KEKUATAN
PENDORONG
Analisis Wilayah Sosial
(Shevky & Bell, 1960-an)
Struktur wilayah kota
dapat dijelaskan
dengan tiga variabel
pokok :
status sosial,
segregasi etnis
budaya kota
K
KOOT
TAA
Ruang terbatas
Kehidupan 24 jam
Masyarakat Kota
Membutuhkan :
Jumlah besar
Rasa Aman
Heterogen
Ketertiban
Dinamis
Kelancaran
Tuntutan hidup tinggi
Kesehatan
Individualis
Bila terdapat suasana
ATLAS, maka…
Warga kota dapat beraktivitas
dengan tenang
Warga kota mudah menjangkau
pelayanan sosial dan ekonomi
Warga kota mudah berkomunikasi
dan berinteraksi sesamanya
Warga kota dapat membina
keluarga dengan lebih baik
Dst…
Dehumanisasi kota…
Keterpinggiran : sebuah
konstruksi sosial
Stasiun Gambir
(Sumber: Kompas)
Collections.ic.gc.ca
TEORI SOSIAL DALAM
PERSPEKTIF SPASIAL
Teori tentang relasi antara manusia dan
lingkungannya serta bagaimana relasi tersebut
mempengaruhi ruang kehidupan manusia
Wilayah merupakan besaran atau perluasan dari
organisme manusia yang dibatasi oleh tanda-tanda
tertentu, baik nyata maupun tidak nyata.
Wilayah akan ditata sesuai dengan nilai dan kondisi
sosial budaya masyarakat (region as social space)
Nilai sosial
Keseluruhan tingkat pengetahuan,
perasaan, dan kesadaran
Digunakan untuk mempersepsikan
lingkungan, mengintepretasikan gejala
yang timbul, mewujudkan tindakan, dan
memanfaatkan sumberdaya
Membentuk tradisi
masyarakat
Sistem Nilai Budaya
Kerangka Kluckhon : Variation in Value Orientation
Sistem Nilai Masalah dasar
dalam hidup Orientasi Nilai Budaya
Budaya :
Hakekat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk,
konsepsi- tapi harus
konsepsi yang diperbaiki
berada dalam Hakekat Karya Karya untuk Karya untuk Karya untuk
alam pikiran nafkah hidup kedudukan & menambah
kehormatan karya
manusia
mengenai hal Persepsi ttg Orientasi masa Orientasi masa Orientasi masa
waktu lalu depan depan
yang harus
mereka anggap
Pandangan thd Manusia tunduk Manusia harus Manusia
baik dalam alam pada alam menjaga berhasrat
kehidupan keselarasan menguasai alam
dengan alam
(sumber :
Koentjaraningrat, 1985) Pandangan thd Ketergantungan Ketergantungan Individualisme
hub. antar pada sesama pada tokoh
sesama (horisontal) (vertikal)
Perilaku sosial
Dipengaruhi oleh struktur dan nilai sosial
Dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan
(environmental determinism)
Struktur
Lingkungan
Adaptive (and mitigation) capacity developing
Interaksi dan transaksi
Gerakan di dalam masyarakat untuk
saling berhubungan
Resiprositas : gerakan antar kelompok yang
simetris (antar kelompok tani, antar pengguna
jalan)
Redistribusi : gerakan karena adaya kelompok
yang bertindak sebagai pusat (tetua adat, raja,
atasan)
Pertukaran : gerakan yang digerakkan oleh
sebuah sistem (jual beli, migrasi)
COMMUNITY
CAPITAL
Membangun
Membangunmasa
masa Berkolaborasi
Berkolaborasi
depan
depanbersama
bersama
Memperkuat
Memperkuat
identitas
identitasbersama
bersama
Kelumpuhan Sosial
Proses sosial tidak dapat lagi menciptakan
keseimbangan sosial
Terjadi ketika modal sosial tidak mampu
menopang kehidupan bersama
Runtuhnya rasa saling percaya
Tidak ada komitment terhadap aturan main
Sustainable Development:
Development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet
their own needs (“Our Common Future”, the World Commission on Environment and Development, 1997)
Kasus Jakarta : sebuah refleksi
Jakarta ibarat gadis yang menggoda setiap orang untuk selalu mendekat. Jakarta seakan
menjadi simbol bagi suatu kesuksesan.
Jakarta memang menjadi kota untuk mencari penghidupan, tetapi bukan kota yang relatif
nyaman untuk ditinggali.
Jakarta menyimpan segudang persoalan. Kepadatan penduduk, permukiman kumuh, sarana
umum seperti transportasi, jalan, saluran air, tempat pembuangan sampah akhir, air bersih,
taman terbuka, kriminalitas, kesehatan, polusi udara, kenyamanan, dan lainnya masih menjadi
persoalan serius.
Jakarta menunjukkan watak yang semakin komersial, termasuk untuk keperluan relaksasi dan
harmonisasi sosial. Kepercayaan sosial (social trust) dikhawatirkan semakin memudar
Jakarta dihuni oleh masyarakat yang heterogen, serba tergesa-gesa, dan cenderung konsumtif.
Sebagian besar dari mereka adalah job seeker.
Jakarta adalah titik artikulasi simbol-simbol global, nasional, dan lokal
PSEUDO-URBANIZATION
ADAPTASI RUANG :
Perubahan fungsi bagian kota
Identifikasi Isu Utama dan Faktor Kunci
Sosial Budaya saat ini : psuedo-urbanization Kelompok masyarakat elite : pejabat, pengusaha, kaum profesional
Sosial Budaya saat ini : psuedo-urbanization Kelompok masyarakat elite : pejabat, pengusaha, kaum profesional
Kelompok masyarakat menengah : pegawai negeri gol III, staf manajerial
Kelompok masyarakat menengah : pegawai negeri gol III, staf manajerial
swasta, dosen, dokter, dsb
swasta, dosen, dokter, dsb
Kelompok masyarakat peralihan : young educated urban poor
Kelompok masyarakat peralihan : young educated urban poor
Kelompok masyarakat bawah : buruh, tukang, pedagang kecil
Kelompok masyarakat bawah : buruh, tukang, pedagang kecil
Kelompok masyarakat terendah : pengemis, gelandangan
Kelompok masyarakat terendah : pengemis, gelandangan
Indikator
Indikator
1. Keamanan: kriminalitas, kebakaran, banjir, konflik pertanahan, fasilitas keamanan
1. Keamanan: kriminalitas, kebakaran, banjir, konflik pertanahan, fasilitas keamanan
2. Ketertiban : kemacetan, fungsi ruang publik,,
2. Ketertiban : kemacetan, fungsi ruang publik,,
3. Kelancaran : kepadatan penduduk/kendaraan, jaringan dan kualitas pelayanan,
3. Kelancaran : kepadatan penduduk/kendaraan, jaringan dan kualitas pelayanan,
4. Kesehatan : produktivitas TK, kualitas lingkungan, kesehatan penduduk
4. Kesehatan : produktivitas TK, kualitas lingkungan, kesehatan penduduk
Intervensi keruangan
Intervensi Struktural
Intensifikasi : peningkatan kemampuan dan intensitas
ruang kota (rehabilitasi, peremajaan, pembangunan
vertikal, peningkatan daya dukung)
Ekstensifikasi : penambahan luas (pemekaran
wilayah, pengembangan bagian tertentu di dalam
atau di pinggiran kota)
Intervensi Fungsional
Menciptakan kesadaran
Membatasi perilaku
Memperluas akses
Menciptakan keteraturan
Optimalisasi fungsi