Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERJANJIAN DALAM KERJA

Disusun Oleh :

Nama : Nur Amelinda

NPM : 21021026

Dosen Pengampu : Risno Mina, SH.MH

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK BANGGAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah -nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul “Perjanjian Dalam
Kerja” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah “Hukum Perikatan Dagang” Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, mungkin terdapat kesalahan yang
belum saya ketahui. Maka dari itu saya memohon saran serta kritik yang bersifat membangun
guna untuk menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Luwuk, 30 Oktober 2023

Penulis :
Nur Amelinda
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 3

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup Dan Kegunaan Dalam Perjanjian Kerja 4

2.2. Proses Pembentukan Perjanjian Kerja 5

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perjanjian Kerja 8

BAB III KESIMPULAN

3.1.Kesimpulan 6

3.2. Saran 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perjanjian dalam kerja adalah dokumen hukum yang mengatur hubungan antara
seorang karyawan (pekerja) dan perusahaan (pengusaha atau majikan) yang
mempekerjakannya. Perjanjian ini memuat berbagai hal penting, seperti hak dan
kewajiban karyawan, kondisi kerja, gaji, jadwal kerja, durasi kerja, serta aturan dan
peraturan yang berlaku di tempat kerja. Secara umum, perjanjian kerja memiliki tujuan
untuk menciptakan dasar yang jelas dan sah bagi hubungan kerja antara kedua belah
pihak, serta melindungi hak dan kewajiban masing-masing.

Perjanjian Kerja Bersama merupakan salah satu upaya untuk memperjuangkan


hak-hak pekerja buruh terhadap perusahaan dan digunakan pula untuk mencapai
kepuasan kerja. Perjanjian kerja bersama hadir sebagai salah satu sarana dalam
melaksanakan hubugan industrial yang harmonis, aman, tentram, dan dinamis.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana Ruang Lingkup dan Kegunaan Perjanjian dalam kerja?


2. Bagaimana Proses Pembentukan Perjanjian Kerja?
3. Apa Saja faktor -faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perjanjian Kerja?

1.3. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah:


1. Untuk Mengetahui Bagaimana Ruang Lingkup dan Kegunaan Perjanjian dalam kerja
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pembentukan Perjanjian Kerja
3. Untuk Mengetahui faktor -faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perjanjian Kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup Dan Kegunaan Dalam Perjanjian Kerja

1. Ruang Lingkup Perjanjian Dalam Kerja

 Identifikasi Pihak: Perjanjian dalam kerja harus mencantumkan identitas jelas dari
kedua pihak yang terlibat, yaitu perusahaan dan karyawan. Ini mencakup nama,
alamat, dan detail pribadi.
 Deskripsi Pekerjaan: Perjanjian harus merinci tugas, tanggung jawab, dan
pekerjaan yang akan dijalankan oleh karyawan. Hal ini mencakup jenis pekerjaan,
tugas khusus, dan harapan yang dihadirkan kepada karyawan.
 Kompensasi: Ruang lingkup perjanjian meliputi gaji, tunjangan, insentif, dan
bentuk kompensasi lainnya yang akan diterima oleh karyawan. Ini bisa mencakup
perincian gaji bulanan, jam kerja, serta bonus atau tunjangan khusus.
 Durasi Kontrak: Perjanjian harus menjelaskan durasi atau masa berlaku kontrak,
apakah itu kontrak jangka pendek atau jangka panjang. Ini dapat mencakup
tanggal dimulainya kontrak dan tanggal berakhirnya.
 Aturan dan Peraturan : Perjanjian harus merinci aturan dan peraturan yang harus
diikuti oleh karyawan selama bekerja di perusahaan. Ini bisa termasuk etika kerja,
kode berpakaian, kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan, dan tata tertib
lainnya.
 Hak dan Kewajiban Karyawan: Perjanjian mencantumkan hak dan kewajiban
karyawan, termasuk hak untuk cuti, asuransi kesehatan, pensiun, serta tanggung
jawab yang harus diemban dalam pekerjaan.
 Pemutusan Hubungan Kerja: Perjanjian kerja juga merinci ketentuan mengenai
bagaimana dan kapan hubungan kerja dapat diakhiri. Ini mencakup alasan
pemutusan dan prosedur yang harus diikuti.
 Kerahasiaan dan Non-Persaingan: Jika relevan, perjanjian dapat mencakup
ketentuan mengenai kerahasiaan informasi perusahaan dan larangan bekerja untuk
pesaing selama atau setelah berakhirnya hubungan kerja.
2. Kegunaan Perjanjian Dalam Kerja
 Mengatur Hubungan Kerja: Perjanjian dalam kerja memberikan landasan hukum
yang jelas untuk hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan. Ini mengurangi
ketidakpastian dan potensi konflik.
 Perlindungan Hukum: Perjanjian ini memberikan dasar hukum untuk melindungi
hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan. Jika terjadi sengketa, perjanjian ini
dapat digunakan sebagai referensi.
 Pemenuhan Hukum: Perjanjian membantu perusahaan mematuhi undang-undang
dan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, meminimalkan risiko hukum, dan
menjaga karyawan merasa dilindungi.
 Kompensasi dan Kondisi Kerja: Perjanjian ini merinci kompensasi karyawan dan
kondisi kerja, menghindari ketidakjelasan atau ketidaksetujuan terkait gaji,
tunjangan, dan aturan kerja.
 Ketertiban dalam Organisasi: Perjanjian kerja membantu menciptakan keteraturan
dalam organisasi dan memastikan bahwa semua pihak memahami apa yang
diharapkan dari mereka.
 Pengaturan Pemutusan Hubungan Kerja: Perjanjian ini merinci prosedur
pemutusan hubungan kerja, yang dapat menghindari masalah hukum dan konflik
ketika karyawan dipecat.
 Peningkatan Produktivitas dan Kinerja: Dengan memberikan kejelasan mengenai
tugas, tanggung jawab, dan harapan, perjanjian ini dapat meningkatkan motivasi
dan kinerja karyawan.
2.2. Proses Pembentukan Perjanjian Kerja

