Anda di halaman 1dari 32

Universitas Muhammadiyah Kupang

FISIP – Jurusan Sosiologi


Perubahan Sosial
Farid A. Alkatiri
B. Dimensi-Dimensi Perubahan Sosial (Martono, 2011: 7)
Himes dan Moore (dalam Soelaiman, 1998): ada 3 dimensi P.S
1. Dimensi Struktural: mengacu pada perubahan dalam struktur
masyarakat = peranan baru, kelas sosial, dan lembaga sosial.
2. Dimensi kultural: perubahan kebudayaan dalam masyarakat, meliputi
a) inovasi kebudayaan, e.g technology use for basic needs
b) Difusi (penyebaran budaya lain, e.g fashion, life style, architecture, dll

3. Interaksional, perubahan sosial dalam masyarakat = hubungan


masyarakat mengalami degradasi akibat adanya pemenuhan
kebutuhan melalui teknologi, GrabFood, Teller vs ATM, email, HP
C. Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya ((Martono, 2011: 12)

 Apa perbedaan Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya?


Perubahan Sosial:
meliputi struktur sosial, perubahan usia, tingkat kelahiran, degradasi ikatan
kekeluargaan akibat urbanisasi dan modernisasi
Perubahan Budaya (lebih luas):
perubahan budaya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan, seperti kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, aturan berorganisasi, filsafat, cara berpikir dan
bertingkah laku yang muncul karena adanya interaksi
 Apa persamaan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan?
Keduanya berkaitan dengan isu penerimaan cara-cara baru/perubahan terhadap cara
hidup masnuia dalam memenuhi berbagai kebutuhan
Sumber: Rahardjo (2007) dan Martono (2011)
E. Karakteristik Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
1. Setiap masyarakat selalu mengalami perubahan, lambat atau cepat, Bertahap
e.g, fase zaman kuno = pra industri =Industri/Modern = Postmodern
(Hunting = Gathering = Industrial = Postmodern/teknologi)

2. Perubahan pada suatu lembaga akan merembet ke lembaga lain, e.g


Reformasi Lembaga Politik = merubah peran lembaga hokum
Reformasi Sistem Politik = merubah sistem pendidikan, e.g komite sekolah, HAM

3. Perubahan yang cepat mengakibatkan disorganisasi diikuti dengan reorganisasi, e.g revolusi
dan Demokrasi

 Ketiga karakteristik diatas terjadi karena adanya modernisasi


 Efek Modernisasi: masyarakat heterogen, kehilangan pola pikir tradisional (but more creative),
Meningkatnya kebebasan dan otonomi individual.
Sumber: Martono (2011) & Barkan (2012)
G. Faktor Penyebab Perubahan Sosial/mekanisme
1. Bertambah Penduduk
2. Inovasi Baru = Teknologi
3. Revolusi
H. Faktor Eksternal Perubahan Sosial
4. Bencana alam
5. Peperangan
6. Difusi Budaya:
I. Aspek Pendorong Perubahan Sosial ada 3: Sosial, Psikologis, dan Budaya
7. Sosial: Organisasi Sosial = keluarga, komunitas, Ormas
8. Psikologis: Peran Individu dalam Masyaraka (agent of change)
9. Budaya: tingkat penerimaan difusi budaya lain.

