Anda di halaman 1dari 23

MANUSIA DAN

PERADABAN
OLEH
BRYAN JACKY WILLSON
SAHERTIAN
• Mengemukakan hakikat peradaban

TUJUAN PEMBELAJARAN • Menjelaskan Manusia sebagai mahkluk


beradab dan masyarakat adab
Setelah melaksanan Pembelajaran, diharapkan
mahasiswa mampu:
• Memberi contoh wujud peradaban dalam
kehidupan sosial budaya

• Menemutunjukkan adanya evolusi budaya dan dinamika


peradaban.

• Mengidentifikasi problem yang ada


pada peradaban global.
• Hakikat Peradaban.

• Manusia sebagai mahkluk beradab dan


masyarakat adab.

MATERI • Evolusi budaya dan wujud peradaban

PEMBELAJARAN dalam kehidupan sosial budaya.

• Dinamika Peradaban global.

• Problematika Peradaban global pada


kehidupan manusia.
Peradaban, Kebudayaan, masyarakt madani,
KATA KUNCI global.
A. HAKIKAT PERADABAN
Sebelumnya kita telah mengetahui makna kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsk manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat indranya menghasilkan beragam
barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan
berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.

Dalam kaitannya dengan dua istilah tersebut, Koentjaraningrat (1990) berusaha memberi penjelasannya sebagai berikut. Di samping istilah kebudayaan ada
pula istilah peradaban. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau
unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu
pengetahuan, seni rupa, dan sistem kenegaraan serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Bila istilah kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-
unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki
peradaban yang tinggi

Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan
mulia. Huntington (2001) mendefinisikan peradaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity
people have short of that which distinguish humans from other species. Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai
beradab atau mencapai peradaban yang tinggi.
Dari batasan pengertian tersebut, maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat, sopan
santun, serta pergaulan. Selain itu, kepandaian menulis, organisasi bernegara, serta masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban menunjuk pada hasil
kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap masyarakat atau bangsa di mana pun selalu berkebudayaan, tetapi
tidak semuanya memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu
yang disatukan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor
kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan tingkat pendidikan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban suatu bangsa.
Kehidupan di lembah Sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil karena mereka telah
memiliki organisasi sosial, Kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju bila dibandingkan dengan bangsa lain. Peradaban itu menunjuk pada tahap
kebudayaan yang telah ada kemajuan tertentu yang disatukan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Masyarakat pada saat ini tetap
memberikan penghargaan dan penghargaan yang tinggi untuk peradaban masa itu. Bukti akan hal tersebut adalah pengakuan masyarakat dunia akan adanya
keajaiban dunia, yang pada hakikatnya berasal dari peradaban masa lalu Keajaiban dunia yang dikenal saat ini antara lain:
• Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja mesir kuno.
• Taman gantung di Babylonia.
• Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.
• Menara Pisa di Italia.
• Menara Eiffel di Paris.
• Candi Borobudur di Indonesia.
• Taj Mahal di India.
• Patung Zeus yang tingginya 14 m dan seluruhnya terbuat dari emas.
• Kuil Artemis merupakan kuil terbesar di Yunani.
• Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Arte- misia untuk mengenang suaminya Raja Maulosus dari Carla.
• Colossus, yaitu patung perunggu dewa matahari dari Rhodes.
• Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari Alexandria.
• Gedung parlemen Inggris di London.
• Kabah di Mekah Saudi Arabia.
• Colosseum di Roma Italia.
Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi
peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf. Namun,
pengertian lettered dalam hal ini tidak sekadar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekadar bisa membaca karangan yang sederhana
dan memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang
cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi.
Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

B. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERADAB DAN


MASYARAKAT ADAB
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya
merujuk pada wujud benda hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil budi daya manusia,
baik cipta, karsa, dan rasa. Kebudayaan berwujud gagasan/ide, perilaku/aktivitas, dan benda-benda. Sedangkan peradaban adalah bagian dari kebudayaan
yang tinggi, halus, indah, dan maju. Jadi, peradaban termasuk pula di dalamnya gagasan dan perilaku manusia yang tinggi, halus, dan maju.
Peradaban sebagai produk yang bernilai tinggi, halus, indah, dan maju menunjukkan bahwa manusia memanglah merupakan makhluk yang memiliki
kecerdasan, keberadaban, dan kemauan yang kuat. Manusia merupakan makhluk yang beradab sehingga mampu menghasilkan peradaban. Di samping itu,
manusia sebagai makhluk sosial juga mampu menciptakan masyarakat yang beradab.

Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti
yang luhur. Sopan, berakhlak, berbudi pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang yang beradab adalah orang yang berkesopanan, berakhlak,
dan berbudi pekerti luhur dalam perilaku, termasuk pula dalam gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara
cipta, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia
(monopluralis secara opti- mal). Kebalikannya adalah manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar. Secara sempit, orang yang biadab diartikan
sebagai orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki budi pekerti yang mulia. Orang yang biadab juga tidak mampu
menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsanya sebagai manusia. Misalnya, kemampuan cipta manusia dalam membuat senjata digunakan untuk saling
membunuh antarsesama.

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam
perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang
dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya sendiri.

Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan- persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia beradab pastilah berkeinginan membentuk
masyarakat yang beradab. Terbentuklah masyarakat beradab atau berkeadaban. Dewasa ini, masyarakat adab memiliki padanan istilah yang dikenal dengan
masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society). Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety elis. Istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipily masyarakat warga, atau masyarakat madani.

Pada mulanya, civil society berasal dari dunia Barat. Adalah Dato Anwar Ibrahim (mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia) yang pertama kali
memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai istilah lain dari civil society. Nurcholish Madjid mengindonesiakan civil society (Inggris) dengan
masyarakat madani. Kata civil memiliki dasar kata yang sama dengan civic (kewargaan) dan city (kota) dari kata dasar berbahasa Latin civis. Kemudian, kata
civil tumbuh menjadi bermakna dari atau dalam persesuaian dengan teratur, beradab.
Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan berbagai istilah, antara lain:
• Civil society diterjemahkan dengan istilah masyarakat sipil. Civil artinya sipil, sedangkan society artinya masyarakat.
• Civil society diterjemahkan dengan istilah masyarakat beradab atau berkeadaban. Ini merupakan terjemahan dari civilized (beradab) dan society
(masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab (uncivilized society/savage society).
• Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata Madinah, kota tempat kelahiran Nabi Muhammad saw.
Madinah berasal dari kata madaniyah yang berarti peradaban. Masyarakat madani juga berarti masyarakat yang berperadaban.
• Berkaitan dengan nomor 3, civil society diartikan masyarakat kota. Hal ini karena Madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yangmengingatkan
kita pada polis di zaman Yunani kuno. Masyarakat kota sebagai model masyarakat yang beradab.
• Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewargaan. Masyarakat di sini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari
negara.

Dari makna-makna tersebut dapat dinyatakan bahwa masyarakat teratur tidak mungkin tanpa peradaban, dan peradaban hanya terwujud dalam masyarakat
teratur. Dengan kata lain, masyarakat madani secara etimologis dapat dinyatakan sebagai masyarakat yang teratur dan beradab. Masyarakat madani adalah
masyarakat yang berkeadaban. Nurcholis Majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkeadaban memiliki ciri-ciri, antara lain
egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhammad A.S. Hikam
(1999) dalam bukunya Demokrasi dan Civil Society memberikan definisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan
antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), keswadayaan (self- supporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan
negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

Visi Indonesia 2020 juga bisa dikatakan membentuk masyarakat madani Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang memiliki keadaban demokratis. Masyarakat
adab yang dituju menurut visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya bangsa yang berciri religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, baik, dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
C. EVOLUSI BUDAYA DAN WUJUD PERADABAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkesinambungan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi
kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual
manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.

Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan
dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal
tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan).

Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genius. Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah,
yaitu:

• Penemuan roda untuk transportasi


Pada mulanya, roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas batang pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang
menjadi mobil seperti saat ini.