Perjanjiankerja akan melahirkan adanya hubungan kerja antara pengusaha dan


pekerja. Pada asasnya, pengusahadan pekerja mempunyai kebebasan berkontrak dalam
menentukan kondisi dan syarat-syarat kerja dalamperjanjian kerja. Namun, kebebasan
tersebut telah sangat dibatasi oleh campur tangannya negara dalam bentuk Peraturan
Perundang-undangan yang bermaksud melindungi pekerja sebagai akibat
kedudukanpekerja yang lemah dibanding pengusaha.
Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan
(selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan) mendefinisikan perjanjian kerja bersama
sebagai perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh
atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua
belah pihak.

1. Langkah- langkah Pembentukan Perjanjian Kerja

Proses pembentukan perjanjian kerja adalah langkah-langkah yang harus diikuti


untuk menciptakan perjanjian kerja yang sah antara perusahaan dan karyawan. Berikut
adalah materi yang dapat dijelaskan mengenai proses pembentukan perjanjian kerja:

a. Penawaran Pekerjaan
Proses dimulai ketika perusahaan membuat penawaran pekerjaan kepada calon
karyawan yang dipilih. Penawaran pekerjaan harus mencantumkan rincian penting,
seperti posisi, gaji, lokasi kerja, jam kerja, dan tanggal mulai.

b. Negosiasi
Setelah menerima penawaran pekerjaan, calon karyawan dapat memulai proses
negosiasi. Mereka dapat mengajukan pertanyaan, menawar gaji, atau meminta perubahan
lain dalam syarat dan ketentuan yang diajukan oleh perusahaan.

c. Penawaran Akhir
Setelah negosiasi, perusahaan dan calon karyawan mencapai kesepakatan akhir
tentang syarat-syarat perjanjian kerja. Penawaran pekerjaan akhir berisi semua rincian
yang telah disetujui dan menjadi dasar untuk pembuatan perjanjian.

d. Penyusunan Perjanjian
Perusahaan biasanya akan menyusun perjanjian kerja berdasarkan penawaran
pekerjaan akhir. Perjanjian ini mencakup semua rincian yang telah disepakati, seperti
deskripsi pekerjaan, gaji, jam kerja, hak dan kewajiban karyawan, dan aturan perusahaan.
e. Peninjauan Bersama
Setelah perjanjian kerja pertama kali disusun, perusahaan dan karyawan akan
meninjau bersama untuk memastikan semua rincian akurat dan sesuai dengan yang telah
disepakati.

f. Penandatanganan
Setelah peninjauan bersama, perjanjian kerja ditandatangani oleh perusahaan dan
karyawan. Ini adalah tahap terakhir dalam pembentukan perjanjian.

g. Salinan Perjanjian
Setelah penandatanganan, perusahaan harus memberikan salinan perjanjian kerja
kepada karyawan sebagai referensi. Karyawan harus menyimpan salinan ini dengan baik.

h. Implementasi
Perusahaan harus mengimplementasikan perjanjian kerja, memastikan bahwa
semua komitmen, seperti gaji dan manfaat, dipenuhi sesuai dengan yang disepakati.

i. Pemantauan dan Evaluasi


Perjanjian kerja harus dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan
pematuhan terhadap peraturan, kondisi kerja yang disepakati, dan evaluasi kinerja
karyawan.

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perjanjian Kerja

Pembentukan perjanjian kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat bervariasi
tergantung pada konteks dan situasi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat
mempengaruhi pembentukan perjanjian kerja:

1. Hukum dan Regulasi Ketenagakerjaan: Hukum dan peraturan ketenagakerjaan di suatu


negara atau wilayah dapat memberikan kerangka kerja hukum yang mengatur
pembentukan perjanjian kerja. Faktor ini mencakup ketentuan mengenai hak dan
kewajiban karyawan, upah minimum, jam kerja maksimum, cuti, dan peraturan
pemutusan hubungan kerja.
2. Kebutuhan Perusahaan: Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan operasionalnya,
termasuk jenis pekerjaan yang harus diisi, tingkat kompetensi yang diperlukan, dan
jumlah karyawan yang dibutuhkan.
3. Kebutuhan Karyawan: Karyawan memiliki harapan dan kebutuhan tertentu, seperti
kompensasi yang wajar, manfaat, lingkungan kerja yang aman, dan jaminan pekerjaan
yang layak.
4. Negosiasi dan Kesepakatan: Proses negosiasi antara perusahaan dan karyawan dapat
mempengaruhi isi perjanjian kerja. Kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan
mengenai berbagai aspek, termasuk gaji, jam kerja, dan manfaat.
5. Peraturan Perusahaan: Kebijakan dan peraturan perusahaan dapat membatasi atau
mengatur bagaimana perjanjian kerja dibentuk. Misalnya, perusahaan mungkin memiliki
kebijakan yang mengatur tata tertib kerja atau kode etik yang harus diikuti oleh
karyawan.
6. Persyaratan Pekerjaan Spesifik: Setiap pekerjaan memiliki persyaratan dan tanggung
jawab khusus. Ini dapat memengaruhi rincian perjanjian kerja, termasuk deskripsi
pekerjaan dan kualifikasi yang dibutuhkan.
7. Kondisi Pasar Tenaga Kerja: Kondisi pasar tenaga kerja lokal atau industri juga dapat
memengaruhi pembentukan perjanjian kerja. Dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif,
perusahaan mungkin perlu menawarkan insentif yang lebih besar untuk menarik dan
mempertahankan karyawan berkualitas.
8. Budaya Perusahaan: Budaya perusahaan, nilai-nilai, dan praktik yang ada dalam
organisasi dapat mempengaruhi isi perjanjian kerja. Beberapa perusahaan mungkin lebih
fleksibel dalam menawarkan manfaat atau fleksibilitas, sementara yang lain mungkin
memiliki kebijakan yang lebih kaku.
9. Pengalaman dan Kualifikasi Karyawan: Pengalaman, kualifikasi, dan kemampuan
karyawan tertentu dapat memengaruhi gaji, posisi, dan manfaat yang ditawarkan dalam
perjanjian kerja.
10. Kepentingan Pihak Ketiga: Beberapa perjanjian kerja juga dapat dipengaruhi oleh pihak
ketiga, seperti serikat pekerja atau agen penempatan kerja.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan

Perjanjian dalam konteks kerja mengacu pada suatu kesepakatan tertulis atau lisan
antara dua pihak atau lebih yang menentukan syarat-syarat, hak, dan kewajiban yang terkait
dengan hubungan kerja. Perjanjian kerja ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti gaji, jam
kerja, cuti, tugas dan tanggung jawab, periode kontrak, dan hal-hal lain yang relevan dengan
pekerjaan.

3.2. Saran

Demikian pembahasan dari makalah ini.Saya menyadari bahwa dalam penulisan


makalah ini, mungkin terdapat kesalahan yang belum saya ketahui. Maka dari itu saya
memohon saran serta kritik yang bersifat membangun guna untuk menjadi acuan agar saya
bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Tobing, Bisma,(2017)"Perspektif Perjanjian Kerja Bersama Dalam Memotivasi Pekerja.


Jurnal Ilmiah Bisnis dan Keuangan volume 6 nomor 1 tahun 2017.
http://journal.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/diakses tanggal 30 oktober 2023
Santoso, Budi,(2012)"Eksistensi asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian kerja."
Jurnal Arena Hukum volume 5 nomor 3 tahun 2012.
https://arenahukum.ub.ac.id/diakses tanggal 30 oktober 2023
Sridadi, Ahmad,(2015) Perjanjian Kerja Bersama Antara Pengusaha dan Serikat Pekerja
https://repository.unair.ac.id/diakses tanggal 30 oktober 2023
Situmorang, Ruben,(2013)"Tinjauan Yuridis Tentang Perjanjian Kerja Bersama Ditinjau Dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/diakses tanggal 30 oktober 2023
https://journal.ubaya.ac.id/diakses tanggal 30 oktober 2023
https://books.google.co.id/diakses tanggal 30 oktober 2023

Anda mungkin juga menyukai