Anda di halaman 1dari 31

SOSIOLOGI HUKUM DALAM KONTEKS STUDI HUKUM DAN MASYARAKAT

1
BUKU ACUAN

A.A.G. Peters & Koesriani. 1988. Hukum &


Perkembangan Sosisl.I, II, III. Pustaka Sinar Hrapan.
Jakarta.
Adam Podgorecki & Christopher J. Whelan. 1987.
Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum. Bina
Aksara.Jakarta.
Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum. Rineka Cipta. Jakarta.
B.R. Rijkschroeff. 2001. Sosiologi, Hukum dan Sosiologi
Hukum. CV. Mandar Maju. Bandung.
Friedman, L.M. 1977. Law & Society. Prentice-Hall.
Englewood Cliffs. New Jersey.
Hans Kelsen, 2004. Teori Umum Hukum dan Negara.
Media. Jakarta.
Soerjono Soekanto. 1994. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum.
PT. Raya Grafindo Persada . Jakarta.
Taufiq Abdullah, 1986. Sosiologi Moralitas, Yayasan Obor
Indonesia.Jakarta 2
Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Catatan
Kriminalitas. Jayabaya University Press. Jakarta.
Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Ketika Kejahatan
Berdaulat. Peradaban. Jakarta.
Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2002. Paradoksal Konflik
dan Otonomi Daerah. Peradaban. Jakarta.
Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. 1982.
Hans-Otto Sano dan Gudmundur Alfredson. Hak Asasi Manusia
dan Good Govermence. 2003.
Javier Trevino. The Sociology of Law. 1996.
Mulyana W. Kusuma & Paul S Baut. Hukum, Politik dan
Perubahan Sosial. 1988.
Satjipto Rahardjo. Hukum dalam Perspektif Sosial. 1981.
T.O. Ihromi, Bianglala Hukum. 1982.
3
Pertemuan – ke 1
Hukum dalam Sistem Sosial
Bidang Kajian

• Hukum sebagai gejala sosial.


• Hukum dlm pengertian umum (nilai-2, norma,
aturan-aturan, dan kebiasaan yang berlaku di
masyarakat).
• Implementasi hukum dalam kehidupan
bermasyarakat (lembaga, oraganisasi,
personal).

(Baca Pokok-2 Sosiologi Hukum Soerjono Soekanto)

5
Sudut Pandang Sosiologi
dalam Memahami Hukum

TONGKAT

AIR

AQUARIUM

6
Falsafah Dasar Manusia
Ernst Cassirer, 1990.

FALSAFAH FALSAFAH
BARAT MORAL TIMUR
OKSIDENTAL ORIENTAL

AKAL
BUDI
MANUSIA

MASYARAKAT MASYARAKAT
INDIVIDUAL BUDAYA KOMUNAL

7
MASYARAKAT

NILAI STRUKTUR SOSIAL


UKURAN TTG SEJUMLAH SKEMA PENEMPATAN NILAI-2
PERILAKU YG DITERIMA SOSBUD & ORGAN-2 MASY PD
& DISEPAKATI SCR UMUM POSISI YG DIANGGAP
OLEH MASYARAKAT SESUAI, DEMI
(bentuknya a.l : BERFUNGSINYA MASY SBG ST
VOLKWAYS, MORES, KESLRHN & DEMI KPTNGN
CUSTOMS, LAWS). MASING-2 BAG UTK JANGKA
WKT YG LAMA.

Masyarakat adalah suatu jalinan kelompok-kelompok sosial yg


saling kait mengkait dalam satu SISTEM SOSIAL, menempati
suatu wilayah dengan batas-2 geografi yang jelas, dan
berdasarkan kebudayaan yang sama
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
8
Ciri Utama Masyarakat
1. Setiap masyarakat tdk akan berhenti berkembang karena
mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.
Perubahan sosial merupakan suatu keniscayaan, tidak ada
masyarakat yang statis, sesederhana apapun pasti terjadi
perubahan. Perubahan adl suatu kepastian.
2. Perubahan yang terjadi pd lembaga kemasyarakatan akan
diikuti dengan perubahan pd lembaga-2 sosial lainnya.
3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan
terjadinya disorganisasi yg bersifat sementara sbg proses
penyesuaian diri.
4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau
bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal
balik.
(Robert M.Z. Lawang)
9
Perspektif Masyarakat
(Paul B. Horton & Chester L. Hunt)

