayu adalah seorang pelajar di suatu SMU d Yogyakarta. Suatu
malam dia diamankan pihak aparat karena dituduh telah terlibat
dalam aksi klitih oleh sekelompok remaja yang menyebabkan
korbannya meninggal dunia.
• Sebenarnya Bayu adalah seorang siswa yang pendiam, tidak banyak
bergaul dengan teman-temannya di sekolah. Prestasi di sekolah
termasuk rata-rata, tidak terlalu buruk. Beberapa bulan terakhir, ada
hari-hari yang tercatat tidak masuk sekolah tanpa pemberitahuan.
• Data awal yang diperoleh dari rumahnya, ternyata Bayu tinggal
bersama dua kakak laki-laki dan orang tua single parent yang sudah
bercerai sekitar 3 tahun yang lalu.
• Bayu kecil sebenarnya rajin mengikuti TPA bersama teman-
temannya di kampung, akan tetapi sejak mulai masuk SMP, Bayu
sudah tidak terlihat lagi berangkat TPA
1. IDENTITAS UMUM KLIEN

• Nama :
• Jenis Kelamin :
• Tempat Tanggal Lahir :
• Agama :
• Pekerjaan :
• Suku :
• Alamat :
• Masalah yang dirasakan :
2. SITUASI KLIEN

N Aspek
Mikro Mezzo Makro
o Keragaman

01

02

03
3. MASALAH & KEBUTUHAN

N
Mikro Mezzo Makro Aspek Keragaman
o

01

02

03
4. KEKUATAN

N Aspek
Mikro Mezzo Makro
o Keragaman

01

02

03
2. SITUASI KLIEN

N
Mikro Mezzo Makro Aspek Keragaman
o
Bayu bingung, Orang tua single Sering terjadi tindak Keragaman sosial
tertekan, sedih parent, kekerasan di sekitar ekonomi teman Bayu
01 dan depresi lingkungan tempat di sekolah
tinggal Bayu menyebabkan Bayu
sulit bergaul

Tidak masuk Keluarga broken Jumlah anak di Lingkungan tempat


sekolah tanpa home, tinggal lingkungan sekitar tinggal Bayu adalah
02 pemberitahuan, bersama kakak, tempat tinggal Bayu masyarakat
tertekan, cukup banyak multikultur
pendiam,

Pendiam, kurang Keluarga broken Masyarakat sekitar Perbedaan latar


pandai bergaul, home, tinggal tempat tinggal Bayu belakang teman
prestasi biasa, bersama bapak dan 2 rata-rata bekerja sekolah dan rumah
03 sering bolos kakaknya, sebagai buruh pabrik
dengan pengaturan
shift kerja
3. MASALAH & KEBUTUHAN

N Aspek
Mikro Mezzo Makro
o Keragaman
Bayu dituduh Keluarga kurang Tidak ada regulasi yang
melakukan aksi memberikan mengatur tentang
01 klitih, perhatian dan ketidakhadiran siswa di
pengawasan kepada sekolah
Bayu dan saudaranya
Bayu dijebak teman- Teman-teman Tidak ada ketentuan
temannya sehingga bermain yang ‘kurang jam belajar di
02 ikut terlibat dalam mendukung’ masyarakat
aksi klitih

Bayu bolos sekolah Tidak banyak teman- Tidak ada patroli polisi
teman yang mau di TKP
03 bermain dengan Bayu
4. KEKUATAN

N Aspek
Mikro Mezzo Makro
o Keragaman
Bayu mampu Ada anggota keluarga Ada
bertahan hidup besar Bayu yang pembelaan/perhatian
01 meskipun menjadi pengacara dari sekolah
keluarganya tidak
lengkap
Bayu memiliki Teman-teman geng Terdapat UU
keinginan yang kuat memiliki solidaritas Perlindungan Anak
02 untuk menyelesaikan yang cukup tinggi anak-anak tidak boleh
sekolah dipidana

Bayu pernah Keluarga Bayu tinggal Terdapat lembaga


menjuarai karate bersama dalam satu kemasyarakatan di
03 rumah lingkungan tempat
tinggal Bayu; Karang
Taruna, PKK, Risma, dll
PLANNING
TAHAP 3 INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS
LANGKAH PERENCANAAN:
• 1. Bekerja bersama klien
• 2. Membuat prioritas masalah
• 3. Menerjemahkan masalah menjadi
kebutuhan.
• 4. mengevaluasi level intervensi untuk masing-
masing kebutuhan.
• 5. Menyusun tujuan.
• 6. Menentukan sasaran.
• 7. Menentukan langkah-langkah aksi.
• 8. Merumuskan kontrak.
DISKO:

Buatlah perencanaan untuk


ilustrasi kasus terkait masalah
yang dihadapi Bayu diatas
BEKERJA BERSAMA KLIEN
• Bekerja bersama klien, bukan bekerja untuk klien
• Bekerja bersama klien sangat penting demi
keberhasilan usaha intervensi
• Terkadang karena berbagai kesibukan, peksos
tergoda untuk menekan klien agar menerima
perencanaan yang dibuat peksos tanpa informasi
yang cukup dari klien.
LANGKAH:
• Berbicaralah dengan klien dan klarifikasi
kebutuhan dan harapan mereka.
• Bersikaplah santun kepada klien dan tunjukkan
perhatianmu pada apa yang mereka katakan.
• Jika klien tidak merasa terlibat, bahkan memiliki
perencanaan sendiri, kemungkinan klien tidak ada
motivasi untuk bekerjasama.
• Ingatlah, memberdayakan klien berarti
meningkatkan hak klien atas selfdetermination.
MEMBUAT PRIORITAS
MASALAH

• Klien harus mengakui adanya masalah.


Bagaimanapun, klien harus setuju bahwa masalah
cukup penting untuk diselesaikan.
• Masalah harus jelas didefinisikan dalam kalimat
yang mudah difahami oleh peksos dan klien.
• Harus realistis bahwa peksos dan klien akan dapat
melakukan sesuatu terkait masalah.
• Identifikasi bersama klien masalah yang paling
penting bagi klien
• Memprioritaskan masalah yang layak
kepentingannya untuk klien
• Membangun kesepakatan dengan klien mengenai
masalah yang akan ditangani lebih dulu
FOKUS HANYA PADA MASALAH
YANG MEMENUHI 3 KRITERIA;
1. Pertama, hal-hal yang diandalkan untuk bertahan hidup,
termasuk makanan, air, dan tempat tinggal. Ini cenderung
bersifat universal karena semua manusia memiliki persyaratan
yang sama.
2. Kedua, dibutuhkan untuk mempertahankan kesejahteraan.
Termasuk hal-hal yang membuat nyaman, sehat, atau puas dan
mungkin berbeda dari individu ke individu yang lain. Misalnya,
Anda mungkin merasa lebih sehat makan dengan soup iga dan
kentang panggang untuk makan malam, dan teman Anda
mungkin merasakan hal yang sama dari sate kambing dan
lontong. Keduanya sama-sama makanan, tetapi bagaimana
konten yang dirasakan cenderung unik satu dengan yang lain.
3. Ketiga, hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai
kepuasan dalam hidup. Ini bervariasi dari orang ke
orang, mungkin termasuk memiliki pekerjaan yang
memuaskan ketika merasa dihargai, atau adanya
hubungan dengan seseorang yang mencintai Anda.
Kebutuhan dapat berkisar dari yang bersifat sosial
atau psikologis hingga yang lain yang bersifat
ekonomis dan nyata. Untuk mengetahui cara
membantu klien Anda, Anda harus menerjemahkan
masalah mereka ke dalam kebutuhan mereka.
CONTOH

No Masalah Kebutuhan

Terhentinya kekerasan terhadap


01 Kekerasan terhadap anak
anak (harmoni)

02 Pengangguran Memiliki Pekerjaan/pendapatan

03 Tidak ada tempat tinggal Adanya tempat untuk tinggal

Meningkatnya kontrol orang tua


04 Anak nakal
terhadap anak
MENGEVALUASI LEVEL INTERVENSI-
MENYELEKSI STRATEGI

Strategi adalah cara yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan


klien.
1. Fokuslah pada kebutuhan yang pertama kali dipilih peksos
dan klien untuk dikerjakan.
2. Review kebutuhan dan pikirkanlah alternatif strategi pada
level mikro, mezzo dan makro untuk mencapai
penyelesaian.
3. Tekankanlah pada kekuatan klien ketika menyusun strategi.
4. Evaluasilah pro dan kontra pada masing-masing strategi.
5. Pilih dan ikutilah strategi yang nampak paling efektif dan
efisien.
MENETAPKAN TUJUAN
(GOALS)
• Goals adalah pernyataan umum atas apa yang
hendak dicapai oleh peksos dan klien (mengacu
kepada kebutuhan diatas).
• Tujuan dibuat untuk menjelaskan tujuan intervensi.
• Kejelasan tujuan dapat menentukan apakah
intervensi berhasil atau tidak.
• Tujuan dibutuhkan apapun strategi intervensi yang
digunakan, baik level mikro, mezzo maupun makro.
MENETAPKAN TUJUAN (GOALS)

• Dalam praktik mikro, ‘tujuan’ membimbing pekerjaanmu


dengan klien individu.
• Intervensi Mezzo mungkin memerlukan sasaran yang
melibatkan setiap anggota individu dan seluruh kelompok
secara keseluruhan.
• Akhirnya, dalam praktik makro, seorang praktisi generalis
dapat menggunakan tujuan untuk membantu komunitas
atau organisasi menargetkan apa yang ingin dicapai dan
bagaimana hal itu akan dilakukan.
CONTOH GOALS
• Membujuk tuan tanah untuk memperbaiki pipa
ledeng yang bocor.
• Meningkatkan keterampilan orang tua dalam
manajemen perilaku anak.
• Berpartisipasi selama 6 bulan dalam mendukung
kelompok pasangan alkoholik.
• Merubah kebijakan lembaga agar memasukkan home
visit dalam bekerja bersama keluarga.
• Mengembangkan program bagi anak-anak
gelandangan perkotaan.
MENENTUKAN OBJECTIVE

• Objectives adalah perilaku khusus tentang apa


yang akan dicapai dan bagaimana keberhasilan
akan diukur (mengacu kepada alternatif strategi
intervensi).
MENENTUKAN LANGKAH-
LANGKAH AKSI:
• Langkah-langkah tindakan adalah daftar terperinci yang
menentukan siapa yang akan melakukan apa, kapan, dan
bagaimana seseorang harus melakukannya.
• Mereka menjalankan tugas yang harus diselesaikan
untuk mencapai tujuan dan akhirnya tercapailah tujuan
klien.
• Setiap tujuan mungkin memiliki beberapa langkah
tindakan, masing-masing menentukan bagaimana hal-
hal akan dilakukan.
• Langkah-langkah tindakan tersebut dapat digunakan
untuk memonitor kegiatan peksos dengan klien.
MERUMUSKAN KONTRAK:

• Sebuah kontrak adalah kesepakatan antara klien


dan pekerja sosial tentang apa yang akan terjadi
dalam proses intervensi.
• Dapat meliputi goals, objectives, langkah-langkah
aksi, time table, dan tanggung jawab setiap orang
yang terlibat dalam proses intervensi.
4 KOMPONEN KONTRAK:
1. Sebuah kontrak menentukan apa yang akan terjadi
selama proses intervensi;
2. Sebuah kontrak disusun oleh pekerja sosial dan
klien yang membuat kesepakatan bersama.
3. Sebuah kontrak secara umum berisi empat jenis
informasi, meliputi tujuan, metode, timetable, dan
kewajiban masing-masing orang yang terlibat dalam
intervensi;
4. Format sebuah kontrak dapat tertulis, lisan, atau
dinyatakan secara tidak langsung.
CONTOH KONTRAK

Contract for Intervention Plan


Client Name:

1. Description of the Problem:


2. Primary Goals:
3. We, the undersigned, agree to the objectives in the following plan:
A. Micro Intervention
B. Mezzo Intervention
C. Macro Intervention
(Signature of Client) (Signature of Worker)
(Date) (Date)
IMPLEMENTATION
TAHAP 4 INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS
IMPLEMENTASI
• Adalah tahap dimana klien dan pekerja sosial melaksanakan
rencana intervensi untuk mencapai tujuan.
• Perkembangan selama intervensi harus dimonitor dan
dianalisa secara terus menerus.
• Terkadang muncul isu, situasi, dan kondisi-kondisi baru yang
mengharuskan perencanaan dirubah.
• Sebagai contoh, dalam kasus dimana tujuan rencana
intervensi adalah menetapkan hak pemeliharaan anak dan
kunjungan setelah perceraian. Tiba-tiba pasangan
memutuskan untuk tinggal bersama. Maka menetapkan hak
pemeliharaan anak kini menjadi tidak lagi relevan.
EVALUATION
TAHAP 5 INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS
EVALUASI

• Tahap yang mengupas secara kritis agar intervensi dapat


dipertanggungjawabkan.
• Pekerja sosial harus dapat mempertanggungjawabkan.
Artinya, mereka harus membuktikan bahwa intervensi
yang mereka lakukan berjalan secara efektif.
• Setiap tujuan dievaluasi terkait tingkat ketercapaiannya.
• Keputusan kemudian harus dibuat mengenai apakah kasus
sebaiknya diakhiri atau dilakukan assessment ulang untuk
membuat tujuan-tujuan yang baru.
TERMINATION
TAHAP 6 INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL GENERALIS
TERMINASI
• Pekerja sosial perlu menyampaikan kepada klien
bahwa intervensi akan segera berakhir, sebelum
intervensi benar-benar diakhiri.
• Pekerja sosial harus mendorong klien untuk dapat
menyampaikan perasaannya tentang terminasi.
• Selanjutnya, pekerja sosial harus menjelaskan
kemajuan-kemajuan apakah yang telah diraih.
• Proses ini memberikan peluang kepada klien agar
menggunakan apa yang telah dipelajari selama
intervensi untuk membantunya menyelesaikan
masalah-masalah lain di kemudian hari.
FOLLOW UP
TINDAK LANJUT/FOLLOW UP

• Adalah tahap untuk menguji ulang situasi klien pada


beberapa hal setelah intervensi selesai dilakukan.
• Tujuannya untuk memonitor pengaruh intervensi
bagi klien.
• Seringkali tahap ini merupakan tahap yang paling
sulit dilaksanakan. Beban kasus mungkin terlalu
berat dan penuh dengan kemelut. Pekerja sosial
mungkin bingung dengan isu dan permintaan yang
lain. Informasi tindak lanjut mungkin sulit diperoleh.
TINDAK LANJUT/FOLLOW UP

• Follow-up merupakan tahap yang penting


dalam proses intervensi. Mencakup
pengecekan untuk menemukan apakah
klien mampu mempertahankan
perkembangan dan apakah masih berfungsi
dengan baik, apakah klien perlu
diassessment ulang untuk intervensi yang
lain?

Anda mungkin juga menyukai