Anda di halaman 1dari 7

PERISTIWA SEKITAR

PROKLAMASI
INDONESIA
Jepang perang dengan sekutu
Perang Dunia II atau Perang Asia Pasifik berawal dari peristiwa pemboman pangkalan laut
Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawaii) oleh pasukan Jepang pada 8 Desember 1941.
Hal tersebut membuat basis militer Amerika Serikat dan sekutunya di Asia Pasifik dapat
direbut Jepang, seperti Guam, Wake, Bismark, Hongkong, Indocina, Filipina, Birma, Malaya,
Singapura, Thailand dan Indonesia. Jepang ternyata telah terlarut dalam kemenangan dan
menduga kekuatan Amerika Serikat dan sekutunya telah lumpuh. Ketika Jepang berusaha
menguasai Australia, ternyata Sekutu berhasil memukul mundur kekuatan Jepang dalam
pertempuran di Laut Karang pada 7-8 Mei 1942. Akhirnya Jepang memutuskan untuk
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 dan menandai akhir Perang
Dunia II.
Peristiwa rengasdengklok
◦ Berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu ternyata didengar oleh Sutan Syahrir melalui siaran radio.
Sutan Syahrir segera menemui Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dan mendesak kedua tokoh tersebut untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Kedua tokoh tersebut ternyata belum bersedia dan menyatakan akan
mengonfirmasi terlebih dahulu mengenai kebenaran tersebut.
◦ Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB para pemuda dipimpin Chaerul Saleh melakukan pertemuan di
Gedung Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur No. 17 Jakarta dan menghasilkan beberapa keputusan
sebagai berikut:
◦ • 1 Mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan pada hari itu juga.
◦ • 2 Menunjuk Wikana, Darwis dan Subandio menemui Soekarno-Hatta dan menyampaikan keputusan rapat
dengan catatan, kemerdekaan tidak diproklamasikan melalui PPKI.
◦ • 3 Membagi tugas kepada para mahasiswa, pelajar dan pemuda di seluruh Jakarta untuk merebut kekuasaan dari
PERUMUSAN PROKLAMASI
◦ • Ketika Soekarno dan rombongan tiba di Jakarta, mereka langsung menuju rumah kediaman Laksamana
Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 setelah terlebih dahulu singgah di rumahnya masing-masing.
Soekarno-Hatta kemudian diantarkan Laksamana Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal Hoichi
Yamamoto (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Gunseikan menolak menerika Soekarno-Hatta pada
tengah malam. Laksamana Maeda selanjutnya mengantarkan Soekarno-Hatta menemui Somubuco
Mayor Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur / Kepala Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang)
dengan maksud untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di
samping Maeda, mereka juga ditemani Shigetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi sebagai
penterjemah
◦ Pertemuan dengan Jenderal Nishimura ternyata tidak dicapai kata sepakat. Nishimura menegaskan garis
kebijakan Panglima Tentara ke-XVI di Jawa yang menyatakan bahwa dengan menyerahnya Jepang
kepada Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo
(tidak ada satu pun pemerintahan yang berkuasa) di Indonesia.
PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI
KEMERDEKAAN INDONESIA
◦ Setelah berhasil menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, timbullah masalah bagaimana
cara naskah tersebut disebarluaskan. Sukarni mengusulkan agar naskah tersebut dibacakan di Lapangan
Ikada yang telah dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar pembacaan
naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno tidak setuju dengan usul Sukarni tersebut,
karena dikhawatirkan pembacaan naskah proklamasi akan mengalami kegagalan akibat terjadinya
bentrokan antara rakyat Indonesia dan tentara Jepang. Ir. Soekarno sendiri kemudian mengusulkan agar
naskah proklamasi dibacakan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dan usul tersebut disetujui
◦ Pukul 05.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda keluar dari rumah Maeda dengan
diliputi kebanggaan. Sebelum pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
PEMBACAAN PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
◦ • Rumah Soekarno sendiri di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dipadati sejumlah massa. Dr. Muwardi meminta Latief
Hendraningrat beserta anak buahnya berjaga-jaga di sekitar rumah Soekarno untuk menjaga keamanan upacara
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Wakil Walikota Jakarta, Suwiryo meminta Mr. Wilopo untuk
mempersiapkan peralatan-peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan pengeras suara. Sudiro memerintahkan S.
Suhud untuk menyiapkan tiang bendera. Bendera Merah Putih dijahit dengan tangan oleh Ibu Fatmawati dengan ukuran
yang sangat besar (tidak standar).
◦ Lima menit sebelum acara dimulai, Drs. Moh. Hatta tiba dan langsung menuju ke kamar Ir. Soekarno. Kedua pemimpin
bangsa itu keluar dan langsung menuju ke tempat yang telah disediakan dengan diiringi oleh Ibu Fatmawati. Upacara
berlangsung tanpa protokol dan seluruh barisan pemuda yang menunggu sejak pagi berdiri tegap. Tepat pada tanggal 17
Agustus 1945 di hari Jum’at Legi pukul 10.00 WIB di tengah-tenah bulan Ramadhan (bulan Puasa) Soekarno
membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia didampingi oleh Drs. Moh. Hatta
RAFIF JULIO XI.TKROD/24
Sekian dan terimakasihhhhh

Anda mungkin juga menyukai