Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Yuridis Mengenai Pemutusan hubungan kerja sepihak karyawan PT.

Amidis Tirta Mulia Menurut Pertimbangan Hakim


(Analisis Putusan Nomor 237/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.)

ANDIKA SUGIARTO
03190066
JURUSAN HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG :
● INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM
● SETIAP ORANG BERHAK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHANNYA DASARNYA
SENDIRI SEPERTI BEKERJA DAN LAIN-LAIN
● SAAT INI INDONESIA BAHKAN DUNIA MENGALAMI PERUBAHAAN DALAM
HAL PERSAINGAN EKONOMI DAN LAIN-LAIN
● PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA YANG SERING KALI DILAKUKAN OLEH
PEMBERI KERJA KERAP DILAKUKAN SECARA SEPIHAK
● PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KERAP BERDAMPAK SECARA PSIKOLOGIS
BAGI PEKERJA YANG MENERIMA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pertimbangan hakim dalam memutus perkara perselisihan pemutusan
hubungan kerja dalam nomor 237/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.

2. Bagaimana penyelesaian perkara perselisihan pemutusan hubungan kerja antara PT.


Amidis Tirta Mulia dengan saudara Roy Iskandar

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutus tindak perkara perselisihan
pemutusan hubungan kerja antara saudara Roy Iskandar dengan PT. Amidis Tirta mulia

2. Untuk mengetahui penerapan prinsip hukum dalam penyelesaian perkara perselisihan


pemutusan hubungan kerja antara saudara Roy Iskandar dengan pt. Amidis Tirta mulia
MANFAAT PENELITIAN
Bagi penulis : untuk memperluas pengetahuan tentang bagaimana penyelesaian pemutusan
hubungan kerja
Bagi masyarakat : untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang ketenagakerjaan khususnya
pemutusan hubungan kerja
Bagi aparat penegak hukum : sebagai pertimbangan bagaimana aparat penegak hukum khususnya
hakim dalam memutus perkara pemutusan hubungan kerja dalam kepastian prespektif hukum

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian : yuridis normatif
Pendekatan masalah : pendekatan undang-undang konseptual
Jenis dan bahan hukum : bahan hukum primer, sekunder dan tersier
Teknik pengumpulan data : studi pustaka
Teknik analisis data : deskriptif kualitatif
BAB II LANDASAN TEORI
DI BAB INI DIJELASKAN APA ITU :
PEKERJA
PERUSAHAAN
HUBUNGAN KERJA & PERJANJIAN KERJA
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
JENIS-JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
DAMPAK TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

BAB III PEMBAHASAN


Gambaran umum
Perselisihan hak merupakan perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
POSISI KASUS
● Saudara Roy Iskandar adalah pekerja karyawan dari PT. Amidis Tirta Mulia
● Roy iskandar merasa bahwa ia bukanlah direksi dari perusahan PT. Amidis Tirta Mulia, akan
tetapi PT. Amidis Tirta Mulia menyatakan bahwa Roy Iskandar bagian dari direksi perusahaan
● PT. Amidis Tirta Mulia menganggap bahwa pemutusan hubungan kerja yang dilakukan
dikarenakan performa/kinerja dari saudara Roy Iskandar yang tidak sesuai dengan apa yang
ditetapkan oleh perusahaan.
● Kedua belah pihak tidak pernah saling menemui titik penyelesaian dari permasalahan upaya
dari bipartit dan tripartit telah dilakukan.
● Pihak Roy Iskandar menganggap bahwa hak-hak yang harusnya didapatkan dibayarkan oleh
PT. Amidis Tirta Mulia, dan pihak dari pt amidis tirta mulia menanggap sebaliknya.
● Roy iskandar selanjutntya melakukan gugatan ke pengadilan negeri jakarta pusat dalam kasus
pemutusan hubungan kerja sepihak oleh PT. Amidis Tirta Mulia
BAB IV ANALISIS DATA
Gambaran umum ;
Dalam memutuskan suatu perkara, hakim harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu keadilan, kepastian hukum
dan juga kemanfaatan. Pertimbangan atau yang sering di sebut sebagai considerans yang merupakan suatu dasar
putusan
Pertimbangan Hakim;
● Menimbang bahwa benar status hubungan antara roy iskandar dengan pt amidis tirta mulia adalah antara pekerja
dengan pemberi kerja sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dan bukanlah direksi dari perusahaan
tersebut
● Menimbang bahwa perkara pemutusan hubungan kerja antara roy iskandar dengan pt amidis tirta mulia
dikarenakan isi perjanjian kerja yang telah disepakati, yang dimana menyatakan bahwa “apabila pekerja ternyata
tidak dapat mencapai setandar kerja dan tidak ada kewajiban bagi pihak perusahaan untuk membayar sisa masa
kontrak dan fasilitas-fasilitas lain yang belum diambil dalam bentuk apapun juga”
● Menimbang bahwa roy iskandar telah terbukti melanggar isi perjanjian yang telah disepakati, dan pengadilan
menyatakan penggugat (roy iskandar) tidak berhak menerima karena hubungan kerja antara penggugat dan
tergugat dinyatakan putus dan berakhir sejak putusan ini diucapkan, dan selama bulan september 2019 sampai
sekarang penggugat tidak melaksanakan pekerjaan di tergugat disamping itu penggugat tidak mengajukan bukti
yang relevan
BAB IV ANALISIS DATA
PUTUSAN PENGADILAN ;
MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT (ROY ISKANDAR) DALAM PROVISI DAN
PERKARA UNTUK SELURUHNYA, MAKA PENGGUGAT (ROY ISKANDAR) DIHUKUM
UNTUK MEMBAYAR BIAYA PERKARA SEBESAR RP. 847.000,- (DELAPAN RATUS
EMPAT PULUH TUJUH RIBU RUPIAH)
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN

PERTIMBANGAN HAKIM
• Pertimbangan hakim yang pertama adalah memastikan status hubungan kerja
antara roy iskandar dengan pt amidis tirta mulia
• Yang kedua, meniliti secara cermat substansi perjanjian kerja waktu tertentu
yang telah disepakati kedua belah pihak
• Yang ketiga, hakim menimbang tidak dibenarkan oleh hukum tindakan dari
roy iskandar (penggugat) melanggar perjanjian kerja yang telah disepakati
bersama

PENYELESAIAN
• Upaya yang telah dilakukan ialah mediasi, bipartit dan tripartit
• Upaya yang terakhir ialah penyelesaian melalui pengadilan
SARAN

• Pengusaha sepatutnya ketika melakukan pengakhiran masa kerja terhadap pekerja, perlu
adanya tindakan persuasif dan meyakinkan pekerja untuk menghindari konflik antara pekerja
dengan pemberi kerja
• Pekerja harusnya menyadari perjanjian kerja yang akan disepakati jika beberapa poin yang
kiranya memang tidak akan baik dikemudian hari, alangkah baiknya dibicarakan terlebih
dahulu dan mencari solusi yang bisa diterima kedua belah pihak
• Hakim seharusnya bertindak sebagai pemberi keputusan akhir harus berlaku adil bagi
masyarakat yakni tidak hanya berdasarkan pertimbangan yuridis tetapi juga melihat
pertimbangan secara sosioliogisnya yang mengarah kepada latar belakang terjadinya
perselisihan

Anda mungkin juga menyukai