Anda di halaman 1dari 19

Menumbuhkan Budaya

Tanpa Bullying di Sekolah

Assoc. Prof. Dr. Susanto, MA


Founder Sangjuara, Wadah Pembibitan Pelajar Pelopor Anti Bullying
www.sangjuara.or.id
Ketua KPAI Periode 2017-2022
Apa Bullying Itu?

• Kata bullying berasal dari bahasa Inggris = rundung,


“merundung”, “perundungan” atau “risak”
• KBBI “rundung”; me.run.dung (1) mengganggu;
mengusik terus-menerus; menyusahkan:
• KBBI “risak”; merisak; mengusik; mengganggu: mereka
tidak putus-putusnya ~ ku dng berbagai-bagai olok-olokan.
• Bullying adalah suatu perlakuan yang mengganggu,
mengusik terus-menerus dan menyusahkan, yang
berakibat timbulnya penderitaan secara fisik, psikis,
seksual bagi korban.
Bentuk Bullying
• Bullying fisik; menampar, menimpuk, menginjak kaki,
menjegal, meludahi, memalak, melempar dengan
barang, menghukum dengan berlari keliling lapangan,
menghukum dengan cara push-up.
• Bullying verbal; memaki, menghina, menjuluki,
meneriaki, mempermalukan di depan umum, menuduh,
menyoraki, menebar gossip, memfitnah dan menolak.
• Bullying mental/psikologis; memandang sinis,
memandang penuh ancaman, mendiamkan,
mengucilkan, meneror lewat pesan pendek telepon
genggam atau e-mail, memandang yang merendahkan,
memelototi, dan mencibir;
Lanjutan…

• Bullying Seksual; memegang, meremas bagian


sensitif, berhubungan badan tanpa atau dengan
paksaan, dan bentuk lain yang mengarah pada
kekerasan seksual.
• Cyber Bullying: bullying/perundungan dengan
menggunakan teknologi digital, terjadi di media
sosial, platform chatting, platform bermain game,
dan bentuk lainnya.
Hasil Riset

Semakin rendah self esteem, maka semakin tinggi


kerentanan sebagai perilaku bullying

(Sumber: Eka, Fak. Psikologi Unisba, 2016)


Anak yang Rentan Jadi Korban

• Anak yang pintar atau memiliki keunggulan


tertentu.
• Siswa yang tidak memiliki memiliki teman.
• Anak terlihat lemah.
• Murid yang disukai di sekolah.
• Anak yang berkebutuhan khusus.
• Anak yang memiliki keunikan fisik.
• Anak dari suku, ras, etnis, golongan tertentu.
• Anak yang kurang bersosialisasi
Apa saja Dampaknya?

• Dampak psikologis
• Dampak sosial
• Dampak fisik
• Dampak reproduksi
• Dampak tumbuh kembang
Dampak Serius

• Korban bullying akan memiliki risiko lebih besar


untuk menderita stress, depresi, kehilangan
percaya diri dan kecemasan.
• Melemahkan sistem kekebalan tubuh dan
menggangu kualitas kesehatan.
Deteksi Dini Korban Kekerasan:
Kenali tanda & gejala anak, “rentan” korban kekerasan

• Mimpi buruk tanpa bisa dijelaskan


penyebabnya;
• Banyak melamun;
• Terdapat perubahan pada pola makan;
• Adanya perubahan mood yang tiba tiba, dari
ceria menjadi mudah marah dan tersinggung;
• Merasa tidak aman dan takut.
Bagaimana Bantu Korban?

• Ekspresikan kepedulian terhadap korban, jangan


dibiarkan.
• Jika terjadi dilingkungan sekolah, beritahu
guru/pimpinan sekolah agar ditindaklanjuti;
• Berikan motivasi agar anak tetap percaya diri,
happy dan mampu menghadapi situasi.
• Bantu lindungi korban, agar tidak menjadi korban
Kembali.
• Lakukan Langkah lanjutan melibatkan ahli.
Apa yang harus dilakukan sekolah?

• Terbitkan SOP Pencegahan Bullying di sekolah


• Terbitkan SOP Penanganan Korban Bullying
• Terbitkan SOP Penanganan Pelaku Bullying
• Terbitkan SOP Pelibatan Orangtua dalam Pencegahan dan
Penanganan Pelaku Bullying
• Terbitkan SOP Pendisiplinan Ramah Anak
• Inovasikan kegiatan: Apresiasi Zero Bullying
• Dan lain sebagainya.
Apa yang Harus Guru Lakukan?

• Kenali sejak dini, situasi dan keragaman peserta didik;


• Bangun pemahaman, setiap anak anugerah Allah SWT,
yang harus saling menghargai dan menyayangi;
• Jika ada anak dalam kondisi tertentu, pastikan
perlindungannya.
• Amati siapa diantara anak yang rentan menjadi pelaku.
• Lakukan Langkah lanjutan.
Apa yang dilakukan Pelajar?

• Jadilah pribadi yang baik untuk semua teman;


• Tumbuhkan mindset, bahwa bullying harus dicegah, kapanpun,
dimanapun dan dalam bentuk apapun.
• Selalu menumbuhkan kebiasaan menghargai kepada siapapun
termasuk teman sekolah, apapun kondisinya;
• Semangatlah jadi pelopor dan ikuti program duta anti bullying yang
diselenggarakan oleh https://sangjuara.or.id/
• Teruslan berinovasi baik melalui video kreatif, karya puisi, karya
tulis ilmiah dan kegiatan lain untuk menumbuhkan budaya
sekolahyang tanpa bullying.
• Adakan event regular Bersama teman sekolah, misalnya; bedah
buku terkait bullying, kampanye bersama, bedah isu dan lainnya
agar teman sekolah terus terlibat.
Follow IG pusat_sangjuara
https://sangjuara.or.id/
Penyelenggara Seleksi Duta Anti Bullying
Manfaat Ikut Olimpiade
Duta Anti Bullying
Apa yang Perlu Orantua Lakukan?
• Menyamakan persepsi terkait bullying dengan pasangan;
• Menumbuhkan kesadaran dan komitmen cegah
kekerasan dari lingkungn terkecil;
• Peka terhadap tanda dan gejala yang potensial sebagai
korban/pelaku bullying;
• Cegah anak akses media digital dan menonton TV
berkonten kekerasan;
• Tumbuhkan semangat anak jadi pelopor kebaikan di
lingkungannya;
• Jika anak jadi korban dan diperlukan bantuan ahli,
lakukan upaya lanjutan.
Strategi Mengembangkan
Kelas Belajar yang Berkarakter Tanpa Bully

• Meminta peserta didik menuliskan impian-impian;


• Buatlah anak-anak membuat catatan perilaku baik;
• Ajarkan “tidak ada seorangpun yang dapat membangun
karakter mereka kecuali mereka sendiri”.
• Mintalah siswa menilai karakter mereka sendiri.
• Menuliskan karakter baik yang dilakukan oleh teman.
• Libatkan anak dalam menyusun aturan
• Bahaslah mengapa perilaku itu salah.
• Membantu para siswa membuat rencana perubahan
perilaku.
Ajarkan anak Menyusun kegiatan harian secara teratur.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai