Anda di halaman 1dari 16

A.

PENGERTIAN

D ikalangan para ahli sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua
istilah (kebudayaan dan peradaban), yang sering dicampuradukkan itu bahkan pendapat
di antara para ahli itu kadang-kadang bertentangan satu sama lain;
 Bierens de Hann. mempertentangkan pengertian kebudayaan dan peradaban sebagai
berikut, peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik. Jadi
peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis, sedangkan
kebudayaan ialah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih dan murni
yang berada di atas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan.
 Oswald Spengl (1880-1936) kebudayaan ialah wujud dari seluruh kehidupan adat,
industrial filsafat dan sebagainya, peradaban ialah kebudayaan yang sudah tidak tumbuh
lagi, sudah mati.
 Prof. Dr. Koentjaraningrat, peradaban ialah bagian bagian kebudayaan yang halus dan
indah seperti kesenian.
Masyarakat telah mencapai tahap kebudayaan tertentu dan telah maju berarti masyarakat
tersebut telah mencapai tingkat peradaban tinggi yang bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan lain-lain.
Peradaban merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau
unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah, dan maju. Misalnya perkembangan kesenian,
IPTek, kepandaian manusia, dan sebagainya di mana tiap bangsa di dunia memiliki karakter ke-
budayaan yang khas maka tak heran bila sebuah negara hanya unggul IPTek-nya saja atau
keseniannya saja.
 Konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual
yang terlihat pada masyarakatnya.
 Kebudayaan merupakan kelanjutan yang bertahap ke arah yang semakin kompleks. Di
mana unsur-unsur kebudayaan terintegrasi menjadi satu sistem budaya dan memiliki
keterkaitan antara ketujuh unsur kebudayaan universal yaitu sistem teknologi, peralatan,
sistem mata pencaharian, organisme, sosial, religi, dan bahasa.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa pengertian peradaban. Peradaban menurut Fairchild, dkk.
(1980: 41) dalam Nursyid (1996: 67):

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 28


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Civilization is cultural development; distinctly human attributes and attainment of parti-
cular society. In ordinary usage, the term implies a fairly high stage on the cultural evolu-
tionary scale. Reference is made to “civilized peoples”. More accurate usage world refer
to more highly civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual,
aesthetic, technological, and spiritual attainments.
Dengan demikian, peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu yang dicirikan oleh taraf intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradab-
an yang tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pendapat Koentjaraningrat (1990: 182) dalam
Nursyid (1996: 67) sebagai berikut:
Di samping istilah” kebudayaan” ada pula istilah “peradaban”. Hal yang terakhir adalah
sama dengan istilah Inggris civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebutkan ba-
gian -bagian dari unsur-unsur dan kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti
misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. Istilah “peradaban” sering juga dipakai
untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi ilmu
pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dari sistem kenegaraan, dari masyarakat kota
yang maju dan kompleks.
Dengan demikian, peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan ma-
syarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan peradaban tertentu, berarti telah meng-
alami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui
tingkat IPTek dari unsur-unsur budaya lainnya. Dengan demikian, masyarakat tersebut dapat
dikatakan telah mengalami proses perubahan sosial yang berarti, sehingga taraf kehidupannya
makin kompleks. Atau dengan kata lain telah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban
tertentu.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 29


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
B. HAKIKAT KEHIDUPAN MANUSIA
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, Individu dan
Sosial-budaya. Yang saling berkaitan, dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi
pada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai
makhluk sosial budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang
selaras dan saling membantu.
Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang akan
melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Karena kebudayaan itu sendiri diperoleh manusia dari pro-
ses belajar pada lingkungan juga hasil pengamatan langsung. Kebudayaan itu dapat diterima
dengan tiga bentuk:
 Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan
 Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial
 Melalui komunikasi simbolis (benda, tubuh, gerak tubuh, peristiwa dan lain lagi yang
sejenis)
Karena tiap kebudayaan berbeda namun pada dasarnya memiliki hakikat yang sama yaitu:
 Terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
 Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati
 Diperlukan manusia yang diwujudkan lewat tingkah Iaku
 Berisi aturan yang berisi kewajiban, tindakan yang diterima atau tidak, larangan dan
pantangan
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban adalah dua hal yang paling mudah untuk di-
jawab. Dua orang antropolog Melville dan J. Herkovits: cultural determinism, artinya segala
sesuatu yang terdapat dalam manusia akan ada dan ditentukan dari budayanya.
V. Gordyn Chillde, ahli arkeolog, berdasarkan bukti arkeologis, peradaban maju pertama-
tama muncul di daerah Mesopotamia sekitar 8000-4000 SM, diikuti oleh daerah Mesir 5000-3000
SM. Lembah sungai Indus di India 2600-2400 SM. Cina Utara 2500-300 SM, Mesopotamia 3000-
500 SM dan daerah Peru Amerika Latin 2500-500 SM. Penemuan yang paling penting adalah
kemajuan dan kepandaian bercocok tanam di samping penemuan teknologi baru.

C. PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

1. Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial

Kebudayaan lahir bebarengan dengan lahirnya masyarakat manusia. Dengan demikian,


jika masyarakat manusia itu telah lahir sekitar, satu atau dua juta tahun yang Iampau, setua itu
pulalah usia kebudayaan. Seperti telah kita telaah sebelumnya, manusia inilah yang menjadi
pemilik otentik kebudayaan.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 30


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Dari mulai terjadinya kebudayaan sampai saat ini, kebudayaan itu telah mengalami pro-
ses perkembangan secara bertahap-berkesinambungan yang kita konsepkan sebagai “evolusi
kebudayaan”. Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budidaya atau
akal-pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi
untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat, tentu saja berbeda-beda bergantung pada
tantangan lingkungan dan kemampuan intelektual manusianva mengantisipasi tantangan tadi.
Kebudavaan merupakan suatu kontinum bertahap ke arah yang semakin kompleks, bukan meru-
pakan suatu akumulasi.
Berdasarkan konsep di atas, peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan
yang telah mencapai tingkat tertentu yang dicirikan oleh taraf intelektual. keindahan. teknologi,
dan spiritual tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau
mencapai peradaban yang tinggi. Untuk lebih mendapatkan kejelasan, marilah kita ikuti uraian
Koentjaraningrat (1990: 182) sebagai berikut:
Di samping istilah “kebudayaan” ada pula istilah”‘peradaban”. Hal yang terakhir adalah
sama dengan istilah Inggris civilization. yang biasanya dipakai untuk menyebutkan
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, Maju, dan indah. seperti
misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan-santun pergaulan. kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan. dan sebagainya. Istilah “peradaban ‘‘ sering juga
dipakai untuk memnyebutkansuatu kebudayaan yang mempunyai slstem teknologi, ilmu
pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari masyarakat kota
yang maju dan kompleks.

Penjelasan Koentjaraningrat tidak berbeda dengan apa yang dikonsepkan oleh Fair-child
dkk., hanya barangkali susunan kata-katanya saja yang berbeda. Tekanan konsep peradaban itu
kepada tahap kebudayaan yang te!ah ada pada taraf kemajuan tertentu yang dicirikan oleh ilmu
pengetahuan, teknologi, seni yang telah maju, sampai pada sistem kenegaraan serta masyarakat
kompleks di perkotaan. Dengan kata lain, peradaban itu merupakan tahap tertentu dari
kebudayaan masvarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan
oleh tingkat ilmu pengetahuan.teknologi, dan seni yang telah maju. Peradaban ini biasanya ada
pada masyarakat “kota” yang telah memiliki sistem kenegaraan secara mapan. Dengan
demikian, masyarakat manusia yang secara “pengetahuan dan teknologinya” masih sangat
rendah, dikatakan belum berada pada tingkat peradaban tertentu. Menurut Kottak (1991: 17),
“Civilization is a complex society with a central government and social classes; synonym are
nation state and state.”
Pengertian peradaban di sini Iebih ditekankan kepada masyarakat yang kompleks yang
memiliki pemerintahan pusat dan kelas-kelas sosial sebagai suatu negara. Dari ungkapan ne-
gara, tercermin bahwa masyarakat tersebut telah ada pada tahap kebudayaan tertentu yang
telah maju serta mapan. Dengan demikian, tiga acuan peradaban di atas itu saling melengkapi.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 31


