Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK PENGOLAHAN

LIMBAH RADIOAKTIF

Departemen Radiologi Divisi Kedokteran Nuklir


RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

ANSELMUS, S.Si
PENDAHULUAN
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan
atau bahan serta peralatan yang telah terkena
zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena
pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi
yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak
digunakan lagi.
Sesuai dengan SK BAPETEN No. 03/Ka-
BAPETEN/V-99 harus dikelola sesuai dengan
Ketentuan Keselamatan Pengelolaan Limbah
Radioaktif.
ANSELMUS, S.Si
MAKSUD DAN TUJUAN
Limbah Radioaktif harus dikelola
dengan tujuan untuk melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja, anggota masyarakat,
dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi dan
kontaminasi. Pengelolaan limbah radioaktif
harus berdasarkan Asas Proteksi Radiasi
yang meliputi asas justifikasi, limitasi, dan
optimasi. Pengelolaan dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek keselamatan,
aspek teknis berupa pengurangan volume
dan aktivitas limbah radioaktif, serta aspek
ekonomis.
ANSELMUS, S.Si
MEKANISME ATAU METODE
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
Tahapan pegelolaan limbah radioaktif dalam
mengelola limbah radioaktif dan penghasil radioaktif
berkewajiban :
a. Mengumpulkan, mengelompokan, atau mengolah dan
menyimpan sementara limbah radioaktif tingkat rendah dan
sedang, sebelum diserahkan kepada badan pelaksana.
b. Mempunyai tempat penampungan sesuai dengan volume dan
karakteristik limbah.
c. Mempunyai peralatan untuk mendeteksi limbah.
d. Membuat dan menyimpan catatan mengenai limbah yang
meliputi : kuantitas, karakteristik, waktu dihasilkannya limbah
(untuk penghasil limbah tingkat rendah dan sedang) serta
radionuklida yang terkandung (khusus untuk limbah radioaktif
tingkat tinggi).

ANSELMUS, S.Si
Tahapan proses ini dilakukan di devisi Kedokteran
Nuklir Departemen Radiologi RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta yang mana dalam pengelolaan
limbah radioaktif pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan tempat penampungan sementara,
mengumpulkan dan mengelompokan limbah Radioaktif
sesuai dengan karakteristik limbah. Pada tahap ini limbah Tc-
99 yang berupa jarum suntik, spuit, fial bekas ilusi kita
masukkan kedalam wadah (tempat) sampah yang kita desain
mengikuti aspek Keselamatan Radiasi yaitu dengan melapisi
tempat sampah tersebut dengan Pb. Tutupnya juga kita lapisi
dengan Pb setebal 4 mmPb.
Sedangkan limbah I131 yang punya waktu paruh lebih
besar dari Tc-99 yaitu 8,1 hari kita perlakukan lebih khusus
lagi, dimana gelas aqua bekas pasien minum larutan I131 dan
spuit yang digunakan saat pemberian I131 kita tempatkan
kedalam tabung berlapis Pb setebal Pb setebal 6 mmPb,
dengan tutup yang sangat rapat untuk mencegah penguapan
yang mungkin terjadi.
ANSELMUS, S.Si
Selanjutnya limbah Radioaktif ini akan kita tempatkan
di tempat penampungan yang mana limbah radioaktif kita
klasifikasikan dan tempatkan sesuai dengan tingkat
aktivitasnya (mengacu pada PP No. 27 Tahun 2000). Disini
limbah radioaktif berupa pakaian (linen) kita tempatkan pada
bak-bak sesuai dengan tingkat aktivitasnya, sampai
akhirnya linen atau pakaian tersebut mencapai background
agar dapat di ambil kembali oleh pasien.
Bergitu juga dengan sampah bekas spuit, jarum
suntik Tc-99 tadi kita tempatkan di bak sesuai dengan
tingkat aktivitasnya sampai mencapai background untuk
dapat di limbahkan ke AMDAL dengan dilengkapi berita
acara.
Limbah larutan I131 berupa gelas aqua spuit yang
sudah kita masukkan dalam tabung-tabung berlapis Pb tadi
juga kita tempatkan berurutan sesuai dengan tingkat
aktivitasnya. Sedangkan fial dari larutan I131 kita tempatkan
di container dengan kita tutup rapat sambil menunggu pihak
BATAN yang akan mengambil secara reguler.
ANSELMUS, S.Si
Pengolahan Limbah Radioaktif cair Divisi
Kedokteran Nuklir
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Dengan berpedoman pada prinsip
pengolahan limbah Radioaktif :
- Pengenceran dan Pembauran (Dilute and Disperse) untuk
limbah padat, cair dan gas tingkat rendah.
- Penangguhan dan Peluruhan (Delay and Decay) untuk
limbah padat, cair dan gas dengan waktu paro pendek.
- Pengonsentrasian dan Pengungkungan (Concentration and
Contain) untuk limbah padat, cair dan gas tingkat menengah
dan tingkat tinggi.
Maka pengolahan limbah cair Radioaktif Kedokteran
Nuklir RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Gabungan metode pengenceran dan penangguhan
peluruhan)
ANSELMUS, S.Si
Semua limbah yang kemungkinan timbul
akibat perawatan pasien kita alirkan dengan pipa
paraler yang dilapisi Pb setebal 20 mmPb yang
terbentang dari lantai 3 menuju safety tank yang
kami desain sedemikian sehingga dengan
melalui proses pengenceran dan penangguhan
peluruhan tadi limbah Radioaktif tersebut
dialirkan ke AMDAL dengan batas toleransi yang
diperbolehkan.
Adapun proses yang dilalui untuk
mencapai batas toleransi tersebut adalah melalui
langkah-langkah limbah cair ini akan masuk di
safety tank
ANSELMUS, S.Si
Cara Pengumpulan
Limbah Cair I131
Telah memiliki safety tank yang terkubur dalam
tanah berukuran 3 x 1,5 x 2,5 m3 dan sudah terbagi dua,
perlu di tambah 2 (dua) safety tank dengan ukuran 1,5 x
1,5 x 2,5 m3, sehingga jumlah tank menjadi 4 buah
(empat) buah.

