Anda di halaman 1dari 11

MEMPERSIAPKAN BEKAL

UNTUK KEHIDUPAN AKHIRAT


5 HARI RAYA
ORANG MUKMIN
‫قال اإلمام أنس بن مالك‬:
‫للمؤمن خمسة أعياد‬:
*‫كل يوم يمر على المؤمن وال يكتب عليه ذنب فهو يوم عيد‬.
*‫اليوم الذي يخرج فيه من الدنيا باإليمان فهو يوم عيد‬.
*‫اليوم الذي يجاوز فيه الصراط ويأمن أهوال يوم القيامة فهو يوم عيد‬.
*‫اليوم الذي يدخل فيه الجنة فهو يوم عيد‬.
‫واليوم الذي ينظر فيه إلى ربه فهو يوم عيد‬
Imam Anas bin Malik r.a berkata:
"Seorang mukmin itu memiliki 5 hari raya, yaitu:
1. Setiap hari yang dilalui oleh seorang mukmin sementara ia tercatat tidak berdosa pada hari tersebut, maka itu
adalah hari raya baginya.
2. Hari ketika seorang mukmin wafat meninggalkan dunia dengan membawa iman, maka itu adalah hari raya
baginya .
3. Hari ketika seorang mukmin melewati jembatan shirat dan selamat dari huru hara hari kiamat, maka itu adalah
hari raya baginya.
4. Hari ketika seseorang mukmin memasuki surga, maka itu adalah hari raya baginya.
5. Hari ketika seorang mukmin melihat Tuhannya, maka itu adalah hari raya baginya.
‫كل يوم يمر على المؤمن وال يكتب عليه ذنب فهو يوم عيد‬

“Setiap hari yang dilalui oleh seorang mukmin, sementara ia tercatat


tidak berdosa pada hari tersebut, maka itu adalah hari raya baginya”.
‫اليوم الذي يخرج فيه من الدنيا باإليمان فهو يوم عيد‬

“Hari ketika seorang mukmin wafat meninggalkan dunia


dengan membawa iman, maka itu adalah hari raya baginya”.
3 Bekal Mempersiapkan Kematian

• Melakukan amalan terbaik


• Melakukan amalan yang pahalanya tidak terputus
walaupun sudah meninggal dunia
• Berdoa kepada Allah agar dikaruniakan husnul
khatimah
‫واليوم الذي يجاوز فيه الصراط ويأمن أهوال يوم القيامة فهو يوم عيد‬

“Hari ketika seorang mukmin melewati jembatan shirat dan selamat


dari huru hara hari kiamat, maka itu adalah hari raya baginya”.
4 Hal Yang Akan Ditanyakan Di Yaumul Hisab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

‫اَل َتُز ْو ُل َقَد َم ا َع ْبٍد َيْو َم اْلِقَياَم ِة َح َّتى ُيْس َأَل َع ْن َأْر َبٍع َع ْن ُع ُم ِر ِه ِفْيَم ا َأْفَناُه َو َع ْن َجَسِدِه ِفْيَم ا َأْباَل ُه َو َع ْن ِع ْلِمِه َم اَذ ا َع ِمَل ِفْيِه‬
) ‫َو َع ْن َم اِلِه ِم ْن َأْيَن اْك َتَسَبُه َو ِفْيَم ا َأْنَفَقُه (َر َو اُه اْبُن ِح َّباَن َو الِّتْر ِمِذ ُّي‬

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat
hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2)
jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya,
dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
Gambaran Jembatan Ash-Shirath

Dalam riwayat ath-Thabrani dari Ibnu Mas‘ud. Melalui riwayat ini, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Jembatan al-Sirath dipasangkan di tengah-tengah Jahanam seperti pedang tipis yang


sangat tajam. Ia sebuah jembatan yang licin dan menggelincirkan. Di atasnya penuh besi-
besi pengait dari api yang siap menyambar, mengait, dan menghempaskan ke neraka. Di
antara mereka ada orang yang melintas secepat petir. Dia berhasil selamat dan tak
melekat (bergelantung) pada jembatan. Ada pula yang melintas secepat angin. Dia
berhasil selamat dan tak melekat di atasnya. Ada pula yang melintas secepat kuda. Ada
pula yang melintas seperti orang berlari. Ada pula yang melintas seperti orang berjalan
cepat. Ada pula yang berjalan seperti orang berjalan normal. Dan manusia yang terakhir
melintas adalah seorang laki-laki yang telah hangus terbakar api dan menghadapi
kesulitan di atasnya, kemudian dimasukkan Allah ke dalam surga berkat karunia,
kemuliaan, dan rahmat-Nya”.
‫واليوم الذي يدخل فيه الجنة فهو يوم عيد‬
"Hari ketika seorang mukmin memasuki surga,
maka itu adalah hari raya baginya".
‫واليوم الذي ينظر فيه إلى ربه فهو يوم عيد‬

"Hari ketika seorang mukmin


melihat Rabbnya, maka itu adalah
hari raya baginya".
Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah


Ta’ala berfirman, (yang artinya)
“Apakah kalian (wahai penghuni surga)
menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari
kenikmatan surga)?” Maka mereka menjawab,
“Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-
wajah kami? Bukankah Engkau telah
memasukkan kami ke dalam surga dan
menyelamatkan kami dari (azab) neraka?”
Maka (pada waktu itu) Allah membuka hijab
(yang menutupi wajah-Nya Yang Mahamulia),
dan penghuni surga tidak pernah
mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih
mereka sukai daripada melihat (wajah) Allah
‘azza wa jalla.” Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat
tersebut di atas (Bagi orang-orang yang
berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga)
dan tambahannya). (HR. Muslim, no. 181)

Anda mungkin juga menyukai