Fungsional (Harmoni) Konflik (Dinamis)


1. Norma dan nilai menjadi elemen dasar 1. Kepentingan menjadi elemen dasar
dalam kehidupan masyarakat. dalam kehidupan masyarakat.
2. Komitmen sebagai pegangan dalam 2. Paksaan sebagai sarana
kehidupan sosial. mempersatukan kehidupan sosial.
3. Mesyarakat selalu harmoni. 3. Kehidupan sosial sll terpecah belah.
4. Kehidupan sosial tergantung pada 4. Kehidupan sosial menghasilkan
solidaritas masyarakat. oposisi, perpecahan & permusuhan.
5. Kehidupan sosial didasarkan pada 5. Kehidupan sosial menghasilkan
kerjasama & saling memperhatikan atau konflik yang terstruktur.
saling membutuhkan. 6. Kehidupan sosial menghasilkan
6. Sistem sosial hanya bisa terjaga jika ada kepentingan yg dikotak-kotakkan
konsensus. (fragmentasi).
7. Masyarakat mengakui adanya otoritas 7. Diferensiasi sosial menghasilkan
yang syah. kekuasaan.
8. Sistem sosial bersifat integratif. 8. Sistem sosial merusak integrasi dan
9. Sistem sosial cenderung stabil atau tetap. penuh dengan kontradiksi.
9. Sistem sosial cenderung berubah.

10
Perspektif Masyarakat
Fungsional Konflik
(Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, (Thomas Hobbes, Karl Marx, Galtung,
H. Spenser) Dahrendorf, Simmel, Coser, Slotkin)
 Dalam masyarakat terdapat hubungan yg
”saling terkait” (kohesi) antar lembaga-2  Konflik merupakan fenomena normal dan
(Keluarga, sekolah, orgs sosial, ormas, orgs natural.
hobi , lembaga adat, lembaga negara dll)  Masyarakat dalam kondisi “labil” atau
dalam pengelompokan yang secara luas sangat potensial untuk terjadinya konflik.
membentuk struktur, di mana dlm struktur  Konflik merupakan pertentangan antara
tsb tersusun posisi-2, fungsi-2, peran-2,
mekanisme, dan kegiatan-2 untuk dua pihak atau lebih yang menyangkut
berfungsinya kelembagaan tersebut. masalah ekonomi, kekuasaan, keyakinan,
 Jika aturan-aturan di dalam masyarakat dan ras.
sesuai dengan nilai-2 dan norma-2 yang  “Kekuasaan” (power) merupakan daya
dianut, maka hubungan antar warga memiliki paksa untuk “mengatur” masyarakat agar
ikatan yg erat dan kehidupan masyarakat kehidupannya berjalan stabil (≠ harmoni).
berlangsung secara harmonis.
 Hukum adalah wilayah sosial dimana
 Masyarakat dipandang mampu mengatur
sendiri hubungan antar warganya secara masyarakat dan budaya diproduksi dan
harmonis. reproduksi oleh kekuasaan.
 “Hukum” merupakan kesepakatan bersama
yang dijaga scr “teguh” oleh masyarakat
sendiri untuk “menjaga” keharmonisan
dalam kehidupan.
11
Tipe Masyarakat (Max Weber)
KRITERIA MASYARAKAT AGRARIS TRADISIONAL MASYARAKAT KAPITALIS MODERN

Pemilikan Terikat pd status sosial turun temurun Pemilikan pribadi semua alat produksi dan pemusatan kekayaan berada di
bawah kontrol usahawan (tanah, bangunan, mesin, bahan mentah semuanya
dikontrol olh satu agen & bebas dipertukarkan di pasar sbg barang milik
pribadi)

Mekanisme kerja Bekerja secara alamiah, terkontrol oleh alam semesta Mekanisasi pekerjaan dg memanfaatkan teknologi shg memungkinkan
memperhitungkan kapital scr tepat. Proses produksi berdasarkan prinsip
organisasi yg efektif, produktif, & rasional.

Tenaga kerja Tdk bebas (terikat pd hub keluarga, tua-muda atau Tenaga kerja bebas bergerak manggapi permintaan dr satu cabang ke cabang
senioritas, nilai-2 budaya, bahkan ada yg bersifat perusahaan lainnya atau dr wilayah satu ke wilayah lainnya. Tenaga kerja
eksploitatif ttp utk kepentingan kelompok) bebas menjual tenaganya sbg komoditi utk mendapatkan upah dr pasar
terbuka

Pasar Belum mengeal pajak, sistem pertukaran, memiliki Pedagang di psr bebas tdk dibatasi olh hambatan tradisi (monopoli klas,
lembaga keuangan terbatasnya pemilikan, proteksionisme dsb). Pasar mengatur prinsip distribusi
& konsumsi.

Hukum yg Bersifat khusus (lokal/adat), penerapannya berbeda utk Penerapannya bersifat universal. Hk yg dpt diperhitung-nya memungkinkan
berlaku pok sosial yg berbeda. Penerapan & keputusan hk meramalkan konsekuensi kontrak & pelaksanaan hk.
bersifat patrimonial

Motivasi utama Utk memenuhi kebutuhan sehr-2. Menerima keuntungan Utk mencapai keuntungan maksimal. Motivasi perilaku ekonomi adl utk
sosial. Menurut Weber, masy tdk terterik pd kesempatan mencapai keuntungan tertinggi.
utk mendptkan penghasilan (material) yg semakin besar 12
Perspektif HUKUM dalam MASYARAKAT

STATIKA SOSIAL DINAMIKA SOSIAL


Menganalogikan Memusatkan pada
masyarakat sebagai PSIKOLOGIS, yaitu proses
ORGANISME BIOLOGIS yang berlangsung dalam
(Seperti mempelajari
masyarakat seperti
tubuh manusia, terdapat
ORGAN, KERANGKA dan berfungsinya tubuh dan
JARINGAN  HERBERT menciptakan hasil akhir
SPENCER) berupa perkembangan
masyarakat yang
dianalogikan dengan
pertumbuhan ORGANIK 
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
Auguste Comte 13
Norma Hukum
1. Norma Hukum Umum
Ketentuan2-nya ditujukan pada setiap orang atau
beberapa orang yang tidak tertentu (indicated but
unnamed). Misalnya: Setiap warganegara yang telah
berusia 17 (tujuh belas) tahun harus …….

2. Norma Hukum Individual


Ketentuan2-nya (hanya) ditujukan pada seseorang atau
beberapa orang tertentu. Misalnya: Nomor Pokok
Mahasiswa 0508007447

14
4 (empat) Dimensi Sosial yang mempersatukan
MASYARAKAT

1. IDEOLOGI, (keyakinan, pendirian, dan pengertian)  merupakan


dimensi GAGASAN dari kehidupan bersama (kesadaran
sosialnya).
2. NORMA, (kebiasaan, aturan-aturan dan ketentuan  merupakan
dimensi NORMATIF dari kehidupan bersama (institusi sosialnya).
3. INTERAKSI, merupakan dimensi TINDAKAN dalam kehidupan
bersama (organisasi sosialnya).
4. KEPENTINGAN, (peluang hidup, kesempatan, akses terhadap
sumberdaya) merupakan dimensi KESEMPATAN kehidupan
bersana (hierarki sosialnya)

IDEOLOGI + NORMA = KEBUDAYAAN


INTERAKSI + KEPENTINGAN = MEMPERKUAT RELASI SOSIAL

15
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
The Law of Non
Transferability of Law
(Robert Seidman)

1. Hukum tidak dapat ditransplantasikan


antar masyarakat
2. Hukum harus mendapat dukungan kultural
dari masyarakat
3. Hukum merupakan refleksi dari sistem dan
nilai sosial masyarakat
4. Hukum adalah produk reinstitutionalization
of norm (Paul Bohanan)

16
Dimensi Hukum
(Daniel S. Lev , 1990, 118-215)

a. Hukum Prosedural :
Tata-cara yang berlaku di masyarakat sbg
acuan dalam menyelesaikan sengketa,
perselisihan maupun konflik.

b. Hukum Substantif :
Nilai-nilai fundamental terutama
mengenai apa yang adil dan tidak adil
menurut masyarakat.

