Anda di halaman 1dari 21

INTERNALISASI NILAI PROKLAMASI

KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945


Drs.Sudarsana, PGD PD
I. Sidang Pertama BPUPKI
Pembentukan Panitia Kecil (Panitia delapan)
Sidang pertama BPUPKI berakhir 1 Juni 1945.

• Tugas panitia kecil adalah memisahkan kepentingan


usulan yang masuk karena anggota yang belum memiliki
kesempatan bicara pada sidang dapat memberikan usul
tertulis hingga 20 Juni 1945.

• Hasilnya, terdapat perbedaan pendapat antara golongan


nasionalis dan golongan Islam mengenai hubungan
antara negara dan agama
Golongan Islam menghendaki negara berdasarkan
syariat Islam, namun golongan nasionalis menghendaki
negra tidak berdasarkan hukum agama tertentu.
Pembentukan Panitia Kecil (Panitia Sembilan)
• Ketua Panitia Delapan, Ir. Soekarno,
membentuk Panitia Sembilan yang
beranggotakan golongan nasionalis dan
golongan Islam yaitu: Ir. Soekarno (Ketua),
Moh. Yamin, Drs. Muh. Hataa, AA. Maramis,
Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso,
Abdul Kahar Muzakhir, A. Wachid Hasyim, H.
Agus Salim sebagai anggota.
• Hasil sidang pada 22 Juni 1945: Kesepakatan
tentang dasar negara tertuang di dalam naskah
Rancangan Preambule/ Mukadimah Hukum
Dasar.
• Pada alinea keempat dinyatakan:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi
2. pemeluk-pemeluknya
3. Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Persatuan Indonesia
5. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
6. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
II. Sidang kedua BPUPKI (10-16 Juli 1945)

• 10 Juli 1945, Ir. Soekarno menyampaikan hasil


kerja panitia kecil kepada BPUPKI
• Sidang dilanjutkan membahas bentuk negara ,
yaitu: Republik ( unggul 55 suara dari 64 suara)
• 11 Juli 1945, sidang ini membahas wilayah
negara, yaitu: Hindia Belanda ditambah Malaya,
Borneo Utara, Papua, Timor Portugis dan pula-
pulau sekitarnya (hasil voting 39 suara)
• Selanjutnya membahas mengenai warga negara
dan dilanjutkan pembentukan Panitia Kecil:
• Panitia Perancang UUD (ketua: Ir. Soekarno)
• Panitia Ekonomi dan Keuangan (Ketua: Drs.
Moh. Hatta)
• Panitia Pembela Tanah air (Ketua: Abikusno)
III. Pembentukan PPKI

• BPUPKI telah selesai masa tugasnya, sehingga


tinggal menuju janji Jepang memberikan
kemerdekaan. dr. Radjiman, Ir.Soekarno dan Drs.
Moh. Hataa diundang ke Saigon
• 9 Agustus 1945 dibentuklahPanitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbii Inkai)
dengan Ir.Soekarno (Ketua), Drs . Moh. Hatta dan
dr.Radjiman (anggota)
• Setelah Ir.Soekarno tiba di Indonesia, PPKI
menambah anggota menjadi 21 orang dan berfungsi
sebagai Komite Nasional Pembentuk Negara.
IV. Proklamasi Kemerdekaan RI

• Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom


• Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diculik ke
Rengasdengklok
• Hari Jumat, 17 Agustus 1945 dibacakan
Proklamasi oleh Ir. Soekarno didampingi Drs.
Moh. Hatta. Bersamaan dengan dikibarkannya
Merah Putih dan dikumandangankannnya lagu
Indonesia Raya.
V. Sidang PPKI (18 agustus 1945)

• Mengesahkan UUD
• menetapkan Presiden dan Wakil Presiden
• Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) karena MPR dan DPR belum terbentuk.
ASAL MULA PANCASILA
TEORI ASAL MULA PANCASILA

Asal mula Pancasila dasar filsafat Negara dibedakan:

1.Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari


bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat
kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.

2.Causa formalis (asal mula bentuk


atau bangun) dimaksudkan bagaimana
Pancasila itu dibentuk rumusannya
sebagaimana terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Dalam hal ini BPUPKI memiliki
peran yang sangat menentukan.
3.Causa efisien (asal mula karya) ialah asal mula yang
meningkatkan Pancasila dari calon dasar negara menjadi
Pancasila yang sah sebagai dasar negara. Asal mula karya dalam
hal ini adalah PPKI sebagai pembentuk negara yang kemudian
mengesahkan dan menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat
Negara setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidangnya.