Sumber: Martono (2011), Anderson & Taylo (2013: 433-435), & Ranjabar (2015)
J. Aspek-Aspek Yang Mempercapat Proses terjadinya perubahan
sosial (Martono, 2011:
1. Kontak dengan Budaya lain
2. Pendidikan (rasional & ilmiah)
3. Keinginan Untuk Maju (tidak puas & termotivasi)
4. Toleransi terhadap penyimpangan
5. Sistem stratifikasi terbuka (status sosial tidak penting & mobilitas
6. vertikal dan horizontal yang tinggi)
7. Orientasi masa depan
8. Kerja keras
K. Aspek Pendukung Perubahan Sosial Kontemporer (Salim, 2002, 81)
9. Komunikasi/Pers
10.Birokrasi
11.Modal (ekonomi)
12.Teknologi
13.Ideologi
Sumber: Martono (2011) & Ranjabar (2015)
L. Aspek Penghambat Perubahan Sosial
1. Kurangnya interaksi dengan masyaraka lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3. Keterisolasian (daerah/geografis)
4. Ada kepentingan tertanam atau vested interest
5. Rasa takut terhadap integrasi kebudayaan
6. Pra sangka terhadap hal-hal yang asing
7. Hambatan ideologis
8. Aturan adat istiadat yang kuat & Sikap tradisional yang kuat
9. Memiliki pandangan bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk/tidak mungkin
diperbaiki (pasrah)
10. Unsur Sosial Dalam Masyarakat Sebagai Penghambat Perubaha Sosial: stratifikasi
sosial yang kaku, ketimpangan sosial, fragmentasi komunitas, kepentingan kelompok,
dan benturan budaya
Sumber: Martono (2011) & Ranjabar (2015)
M. Aspek Aspek Resiko Perubahan Sosial
1. Adanya Kepentingan Individu dan Kelompok
2. Timbul Masalah Sosial: Meningkatnya Angka Kemiskinan & Pengangguran
3. Kesejangan budaya:
4. Kehilangan Semangat Hidup: Dampak inovasi teknologi vs Lapangan pekerjaan
2. Agust Coumte (1798-1857)
= Founder of Western Sociology
= Pandangan klasik teori perubahan sosial model linier/evolusi terdapat
dlm pemikiran A. Comte. Menurut Comte, perubahan sosial sbb:
a. Tahapan Teologis: manusia memohon pd bantuan supranatural/gaib
untuk segala kejadian dunia
b. Tahapan Metafisis: keberadaan manusia mulai menggantikan hal-
hal gaib, mulai berpikir untuk memahami realitas
melalui nalar, abstrak, gagasan tentang kedaulatan, kekuasaan hukum,
pemerintahan dll (kehidupan sosial politik mulai muncul)
c. Tahapan positivis: manusia mulai menyerahkan diri pada hukum
berdasarkan pd bukti empiris, pengamatan,
perbandingan, & eksperimen (ilmu pengetahun & industri mulai
maju pesat, bersamaan dengan masyarakat moderen.
3. Herbert Spencer (1820-1903)
= Masyarakat seperti organisme
= mengatakan masyarakat terus berubah dari homogen menjadi kompleks atau
heterogen
=perubahan dlm masyarakat: sederhana= kompleks=lebih kompleks =peradaban

4. Emile Durkheim (1858-1927)


 masyarakat berubah dari solidaritas mekanik (kohesivitas tinggi berdasarkan pada
kesamaan fungsi dan tugas anggota masyarakat yang cenderung sama) menjadi solidaritas
organik atau contractual organic (kohesivitas berdasarkan pd perbedaan dlm masyarakat,
seperti pembagian kerja, setiap elemen saling bergantung/memerlukan dlm menjalankan
pekerjaaan
 Perubahan sosial Emile Durkheim sebagai berikut
Masyarakat Tradisional === Masyarakat Industri
Solidaritas Mekanik === Solidaritas organik
Gunawan (2014: 36-39)
5. Ferdinand Tonnies (1855-1936)
 Pemikiran sejajar dengan Durkheim
 Gemeinschaft (komunitas): ikatan sosial bersifat pribadi, akrab, tatan muka
(hubungan primer)
 Gesellschaft (masyarakat modern): impersonal, kurang akrab, tidak tatap muka
(hubungan sekunder)
Gesellschaft merupakan perkembangan evolusi dari Gemeinschaft
Isu Gemeinschaft Gesselschaft
Hubungan Sosial Ikatan Keluarga Pertukaran Ekonomi
Instutusi Khas Keluarga Negara & Institusi Ekonomi
Institusi Sentral Desa Kota
Bentuk Kekayaan Tanah Uang
Tipe Hukum Hukum Keluarga Hukum Kontrak
Kontrol Sosial Adat & Agama Pendapat Umum
6. Max Weber (1864-1920)
 Perubahan Sosial Terjadi Dalam Masyarakat
Masyarakat Agraris = Masyarakat Moderen
Isu Agraris Moderen
Kepemilikan Status sosial & turun temurun Swasta, usahawan

Memanfaatkan
Mekanisme pekerjaan Belum ada teknologi/pengetahuan
Prinsip: efektif, produktif,
rasional
Ciri tenaga kerja Tidak bebas Bebas bergerak
(majikan-hamba)
Pasar Terbatas Bebas, tidak ada hambatan
Hukum Spesifik Universal
Motivasi utama Memuaskan kebutuhan Memaksimalkan keuntungan
9. Talcott Parsons (1902-1979)
Pola perubahan sosial dalam masyarakat

Simple Society Complex society Social


Mutual
differentiation & Dependency
 Gathering  Agricultural
labor division
 Foraging  Industry
 Campus
 Fabric

 Salah satu ilmuwan fungsionalisme teori, Parsons: masyarakat yang struktur


sosialnya sederhana (foraging & pastoral societies) berubah = kompleks atau
heterogen (masyarakat petani, industri, dan post industri) menimbulkan
diferensiasi sosial dalam pembagian kerja karena adanya berbagai spesialisasi
pekerjaan = mutual dependence
b. Perspektif Siklikal atau Siklus
Menurut teori siklus: masyarakat memiliki satu perputaran siklus yang
terus berulang secara regular dari satu tahap ke tahap berikutnya
seperti sebuah siklus dalam struktur sosial dan budaya, seperti musim
tanam
Asumsi Teori Siklus
1. Perubahan di dunia berjalan melingkar
2. Di dunia tidak ada yang baru, yang ada adalah pengulangan
1. Ibnu Khaldun (1332-1406) – Father of Sociology
= Manusia sebagai mahluk sosial, oleh karena itu manusia membutuhkan organisasi sosial untuk
memenuhi kebutuhan & bertahan hidup. Organisasi sosial adalah kota (gambar 1)
= Kehidupan masyarakat seperti organisme tubuh, dan perubahan berjalan bertahap seperti
sebuah proses siklus (gambar 2)
Stagnan
Gambar 1 Gambar 2
dewasa Tua

Sedentary/Kota /
Primitif / Baduy Modern
Tumbuh Mati

b. Perspektif Siklikal atau Siklus Lahir

Menurut teori siklus: masyarakat memiliki satu perputaran siklus yang terus berulang secara
regular dalam struktur sosial dan budaya, seperti musim tanam
1. Oswald Spengler (1880-1936) = buku “the decline of the west”
Perabadan Eropa Barat pada tahun 30an sedang mengalami perununan, akibat perang
Spengler menjelaskan bahwa budaya Eropa Barat telah mengalami penurunan, karena masyarakat
telah menjadi “tua”, sehingga harus digantikan oleh masyarakat yang usianya lebih muda.
sumber: Guanawan (2014)
Model Siklikal (siklus) Perubahan Sosial Spengler, Toynbee, & Sorokin

Kondisi Awal / Keadaan Baru

Masyarakat Industri Masyarakat Mengalami


Kemunduran akibat aspek
Moderen/Peradaban politik, ekonomi, perang,
Maju dll

Lokomotif Perubahan
Peran Elit (Tonybee)
Usia Muda (Spengler)
Nilai & Semangat (Sorokin)
Faktor Dominan Yang menentukan Perubahan Sosial
1. Kebutuhan sistem sosial untuk tetap bertahan hidup (struktural fungsional)
2. Perebutan untuk mengontrol sumberdaya yang terbatas, seperti SD politik atau
(kekuasaan & SD Ekonomi atau kontrol ekonomi (konflik)
3. Adanya definisi atau makna baru dalam proses interaksi diantara berbagai
pelaku/aktor dalam struktur sosial (interaksionisme simbolik)
 Mengapa ketiga faktor diatas menjadi sangat dominan dalam perubahan sosial?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka perlu kita mempelajari 3 perspektif
teori perubahan sosial.
C. Perspektif Teori Perubahan Sosial
 Social change may occur for different reasons, quickly or slowly,
planned or unplanned, micro-change or macro change.
 Berbagai teori perubahan sosial memiliki perbedaan aspek, model atas
proses perubahan sosial
 Menurut Anderson & Taylor, ada 3 teori klasik dalam perubahan
sosial, yaitu functionalist and Evolutionary Theories, Conflict
Theories, & Cyclical Theories.
1. Perspektif Teori Struktural Fungsional
 Teori fungsionalis dibangun berdasarkan kaidah bahwa semua masyarakat melakukan dan memiliki fungsi-fungsi
tertentu agar dapat bertahan hidup. Sehingga perlu adanya kestabilan, integrasi, dan keharmonisan, dalam satu
sistem
e.g. fungsi institusi keluarga sebagai produsen populasi.
 Tokoh Emile Durheim, Talcott Parson, Robertk K. Merton
2. Perspektif Teori Konflik
a. Karl Marx (1818-1883), Ralf Dahrendorf (1929-2009)
 Perubahan sosial sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena potensi konflik melekat dalam struktur sosial,
 Bagi Marx, konflik sosial terjadi pada dua tipe kelas yaitu working class vs upper class atau proletariat vs bourgeoisie,
yang tidak saja terjadi dalam relasi sosial tetapi juga dalam dari semua bentuk perubahan sosial
Pembagian kerja & akumulasi keuntungan
kepemikan yg ketat Penindasan (konflik)