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Namun, yang paling utama yaitu bahwa konsep peradaban itu menunjuk pada tahap kebudayaan
yang telah ada pada kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi,
dan keseniannya.
Masyarakat yang telah mencapai tingkat modernitas, bukan dikatakan kebudayaannya
modern, melainkan peradabannya modern. Contoh dalam sejarah dikatakan “peradaban Mesir
Kuno”, bukan “kebudayaan Mesir Kuno”, yaitu Mesir saat itu telah ada pada tahap kebudayaan
maju yang dicirikan oleh tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah
maju. Padahal untuk masyarakat lain saat itu, masih belum mencapai tingkat kebudayaan yang
disebut peradaban tertentu.
Suatu masyarakat yang telah mencapai peradaban tertentu, berarti telah mengalami
evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakui tingkat IPTek
dan unsur-unsur budaya lainnya. Dengan demikian, masyarakat tadi telah mengalami proses
perubahan sosial yang berarti, sehingga taraf kehidupannya semakin kompleks. Proses tersebut
tidak terlepas dari berbagai perkembangan, perubahan, dan pertumbuhan yang meliputi aspek-
aspek demografi, ekonomi, organisasi, politik, IPTek, dan lain-lainnya. Perubahan segala aspek
kehidupan, tidak hanya dialami, dihayati, dan dirasakan oleh anggota masyarakat, melainkan
telah diakui serta didukungnya. Jika proses tersebut telah terjadi demikian, maka dapat dikatakan
masyarakat itu telah mengalami “perubahan sosial”. Pada masyarakat tersebut, struktur, orga-
nisasi, dan hubungan sosial telah mengalami perubahan.
Untuk mendapatkan konsep yang jelas berkenaan dengan perubahan sosial itu, marilah
kita ikuti beberapa batasan perubahan sosial berikut ini. Fairchild dan kawan-kawan (1980: 277)
mengemukakan definisi:
Social change is variations or modifications in any aspect of social process, pattern, or
form. A comprehensive term designating the result of everyday variety of social
movement. Social change may be progressive or regressive, permanent or temporary,
planned or unplanned, uni-directional or multi-directional, beneficial or harmful, etc.

Menurut definisi di atas, perubahan sosial diartikan sebagai variasi atau modifikasi dari
sesuatu kemajuan, pola, atau bentuk sosial. Istilah yang komprehensif yang menunjukkan hasil
dari tiap gerakan sosial. Perubahan sosial mungkin merupakan suatu kemajuan atau kemun-
duran, mungkin bersifat temporer atau sementara, mungkin terencana atau tidak terencana.
mungkin hanya satu arah atau arahnya mejemuk, mungkin menunjukkan sesuatu yang mengun-
tungkan atau merugikan, dan demikian seterusnya. Perubahan sosial itu sifatnya umum dan
terbuka, spontan ataupun terencana. Oleh karena itu, cepat atau lambat. masyarakat selalu
mengalami perubahan sosial. Untuk Iebih menyerap konsep perubahan sosial tersebut, kini ikuti
konsep perubahan sosial yang dikemukakan Horton dan Hunt (1976: 444) sebagai berikut:

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 32


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Social change — changes in the social structure and social relationships of society —
include changes in the age distribution, average educational level, or birth rate of a
population: or the decline of informality and personal neighborliness as people shift from
village to city: or the change of the relationship between workers and employers when
unions become organized, etc.

Ungkapan tentang perubahan sosial di atas, sebenarnya tidak berbeda dengan yang te-
lah dikemukakan oleh Fairchild terdahulu. Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi peru-
bahan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. sampai pada pergeseran persebaran umur,
tingkat pendidikan, hubungan antar warga, baik warga dalam masyarakat pada umumnya mau-
pun dalam lingkungan kerja. Dan, dari perubahan aspek-aspek tersebut terjadi perubahan struk-
tur masyarakat serta hubungan di antara warganva. Perkembangan dari suatu daerah pedesaan
ke perkotaan. membawa dampak perubahan aspek-aspek kehidupan, sehingga terjadi peru-
bahan sosial ini.
Akibat perubahan sosial itu, terjadi perkembangan pranata (Institutionalization) dan per-
geseran nilai (value shift). Pada perubahan pranata itu terjadi peninjauan kembali pranata (re-
institutionalization). Pada proses perubahan pranata itu sudah pasti terjadi pergeseran-
pergeseran nilai yang luhur menjadi lumrah atau biasa, hal-hal yang asalnya sakral (dianggap
suci) menjadi tidak lagi suci (profan) atau terjadi profanisasi. Hal-hal yang tadinya dianggap tabu
atau keramat, pada saat ini telah menjadi hal-hal lumrah. Proses yang demikian itu. termasuk ke
dalam proses reinstitusionalisasi. Namun jika terjadi revolusi seperti yang dialami Uni Sovyet,
perubahan pranata itu lebih bersifat penggantian pranata (deinstitutionalisasi). Paham komunis
yang semula menjadi pranata kehidupan masyarakat, bahkan sebagai pranata nasional, diganti
oleh pranata demokrasi. Nilai-nilai yang berkaitan dengan paham komunis, digeser oleh nilai-nilai
demokrasi. Selain struktur, organisasi dan hubungan sosial dalam masyarakat itu berubah,
kelembagaannya juga mengalami perubahan.
Seperti telah dibahas terdahulu, perubahan sosial itu umum sifatnya dari sangat terbuka.
artinya dapat mengarah kepada hal-hal yang baik (positif) membawa rahmat, namun juga ke arah
hal-hal yang jelek (negatif) membawa laknat, dapat terjadi secara spontan tanpa rencana, serta
dapat juga melalui perencanaan. Jika perubahan sosial itu direncanakan ke arah peningkatan
kesejahteraan, proses itu dapat dikonsepkan sebagai “pembangunan”. Menurut Bartelmus (1986:
3). “Development is generally accepted to be a process that attempts to improve the living
conditions relates to non-material want as well as to physical requirement.”
Berdasarkan ungkapan itu, jelas bahwa perubahan yang terencana yang disebut pemba-
ngunan itu ditandai oleh usaha atau upaya (attempt) yang sudah pasti direncanakan lebih dulu.
Tanpa adanya perencanaan. upaya untuk memperbaiki kondisi kehidupan (to improve the living
conditions). tidak akan berhasil. Yang diungkapkan sebagai pembangunan itu tidak hanya terarah
kepada aspek-aspek fisik yang terlihat wujudnya, melainkan yang lebih penting berkenaan

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 33


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
dengan aspek nonmaterial yang meliputi pembanguanan mental-spiritual, moral, nilai. norma.
peraturan, hukum, pendidikan. dan seterusnya. Kesejahteraan yang menjadi tujuan pemba-
ngunan. terutama terletak secara mendasar pada kesejahteraan batin, ketenteraman. keamanan.
keleluasaan berpikir dan bertindak, kesempatan mendapatkan pendidikan. keleluasaan beriba-
dat, dan seterusnya. Pembangunan fisik-material bukan tujuan pembangunan. melainkan sarana.
sasaran dalam meningkatkan kesejahteraan batin tadi.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di
setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan
ketidak sesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga meng-
hasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola
perilaku, dan interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau
perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan
perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur
kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial: perubahan peranan seorang istri dalam
keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya: adalah penemuan baru seperti radio,
televisi, computer, komunikasi, informasi yang dapat mempengaruhi lembaga-lembaga sosial.
William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial
mencakup unsur unsur kebudayaan yang materiil maupun immaterial dengan menekankan
bahwa pengaruh yang besar dari unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis mengartikan perubah-
an sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan-
perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship)
atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut.
Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan perubahan sosial untuk suatu variasi dari
cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan dari cara hidup yang
lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil,
kompetisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun perubahan-perubahan baru
dalam masyarakat tersebut.
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lem-
baga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.
Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang
sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu
perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dan perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan
kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 34


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
apabila tidak ada masyarakat yang mendukung nya dan tidak ada satu pun masyarakat yang
tidak memiliki kebudayaan.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan
interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat adanya dinamika anggota ma-
syarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntut-
an kehidupan dalam mencari kestabilannya. Ditinjau dan tuntutan stabilitas kehidupan perubahan
sosial yang dialami masyarakat adalah hal yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak
berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika
anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.
Cara yang paling sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya
adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat dianalisis dari berbagai segi:
 Ke arah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa
perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah mening-
galkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru
sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah
ada pada waktu yang lampau.
 Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi
dalam masyarakat.

