Drs.Sudarsana, PGD PD I. Sidang Pertama BPUPKI Pembentukan Panitia Kecil (Panitia delapan) Sidang pertama BPUPKI berakhir 1 Juni 1945.
• Tugas panitia kecil adalah memisahkan kepentingan
usulan yang masuk karena anggota yang belum memiliki kesempatan bicara pada sidang dapat memberikan usul tertulis hingga 20 Juni 1945.
• Hasilnya, terdapat perbedaan pendapat antara golongan
nasionalis dan golongan Islam mengenai hubungan antara negara dan agama Golongan Islam menghendaki negara berdasarkan syariat Islam, namun golongan nasionalis menghendaki negra tidak berdasarkan hukum agama tertentu. Pembentukan Panitia Kecil (Panitia Sembilan) • Ketua Panitia Delapan, Ir. Soekarno, membentuk Panitia Sembilan yang beranggotakan golongan nasionalis dan golongan Islam yaitu: Ir. Soekarno (Ketua), Moh. Yamin, Drs. Muh. Hataa, AA. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakhir, A. Wachid Hasyim, H. Agus Salim sebagai anggota. • Hasil sidang pada 22 Juni 1945: Kesepakatan tentang dasar negara tertuang di dalam naskah Rancangan Preambule/ Mukadimah Hukum Dasar. • Pada alinea keempat dinyatakan: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi 2. pemeluk-pemeluknya 3. Kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Persatuan Indonesia 5. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan 6. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia II. Sidang kedua BPUPKI (10-16 Juli 1945)
• 10 Juli 1945, Ir. Soekarno menyampaikan hasil
kerja panitia kecil kepada BPUPKI • Sidang dilanjutkan membahas bentuk negara , yaitu: Republik ( unggul 55 suara dari 64 suara) • 11 Juli 1945, sidang ini membahas wilayah negara, yaitu: Hindia Belanda ditambah Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor Portugis dan pula- pulau sekitarnya (hasil voting 39 suara) • Selanjutnya membahas mengenai warga negara dan dilanjutkan pembentukan Panitia Kecil: • Panitia Perancang UUD (ketua: Ir. Soekarno) • Panitia Ekonomi dan Keuangan (Ketua: Drs. Moh. Hatta) • Panitia Pembela Tanah air (Ketua: Abikusno) III. Pembentukan PPKI
• BPUPKI telah selesai masa tugasnya, sehingga
tinggal menuju janji Jepang memberikan kemerdekaan. dr. Radjiman, Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hataa diundang ke Saigon • 9 Agustus 1945 dibentuklahPanitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbii Inkai) dengan Ir.Soekarno (Ketua), Drs . Moh. Hatta dan dr.Radjiman (anggota) • Setelah Ir.Soekarno tiba di Indonesia, PPKI menambah anggota menjadi 21 orang dan berfungsi sebagai Komite Nasional Pembentuk Negara. IV. Proklamasi Kemerdekaan RI
• Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom
• Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diculik ke Rengasdengklok • Hari Jumat, 17 Agustus 1945 dibacakan Proklamasi oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta. Bersamaan dengan dikibarkannya Merah Putih dan dikumandangankannnya lagu Indonesia Raya. V. Sidang PPKI (18 agustus 1945)
• Mengesahkan UUD • menetapkan Presiden dan Wakil Presiden • Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) karena MPR dan DPR belum terbentuk. ASAL MULA PANCASILA TEORI ASAL MULA PANCASILA
Asal mula Pancasila dasar filsafat Negara dibedakan:
1.Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
2.Causa formalis (asal mula bentuk
atau bangun) dimaksudkan bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini BPUPKI memiliki peran yang sangat menentukan. 3.Causa efisien (asal mula karya) ialah asal mula yang meningkatkan Pancasila dari calon dasar negara menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar negara. Asal mula karya dalam hal ini adalah PPKI sebagai pembentuk negara yang kemudian mengesahkan dan menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidangnya.
4.Causa finalis (asal mula tujuan) adalah tujuan dari
perumusan dan pembahasan Pancasila yakni hendak dijadikan sebagai dasar negara. Untuk sampai kepada kausan finalis tersebut diperlukan kausa atau asal mula sambungan. Unsur-unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, walaupun secara formal Pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki unsur-unsur Pancasila dan bahkan melaksanakan di dalam kehidupan mereka. Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti yang dapat kita cari dalam berbagai adat istiadat, tulisan, bahasa, kesenian, kepercayaan, agama dan kebudayaan pada umumnya misalnya:
1.Di Indonesia tidak pernah 2.Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah,
putus-putusnya orang sopan santun, lemah lembut dengan sesama percaya kepada Tuhan, bukti- manusia, bukti-buktinya misalnya bangunan buktinya: bangunan padepokan, pondok-pondok, semboyan aja peribadatan, kitab suci dari dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja berbagai agama dan aliran kementhus, aja kemaki, aja sawiyah-wiyah, kepercayaan kepada Tuhan dan sebagainya, tulisan Bharatayudha, Yang Maha Esa, upacara Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat, keagamaan pada peringatan Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, hari besar agama, pendidikan Cinde Laras, Riwayat dangkalan Metsyaha, agama, rumah-rumah ibadah, membantu fakir miskin, membantu orang tulisan karangan sakit, dan sebagainya, hubungan luar negeri sejarah/dongeng yang semisal perdagangan, perkawinan, kegiatan mengandung nilai-nilai kemanusiaan; semua meng-indikasikan agama. Hal ini menunjukkan adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab. kepercayaan Ketuhanan Yang 3.Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan 4.Unsur-unsur demokrasi kekeluargaan, sebagai bukti- sudah ada dalam masyarakat buktinya bangunan candi kita, bukti-buktinya: bangunan Borobudur, Candi Prambanan, dan Balai Agung dan Dewan Orang- sebagainya, tulisan sejarah tentang orang Tua di Bali untuk pembagian kerajaan, Kahuripan musyawarah, Nagari di menjadi Daha dan Jenggala, Negara Minangkabau dengan syarat nasional Sriwijaya, Negara Nasional adanya Balai, Balai Desa di Majapahit, semboyan bersatu teguh Jawa, tulisan tentang bercerai runtuh, crah agawe bubrah Musyawarah Para Wali, Puteri rukun agawe senthosa, bersatu Dayang Merindu, Loro laksana sapu lidi, sadhumuk bathuk Jonggrang, Kisah Negeri Sule, sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, dan sebagainya, perbuatan gotong royong membangun negara musyawarah di balai, dan Majapahit, pembangunan rumah- sebagainya, menggambarkan rumah ibadah, pembangunan sifat demokratis Indonesia; rumah baru, pembukaan ladang baru menunjukkan adanya sifat persatuan. 5.Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbungdesa, tulisan sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya, penyediaan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebagainya.
Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
baik-baik yang digali dari bangsa Indonesia. Disebut sebagai kristalisasi nilai- nilai yang baik. Adapun kelima sila dalam Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak boleh terputus satu dengan yang lainnya. Namun demikian terkadang ada pengaruh dari luar yang menyebabkan diskontinuitas antara hasil keputusan tindakan konkret dengan nilai budaya ASAL MULA PANCASILA SECARA FORMAL BPUPKI terbentuk pada tanggal 29 April 1945. Adanya Badan penyelidik ini mengadakan Badan ini memungkinkan sidang hanya dua kali. Sidang pertama bangsa Indonesia dapat tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni mempersiapkan 1945, sedangkan sidang kedua 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945. Pada kemerdekaannya secara legal, sidang pertama M. Yamin dan untuk merumuskan syarat- Soekarno mengusulkan tentang dasar syarat apa yang harus negara, sedangkan Soepomo mengenai dipenuhi sebagai negara yang paham negara integralistik. Tindak merdeka. Badan Penyelidik lanjut untuk membahas mengenai dasar negara dibentuk panitia kecil Usaha-usaha Persiapan atau panitia sembilan yang pada Kemerdekaan Indonesia tanggal 22 Juni 1945 berhasil dilantik pada tanggal 28 Mei merumuskan Rancangan mukaddimah 1945 oleh Gunseikan (Kepala (pembukaan) Hukum Dasar, yang oleh Pemerintahan bala tentara Mr. Muhammad Yamin dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Jepang di Jawa). Sidang kedua BPUPKI menentukan Panitia perancang Hukum Dasar perumusan dasar negara yang akan kemudian membentuk lagi panitia kecil merdeka sebagai hasil kesepakatan Perancang Hukum Dasar yang dipimpin bersama. Anggota BPUPKI dalam masa Soepomo. Panitia-panitia kecil itu sidang kedua ini ditambah enam anggota dalam rapatnya tanggal 11 dan 13 Juli baru. Sidang lengkap BPUPKI pada 1945 telah dapat menyelesaikan tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil tugasnya Panitia Persiapan panitia kecil atau panitia sembilan yang Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Linkai), disebut dengan piagam Jakarta. Di yang sering disebut Panitia Persiapan samping menerima hasil rumusan Panitia Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang sembilan dibentuk juga panitia-panitia pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Hukum Dasar yang dikelompokkan berhasil mengesahkan Undang-Undang menjadi tiga kelompok panitia perancang Dasar Negara Republik Indonesia dan Hukum Dasar yakni: 1) Panitia Perancang menetapkan: menyusun Rancangan Hukum Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno Hukum Dasar. Selanjutnya tanggal 14 dengan anggota berjumlah 19 orang 2) Juli 1945 sidang BPUPKI mengesahkan Panitia Pembela Tanah Air dengan ketua naskah rumusan panitia sembilan yang Abikusno Tjokrosujoso beranggotakan 23 dinamakan Piagam Jakarta sebagai orang 3) Panitia ekonomi dan keuangan Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar, dengan ketua Moh. Hatta, bersama 23 dan pada tanggal 16 Juli 1945 orang anggota. menerima seluruh Rancangan Hukum Dasar yang sudah selesai dirumuskan dan di dalamnya juga memuat Piagam Jakarta sebagai mukaddimah.
Hari terakhir sidang BPUPKI tanggal 17 Juli 1945, merupakan sidang
penutupan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan selesailah tugas badan tersebut. Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang pertama PPKI 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan menetapkan:
1.Piagam Jakarta sebagai rancangan Mukaddimah Hukum Dasar oleh
BPUPKI pada tanggl 14 Juli 1945 dengan beberapa perubahan, disahkan sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. 2.Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima oleh BPUPKI pada tanggal 16 Juli 1945 setelah mengalami berbagai perubahan, disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. 3.Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama, yakni Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. 4.Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai Badan Musyawarah Darurat. Sidang kedua tanggal 19 Agustus 1945, PPKI membuat pembagian daerah propinsi, termasuk pembentukan 12 departemen atau kementerian. Sidang ketiga tanggal 20, membicarakan agenda badan penolong keluarga korban perang, satu di antaranya adalah pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pada 22 Agustus 1945 diselenggarakan sidang PPKI keempat. Sidang ini membicarakan pembentukan Komite Nasional Partai Nasional Indonesia. Setelah selesai sidang keempat ini, maka PPKI secara tidak langsung bubar, dan para anggotanya menjadi bagian Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Anggota KNIP ditambah dengan pimpinan- pimpinan rakyat dari semua golongan atau aliran dari lapisan masyarakat Indonesia. Rumusan-rumusan Pancasila secara historis terbagi dalam tiga kelompok.
1.Rumusan Pancasila yang
terdapat dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap pengusulan 2.Rumusan Pancasila yang sebagai dasar negara ditetapkan oleh Panitia Persiapan Republik Indonesia. Kemerdekaan Indonesia sebagai dasar filsafat Negara Indonesia yang sangat erat hubungannya 3.Beberapa rumusan dalam dengan Proklamasi Kemerdekaan. perubahan ketatanegaraan Indonesia selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Dari tiga kelompok di atas secara lebih rinci rumusan Pancasila sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 ini ada tujuh yakni:
1.Rumusan dari Mr. Muh.
Yamin tanggal 29 Mei 1945, yang disampaikan dalam pidato “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan 2.Rumusan dari Mr. Muh. Republik Indonesia” Yamin tanggal 29 Mei 1945, (Rumusan I). yang disampaikan sebagai usul tertulis yang diajukan dalam Rancangan Hukum Dasar (Rumusan II). 3.Soekarno, tanggal 1 Juni 1945 sebagai usul dalam pidato Dasar Indonesia Merdeka, dengan istilah Pancasila (Rumusan III). 4.Piagam Jakarta, tanggal 5.Pembukaan Undang-Undang Dasar 22 Juni 1945, dengan 1945 tanggal 18 Agustus 1945 adalah susunan yang sistematik rumusan pertama yang diakui secara hasil kesepakatan yang formal sebagai Dasar Filsafat Negara pertama (Rumusan IV). (Rumusan V).
6.Mukaddimah KRIS tanggal 27
Desember 1949, dan 7.Rumusan dalam masyarakat, Mukaddimah UUDS 1950 seperti mukaddimah UUDS, tanggal 17 Agustus 1950 tetapi sila keempatnya (Rumusan VI). berbunyi Kedaulatan Rakyat, tidak jelas asalnya (Rumusan VII).