INSTALASI LISTRIK

SESUAI SNI – 04 – 0225 –

2000
(PUIL 2000)
1. MAKSUD DAN TUJUAN
a. INSTALASI LISTRIK DAPAT DIOPERASIKAN
DENGAN BAIK
b. TERJAMIN KESELAMATAN MANUSIA
c. TERJAMIN KEAMANAN INSTALASI LISTRIK
BESERTA PERLENGKAPAN
d. TERJAMIN KEAMANAN GEDUNG SERTA
ISINYA TERHADAP KEBAKARAN
e. TERJAMIN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
f. TERCAPAI TUJUAN DARI PENCAHAYAAN.
2. KETENTUAN UMUM
UNTUK MENCAPAI KONDISI DIATAS, HARUS
DIPENUHI KETENTUAN UMUM BERIKUT :

a. ADANYA RENCANA INSTALASI YANG TELAH

DISETUJUI (9.2.2).
b. INSTALASI LISTRIK HARUS DIRANCANG DI
PASANG DAN DIPELIHARA UNTUK MENCEGAH
KEBAKARAN (9.4.1)
c. PERLATAN DAN PERLENGKAPAN HARUS :
 MEMENUHI KETENTUAN STANDAR (2.2.1.1)
 SESUAI PENGGUNAAN, SESUAI KEMAMPUAN
BEBAN (2.2.1;2.4;9.4.2)
KETENTUAN UMUM (Lanjutan)

d. INSTALASI, HARUS DILENGKAPI PROTEKSI ;

• PROTEKSI DARI KEJUT LISTRIK
• PROTEKSI DARI EFEK TERMAL
• PROTEKSI DARI ARUS LEBIH
• PROTEKSI DARI TEGANGAN LEBIH.
e. INSTALASI BARU/PERUBAHAN HARUS DIPE-
RIKSA, DIUJI, DICOBA SEBELUM DI
OPERASIKAN.
f. PERENCANAAN PEMASANG DAN PEMERIKSA
INSTALASI LISTRIK HARUS MEMILIKI IZIN,
DENGAN TENAGA TEKNIS YANG KOMPETEN.
3. KETENTUAN UMUM PERALATAN DAN
PEMASANGANNYA

a. KETENTUAN PERALATAN

 PERLENGKAPAN LISTRIK HARUS TIDAK

BERBAHAYA, TAHAN KERUSAKAN
MEKANIK DAN KIMIAWI
 SELUNGKUP DAN RANGKA LOGAM HARUS
DILENGKAPI SEKRUP DAN TERMINAL
UNTUK PEMBUMIAN
 PENANDAAN SESUAI SNI
b. KETENTUAN PEMASANGAN

PEMASANGAN HARUS MEMPERHATIKAN

KEMUDAHAN PELAYANAN, PEMERIKSAAN DAN
PEMELIHARAAN.

 PEMASANGAN TIDAK MENYEBABKAN BAHAN

MUDAH TERBAKAR MENYALA.
 SELUNGKUP DAN RANGKA LOGAM HARUS
DIBUMIKAN
 GAGANG PELAYANAN DARI LOGAM TIDAK BOLEH
BERTEGANGAN
 PENGENDALIAN PERALATAN HARUS MELALUI
SAKELAR
 SAKELAR MOTOR / MESIN HARUS SEDEKAT
MUNGKIN.
4. KETENTUAN UMUM KABEL DAN PEMASANGANNYA

A. KETENTUAN KABEL INSTALASI

a. MEMENUHI SYARAT SESUAI
PENGGUNAANNYA,
b. MEMILIKI TANDA-TANDA YANG JELAS
c. TIDAK CACAT / RUSAK
d. JENIS KABEL MENURUT PUIL
 KABEL INSTALASI DALAM GEDUNG, WARNA
SELUBUNG PUTIH / ABU-ABU
 KABEL TANAH TEGANGAN 600 – 1000 WARNA
SELUBUNG HITAM
 KABEL UDARA TEGANGAN 600-1000 V WARNA
SELUBUNG HITAM.
 KABEL TEGANGAN MENENGAH / TINGGI DIATAS
1000 V WARNA SELUBUNG MERAH.
e. UKURAN HARUS SESUAI BEBAN