4.Causa finalis (asal mula tujuan) adalah tujuan dari


perumusan dan pembahasan Pancasila yakni hendak
dijadikan sebagai dasar negara. Untuk sampai kepada
kausan finalis tersebut diperlukan kausa atau asal mula
sambungan.
Unsur-unsur Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, walaupun secara formal Pancasila
baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, namun jauh
sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki unsur-unsur Pancasila dan bahkan
melaksanakan di dalam kehidupan mereka. Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti yang
dapat kita cari dalam berbagai adat istiadat, tulisan, bahasa, kesenian, kepercayaan, agama dan
kebudayaan pada umumnya misalnya:

1.Di Indonesia tidak pernah 2.Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah,


putus-putusnya orang sopan santun, lemah lembut dengan sesama
percaya kepada Tuhan, bukti- manusia, bukti-buktinya misalnya bangunan
buktinya: bangunan padepokan, pondok-pondok, semboyan aja
peribadatan, kitab suci dari dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja
berbagai agama dan aliran kementhus, aja kemaki, aja sawiyah-wiyah,
kepercayaan kepada Tuhan dan sebagainya, tulisan Bharatayudha,
Yang Maha Esa, upacara Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat,
keagamaan pada peringatan Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba,
hari besar agama, pendidikan Cinde Laras, Riwayat dangkalan Metsyaha,
agama, rumah-rumah ibadah, membantu fakir miskin, membantu orang
tulisan karangan sakit, dan sebagainya, hubungan luar negeri
sejarah/dongeng yang semisal perdagangan, perkawinan, kegiatan
mengandung nilai-nilai kemanusiaan; semua meng-indikasikan
agama. Hal ini menunjukkan adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab.
kepercayaan Ketuhanan Yang
3.Bangsa Indonesia juga memiliki
ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan 4.Unsur-unsur demokrasi
kekeluargaan, sebagai bukti- sudah ada dalam masyarakat
buktinya bangunan candi kita, bukti-buktinya: bangunan
Borobudur, Candi Prambanan, dan Balai Agung dan Dewan Orang-
sebagainya, tulisan sejarah tentang orang Tua di Bali untuk
pembagian kerajaan, Kahuripan musyawarah, Nagari di
menjadi Daha dan Jenggala, Negara Minangkabau dengan syarat
nasional Sriwijaya, Negara Nasional adanya Balai, Balai Desa di
Majapahit, semboyan bersatu teguh Jawa, tulisan tentang
bercerai runtuh, crah agawe bubrah Musyawarah Para Wali, Puteri
rukun agawe senthosa, bersatu Dayang Merindu, Loro
laksana sapu lidi, sadhumuk bathuk Jonggrang, Kisah Negeri Sule,
sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, dan sebagainya, perbuatan
gotong royong membangun negara musyawarah di balai, dan
Majapahit, pembangunan rumah- sebagainya, menggambarkan
rumah ibadah, pembangunan sifat demokratis Indonesia;
rumah baru, pembukaan ladang
baru menunjukkan adanya sifat
persatuan.
5.Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa
Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial
dan berlaku adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya bendungan air,
tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbungdesa, tulisan
sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu
Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya, penyediaan air kendi di muka
rumah, selamatan, dan sebagainya.

Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai yang


baik-baik yang digali dari bangsa Indonesia. Disebut sebagai kristalisasi nilai-
nilai yang baik. Adapun kelima sila dalam Pancasila merupakan serangkaian
unsur-unsur tidak boleh terputus satu dengan yang lainnya. Namun demikian
terkadang ada pengaruh dari luar yang menyebabkan diskontinuitas antara
hasil keputusan tindakan konkret dengan nilai budaya
ASAL MULA PANCASILA SECARA FORMAL
BPUPKI terbentuk pada
tanggal 29 April 1945. Adanya Badan penyelidik ini mengadakan
Badan ini memungkinkan sidang hanya dua kali. Sidang pertama
bangsa Indonesia dapat tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni
mempersiapkan 1945, sedangkan sidang kedua 10 Juli
sampai dengan 17 Juli 1945. Pada
kemerdekaannya secara legal,
sidang pertama M. Yamin dan
untuk merumuskan syarat- Soekarno mengusulkan tentang dasar
syarat apa yang harus negara, sedangkan Soepomo mengenai
dipenuhi sebagai negara yang paham negara integralistik. Tindak
merdeka. Badan Penyelidik lanjut untuk membahas mengenai
dasar negara dibentuk panitia kecil
Usaha-usaha Persiapan
atau panitia sembilan yang pada
Kemerdekaan Indonesia tanggal 22 Juni 1945 berhasil
dilantik pada tanggal 28 Mei merumuskan Rancangan mukaddimah
1945 oleh Gunseikan (Kepala (pembukaan) Hukum Dasar, yang oleh
Pemerintahan bala tentara Mr. Muhammad Yamin dinamakan
Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.
Jepang di Jawa).
Sidang kedua BPUPKI menentukan Panitia perancang Hukum Dasar
perumusan dasar negara yang akan kemudian membentuk lagi panitia kecil
merdeka sebagai hasil kesepakatan Perancang Hukum Dasar yang dipimpin
bersama. Anggota BPUPKI dalam masa Soepomo. Panitia-panitia kecil itu
sidang kedua ini ditambah enam anggota dalam rapatnya tanggal 11 dan 13 Juli
baru. Sidang lengkap BPUPKI pada 1945 telah dapat menyelesaikan
tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil tugasnya Panitia Persiapan
panitia kecil atau panitia sembilan yang Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Linkai),
disebut dengan piagam Jakarta. Di yang sering disebut Panitia Persiapan
samping menerima hasil rumusan Panitia Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang
sembilan dibentuk juga panitia-panitia pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945
Hukum Dasar yang dikelompokkan berhasil mengesahkan Undang-Undang
menjadi tiga kelompok panitia perancang Dasar Negara Republik Indonesia dan
Hukum Dasar yakni: 1) Panitia Perancang menetapkan: menyusun Rancangan
Hukum Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno Hukum Dasar. Selanjutnya tanggal 14
dengan anggota berjumlah 19 orang 2) Juli 1945 sidang BPUPKI mengesahkan
Panitia Pembela Tanah Air dengan ketua naskah rumusan panitia sembilan yang
Abikusno Tjokrosujoso beranggotakan 23 dinamakan Piagam Jakarta sebagai
orang 3) Panitia ekonomi dan keuangan Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar,
dengan ketua Moh. Hatta, bersama 23 dan pada tanggal 16 Juli 1945
orang anggota. menerima seluruh Rancangan
Hukum Dasar yang sudah selesai dirumuskan dan di dalamnya juga
memuat Piagam Jakarta sebagai mukaddimah.

Hari terakhir sidang BPUPKI tanggal 17 Juli 1945, merupakan sidang


penutupan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia dan selesailah tugas badan tersebut. Pada tanggal 9 Agustus 1945
dibentuk Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang pertama
PPKI 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia dan menetapkan:

1.Piagam Jakarta sebagai rancangan Mukaddimah Hukum Dasar oleh


BPUPKI pada tanggl 14 Juli 1945 dengan beberapa perubahan, disahkan
sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2.Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima oleh BPUPKI pada tanggal
16 Juli 1945 setelah mengalami berbagai perubahan, disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
3.Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama, yakni Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta.
4.Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai
Badan Musyawarah Darurat.
Sidang kedua tanggal 19 Agustus 1945, PPKI membuat
pembagian daerah propinsi, termasuk pembentukan 12
departemen atau kementerian. Sidang ketiga tanggal 20,
membicarakan agenda badan penolong keluarga korban
perang, satu di antaranya adalah pembentukan Badan
Keamanan Rakyat (BKR). Pada 22 Agustus 1945 diselenggarakan
sidang PPKI keempat. Sidang ini membicarakan pembentukan
Komite Nasional Partai Nasional Indonesia. Setelah selesai
sidang keempat ini, maka PPKI secara tidak langsung bubar, dan
para anggotanya menjadi bagian Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP). Anggota KNIP ditambah dengan pimpinan-
pimpinan rakyat dari semua golongan atau aliran dari lapisan
masyarakat Indonesia.
Rumusan-rumusan Pancasila secara historis terbagi dalam tiga kelompok.

1.Rumusan Pancasila yang


terdapat dalam sidang-sidang
Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang
merupakan tahap pengusulan 2.Rumusan Pancasila yang
sebagai dasar negara ditetapkan oleh Panitia Persiapan
Republik Indonesia. Kemerdekaan Indonesia sebagai
dasar filsafat Negara Indonesia
yang sangat erat hubungannya
3.Beberapa rumusan dalam dengan Proklamasi Kemerdekaan.
perubahan ketatanegaraan
Indonesia selama belum berlaku
kembali rumusan Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945.
Dari tiga kelompok di atas secara lebih rinci rumusan
Pancasila sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5
Juli 1959 ini ada tujuh yakni:

1.Rumusan dari Mr. Muh.


Yamin tanggal 29 Mei 1945,
yang disampaikan dalam
pidato “Asas dan Dasar
Negara Kebangsaan
2.Rumusan dari Mr. Muh.
Republik Indonesia”
Yamin tanggal 29 Mei 1945,
(Rumusan I).
yang disampaikan sebagai usul
tertulis yang diajukan dalam
Rancangan Hukum Dasar
(Rumusan II).
3.Soekarno, tanggal 1 Juni
1945 sebagai usul dalam
pidato Dasar Indonesia
Merdeka, dengan istilah
Pancasila (Rumusan III).
4.Piagam Jakarta, tanggal
5.Pembukaan Undang-Undang Dasar
22 Juni 1945, dengan
1945 tanggal 18 Agustus 1945 adalah
susunan yang sistematik
rumusan pertama yang diakui secara
hasil kesepakatan yang
formal sebagai Dasar Filsafat Negara
pertama (Rumusan IV).
(Rumusan V).

6.Mukaddimah KRIS tanggal 27


Desember 1949, dan 7.Rumusan dalam masyarakat,
Mukaddimah UUDS 1950 seperti mukaddimah UUDS,
tanggal 17 Agustus 1950 tetapi sila keempatnya
(Rumusan VI). berbunyi Kedaulatan Rakyat,
tidak jelas asalnya (Rumusan
VII).

Anda mungkin juga menyukai