Dari Masyarakat Primitf = Komunal Purba =Feodal =Borjuis = Kapitalis = Komunis

mulai pembagian kerja semakin individual masyarakat


hubungan kepemilikan tanpa kelas
3. Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik
 Asumsi:
Realitas struktur sosial dan tatanan sosial dimungkinkan karena
adanya simbol bermakna yang diakui bersama, yang merupakan hasil
dari satu proses interaksi antara orang2 & kelompok2 (sebagai aktor
tunggal atau kolektif)
Simbol bermakna tersebut tidak hanya membuka partisipasi para
aktor secara individual, tetapi juga mampu untuk melakukan tindakan
secara kolektif dalam masyarakat
Berdasarkan pada kondisi ini, maka perubahan pada makna
bersama lantas dianggap menjadi kunci bagi berlangsungnya
proses perubahan sosial
Sumber: Gunawan (2014: 46-47)
a. Peter L. Berger (1929-2017) & Thomas Luckmann (1927-2016)
 Berpendapat bahwa masyarakat merupakan hasil dr konstruksi sosial & interaksi
antara para aktor
 Dalam Masyarakat Moderen, konstruksi sosial atas realita menjadi semakin
kompleks, yang prosesnya membutuhkan konsensus bersama
 Sehingga, proses perubahan sosial merupakan hasil konstruksi atas realitas sosial
yang melibatkan berbagai aspek konsensus sosial dalam masyarakat

Sumber: Gunawan (2014: 46-47)


1. Rangkuman Teori Teori Sosiologi Klasik Perubahan Sosial (dari masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern/Kemajuan dalam Masyarakat)
Teori Teori Teori Teori Konflik Teori Siklus Teori Sistem
Modernisasi Dependensi Fungsionalis/ Dunia
Evolusi

Bagaimana Masyarakat Negara-negara Perubahan dari Konflik merupakan Masyarakat Negara-negara


Masyarakat cenderung sukses menguasai masyarakat bagian dari relasi berkembang maju menguasai
berubah? homogen pembangunan sederhana menjadi sosial dan seperti siklus, sumber daya
akibat negara kurang kompleks dan dari perubahan sosial dari budaya ekonomi negara
teknologi maju, dan pembagian kerja masyarakat idelistik berkembang
menimbulkan yang kompleks berubah dari basis menjadi sensate
ketergantungan kelas menjadi culture
masyarakat tanpa
kelas

Dominasi
ekonomi
Aspek utama Teknologi dan Ketimpangan teknologi Konflik ekonomi pertumbuhan
penyebab Pembangunan ekonomi dalam antara kelas sosial
perubahan global ekonomi global
sosial
 Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
(Abraham, 1991: 13, Modernisasi di Dunia Ketiga: suatu teori umum pembangunan – terjemahan)
Tradisional  Transisi Modern
 Hidup Berpindah-pindah, hidup Dualisme struktural yg memungkinkan Pendidikan Tinggi dan Tidak
terpisah, dan memiliki aturan yang sama kehadiran bersama kereta lembu & pesawat Mengenal Mitos
 Teknologi Primitif Kombinasi sumber kekuasaan yg hidup Industri & Teknologi maju
(berbasis mesin & komputer)
  Perubahan budaya: terdapat norma modernitas Hukum tertulis
Pembagian kerja sederhana dan berangsur-angsur dlm kerangka nilai
produksi primer tradisional
Organisasi Komunal Industrialisasi Pembagian kerja berdasarkan
fungsi independensi unit sosial 
solidaritas mekanik Urbanisasi Produksi sekunder 
Kuatnya Tradisi (percaya mitor, dll) Mobilisasi politik Sekularisme
 system status berdsarkan keturunan Rekayasa social menuju kesejahtaraan Birokrasi impersonal
Tingginya buta huruf adanya pembangunan Solidaritas organik
jumlah anggota keluarga yang besar Mulai mengunakan teknologi moderen Mengutamakan prestasi
kehidupan bersifat statis   Urbanisme
 

Anda mungkin juga menyukai