f. WARNA INTI KABEL SESUAI PUIL

 WARNA BIRU UNTUK PENGHANTAR NETRAL
 WARNA LORENG UNTUK PENGHANTAR
PEMBUMIAN
 WARNA MERAH UNTUK FASE R
 WARNA KUNING UNTUK FASE S
 WARNA HITAM UNTUK FASE T
B. KABEL FLEKSIBEL

a. PENGGUNAAN TERBATAS
b. SESUAI MAKSUD PENGGUNAANNYA
c. TIDAK BOLEH SEBAGAI PERKAWATAN TETAP
d. HANYA DALAM SATU KEPANJANGAN YANG
UTUH (7.11.1.9)-(7.11.1.12), (5.2.1.4)
e. MEMILIKI KUAT HANTAR ARUS (KHA) YANG
SESUAI (5.2.1.6)
f. PADA KONDISI TERTENTU MEMILIKI
PENGIKAT (5.2.1.7)
g. KABEL LAMPU TIDAK BOLEH KURANG DARI
0,5 MM2
C. PEMBEBANAN KABEL

a. PEMBEBANAN TIDAK BOLEH MELEBIHI KHA

b. PERHATIKAN SUHU KELILING DAN SUHU
KABEL
c. KABEL DENGAN ISOLASI XLPE MEMILIKI
SUHU PENGHANTAR LEBIH TINGGI
d. BILA SUHU KELILING MELEBIHI NORMAL
HARUS DILAKUKAN KOREKSI TERHADAP
KHA
D. ARMATUR PENERANGAN FITTING LAMPU,
ROSET (5.3)

1. PROTEKSI
a. PADA WAKTU PEMASANGAN PENGGANTIAN LAMPU
ATAU LAMPU TERPASANG AMAN DARI
KEMUNGKINAN SENTUHAN (5.3.1.1)
b. JIKA DIHUBUNGKAN PADA JARINGAN DENGAN
PENGHANTAR NETRAL YANG DIBUMIKAN,
SELUBUNG ULIR FITING LAMPU HARUS
DIHUBUNGKAN DENGAN PENGHANTAR NETRAL
(2.5.1.2) (5.3.1.3)
c. UNTUK TEGANGAN KEBUMI DIATAS 300 VOLT
ARMATUR PENERANGAN HARUS TERISOLASI DARI
PENGGANTUNG DAN PENGUKUHNYA, KECUALI
PERLENGKAPAN DIBUMIKAN DENGAN BAIK (5.3.1.7)
2. PEMBUMIAN

a. PADA SISTEM PERKAWATAN DENGAN PIPA

LOGAM YANG DIBUMIKAN ARMATUR
PENERANGAN DARI LOGAM YANG TERHUBUNG
PADA KOTAK SAMBUNG HARUS DIBUMIKAN.
(5.3.2.1)
b. PADA TEGANGAN KERJA DIATAS 50 VOLT SEMUA
BAGIAN DARI ARMATUR, TRAFO, SELUNGKUP
DARI LOGAM HARUS DIBUMIKAN (3.3.1.2) (5.3.2.2.1)
c. BAGIAN LOGAM YANG TERBUKA HARUS
DIBUMIKAN (3.3.1.2) (5.3.2.2.1)
3. PERSYARATAN DALAM KEADAAN KHUSUS

