Anda di halaman 1dari 15

KIAT-KIAT MENANGKAP PELUANG

BISNIS :

Oleh :
Dr. Mokhamad Natsir, MM
Ciri-ciri buruk Kewirausahaan di Indonesia
Menurut Kuncoro Ningrat,Muchtar Lubis Edi :
Berorientasipada masa lalu (percaya pada nasib)
Meremehkan mutu dan suka nerabas
Tidak percaya pada diri sendiri dan tidak disiplin
Suka mengabaikan tanggungjawab, munafik, feodal.
Percaya takhayul, berwatak lemah, boros dan kurang
ulet.
Hidup manja, kurang inovatif dan kurang waspada
Mencampur adukkan kepentingan pribadi dan umum
Sikap hidup miskin
Tujuan dari ciri-ciri pengungkapan tersebut adalah
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
perlunya human development dan tidak sekedar
invesment.

Human development hendaknya langsung


dikaitkan dengan peningkatan kemampuan
dan ketangguhan bangsa untuk menjadi
besar dan terhormat.
PELUANG BISNIS
A. KEBUTUHAN & PELUANG BISNIS
Peluang bisnis (Usaha) tidak terlepas dari pasar.
Pasar harus diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan
dari satu pihak oleh pihak lainnya (pengusaha).
Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak bisa lagi
diartikan sebagai peluang bisnis.
Namun tidak berarti sudah tertutup sama sekali.
Karena peluang bisnis bisa diciptakan.
Secara singkat peluang bisnis berada pada :

1. Kebutuhan pihak tertentu yang belum


terpenuhi sama sekali.
2. Kebutuhan sudah terpenuhi tetapi masih
terdapat cela-cela yang dapat dimasuki.
3. Kebutuhan yang diciptakan.
B. SUMBER PELUANG
Pasar (pemenuhan kebutuhan) sudah ada bersamaan
dengan lahir dan matinya manusia, kebutuhan akan
selalu ada sepanjang zaman. Sehingga peluang akan
terbuka sepanjang masa.

Mencari peluang dapat ditempuh melalui 3 cara :


a. Melalui Sigi (studi kelayakan)
b. Melewati informasi
c. Penciptaan kondisi
BEBERAPA CONTOH PELUANG PASAR
1. Perubahan Demografi.
 tumbuhnya perumahan dan bangunan fisik.
 Semakin banyaknya jumlah kelahiran.
 Usia anak sekolah.
 Lingkungan pabrik, PT dan pertokoan.
2. Lingkungan Ekonomi
 Masa panen
 Meningkatnya pendapatan
3. Lingkungan Sosial Budaya
 Adanya perayaan lebaran, natal dan perkawinan.
 Tumbuhnya pusat hiburan, obyek wisata
4. Lingkungan politik
 Masa pemilu, PHBRI, PON, dsb.
5. Lingkungan tekhnologi.
6. Lingkungan Agama.
C. KEMAMPUAN DAN PELUANG USAHA

Berdasarkan hasil Sigi, informasi dan penciptaan


kondisi, apa menjadi peluang bagi kita? Belum tentu.
Peluang bisnis tidak terlepas dari unsur dasar
kewirausahaan yaitu :
 Sikap mental.
 Keterampilan / kemampuan
 Modal dan manajemen
SIKAP-SIKAP YANG MENGHAMBAT
TUMBUHNYA BERWIRAUSAHA :
1. SIKAP TERHADAP USAHA RUMAHAN :
Terlepas dari kenyataan bahwa banyak bisnis besar dimulai
dari garasi, dapur, dsb.
Kebanyakan orang bersikap negatif terhadap usaha rumahan
(home industri).
Padahal :
 Kartika sari di Bandung.
 Mustika Ratu Jakarta.
 H. Saguanto Kidul Dalem Malang.
Merupakan bisnis rumahan yang tetap eksis bahkan menjadi
terkenal.
2. SINDROMA FORMALITAS
 Harus punya uang dulu baru berbisnis.
 Harus jadi PT dulu, baru berbisnis.
 Harus punya kantor, konsultasi dan sekretaris.
Padahal :
Bob Sadino menjadi besar tanpa formalitas, melainkan :
 Dedikasi (menjual sayur dari gang ke gang)
 Kerja Keras (tidak menyerah bahkan dihinapun)
 Ambition
3. SINDROMA TIDAK AKAN BERHASIL
Anggapan tidak akan berhasil karena :
 Sudah ada orang lain yang melakukannya.
 Sudah ada produk serupa dipasaran.
 Sayang terhadap penghasilan tetap.
Padahal :
Kenyataannya, wirausaha berhasil karena visi yang
sulit dimengerti oleh kebanyakan orang pada awalnya.
SIKAP-SIKAP YANG MENDUKUNG

1. Berpikir simpel, namun penuh perhitungan


(Calculatif Risk).
2. Selalu mencari peluang dan panjang akal.
3. Aktif menemukan hal-hal yang baru atau
cara-cara baru ( kata kucinya Inovatif )
D. ANTISIPASI PASAR
Pada dasarnya kebutuhan terklasifikasi dalam 3
kelompok :
a. Kebutuhan Primer (Dasar).
b. Kebutuhan Sekunder (Penunjang).
c. Kebutuhan tak terbatas (Mutlak).
Pemenuhannya dapat ditempuh melalui kegiatan usaha
dalam :
d. Bidang Jasa-jasa.
e. Bidang perdagangan.
f. Bidang Industri.
E. KESIMPULAN
1. Jangan sepenuhnya melihat peluang,
tetapi ukur dulu kemampuan.
2. Kekurangan diri dapat ditutup dengan
kemitraan.
3. Kebutuhan yang bersifat konsumtif lebih
prospektif.

Anda mungkin juga menyukai