2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Bahasa bisa diartikan pula sebagai suatu
persetujuan bersama untuk menginterpretasi bunyi tertentu. Dengan bahasa, kehidupan sosial dan peradaban pun terlahir. Ketika tanda-tanda diterima sebagai
representasi dari bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu
• Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (Palaeolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru
(Neolitikum).
• Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
• Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
• Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
• Masa kemahiran teknik atau perundagian, meliputi tradisi semituang perunggu dan tradisi semituang besi.

Pendapat lain membagi periode praperadaban manusia ke dalam empat bagian, yaitu prapalaeolitik, palaeolitik, neolitik, dan era perunggu. Penggunaan
bahan-bahan logam pada era perunggu inilah yang kemudian dianggap sebagai masa lahirnya peradaban manusia.

Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), membagi menjadi empat masa, yaitu
• Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 Masehi.
• Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
• Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
• Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.

Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Jadi, evolusi
kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi, yaitu peradaban.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan secara bertahap dan berkesinambungan, menampilkan karakter yang khas pada tahap
tersebut, yang diwujudkan oleh kualitas tertentu dari unsur-unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas
yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait
dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan
tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai
bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Lahirnya peradaban Barat di Eropa dimulai dengan adanya revolusi pemikiran. Masyarakat Barat ingin keluar dari Abad Gelap (dark ages) melalui
Renaissance. Melalui revolusi pemikiran inilah lahir sains dan teknologi. Revolusi industri muncul di Inggris abad ke-18. Sains dan industri telah
menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya harus di lakukan manusia dengan kerja keras dan menggantikannya dengan atas alat mesin. Ini
membuat manusia bebas untuk menikmati kehidupan secara alati mesudah. Penemuan kompas magnetik menyebabkan kapal laut dapat melintasi Lautan
Atlantik dan akhirnya menemukan Amerika. Negara negara Eropa yang baru merdeka seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Austria saling berlomba untuk
memperluas ekspansinya.

Kapal laut yang dulunya selama berbular-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk melintasi laut dengan menggunakan tenaga angin untuk berlayar, kini ditukar
dengan tenaga uap dan listrik yang hanya memerlukan beberapa hari untuk tiba di tempal tujuan. Transportasi darat yang dulunya bergantung pada hewan,
kini bergerak menggunakan truk, kereta api, dan pesawat dengan kecepatan yang luar biasa. Pandangan manusia kini tidak terbatas hanya di dunia saja.
Kebodohan manusia mengenai planet yang menakjubkan ini kini telah berubah menjadi pengetahuan baru yang begitu mempesona mengenai fakta alami dari
angkasa raya yang tidak ada batasnya. Komponen atom yang begitu kecil, kini bisa dilihat secara nyata setelah dibesarkan jutaan kali dengan menggunakan
mikroskop listrik. Peradaban tidak hanya berwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga dalam bidang sosial budaya. Peradaban kuno di
lembah Sungai Nil tidak hanya menghasilkan kemajuan di bidang teknologi, tetapi juga dalarn bidang sosial, misalnya dalam hal mata pencaharian
kehidupan. Lembah Sungai Nil yang pinggirannya mendorong masyarakat untuk bertani. Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun
saluran air, terusan-terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi,
dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut,
dan selai, yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung. Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat
Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Tunisia, Mesopotamia, dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan Sungai Nil adalah sebagai sarana
transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
Peradaban lembah Sungai Nil dikatakan maju untuk ukuran zaman waktu itu, tidak hanya dari hasil seni dan bangunan, tetapi juga kehidupan sosial, sistem
kekuasaan, kepercayaan, dan hasil kemajuan lain, seperti sistem kalender dan budaya tulis. Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan
berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 29½ hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan
bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan sebanyak 30 hari, dan lamanya setahun adalah
365 hari, yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan yang kita gunakan sekarang yang Syamsiah (sistem
Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi menjadi kalender Roman dengan sistem Gregorian.
Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem Lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.