2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial


I. Teori Sebab-Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab-sebab peru-
bahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut:
(1) ANALISIS DIALEKTIS
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengaki-
batkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Perubahan yang terjadi pada suatu
bagian sistem masyarakat dan membawa pula perubahan pada bagian lain, sering menimbulkan
akibat akibat yang tidak diharapkan sebelumnya bahkan sampai menimbulkan konflik. Konflik ini
dapat mendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih lanjut, meluas dan mendalam. Hal ini
dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
(2) TEORI TUNGGAL MENGENAI PERUBAHAN SOSIAL
Teori tunggal menerangkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan deng-
an menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deterministik menurut
Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan
lebih didasarkan fakta.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 35


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
II. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebanyakan teori-teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan
yang bersifat kumulatif atau evolusiner. Walaupun berbeda namun pada dasarnya sama, mem-
punyai asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala pertumbuhan.
(1) TEORI EVOLUSI UNILINIER (GARIS LURUS TUNGGAL)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai
dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana kemudian yang kompleks sampai pada
tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah August Comte dan Herbert Spenser. Teori garis
lurus menggambarkan arah perubahan yang mungkin saja akurat, apabila ditetapkan pada
jangka waktu yang relative lebih pendek dari bagi tipe gejala-gejala sosial tertentu, dari suatu
sistem ekonomi tertentu.
(2) TEORI MULTILINEAR
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi
yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan didapatkan gejala keteraturan yang
nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi teori ini lebih
memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-
bagian tertentu.

D. TEORI-TEORI MENGENAI PEMBANGUNAN, KETERBELAKANGAN, DAN KETERGAN-


TUNGAN
(1) Teori Depedensi (Ketergantungan)
Pada umumnya memberikan gambaran melalui analisis dialektesis yaitu suatu analisis
yang menganggap bahwa gejala-gejala sosial yang dapat diamati sehari-hari pasti mempunyai
penyebab tertentu. Teori ini menjadi titik tolak penyesuaian ekonomi terbelakang pada sistem
dunia, sedemikian rupa sehingga menyebabkan terjadinya penyerahan sumber penghasilan dae-
rah ke pusat, sehingga mengakibatkan perekonomian daerah menjadi terbelakang.
(2) Teori Perubahan Sosial menurut Moore:
I. Evolusi rektilinier yang sangat sederhana
2. Evaluasi melalui tahap-tahap
3. Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi
4. Evolusi bercabang yang mewujudkan perubahan
5. Evolusi menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek
6. Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan
7. Pertemuan logistis yang digambarkan oleh populasi
8. Pertumbahan logistis terbalik yang tergambar dari angka² motivasi

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 36


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
9. Pertumbuhan eksponarisial yang tergambar memulai tanda-tanda
10. Primitivisme
(3) Bentuk-bentuk Perubahan Sosial menurut Soerjono Soekanto:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
a. perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan
sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan terjadi
karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan,
keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul dengan pertumbuhan masyarakat.
b. perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi di-
rencanakan Iebih dahulu maupun tanpa rencana.
2. Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar.
a. perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang,
tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
b. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat
agraris.
3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tak diinginkan.
a. perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai
pemimpin.
b. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa
dikehendaki serta berlangsung jauh dari jangkauan pengawasan masyarakat dan da-
pat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.

2. Penyebab Perubahan
Interkorelasi dari interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir dan re-
aksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai
perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat mendorong perubahan
sosial.
Prof. Dr. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor intern dan ekstern yang menyebab-kan
perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu:
A. Faktor Intern
a. Bertambahnya dan berkurangnya penduduk
Bertambah dan berkurangnya penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin dapat
disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota (Urbanisasi), atau dari satu
daerah ke daerah lain (Migrasi), misalnya transmigrasi.
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti berikut ini:

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 37


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
• Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru
• Invention, pengembangan dari discovery
• Inovasi, proses pembaruan
c. Konflik dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah koflik antara individu dalam masyarakat, antar
kelompok dan lain-lainnya.
d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
Misalnya: Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial men-
jadi pernerintah nasional dan berbagai perubahan struktur yang mengikutinya.
B. Faktor Ekstern
a. Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah
b. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua masyarakat
atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
3. Keseimbangan
Keseimbangan sosial adalah syarat yang harus dipenuhi agar masyarakat berfungsi
sebagaimana mestinya. Keseimbangan sosial merupakan situasi di mana segenap lembaga
sosial berfungsi dan saling menunjang.
Keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idam-
kan oleh setiap masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan terhadap keseimbangan tersebut maka
masyarakat akan menolaknya atau mengubah semua sistem.
Robert Mc.lver perubahan-perubahan sosial merupakan perubahan dalam hubungan-
hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Dari pengertian ini
dapat ditegaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan
ketidakseimbangan hubungan-hubungan sosial. Ketidakseimbangan ini terjadi misalnya, karena
ada unsur-unsur dalam masyarakat yang berubah cepat, tetapi ada juga unsur-unsur dalam
masyarakat yang terkait dengan unsur yang berubah jadi cepat namun tetap berubah jadi lambat.
Keadaan demikian disebut cultural lag.

E. MODERNISASI
1. PENGERTIAN MODERNISASI
Perubahan sosial dan pembangunan pada umumnya yang bermakna dan bernilai positif
berlangsung menuju ke arah kemajuan dan pembaruan. Proses yang demikian dapat dikonsep-
kan sebagai modernisasi. yang Iebih berbobot mental-spiritual daripada fisik-material. Oleh
karena itu. pada proses ini lebih menonjol perilaku manusianva daripada aspek materinya.
Menurut Prof. Koentjaraningrat (1990: 140-141) secara singkat, modernisasi tidak lain adalah
“usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang”. Berdasarkan
ungkapan tersebut. modernisasi tidak akan datang dan terjadi begitu saja. melainkan harus

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 38


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
diusahakan, diupayakan. Modernisasi yang merupakan usaha sesuai dengan zaman dan
konstelasi hidup yang berlangsung sekarang atau kehidupan aktual. bahkan antisipasi terhadap
perkembangan serta arus kemajuan yang terus berlangsung. Perilaku. perbuatan, dan tindakan
yang demikian itu. bukan suatu kinerja yang spontan. tanpa kemampuan dan tidak bermutu,
melainkan merupakan suatu penampilan yang penuh keyakinan dan percaya diri akan kemajuan
dan pembaruan yang wajib dilakukan. Oleh karena itu, hal-hal yang baru dan sedang mengarus
dalam kehidupan, merupakan masukan yang wajib diolah sesuai dengan kondisi serta tantangan
yang menjadi ciri kehidupan dewasa ini.
Bahwa modernisasi itu bukan semata-mata proses yang spontan dan tanpa perenca-
naan, dikemukakan oleh Anthony D. Smith (1973: 62), “Modernization then is a conscious set of
pIan and policies for changing a particular society in the direction of contemporary societies
which the leaders think are more ‘advanced’ in certain respect.”
Apa yang diungkapkan Smith berkenaan dengan modernisasi ini tidak berbeda dengan
apa yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Modernisasi merupakan proses yang dilandasi
oleh seperangkat rencana dan kebijakan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah
kehidupan masyarakat kontemporer yang menuntut pemikiran para pemimpin lebih maju dalam
derajat kehormatan tertentu. Modernisasi merupakan proses mengangkat kehidupan. suasana
bathin yang lebih baik dan Iebih maju daripada kehidupan sebelumnya, suasana kehidupan yang
serasi dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, pada kehidupan modern. tercermin alam pikir-
an rasional, ekonomis, efektif, efisien menuju ke kehidupan yang makin produktif. Penerapan
IPTek merupakan karakter lain dalam kehidupan.
Selanjutnya, menurut R. Bellah berkenaan dengan modernisasi ini dikemukakan,
“regards ability of ‘learning to learn’, ... modernization as the increase in capacity of a social
system to process information from within and without it and respond appropriately” (Smith, AD.:
1973: 63). Modernisasi dipandang sebagai kemampuan belajar untuk belajar lebih lanjut yang
meliputi berbagai aspek kehidupan. Modernisasi merupakan peningkatan kemampuan sistem
sosial kemampuan sistem sosial memproses informasi-inforrnasi, baik yang langsung maupun
yang tidak langsung berkaitan dengan proses modernisasi tadi yang dijawab sesuai dengan
pilihan kebutuhan. Dengan demikian, pada proses modernisasi ini terjadi seleksi informasi, mana
yang sesuai dengan pemenuhan kemajuan dan mana yang tidak diperlukan. Oleh karena itu,
pada proses ini tidak terjadi suasana yang spontan terbuka semata-mata, melainkan dilandasi
oleh kesadaran menuju ke arah suasana kehidupan yang lebih baik sesuai dengan konstelasi
yang sedang berjalan saat ini dan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Pada
akhirnya, proses modernisasi ini akan menghasilkan “manusia modern”.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 39


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Menurut hipotesis Alex Inkeles (Myron Weiner, editor: 1966: 90-93). manusia modern itu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pertama. memiliki kesediaan menerima pengalaman-pengalaman baru, dan memiliki
sifat keterbukaan terhadap pembaruan serta perubahan.
Kedua. mempunyai kesanggupan mengajukan pendapat tentang berbagai persoalan,
baik dari lingkungan yang dekat maupun yang jauh.
Ketiga, memiliki pandangan jauh ke masa yang akan datang, atau paling tidak tentang
keadaan yang sedang berlangsung saat ini.
Keempat, memiliki rencana dalam kehidupan dan kerja sebagai suatu hal yang wajar.
Kelima, memiliki keyakinan akan kemampuan manusia, karena manusia dapat belajar
untuk memanfaatkan diri sendiri dan alam lingkungan.
Keenam, memiliki keyakinan bahwa “suatu keadaan dapat diperhitungkan”, artinya dunia
atau kehidupan yang tertib, aman. dan sejahtera itu dapat dikendalikan oleh manusia.
Ketujuh, memiliki kesadaran akan harga diri.
Kedelapan, memiliki kepercayaan terhadap kemajuan IPTek.
Kesembilan, memiliki kepercayaan terhadap keadilan, baik penghargaan maupun gan-
jaran atau hukuman, wajib diberikan kepada seseorang sesuai dengan perilaku, perbuatan, dan
tindakannya.
Selanjutnya Alex lnkeles (Myron Weiner, editor: 1966: 95) menyatakan bahwa dari sekian
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat modernitas seseorang, faktor pendidikan paling
utama. Derajat modernitas seseorang berbanding lurus dengan tingkat pendidikannya. Oleh
karena itu, pendidikan menempati kedudukan, fungsi, dan peranan sangat penting serta
bermakna dalam meningkatkan derajat kemodernan orang yang bersangkutan.
Berdasarkan sembilan ciri yang dihipotesiskan Alex Inkeles di atas, kita dapat mengha-
yati sendiri apakah kita masing-masing telah dapat dikategorikan sebagai “manusia modern”.
Jelas bahwa manusia modern itu, bukan terletak pada penampilan fisiknya yang hanya terlihat
dari luar, melainkan lebih terletak pada kadar dan nilai rohaninya yang meliputi kemampuan serta
pandangan intelektual, sikap mental. kepedulian, dan tanggung jawabnya terhadap diri sendiri
serta masyarakat pada umumnya. Pendidikan dalam arti yang seluas-luasnva merupakan faktor
determinan terhadap kualitas kemoderenan pribadi yang bersangkutan. Dalam hal ini. Gelar
kesarjanaan belum tentu menjadi ciri yang khas sebagai indikator kemodernan seseorang.
Sebelum menampilkan perilaku dan kinerja bagaimana kesarjanaan itu diterapkan dengan cen-
dekia pada kehidupan yang menjadi bagian dirinya. Kecendekiawanan seorang “cendekiawan”.
Iebih memberikan keyakinan sebagai manusia moderen daripada kesarjanaan yang hanya
merupakan “label” penyelesaian studi. Meskipun demikian. kesarjanaan. merupakan salah satu
“modal dasar” bagi seseorang untuk dikembangkan menjadi cendekia sebagai salah satu ciri
manusia modern.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 40


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Kehidupan dunia modern yang tercermin dalam kehidupan Dunia Barat. tidak terlepas
dari perkembangan, peranan. dan penerapan IPTek. Sebagai unsur dari produk budaya. IPTek
tadi telah membawa kemajuan serta pembaruan kehidupan. Oleh karena itu sebagai saIah satu
ciri manusia modern, bukan hanya memiliki kepercayaan atas kemajuan IPTek seperti dihi-
potesiskan Alex Inkeles, melainkan lebih jauh lagi memiliki kecendekiaan dalam peman-
faatannya bagi kehidupan umat manusia secara selaras. serasi, seimbang, dan lestari dengan
alam Iingkungan yang menjadi sumberdaya. Penerapan IPTek hal ini, terutama di hari hari
mendatang, wajib dilandasi pengkajian nilai positif yang membawa rahmat. dan dampak
negatifnya yang dapat menimbulkan Iaknat. Neraca positif antara dampak, manfaat. dengan
mudarat penerapan IPTek tadi selanjutnya diabdikan kepada kehidupan yang makin membawa
berkah. Menjadi tugas bagi manusia dan masyarakat modern, untuk tidak hanya mengembang-
kan serta menerapkan IPTek itu untuk mengeksploitasi alam lingkungan, melainkan juga untuk
mengkaji hukum alam (sunatullah) yang telah menjadi “ketentuan alamiah” mempertahankan
keserasian dan keseimbangannya. Menjadi tuntutan bagi manusia modern untuk menguasai nilai
dan hukum keseimbangan yang mengatur kebutuhan hidup manusia (konsumen) dengan
kemampuan sumberdaya yang menjaminnya (produsen), agar tidak terjadi eksploitasi yang
melebihi daya dukung Iingkungan (carrying capacity) yang dapat menimbulkan ketimpangan.
Pengembangan dan penerapan IPTek wajib menghasilkan “norma” yang bermakna yang
membatasi keserakahan manusia dalam mengeksploitasi sumberdaya alam melebihi daya
dukungnya. Bagi manusia modern, persoalan tersebut wajib menjadi kepedulian dalam menerap-
kan IPTek sesuai dengan norma, nilai, dan hukum keseimbangan. IPTek sebagai unsur dan
produk budaya, justru jangan menjadi penghancur budaya serta masyarakat dengan kehidupan-
nya. Di sinilah letak kedudukan. fungsi, dan peranan manusia modern mempertahankan kehidup-
an hari ini, dan terutama di hari-hari mendatang.

2. KONSEP MODERNISASI
1. Latar Belakang
Modernisasi dimulai di Italia abad ke-15 dan tersebar ke sebagian besar dunia Barat da-
lam lima abad berikutnya. Kini gejala modernisasi telah menjalar pengaruhnya ke seluruh dunia.
Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi industri
pada abad ke-17 (1850), yang mengubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang mengubah:
 Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, di
mana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal.
 Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat
nasional dengan integrasi yang baik.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 41


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
Modernisasi menimbulkan pembaruan dalam kehidupan. Oleh karena itu, modernisasi
sangat diharapkan berlangsungnya oleh masyarakat. Bahkan bagi pemerintah merupakan suatu
proses yang sedang diusahakan secara terarah. Modernisasi menurut Cyril Edwin Black yaitu
rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan
bagian pengalkaman yang universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan
bagi kesejahteraan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus
berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan. Modernisasi yang telah dilandasi
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat fisik material saja, melainkan
lebih jauh daripada itu. yaitu dengan dilandasi oleh sikap mental yang mendalam.
Manusia yang telah mengalami modernisasi, terungkap pada sikap mentalnya yang maju, berpi-
kir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan, dan seterusnya.
Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi
tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas
luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Smith (1973), modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan sepe-
rangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah kehidup-
an masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan
tertentu.
2. Syarat-syarat Modernisasi
Modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada faktor rehabilitasi,
modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan-
angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu:
 Cara berpikir ilmiah yang dalam kelas penguasa maupun masyarakat. Hal ini
menghendaki sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik.
 Sistem administrasi negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
 Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.
 Penciptaan iklim yang baik dan teratur dan masyarakat terhadap modernisasi dengan
cara penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap,
karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan.
 Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak pengu-
rangan kepercayaan.
 Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.

3. Ciri-ciri Modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri:
 Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 42


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)
 Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan
akulturasi.
 Modernisasi banyak memberikan kemudahan bagi umat manusia.
 Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.
 Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru.
 Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi ke-
bendaan yang berlebihan.
 Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk
kekayaan.

Created by : trang_prayogo.blogspot.com

SUBSTANSI KAJIAN MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT 43


ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
(I.S.B.D)

Anda mungkin juga menyukai