Minggu 1-4 Minggu 5-8 Minggu 9-12 Minggu 13-16

1. 246 mCi 5. 15,375 mCi 9. 0,9609 mCi 13. 0,0601 mCi


2. 123 mCi 6. 7,6875 mCi 10. 0,4805 mCi 14. 0,0300 mCi
3. 61,5 mCi 7. 3,8437 mCi 11. 0,2402 mCi 15. 0,0150 mCi
4. 30,75 mCi 8. 1,9218 mCi 12. 0,1201 mCi 16. 0,0075 mCi
1,8017 mCi

A = 5,6 m3 B = 5,6 m3 C = 5,6 m3 D = 5,6 m3


ANSELMUS, S.Si
Ukuran = 1,5 m x 1,5 m x 2,5 m = 5,625 m3
Cara Pemindahan Limbah
Safety tank A berisi limbah minggu 1, 2, 3, dan
4 dengan rincian :
1. Limbah minggu 1 (minggu ini) = 246 mCi
2. Limbah satu minggu yang lalu = 123 mCi
3. Limbah dua minggu yang lalu = 61,5 mCi
4. Iimbah tiga minggu yang lalu = 30,75 mCi
Setelah safety tank A terisi limbah 4 minggu,
pada minggu ke 5 dipompa ke B, A kosong yang
segera diisi baru (yaitu limbah kegiatan minggu ke 5).
Safety tank A berisi limbah minggu 4 minggu lagi, di
minggu ke 9 safety tank B ke C  B kosong diisi
seluruh isi tank A. Tank A kosong mulai diisi limbah
baru lagi. Demikian seterusnya, sehingga minggu ke
13 dari tank C dipompakan ke tank D dengan besar
aktivitas 0,0601 mCi.
ANSELMUS, S.Si
Kondisi di tank D tidak ada tambahan aktivitas, disini
sempurna proses peluruhan dan penundaan, sehingga di minggu
ke 16 aktivitas tinggal 0,0075 mCi, sekalipun volume tank 5,6 m 3,
apabila hanya kita isi 5m3, konsentrasinya menjadi 0,0075 mCi /
5m3 (7,5 µCi / 5.000 liter = 1,5 x 10-3 µCi/liter). Konsentrasi limbah
1,5 x 10-3 µCi/liter akan dimasukkan ke sewer yang total pengolahan
370 m3 / hari limbah dari seluruh rumah sakit dengan flow 150 – 170
m3 terkumpul sesaat. Seandainya dalam kondisi minim sanitasi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta hanya mengolah limbah
100 m3 pada t waktu, maka konsentrasi dicairkan menjadi 1,5 x 10-3
µCi / 100.000 liter = 1,5 x 10-8 µCi/liter.

Besar paparan dapat di hitung dengan rumus : Γ x A


Dimana Γ dari I131 = 0,22 R/jam/m.Ci

Besar paparannya = (1,5 x 10-8 µCi/liter x (100 m3 + 5 m3)) x 0,22 R/jam/m.Ci


= 1,5 x 10-14 Ci/liter x 105 m3 x 0,22 R/jam/m.Ci
= 1,5 x 10-14 Ci/liter x 1,05 x 105 liter x 0,22 R/jam/m.Ci
= 3,465 x 10-10 R/jam (3,465 x 10-7 mR/jam)

Paparan Radiasi latar wilayah RSCM adalah 0,04 mR/jam (4 x 10-2 mR/jam)
Artinya paparan limbah radioaktifANSELMUS,
tidak terukur
S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si
ANSELMUS, S.Si

Anda mungkin juga menyukai