a. PEMASANGAN ARMATUR PENERANGAN DITEMPAT

LEMBAB, BASAH SANGAT PANAS, KOROSI HARUS
DARI BAHAN YANG MEMENUHI SYARAT (5.3.3.1)
b. BAGIAN LUAR FITING LAMPU DIRUANG BERDEBU,
LEMBAB, SANGAT PANAS, BERISI BAHAN MUDAH
TERBAKAR KOROSI HARUS DARI BAHAN PORSELEN
ATAU YANG SEDERAJAT. DEMIKIAN JUGA BILA
TEGANGAN LEBIH DARI 300 V. (5.3.3.2.1)
c. PENYIMPANGAN DI PERKENANKAN JIKA FITING
LAMPU DIPASANG DILUAR JANGKAUAN DAN
BAGIAN LOGAM YANG TIDAK BERTEGANGAN
DIBUMIKAN, KECUALI UNTUK RUANG
MENGANDUNG KOROSI (5.3.3.2.1)
d. ARMATUR PENERANGAN DIDEKAT BAHAN MUDAH
TERBAKAR HARUS DI BUAT, DIPASANG ATAU
DILINDUNGI SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA BAGIAN
YANG BERSUHU LEBIH 90 0C TIDAK BERHUBUNGAN
DENGAN BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
(5.3.3.3.1)
e. ARMATUR KEDAP DEBU, UNTUK RUANG BERDEBU.
(5.3.3.3.2)
f. ARMATUR KEDAP GAS, UNTUK RUANG
MENGANDUNG GAS (5.3.3.3.2)
4. SYARAT KOTAK SAMBUNG DAN KAP
ARMATUR (5.3.4)
a. SETIAP ARMATUR ARUS MEMILIKI CUKUP RUANG
SEHINGGA KABEL DENGAN TERMINAL
PENGHUBUNG DAPAT DIPASANG DENGAN BAIK
(5.3.4.1) (5.3.4.2)
b. BAGIAN DINDING ATAU LANGIT-LANGIT YANG
MUDAH TERBAKAR DALAM PEMASANGAN
ARMATUR HARUS DIPASANG PENYEKAT YANG
TIDAK DAPAT TERBAKAR (5.3.4.3)

5. PENUNJANG ARMATUR (5.3.5)

PEMASANGAN ARMATUR DENGAN BERAT DAN
UKURAN TERTENTU HARUS DIPASANG PENUNJANG
YANG KUAT (5.3.5.1) (5.3.5.2
6. PERKAWATAN ARMATUR (5.3.6)

a. UKURAN KAWAT/KABEL MINIMUM 0,75

MM2, BEBAS DARI GAYA TARIK DAN
KERUSAKAN MEKANIK, BEBAS PENGARUH
SUHU YANG BERLEBIHAN (5.3.6.1.1)
b. DALAM ARMATUR PENERANGAN DENGAN
TEGANGAN 300 V, TIDAK BOLEH ADA
PERCABANGAN (5.3.6.3.4)
7. LAMPU DAN PERLENGKAPAN BANTU (5.3.10)

a. LAMPU UNTUK PENGGUNAAN UMUM PADA SIRKIT

PENERANGAN TIDAK BOLEH DILENGKAPI DENGAN
PANGKAL EDISON E27 JIKA DAYANYA LEBIH DARI
300 W, JUGA TIDAK BOLEH DILENGKAPI DENGAN P
ANGKAL GOLIATH E40 JIKA DAYANNYA MELEBIHI
1500 W.
DIATAS 1500 W HANYA BOLEH DIGUNAKAN
PANGKAL LAMPU YANG KHUSUS (5.3.10.1)
b. PERLENGKAPAN BANTU LAMPU GAS HARUS
DIPASANG DALAM KOTAK YANG TIDAK MUDAH
TERBAKAR DAN HARUS DILAKUKAN SBAGAI
SUMBER PANAS. (5.3.10.2)
8. ROSET. (5.3.12)

a. ROSET YANG DIPASANG DALAM RUANG LEMBAB

ATAU BASAH HARUS DARI JENIS YANG MEMENUHI
SYARAT.( 5.3.12)
b. ROSET HARUS MEMPUNYAI NILAI NOMINAL
SEKURANG-KURANGNYA 660W, 250 V DAN ARUS
MAX, 6A (5.3.12.2)
c. ROSET HARUS MEMPUNYAI ALAS DENGAN
SEKURANG-KURANGNYA 2 LUBANG UNTUK
SEKRUP PENGUKUH, DAN HARUS CUKUP TEBAL
AGAR KABEL DAN TERMINALNYA BERADA PADA
JARAK SEKURANG-KURANGNYA 1 CM DARI
PERMUKAAN DINDING ATAU LANGIT-LANGIT.
E. TUSUK KONTAK DAN KOTAK – KONTAK

1. KONSTRUKSI TUSUK KONTAK

a. TUSUK KONTAK HARUS DIRANCANG DEMIKIAN

RUPA SEHINGGA KETIKA DI HUBUNGKAN TIDAK
MUNGKIN TERJADI SENTUHAN TIDAK SENGAJA
DENGAN BAGIAN AKTIF (5.4.1.1)
b. TUSUK KONTAK HARUS TERBUAT DARI BAHAN
YANG TIDAK MUDAH TERBAKAR, TAHAN LEMBAB
DAN SECARA MEKANIK CUKUP KUAT. (5.4.1.2.1)
c. TUSUK KONTAK YANG TIDAK TERLINDUNGI
TIDAK BOLEH DIBUAT DARI BAHAN YANG MUDAH
PECAH. (5.4.1.2.2).
2. MENGHINDARI HUBUNGAN TUSUK KONTAK
TERTUKAR (5.4.1.4)

a. DALAM SUATU INSTALASI, LUBANG KOTAK-

KONTAK DENGAN PENGENAL TERTENTU TIDAK
BOLEH DAPAT DIMASUKI TUSUK KONTAK
DENGAN TEGANGAN PENGENAL YANG LEBIH
RENDAH. (3.3.2.4) (5.4.1.4.1)
b. LUBANG KOTAK KONTAK DENGAN ARUS
NOMINAL TERTENTU TIDAK BOLEH DAPAT
DIMASUKI TUSUK KONTAK DENGAN ARUS
PENGENAL YANG LEBIH BESAR, KECUALI BAGI
KOTAK KONTAK ATAU TUSUK KONTAK DENGAN
ARUS PENGENAL SETINGGI-TINGGINYA 16A.
(5.4.1.4.2)
c. PADA KOTA-KONTAK DAN TUSUK KONTAK HARUS
TERCANTUM TEGANGAN TERTINGGI DAN ARUS
TERBESAR YANG DIPERBOLEHKAN (5.4.1.5)

d. TUSUK KONTAK DENGAN PEMBUMIAN HARUS

MEMPUNYAI KONSTRUKSI KHUSUS :
 KONTAK PENGAMAN TERHUBUNG SEBELUM
KONTAK PENGHANTAR ARUS, WAKTU DILEPAS
HUBUNGAN KONTAK PENGAMAN TERLEPAS
SETELAH KONTAK PENGHANTAR ARUS
TERPUTUS.
 KONTAK PENGAMAN TUSUK KONTAK TIDAK
MUNGKIN TERHUBUNG DENGAN LUBANG KOTAK
KONTAK PENGHANTAR ARUS
3. SUSUNAN TUSUK KONTAK (5.4.1.8)

a. TUSUK KONTAK UNTUK TEGANGAN DIATAS 50 V

HARUS DENGAN PEMBUMIAN. RUMAH LOGAM
KOTAK-KONTAK DAN ATAU TUSUK KOTAK
HARUS DIHUBUNGKAN DENGAN KONTAK
PEMBUMIAN. (5.4.1.8.1)
b. KONTAK TUSUK UNTUK TEGANGAN DIATAS 300
V, HARUS DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
SEMUA BAGIANNYA TIDAK DAPAT DIMASUKKAN
ATAU DILEPAS DALAM KEADAAN BERTEGANGAN
(5.4.1.8.2)
c. KETENTUAN DIATAS TIDAK BERLAKU BILA
TERLETAK DALAM RUANGAN DENGAN LANTAI
BERISOLASI, MEMPUNYAI ISOLASI PENGAMAN
ATAU DILUAR JANGKAUAN TANGAN, (5.4.1.8.3).
d. APABILA DIPASANG DILANTAI HARUS DARI JENIS
TERTUTUP DALAM KOTAK LANTAI. (5.4.2.4)
e. KOTAK KONTAK FASE SATU, BAIK YANG BERKUTUB
DUA MAUPUN TIGA HARUS DIPASANG SEDEMIKIAN
RUPA SEHINGGA KUTUP NETRALNYA BERADA
DISEBELAH KANAN ATAU DIBAWAH KUTUB
BERTEGANGAN.
f. KOTAK KONTAK HARUS DIPASANG MINIMUM 1,25 M
DARI LANTAI. BILA KURANG DARI 1,25 M HARUS
DARI JENIS TERTUTUP. (8.17.2.4.2).
4. MENGHUBUNGKAN KABEL. (5.4.1.9)

a. MENGHUBUNGKAN KABEL RANDAH DENGAN

INSTALASI YANG DIPASANG TETAP, HARUS
DILAKSANAKAN DENGAN TUSUK KONTAK
APABILA PENGHUBUNGAN ITU SIFATNYA
TIDAK TETAP (5.4.1.9.1)
b. PADA SATU TUSUK KONTAK HANYA BOLEH
DIHUBUNGKAN SATU KABEL RANDAH.
5. KETENTUAN BERKAITAN DENGAN KE-
ADAAN LINGKUNGAN (5.4.2

a. KOTAK-KONTAK DAN TUSUK KONTAK UNTUK

PENGGUNAAN KASAR HARUS DILENGKAPI
DENGAN SELUNGKUP LOGAM YANG CUKUP KUAT,
ATAU DIBUAT DARI BAHAN YANG TAHAN
TERHADAP KERUSAKAN MEKANIK (5.4.2.1)
b. DALAM RUANG LEMBAB DAN SANGAT PANAS,
TUSUK KONTAK HARUS DILENGKAPI DENGAN
KONTAK PEMBUMIAN. SELUNGKUP LOGAM HARUS
DIBUMIKAN. (5.4.2.2.1)
c. KOTAK-KONTAK DINDING DALAM RUANG LEMBAB
HARUS DILENGKAPI DENGAN LOBANG PEMBUANG
AIR (5.4.2.2.2).
d. KOTAK-KONTAK DALAM RUANG LEMBAB ATAU
DILUAR RUMAH DAN TERLINDUNG DARI CUACA
HARUS MEMPUNYAI PENUTUP
e. KOTAK-KONTAK YANG DIPASANG DILUAR HARUS
BEBAS DARI GENANGAN AIR.
f. UNTUK RUANG AKUMULATOR, RUANG MENGANDUNG
CAMPURAN GAS YANG MELEDAK, KONTAK-TUSUK
HARUS DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
BAGIANNYA TIDAK DAPAT DIMASUKKAN ATAU
DILEPASKAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN, DAN
DALAM KEADAAN TERHUBUNG TIDAK DAPAT
MENIMBULKAN BUNGA API KARENA GETARAN ATAU
KONTAK YANG LEPAS (5.4.2.3)
F. GAWAI UNTUK MENUTUP DAN MEMBUKA
SIRKIT LISTRIK

1. SAKELAR
a. SAKELAR BERFUNGSI UNTUK MENUTUP DAN
MEMBUKA SIRKIT LISTRIK DALAM KEADAAN
BERBEBAN ATAU TANPA BEBAN (SAKELAR BEBAN)
b. PADA SAKELAR TERDAPAT NILAI ARUS DAN
TEGANGAN KERJA YANG HARUS SESUAI ATAU
LEBIH BESAR DARI BEBAN, TETAPI TIDAK BOLEH
KURANG DARI 5A
c. DARI SEGI PEMASANGAN TERDAPAT JENIS
TERPASANG PADA PERMUKAAN, JENIS TERPASANG
RATA PERMUKAAN, TAHAN CUACA, KEDAP AIR,
SESUAI JENIS PENGGUNAANNYA.
2. PEMUTUS SIRKUIT

a. PEMUTUS SIRKUIT TERUTAMA DIMAKSUDKAN

UNTUK MEMUTUSKAN SIRKIT DALAM KEADAAN
GANGGUAN / TIDAK NORMAL SECARA OTOMATIS.
b. PEMUTUS SIRKUIT MINI ATAU MCB (MINIATURE
CIRCUIT BREAKER) BERFUNGSI SEBAGAI
PEMBATAS ARUS DAN SEBAGAI PEMUTUS SIRKIT.
PERANAN MCB MENGGANTIKAN PASANGAN SERI
SAKELAR DAN PENGAMAN LEBUR.
c. PEMILIHAN DAN PEMAKAIAN SERTA
PEMASANGAN PEMUTUS SIRKIT HARUS SESUAI
KETENTUAN PUIL SERTA SNI
3. PEMISAH
a. PEMISAH ADALAH ALAT PEMISAH DAN
PENYAMBUNG DALAM KEADAAN TANPA BEBAN
ATAU ARUS. SAKELAR PISAH BEKERJA TANPA
BANTUAN PEGAS, OLEH KARENANYA BUSUR
LISTRIK YANG TIMBUL ANTAR KONTAK INI TIDAK
DAPAT DIKENDALIKAN DENGAN BAIK APABILA
DIGUNAKAN UNTUK MEMUTUS BEBAN.
b. PENGGUNAAN UTAMA DARI PEMISAH UNTUK
MEMISAHKAN BAGIAN INSTALASI DARI SUMBER
SEHINGGA BAGIAN TERSEBUT AMAN UNTUK
PERSONIL DALAM MELAKUKAN
PERBAIKAN/PEMELIHARAAN.
c. SAKELAR PISAH DIPASANG SERI DENGAN PEMUTUS
SIRKIT DAN DITEMPATKAN SEBELUM PEMUTUS
SIRKIT TERSEBUT.
d. SAKELAR PISAH HARUS TIDAK DAPAT DIBUKA
DALAM KEADAAN PEMUTUS SIRKIT MENUTUP.
4. PENGAMAN LEBUR