Sedangkan dalam hal budaya tulis, masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglif berbentuk gambar. Tulisan hieroglif ditemukan di
dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf hieroglif terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda. Setiap
lambang memiliki makna. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih sederhana yang kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotik. Tulisan hieratik
atau tulisan suci digunakan oleh para pendeta. Demotik adalah tulisan rakyat yang digunakan untuk urusan keduniawian, misalnya jual beli. Huruf-huruf
Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan, pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799, salah
satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.

Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822, J.F. Champollion telah menemukan arti dari işi
tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan, yaitu hieroglif, demotik, dan Yunani. Dengan terbacanya isi batu Rosetta
maka terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan hieroglif juga ditemukan di
kertas yang terbuat dari batang papirus. Dokumen papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah
dengan memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan intinya diiris/disayat tipis- tipis. Untuk menulis, orang Mesir menggunakan tinta yang terbuat dari
campuran air dengan semacam getah sayur dan cat.
Bagaimana dengan jejak peradaban di Indonesia? Dalam uraian sebelumnya dikatakan bahwa penggunaan bahan-bahan metal pada era perunggu inilah yang
kemudian dianggap sebagai masa lahirnya peradaban manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peradaban bangsa Indonesia dimulai sejak masa
kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tuang perunggu dan tradisi seni tuang besi. Meskipun
saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan
peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap.

Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum Masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu,
bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain- lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam
membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari
perunggu adalah kapak corong, nekara, bejana perunggu, dan arca perunggu. Alat-alat ini ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu
dan Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di
Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yang ditemukan sejak tahun 400 M adalah huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Kemampuan
baca tulis masyarakat In- donesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesusastraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab yang ditulis para pujangga
masa lalu. Dengan banyaknya prasasti dan kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam raasa kerajaan. Peradaban bangsa
semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen-Katolik. Dewasa
ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi
D. DINAMIKA PERADABAN GLOBAL
Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang tandus atau pinggiran kota, di pegunungan atau pantai, daerah rawan
gempa atau tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam merespons alam tersebut,
begitu pun sebaliknya.

Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan
untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi.

Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala
perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa
gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu

a. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 М.

b. Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970 Μ.

c. Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970 M- sekarang.

Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau.
Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian.

Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua
adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1700-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712. Pada masa itu ditemukan
mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban jalan.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam
berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
a. Komunikasi dan data prosesing.
b. Penerbangan dan angkasa luar.
c. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
d. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.

Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang berada pada
gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.

John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara
dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-
negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
a. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
b. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
c. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
d. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
e. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
f. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
g. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
h. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
i. Perubahan dari utara ke selatan.
j. Perubahan dari satu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan di era global, yaitu
a. Abad biologi.
b. Bangunnya sosialisme pasar bebas.
c. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
d. Dasawarsa kepemimpinan wanita.
e. Kebangkitan agama dan millenium baru.
f. Kebangkitan dalam kesenian.
g. Kemenangan individu.
h. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
i. Berkembangnya wilayah pasifik.
j. Privatisasi/swastanisasi atas negara kesejahteraan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu
menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.

Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang ini umat manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi
informasi menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, perilaku hidup manusia bisa berubah dan bergerak dengan
cepat. Dalam era global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian,
orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.
E. PROBLEMATIKA PERADABAN GLOBAL PADA KEHIDUPAN MANUSIA
Peradaban global yang tengah terjadi pada orang dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali hanya sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung
dari sisi mana orang yang melihatnya.

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.

• Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia.
• Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme, memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
• Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
• Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta transmisi berita dan olahraga internasional). Saat
ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
• Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional, dan lain-lain. (Sumber: Wikipedia
Indonesia).