17
Fungsi hukum
• Sebagai sarana utk menciptakan ketertiban dlm kehidupan
masyarakat melalui penegakan hukum shg tercipta keadilan dan
keseimbangan dlm masyarakat, demi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera.
• Dalam proses penegakkan hukum, perlu didukung beberapa
komponen, a.l :
– Sistem kelembagaan hukum
– Peraturan perundang-undangan
– Aparat penegak hukum
– Sarana prasarana
• Kesadaran masyarakat melahirkan budaya hukum di tengah-tengah
masyarakat. Budaya hukum adl sebuah kondisi di mana hukum
berjalan sesuai dengan aturan dan masyarakat menaati hukum
bukan karena takut sanksi, tetapi karena masyarakat sendiri telah
memahami manfaat dr adanya hukum.
18
Pelembagaan Hukum
(Emile Durkheim)
KEWIBAWAAN HUKUM

ATMOSPHERE
Suasana

HUKUM NGR

STRUKTUR
Pengembangan
& UNITY LEMBAGA REALITA
Pemeliharaan Kekompakan PENEGAK HUKUM
HUKUM
FUNGSI/TUGAS

HUKUM ADAT

PRESSURE
Desakan

(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)


19
Dalam SOSIOLOGIS HUKUM, masyarakat tidak
dipandang sebagai kondisi yang STATIS, tetapi sbg
kondisi yang DINAMIS (berbagai unsur ada di
dalamnya), bukan OBYEK SEMU tetapi suatu RELASI
SOSIAL yang terus-menerus melahirkan PERISTIWA

RELASI SOSIAL merupakan HUBUNGAN antar


INDIVIDU maupun antar KELOMPOK yg selalu
BERUBAH/DINAMIS di dalam MASYARAKAT

20
Hukum dlm koteks Sistem Sosial

DIMENSI SOSIAL BAGIAN DARI


Ideologi SISTEM SOSIAL
Aturan
Interaksi
Kepetingan

FUNGSI HUKUM dlm


SISTEM SOSIAL
MENJAGA DAN MENEGAKKAN
SOSIAL KONTROL
(Non formal)

NORMA-NORMA SOSIAL

LEMBAGA-2 PERLINDUNGAN TERHADAP


KELEMBAGAAN SOSIAL
PENEGAK HK
(formal) MENJAMIN KEHARMONISAN
SOSIAL

21
Hukum Normatif, Positivistik, Legalislitik,
Formalistik

Hukum dilihat sebagai bangunan norma yang harus


dipahami secara teks book atau sesuai dengan bunyi
undang-undang/peraturan yang tertulis.
Pendekatan tsb penting untuk mempelajari teks-
teks normatif dengan menggunakan logika hukum
(legal reasoning) yang dibangun atas dasar asas-asas,
dogma-dogma, doktrin-doktrin, dan prinsip-prinsip
hukum terutama yang berlaku secara universal dalam
hukum (modern).
22
Baca buku : Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah.
Pendekaan ini memiliki kelemahan karena tidak dapat
menjelaskan kenyataan-kenyataan hukum secara
memuaskan, terutama ketika praktek hukum tidak
sesuai dengan aturan-aturan hukum yg tertulis.

Contoh : Prinsip hukum bahwa hukum tidak boleh


berlaku diskriminiatif atau equality before the law,
hukum tidak boleh saling bertentangan, siapa yang
bersalah harus dihukum, hukum harus ditegakkan
sekalipun langit akan runtuh dsb, namun dalam
implementasinya terdapat kesenjangan (gap) dengan
kehidupan nyata di masyarakat.

Baca buku : Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. 23


Hukum Empiris, Sosiologis, Realistis,
Konteks Sosial
Hukum merupakan salah satu bangunan sosial
(social institution) yang tidak terlepas dari bangunan
sosial lainnya. Hukum tidak dipahami sebagai teks
dalam undang-undang/peraturan tertulis tetapi
sebagai kenyataan sosial yang berlangsung dalam
kehidupan masyarakat.
Hukum dipahami secara”kontekstual”, karena itu
pemahaman terhadap hukum tidak hanya dilandasi
oleh ”logika hukum” tapi juga dengan ”logika sosial”
dalam rangka searching for the meaning terhadap
suatu ”realita”.
24
Sosiologi Hukum
• SOSIOLOGI : mempelajari masyarakat dlm konteks
inter-relasi antar warganya.
• ILMU HUKUM : mempelajari sekumpulan aturan
untuk diterapkan guna membimbing perilaku
manusia dalam bermasyarakat (bernegara).
• SOSIOLOGI HUKUM : Ilmu pengetahuan ttg inter-
relasi manusia yg berkaitan dg hukum dlm kehidupan
bermasyarakat.
• SOSIOLOGI HUKUM merupakan pengetahuan yg
bersifat multi disipliner approach.
(Baca Pokok-2 Sosiologi Hukum Soerjono Soekanto)
25
Sosiologi Hukum - Ilmu Hukum
No. Sosiologi Hukum Ilmu Hukum

1. Law in action (pendekatan: Law in the books


socio-legal) (pendekatan: Yuridis-
Normatif)

2. Mempertimbangkan konteks Hukum dianggap mengatasi


masyarakat segala konteks

3. Field Research Library Research


26
Budaya Hukum - Sosiologi Hukum
No Budaya Hukum Sosiologi Hukum
1. Sejarah timbulnya  Sejarah timbulnya  dinamika
“kepatuhan “ masyarakat masyarakat (“interaksi sosial”)
terhadap hukum

2. Masyarakat yang tidak Masyarakat yg kompleks


kompleks
3. Cara berpikir masyarakat Cara berpikir masyarakat
magis-religious, feodalistik konseptual, individual , rasional

4. Beranggapan bahwa hukum itu Beranggapan bahwa hukum itu


universal (wajib dipatuhi) sebagai realitas sosial.

5. Hukum yg dipelajari: cakupan Hukum yg dipelajari: tertulis dan


lokal, rigid, sakelyk. tidak tertulis, fleksibel
27
Budaya Hukum - Hukum Adat
No Sosiologi Hukum Hukum Adat
1. Obyeknya  perilaku manusia Obyeknya  norma-2 hukum di
yg menyangkut hukum luar Per-Uuan formal.

2. Metode Pendekatan  mutlak, Metode Pendekatan  kearifan,


Absolut filosofis, fleksibel

3. Penelitian di lapangan dengan Penelitian lapangan dengan


memperhatikan tata-nilai masy memperhatikan interaksi sosial

4. Sumber data lapangan: Sumber data lapangan: key


informan, responden, key Informan, pejabat hukum adat,
informant, lembaga-2 hukum Warga masyarakat.

5. Norma-2 hukum yg nyata Norma-2 hukum yg ideal


berlaku  pd titik akhir berlaku  pd titik awal
28
 Budaya Hukum :
 Serangkaian nilai-2 dasar dalam suatu
Budaya Hukum kehidupan masyarakat yang menjadi karakter
lembaga hukum dan pola perilaku
masyarakatnya.
 Sosilogi Hukum :
• Sistem inter-relasi antar individu yang
Sosiologi Hukum berkaitan dg hukum dalam kehidupan
bermasyarakat
 Teori Hukum :
 Ajaran yang dikemukakan oleh seorang ahli
hukum tentang hukum yang diperoleh melalui
Teori Hukum Asas Hukum suatu kajian yang mendalam dengan metode
atau prosedur ilmiah.
 Asas Hukum :
 Dasar dasar umum yang terkandung dalam
peraturan hukum dasar dasar umum tersebut
mengandung nilai nilai etis
 Politik Hukum :
 Perwujudan kehendak dari
Politik Hukum Pemerintah/Penyelenggara negara hukum
yang berlaku di wilayah dan ke arah mana
hukum itu di kembangkan.
 Kaidah Hukum/Norma Hukum :
 Adalah aturan yang dibuat secara resmi oleh
penguasa negara mengikat setiap orang dan
KaidahHukum/Norma berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat
Hukum negara yang berwenang sehingga berlakunya
)Hukum in Abstraco( dapat dipertahankan
 Praktik Hukum :
 Pelaksanaan dan penerapan hukum dan
aturan-aturan yang telah dibuat pada kaedah
hukum dalam peristiwa konkret
Praktik Hukum  Catatan :
)Hukum in Concreto(  Dari bagan ini tampak keterkaitan antara
budaya hukum, Sosiologi Hukum s/d praktik
hukum
29
Manfaat Mempelajari Sosiologi Hukum

1. Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif


(tertulis/tdk tertulis) di dalam masyarakat.
2. Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam
masyarakat.
3. Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam
masyarakat.
4. Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di
masyarakat.
5. Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan
dengan penerapan hukum di masyarakat.
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)

30
S E K I A N

Anda mungkin juga menyukai