a. PENGAMAN LEBUR DIGUNAKAN UNTUK

MEMUTUSKAN SIRKIT DALAM KEADAAN
GANGGUAN
b. PENGAMAN LEBUR DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI
PEMISAH, DENGAN CARA MENCABUT PATRON,
LEBURNYA
c. PENGAMAN LEBUR SERING DIPASANG SERI
DENGAN SAKELAR BEBAN YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI PEMUTUS BEBAN.
5. ALAT PEMBATAS DAN PENGUKUR (APP)

a. FUNGSI APP

DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR PEMAKAIAN

ENERGI LISTRIK DAN PEMBATASAN DAYA SESUAI
PAKET PELANGGAN

b. KETENTUAN APP
 TERDAPAT METER ENERGI, TERMINAL NETRAL
DAN PEMBATAS ARUS (MCB)
 SUDAH DITERA DAN DISEGEL
 TERSEDIA TERMINAL PEMBUMIAN
 PEMASANGAN DITEMPAT YANG MUDAH DILIHAT
DAN DICAPAI UNTUK PENCATATAN.
F. PHB UTAMA

1. FUNGSI PHB
PHB BERFUNGSI MENERIMA ENERGI LISTRIK DARI
APP DAN SELANJUTNYA MENDISTRIBUSIKAN DAN
MENGONTROL PENYALURAN ENERGI LISTRIK
MELALUI SIRKIT CABANG KE PHB CABANG ATAU
LANGSUNG MELALUI SIRKIT AKHIR KE BEBAN

2. KETENTUAN UMUM PHB

a. PENATAAN PHB. (6.2.1)

 DIPASANG DAN DITATA RAPI DAN TERATUR
DITEMPAT YANG LELUASA
 PENYAMBUNGAN SALURAN MASUK DAN KELUAR
HARUS MENGGUNAKAN TERMINAL
 PEMASANGAN HARUS RAPI
b. RUANG PELAYANAN, LORONG DAN EMPER

 TINGGI MINIMUM 2 M
 LEBAR MINIMUM 0,75 M UNTUK TR DAN 2 M
UNTUK TM
 TINGGI MINIMUM REL TELANJANG PHB TR
TERBUKA MELINTANG LORONG RUANG
BEBAS 2,3M

c. PENANDAAN. (6.2.3) ANTARA LAIN :

 TIAP FASE NETRAL HARUS DENGAN TANDA

YANG JELAS
 HARUS DIPASANG BAGAN LISTRIK
 TANDA YANG JELAS UNTUK TIAP-TIAP PHB
d. PEMASANGAN SAKELAR MASUK (6.2.4)

 PADA SISI MASUK PHB YANG BERDIRI

SENDIRI SEDANGKAN SETIAP
PENGHANTAR KELUAR SETIDAKNYA
DIPASANG SATU PROTEKSI ARUS
 SAKELAR MASUK HARUS MEMPUNYAI
KEMAMPUAN MINIMUM 60A
 SAKELAR MASUK DAPAT DIGANTI
PEMISAH, ASALKAN PADA SETIAP SIRKIT
KELUAR DIPASANG SAKELAR
e. HARUS DIPASANG SAKELAR KELUAR PADA
SIRKIT KELUAR PHB JIKA SIRKIT :

 MENSUPLAI 3 BUAH ATAU LEBIH PHB YANG

LAIN
 DIHUBUNGKAN KE 3 BUAH ATAU LEBIH
MOTOR/PERLENGKAPAN LISTRIK YANG LAIN
BERDAYA LEBIH DARI 1,5 KW
 DIHUBUNGKAN KE 3 BUAH ATAU LEBIH
KOTAK-KONTAK YANG MASING-MASING
MEMPUNYAI ARUS PENGENAL LEBIH DARI
16A
 MEMPUNYAI ARUS NOMINAL 100A ATAU
LEBIH.
f. PENGELOMPOKAN PERLENGKAPAN
SIRKIT (6.2.6)

 TIAP KELOMPOK MELAYANI SEBANYAK-

BANYAKNYA 6 BUAH/SALAURAN SIRKIT
 KELOMPOK INSTALASI TENAGA
TERPISAH DARI KELOMPOK INSTALASI
PENERANGAN
 KELOMPOK PERLENGKAPAN FASE
TUNGGAL, FASE DUA DAN FASE TIGA
MERUPAKAN KELOMPOK SENDIRI YANG
TERPISAH.
g. PENEMPATAN PENGANAN LEBUR,
SAKELAR DAN REL (6.2.7)
 JIKA PENGAMAN LEBUR DAN SAKELAR KEDUA-
DUANYA DIPASANG SERI PADA SIRKIT MASUK
ATAU KELUAR SEBAIKNYA PENGAMAN LEBUR
DIPASANG SESUDAH SAKELAR.
 KEMAMPUAN SAKELAR SEKURANG-KURANGNYA
HARUS SAMA DENGAN KEMAMPUAN PENGAMAN
LEBUR, PADA SIRKIT TERSEBUT.

h. PEMASANGAN PEMISAH (6.2.8)

 DISEMUA CABANG DARI SISTEM REL
 DIKEDUA SISI PEMUTUS DITEMPAT YANG
MUNGKIN BERTEGANGAN.
 HARUS ADA PROTEKSI TERHADAP
PENGOPERASIAN TIDAK SENGAJA (LOTO).
i. JARAK UDARA MINIMUM (6.2.9).

UNTUK PHB YANG DITATA DITEMPAT

PEMASANGAN, JARAK MINIMUM ANTAR BAGIAN
YANG BERTEGANGAN ADALAH 5CM DITAMBAH
2/3 CM SETIAP KV TEGANGAN PENGENALNYA.
3. KETENTUAN KEMAMPUAN PHB

a. PHB HARUS MAMPU DIBEBANI TERUS

MENERUS
b. HARUS TAHAN TERHADAP ARUS HUBUNG
PENDEK YANG TIMBUL
c. SELUNGKUP ATAU RUMAH PHB HARUS
MAMPU MELINDUNGI YANG DINYATAKAN
DALAM IP.
4. KETENTUAN PENEMPATAN PHB

 PHB HARUS DITATA DAN DIPASANG

SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MUDAH DICAPAI,
PELAYANAN MUDAH DAN AMAN, MUDAH
DALAM PEMELIHARAAN.
 DI PASANG DITEMPAT YANG MUDAH DILIHAT
 PHB TEGANGAN MENENGAH HARUS DIPASANG
DIDALAM RUANG KERJA LISTRIK ATAU RUANG
KERJA LISTRIK TERKUNCI
 PHB TERTUTUP PASANGAN LUAR PENEMPATAN
HARUS CUKUP TINGGI AGAR AMAN DARI
BANJIR
5. KETENTUAN PEMBUMIAN PHB

a. JIKA INSTALASI MENGGUNAKAN SISTEM TNC

(REL PROTEKSI DIPAKAI JUGA SEBAGAI REL
NETRAL),
b. REL PROTEKSI DAN REL NETRAL PHB UTAMA
HARUS DIBUMIKAN
c. JIKA INSTALASI MENGGUNAKAN SISTEM,
DIMANA TITIK NETRAL BEBAN
TERPISAH/TERISOLASI DARI BUMI, MAKA HANYA
REL PROTEKSI SAJA YANG HARUS DIBUMIKAN
d. JIKA PADA PHB SAKELAR PADA SALURAN MASUK
DILENGKAPI DENGAN SAKELAR PROTEKSI ARUS
SISA, MAKA REL NETRAL TIDAK BOLEH
DIBUMIKAN.