Globalisasi muncul oleh negara-negara maju, karena mereka merasa telah lebih maju dalam menguasai teknologi, telah merasa memperoleh kemajuan yang
sangat pesat, terutama di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Sehingga tidak salah jika Toynbee, sejarawan konding denengahan abad ke-20
pernah menyatakan: "Para ahli sejarah di perta mendatang akan berkata bahwa kejadian yang besar di abad ke-20 adalah pengaruh kuat peradaban Barat
terhadap semua masyarakat di dunia. Mereka juga akan berkata bahwa pengaruh tersebut sangat kuat dan bisa menjungkirbalikkan korbannya
erdasarkan pendapat ini, harus diakui bahwa kebudayaan dan peradaban Barat memberi pengaruh besar bagi masyarakat dunia dewasa ini. Namun demikian,
dunia tidak hanya didominasi satu peradaban besar saja. Huntington (2001) mengindentifikasi adanya sembilan peradaban besar saat ini. Peradaban dunia itu
meliputi:

1. Peradaban Barat atau disebut Peradaban Lama yang berpusat di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australia.
2. Peradaban Amerika Latin yang dipengaruhi agama Katolik, menyebar di negara-negara Amerika Selatan.
3. Peradaban Muslim atau Islam yang berpusat di Timur Tengah dan Afrika Utara.
4. Peradaban Hindu di India.
5. Peradaban Budha di Mongolia.
6. Peradaban Jepang.
7. Peradaban Afrika.
8. Peradaban Cina.
9. Peradaban Ortodoks yang berada di wilayah bekas Yugoslavia.

1. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi makna yang luas bagi seluruh bangsa dan masyarakat internasional. Globalisasi memberi pengaruh
dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik akan semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan demokrasi.
Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis, termasuk di
dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah.
Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara.

Pengaruh globalisasi terhadap perekonomian antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembangnya
perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu
bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet,
dan lain sebagainya.

2. Efek Globalisasi bagi Indonesia

Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik
pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.

Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.

• Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.


• Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
• Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efisiensi.

Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut.


• Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
• Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar.
• Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan individual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
• Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

Globalisasi dapat dilihat dari dua sisi, pertama sebagai ancaman dan yang kedua sebagai peluang. Globalisasi akan menimbulkan ancaman yang ditengarai
bisa berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun, di sisi lain globalisasi memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu
bangsa
Sebagai ancaman, globalisasi lebih banyak berdampak negatif, seperti merebaknya konsumerisme, materialisme, hedonisme, sekularisme, mengagung-
agungkan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemewahan yang tidak semestinya, foya-foya, pergaulan bebas, budaya kekerasan, pornografi, pornoaksi, dan
semacamnya. Pengaruh tersebut bukan saja lewat dunia film, namun juga lewat media cetak dan televisi dengan satelitnya, serta yang sekarang sedang
menjadi trend adalah internet. Intinya adalah nilai-nilai yang dibawa peradaban global, terutama peradaban Bara, memberi dampak buruk bagi sikap dan
perilaku masyarakat Indonesia.

Sedangkan globalisasi sebagai peluang akan memberi pengaruh positif. Artinya, globalisasi membawa serta peradaban luar yang ditengarai berkontribusi
positif bagi kemajuan bangsa Indonesia. Hal-hal positif itu, misalnya budaya disiplin, kebersihan, tanggung jawab, egalitarianisme, budaya kompetisi, kerja
keras, penghargaan terhadap orang lain, demokrasi, jujur, optimis, mandiri, taat aturan, dan sebagainya.

3. Sikap terhadap Globalisasi


Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respons atau tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut.

• Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
• Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat
transnasional di bidang politik, ekonomi, dan budaya.
• Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis
terhadap akibat negatif globalisasi.

Ada juga kelompok yang pro atau mendukung globalisasi dan kelompok yang anti terhadap globalisasi. Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan
proglobalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori
keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling
menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi.
Kedua negara dapat melakukan pertukaran transaksi sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan
komparatif pada produk kamera digital (kemampuan mencetak lebih efisien dan berkualitas tinggi), sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif
pada produk kainnya.

Salah satu penghambat utama terjadinya kerja sama di atas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi,
kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus
pasar negara yang dituju.

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk mengungkap sikap politik orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang
global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antarnegara, seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Bagi bangsa Indonesia, globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin
menguatnya nilai-nilai materialistis pada masyarakat Indonesia. Di sisi lain, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta
tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, semakin pudar.
SENDIRI TANPA KEKASIH
CUKUP SEKIAN DAN
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai