Anda di halaman 1dari 18

PENCEGAHAN NARKOBA DI TEMPAT

KERJA
85% 35% 65% 45%
Oleh :
Silviana Safitri
(172110101019)
Siti Farihah Rosanna (172110101110)
Alfiatus Solikhah (172110101177)
POKOK
BAHASAN
Pengertian : dan Zat Adiktif
Narkotika, Psikotropika,
Lainnya
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di Tempat
Kerja
Indikasi Penyalahgunaan Narkoba di Tempat Kerja

Dampak Penyalahgunaan Narkoba di Tempat Kerja

Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba di Tempat


Kerja
Perjanjian Kerja Bersama dalam Pencegahan Narkoba

Studi Kasus
Pengertian Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif Lainnya
(Permenakertrans No. 11 Tahun
2005)
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang dibuat dari tanaman atau bukan baik bersifat sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik yang terbuat dari bahan alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
dapat menimbulkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Zat Adiktif Lainnya


Zat Adiktif Lainnya adalah zat yang berpengaruh psikoaktif di luar yang disebut narkotika dan psikotropika.
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di Tempat Kerja

Faktor Internal Individu Faktor Lingkungan


Persoalan Ekonomi Tekanan Akibat Terlalu Banyak Pekerjaan
Persaingan Kerja
Persoalan Keluarga
Konflik dengan Rekan Kerja atau Atasan
Tekanan Persyaratan Untuk Memenuhi Target
Deadline Ketat
Khawatir di PHK Akibat Keuangan Perusahaan
Terganggu
Mengalami Diskriminasi
Pekerjaan Memiliki Risiko Tinggi
Sistem Shifting
Dan lain-lain
Indikasi Penyalahgunaan
Narkoba di Tempat Kerja
1. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif atau
sejenisnya yakni yang penggunaannya diluar keperluan medis,
tanpa pengawasan dari dokter, hal tersebut termasuk dalam
penyalahgunaan dan pelanggaran hukum.
2. Penyalahgunaan narkoba berupa melakukan peredaran gelap
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang setiap
kegiatan atau serangkaian yang dilakukan secara tanpa hak dan
melawan hukum sehingga dapat ditetapkan sebagai tindak pidana
Dampak Penyalahgunaan Narkoba di Tempat
Kerja
Melemahnya kognitif pada pengguna narkoba yang
mengganggu kemampuan saat bekerja atau memutuskan
keputusan dalam waktu cepat melemah sehingga
mempengaruhi kinerja.

Melemahnya ketrampilan dan panca indra konsentrasi


terhadap suatu pekerjaan. Sehingga sangat berisiko terhadap
kejadian kecelakaan kerja baik yang membahayakan diri
sendiri juga orang lain(mengancam keamanan orang lain).
Pola kerja yang tidak beraturan atau tidak normal sehingga mampu
menurunkan produktivitas kerja .Terganggunya kondisi psikososial
terhadap teman kerjanya yang tidak baik dikarenakan emosi yang tidak
stabil,sikap yang agresif, dan perubahan perilaku lain yang
menyimpang.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba di Tempat Kerja
1. Penetapan Kebijakan
a. Konsultasi pengusaha dengan pekerja dan atau serikat
pekerja;
b. Dilakukan tertulis yang memuat: 01
(1) Komitmen pengusaha dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan 02 2. Penyusunan dan Pelaksanaan
(2) Komitmen pembentukan unit yang menangani
Program
program pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap
03 Mengkomunikasikan kebijakan dan program
NAPZA di tempat kerja; 04 kepada semua pekerja
Melaksanakan program penyuluhan, pendidikan dan
c. Dilakukan tanpa diskriminasi.
latihan untuk meningkatkan kesadaran pekerja
Mengembangkan program bantuan konsultasi bagi pekerja

Mengembangkan program bantuan konsultasi bagi pekerja.

(Permenakertrans No. 11 Tahun 2005)


Pemeriksaan atau Tes Kesehatan Pekerja
a. Pengusaha dapat meminta
pekerja/buruh yang diduga
menyalahgunakan NAPZA untuk
melakukan tes dengan biaya ditanggung
perusahaan.
b. Pelaksanaan tes harus dilakukan oleh
sarana pelayanan kesehatan atau
laboratorium yang berwenang sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

c. Hasil tes harus dijaga kerahasiaannya


sebagaimana yang berlaku bagi data
rekam medis lainnya.
“Per lakuan Perusahaan Terhadap Pekerja”
Berdasarkan hasil tes, dokter yang telah mendapatkan pelatihan di bidang
NAPZA dapat menetapkan apakah pekerja/buruh harus mengikuti perawatan
dan atau rehabilitasi.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pekerja/buruh yang membutuhkan


perawatan dan atau rehabilitasi akibat penyalahgunaan NAPZA diatur
dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Bersama.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pekerja/buruh yang membutuhkan
perawatan dan atau rehabilitasi akibat penyalahgunaan NAPZA diatur
dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Bersama.
Pelaporan
Pengusaha atau pekerja/buruh harus segera melaporkan
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila
01 ditemukan seseorang atau lebih memiliki atau
mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya di tempat kerja.
Selain dilaporkan kepada kepolisian, kasus
tersebut juga dilaporkan kepada instansi
yang bertanggung jawab di bidang
02 ketenagakerjaan Kabupaten/Kota melalui
mekanisme pelaporan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
Pelayanan Kesehatan Kerja.
Perjanjian Kerja Bersama dalam Pencegahan Narkoba

Pengertian Perjanjian Kerja Bersama Instansi yang bertanggung jawab


Menurut UU Nomor 13 tahun 2003 tentang √ Dinas Ketenagakerjaan tingkat kabupaten/kota
Ketenagakerjaan, Perjanjian Kerja Bersama untuk perusahaan yang wilayah kerjanya
adalah perjanjian hasil perundingan antara terdapat dalam 1 (satu) kabupaten/kota
serikat pekerja/serikat buruh; atau beberapa √ Ketenagakerjaan tingkat provinsi jika wilayah
serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada kerja perusahaan terdapat di lebih dari 1 (satu)
instansi yang bertanggung jawab di bidang kabupaten/kota
ketenagakerjaan dengan pengusaha; atau √ Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
beberapa pengusaha atau perkumpulan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
pengusaha; yang memuat syarat-syarat kerja, untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari
serta hak dan kewajiban kedua belah pihak. 1 (satu) provinsi
Perjanjian Kerja Bersama dalam Pencegahan Narkoba

Pihak yang terlibat dalam


Masa Berlaku PKB
PKB
 Pengusaha dan serikat Satu perusahaan hanya dapat memiliki satu
pekerja/perkumpulan serikat pekerja, atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) saja, yang
perkumpulan pengusaha dengan serikat berlaku bagi seluruh pekerjanya. Masa berlaku
pekerja/perkumpulan serikat pekerja. PKB paling lama 2 tahun, dan dapat
 Jika dalam sebuah perusahaan terdapat diperpanjang paling lama 1 tahun dengan
>1 serikat pekerja, maka yang berhak tertulis antara pengusaha dengan serikat
maju dalam perundingan PKB mewakili pekerja. Perundingan untuk membuat PKB
pekerja adalah serikat yang anggotanya yang baru bisa dimulai paling cepat 3 bulan
minimal 50% dari jumlah karyawan sebelum berakhirnya PKB yang sedang
perusahaan itu. berlaku saat ini. Tetapi, jika perundingan
 Namun, apabila semua serikat pekerja tersebut tidak mencapai kesepakatan, PKB
jumlah anggotanya kurang, maka perlu yang sedang
(Peraturan Menteriberlaku saat ini
Tenaga Kerja dantetap berlaku
Transmigrasi
berkoalisi dengan serikat pekerja lain No.PER.16/MEN/XI/2011
untuk palingtentang
lama 1Tata Cara
tahun.
sampai jumlah anggotanya 50% lebih. Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta
Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama)
Atau, bisa juga meminta dukungan dari
karyawan lain di luar anggota serikat
Contoh Perjanjian Kerja Bersama dalam Pencegahan
Narkoba
Studi Kasus 1
KARYAWAN PERUSAHAAN TAMBANG DI HALTENG TERSANGKA
NARKOBA
(Poskomalut, 18 Desember 2019)
“Polres Halmahera menetapkan AA yang merupakan karyawan perusahaan tambang sebagai tersangka
pengguna narkoba. Hal ini dibuktikan dengan hasil pemeriksaan urin pelaku dan pemeriksaan laboratorium
forensik yang ternyata positif mengonsumsi narkoba jenis ganja. Polisi juga menemukan 1 sachet narkotika
jenis ganja kering dan 29 daun ganja kering di tas ransel pelaku”
Polres Halteng melakukan tes urin serta pemeriksaan urin di laboratorium.

Pelaku dibawa ke Polres Halteng untuk dimintai keterangan dan hasil tes urin
positif mengonsumsi narkoba jenis ganja.

Pelaku terkena sanksi pasal 111 ayat 1 dan 114 ayat 1 UU 35/2009 tentang
Narkotika dengan hukuman paling cepat 5 tahun dan paling lama 20 tahun,
dengan denda paling sedikit 1M dan paling banyak 10M
Studi Kasus 2
DIREKTUR PERUSAHAAN INVESTASI DITANGKAP POLISI KARENA
KASUS NARKOBA, 58,03 GRAM GANJA DISITA
(TribunNews,23 Juni 2020 18.47 WIB)
“Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Utara menangkap seorang pria berinisial HKL yang merupakan direktur
satu perusahaan investasi lantaran terlibat penyalahgunaan narkoba. Direktur ini diduga memesan satu paket
ganja kering seberat 58,03 gram yang berasal dari Medan.Dengan modus pengiriman paket baju yang
dikirimkan pada alamt PT.M dan diberikan pada Office Boy yang lalu disimpan di kantor untuk diambil pada
dinio hari untuk dibawa ke rumah pelaku”
Dalam hal ini seharusnya pengusaha wajib melakukan upaya aktif pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya ditempat kerj a
sesuai pasal 2 pada permenaker no 11 tahun 2005, namun yang melakukan pelanggaran tersebut adalah
direktur perusahaan, yang seharusnya menjadi contoh untuk pegawai-pegawainya.

Atas perbuatannya tersebut maka pelaku dijerat pasal 111 ayat 1 UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang
narkotika dengan ancaman pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lam 12 tahun dan pidana
denda paling sedikut Rp 800 juta dan paling banyak Rp 8 miliar.
Studi Kasus 3
Polisi Bongkar Peredaran Narkoba dalam Perusahaan Ekspedisi
(Media Indonesia, 20 Mei 2020 16:18 WIB)
“DIREKTORAT Tindak Pidana Narkoba Bareksrim Polri membongkar peredaran narkoba jenis sabu dengan
berkedok perusahaan jasa ekspedisi. Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono menyebut pihaknya
berhasil menyita 71 kg sabu dan menangkap dua tersangka yaitu Dirut PT Alidon Expres Makmur Jakarta
Content Here
sebagai pihak yang telah mengedarkan narkoba dan Karyawan PT Langkah Hijau yang telah ikut dalam
proses pengepakan sabu”
Atas perbuatannya, para tersangka disangkakan dengan Pasal 114 Ayat (2) dan Pasal 132 Ayat
(1) Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara
seumur hidup.

Berdasarkan berita di atas, perusahaan telah melanggar permenaker no 11 tahun 2005 pasal 2
dan pasal 8. Pada pasal 2 ayat 1, telah disebutkan bahwa pengusaha wajib melakukan upaya
aktif pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya ditempat kerja. Sedangkan pada pasal 8 ayat 1,
menyatakan bahwa pengusaha atau pekerja/buruh harus melakukan pelaporan kepada pihak
kepolisian apabila ditemukan seseorang yang memiliki atau mengedarkan narkotika,
pikotropika, dan zat adiktif lainnya di tempat kerja.
“Thank You ...”
DAFTAR PUSTAKA
Febrinastri,F.2020. BNN : Kasus Penyalahgunaan Narkoba paling Banyak Dilakukan oleh Pekerja.
https://www.suara.com/news/2020/07/30/112418/bnn-kasus-penyalahgunaan-narkoba-paling-banyak-dilak
ukan-oleh-pekerja
[Diakses tanggal 5 Oktober 18.35 WIB]
Media Indonesia. 2020. Polisi Bongkar Peredaran Narkoba dalam Perusahaan Ekspedisi
https://
mediaindonesia.com/read/detail/314734-polisi-bongkar-peredaran-narkoba-dalam-perusahaan-ekspedisi
Permenakertrans RI. 2005. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat Kerja. Jakarta: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia.
Poskomalut. 2019. Karyawan Perusahan Tambang Di Halteng Tersangka Narkoba.
https://poskomalut.com/2019/12/18/karyawan-perusahan-tambang-di-halteng-tersangka-narkoba/
Tanjung, V. 2019. Melawan Teror Narkoba 8 Penjuru. Jakarta: PT. Grasindo.
TribunNews. 2020.Direktur Perusahaan Investasi Ditangkap Polisi Karena Kasus Narkoba, 58,03 Gram Ganja Disita.
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/06/23/direktur-perusahaan-investasi-ditangkap-polisi-kare
na-kasus-narkoba-5803-gram-ganja-disita?page=2

UU RI. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Presiden
Republik IndonesiaPermenakertrans. 2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.PER.16/MEN/XI/2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta
Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama. Jakarta: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Anda mungkin juga menyukai