Anda di halaman 1dari 9

Keterkaitan Tujuan dan Fungsi Hukum Mengenai Kasus

Sweat shop di Indonesia

Disusun Oleh :
Elvira Herlinda K. (110110180051)
Eurika Hasanah R. (110110180058)
Rizky Septiana Adjie (110110180069)
Melin Simorangkir (110110180081)
Deandra Salsabila K. (110110180096)

Universitas Padjadjaran
Fakultas Hukum
2018
PERNYATAAN
“Dengan ini kami menyatakan bahwa tugas ini adalah hasil pekerjaan kami sendiri tanpa
bekerja sama dengan kelompok lain. Setiap pendapat dan referensi dari pihak lain telah dikutip
sesuai dengan pedoman penulisan akademik. Apabila pernyataan ini terbukti sebaliknya, kami
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.’’

Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3

Elvira Herlinda Eurika Hasanah R Rizky Septiana Adjie


(110110180051) (110110180058) (110110180069)

Anggota 4 Anggota 5

Melin Simorangkir Deandra Salsabila K.


(110110180081) (110110180096)

i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayatnya kami dapat
menyusun makalah yang berjudul Keterkaitan Tujuan dan Fungsi Hukum mengenai Kasus
Sweat shop di Indonesia.

Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar dapat
kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas segala pihak yang telah memberikan
bantuannya dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun

16 Oktober 2018

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………...............................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………........1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….....1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..........2
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..........4
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………............4
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….........5

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kamus webster, sweat shop adalah sebuah perusahaan yang
mempekerjakan para pekerja dibawah kondisi kerja yang tidak layak dan tidak sehat.
Praktik sweat shop banyak terjadi di berbagai belahan dunia terutama negara
berkembang, salah satunya di Indonesia. Para buruh bekerja di tempat yang tidak layak
seperti bekerja dibawah cahaya lampu neon dengan suhu 40℃ dan waktu istirahat yang
terbatas. Para buruh memproduksi barang-barang bermerk dengan harga jual tinggi
dengan upah yang tidak sebanding dengan harga jual produk tersebut. Hal itu dilakukan
semata mata untuk meraup keuntungan yang besar.
Dengan melihat hal diatas, bahwa perusahaan barat sangat melanggar Hak
Asasi Manusia para buruh yaitu dengan mempekerjakan dalam durasi yang panjang
dengan upah yang tidak layak dan juga ketidakadilan dalam kenyamanan bekerja, serta
tidak mempraktikkan dengan jelas kode etik yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut
terhadap buruh.
Dalam makalah ini kami akan mengkaitkan kasus ini dengan tujuan dan fungsi hukum.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana keterkaitan antara tujuan dan fungsi hukum mengenai praktik sweat shop di
Indonesia?

C. Tujuan
Mengetahui keterkaitan antara tujuan dan fungsi hukum mengenai praktik sweat shop di
Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Gustav Radburch, tujuan hukum memiliki tiga aspek, yakni keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian. Aspek keadilan menujuk pada “kesamaan hak didepan hukum”.
Aspek kemanfaatan, menujuk pada tujuan keadilan, yaitu memajukan kebaikan dalam hidup
manusia. Aspek ini menentukan isi hukum. Sedangkan kepastian menujuk pada jaminan bahwa
hukum yang berisi keadilan dan norma-norma (yang memajukan kebaikan), benar-benar
berfungsi sebagai peraturan yang ditaati. Berhubungan dengan definisi diatas, kasus
Sweatshop telah melanggar tujuan hukum tersebut. Sweatshop adalah julukan para aktivis
untuk pabrik-pabrik yang sangat memeras keringat pekerjanya. Menurut Undang-Undang No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77
ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam
kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan diatas
yaitu:

 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu; atau
 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1
minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh)
jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu
kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas
upah lembur.

Berdasarkan Undang-Undang yang telah disebutkan diatas, praktik Sweat shop


khususnya di Indonesia telah melanggar peraturan tersebut karena telah memperkerjakan para
buruh tidak sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan yang dimana para buruh
dipekerjakan selama 36jam dan bahkan bisa lebih dari itu apabila sedang mengejar target
produksi. Upah yang diterima pun tidak sebanding dengan jam kerja yang telah mereka
laksanakan. Sweat shop juga telah melanggar Hak Asasi Manusia sebagaimana yang
tercantum di Pasal 28D Ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.” Didalam praktik Sweat shop, para buruh tidak
diperlakukan dengan adil karena mereka dipekerjakan dengan tuntutan jam kerja yang tinggi

2
dan juga suasana kerja yang tidak layak seperti bekerja dengan penuh sesak dan dibawah
lampu neon yang bersuhu 40℃.

Oleh karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para buruh
maka kasus ini tidak sejalan dengan tujuan dan fungsi hukum itu sendiri. Kembali lagi ke definisi
yang telah disebutkan diatas, teori dari Gustav Radbruch mengajarkan adanya skala prioritas
yang harus dijalankan, dimana perioritas pertama selalu keadilan, kemudian kemanfaatan, dan
terakhir barulah kepastian hukum. Tujuan hukum yang pertama yaitu keadilan, dalam kasus ini
tak ada keadilan antara keseimbangan upah dan jam kerja para buruh. Selain itu, hal ini juga
tak sesuai dengan tujuan hukum berikutnya yaitu kemanfaatan hukum, karena dalam kasus ini,
hak asasi manusia para buruh tidak dilindungi dimana peraturan peraturan yang telah
disebutkan diatas mengenai ketenagakerjaan tidak dijalankan sehingga hal ini tidak
memberikan kemanfaatan hukum. Lalu, tujuan yang terakhir yaitu kepastian hukum. Tujuan
hukum harus menjamin kepastian hukum dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi
setiap individu yang dimana dalam kasus Sweat shop ini para buruh merasa takut atas
hukuman yang akan diberikan apabila mereka tidak bekerja sesuai yang diperintahkan karena
tidak adanya kepastian hukum dan transparansi mengenai jam kerja dan kode etik kerja
mereka.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan dan fungsi hukum tidak berjalan pada kasus sweat shop karena para buruh
bekerja dalam waktu yang panjang namun hanya diberi upah yang minim, lalu para
buruh juga tidak diberi kelayakan atas tempat bekerja, yang mana sangat melanggar
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. tujuan dan fungsi hukum dapat
berjalan apabila kode etik perusahaan bersifat transparan dan dilaksanakan oleh
perusahaan, dan juga para buruh harus mengedepankan haknya atas kelayakan
bekerja.

4
Daftar Pustaka

A. (2017, November 22). Teori Gustav Radbruch (Hukum itu Normatif, Karena nilai Keadilan).
Diambil dari https://www.suduthukum.com/2017/11/teori-gustav-radbruch-hukum-itu.html

S., & P. (2002). Undang-undang dasar negara Republik Indonesia: UUD 1945 beserta
perubahan I, II, III & IV: Dilengkapi dengan Dekrit 5 Juli 1959, Piagam Jakarta, UUD
Sementara, Konstitusi RIS. Jakarta, Indonesia: Tatanusa.

Sweatshop. (n.d.). diambil dari https://www.merriam-webster.com/dictionary/sweatshop

Anda mungkin juga menyukai