Anda di halaman 1dari 24

PENILAIAN

PARIPURNA
GERIATRI
Dosen Pembimbing : dr. M. Darma Muda Setia, SpPD, FINASIM

OLEH:
dr. Putri Liyoni Suci
SINDROMA GERIATRI
Sindrom geriatri adalah kumpulan gejala atau masalah kesehatan yang sering dialami oleh
seorang pasien geriatri. Sindrom geriatri ini dikenal juga dengan istilah 14 i yaitu:
1. Berkurangnya kemampuan gerak (immobilisasi);
2. Jatuh dan patah tulang (instabilitas postural);
3. Mengompol (inkontinensia urin);
4. Infeksi (infection);
5. Gangguan fungsi panca indera (impairment of senses);
6. Gangguan gizi (inanition);
7. Masalah akibat tindakan medis (iatrogenik);

PAPDI EDISI KE-6, KEMENKES, 2017


SINDROMA GERIATRI

8. Gangguan tidur (insomnia);


9. Gangguan fungsi kognitif (intelectual impairment);
10. Isolasi/menarik diri (isolation);
11. Berkurangnya kemampuan keuangan (impecunity);
12. Konstipasi (impaction);
13. Gangguan sistem imun (immune deficiency);
14. Gangguan fungsi seksual (impotence)

PAPDI EDISI KE-6, KEMENKES, 2017


DEFENISI

Suatu proses diagnostik interdisiplin, untuk menentukan masalah dan kapabilitas medis,
kemampuan fungsional, psikososial dan lingkungan bagi pasien lanjut usia.
Karena karakteristik dan sindrom pada pasien geriatri berbeda maka diperlukan
pendekatan khusus yang berorientasi bio-psiko-sosial kepada setiap pasien lanjut usia
yang mutlak diperlukan agar penatalaksanaannya paripurna.
Pengkajian paripurna ini sendiri merupakan instrumen dasar yang harus dimiliki oleh
setiap dokter, perawat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan lain-lain yang mengelola
pasien geriatri sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

KEMENKES, 2017
TUJUAN

Untuk merencanakan penanganan yang komprehensif serta tindak


lanjut jangka panjang

KEMENKES, 2017
MANFAAT

Mendapatkan keterpaduan dalam tatalaksana geriatri sehingga


tatalaksana menjadi efektif dan efisien (penghematan biaya
pengobatan).

KEMENKES, 2017
PELAKSANAAN PENGKAJIAN
PARIPURNA GERIATRI
Untuk pelaksanaannya perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Anamnesis
Pada komponen anamnesis, selain keluhan utama dan riwayat penyakit juga harus
ditanyakan riwayat operasi, riwayat pengobatan (baik dari dokter maupun obat bebas),
riwayat penyakit keluarga, anamnesis gizi sederhana serta anamnesis sistem. Anamnesis
sistem amat penting artinya karena acapkali keluhan utama tak sesuai dengan masalah
utama yang menjadi prioritas pengelolaan (yang mengancam jiwa). Selain itu, lanjut usia
dan pasien geriatri sangat mungkin tak mengemukakan keluhannya kecuali bila ditanya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Fisik
Kesadaran
(sistematis)

Keadaan Umum

Tanda-tanda -Tekanan Darah -Heart Rate

Vital -Respiratori Rate -Temparatur

-Numeric Ratio Scale

Status Gizi
(IMT)
Pemeriksaan Kepala
Fisik

Rambut

Mata

Wajah

Kulit wajah

Telinga

Sinus paranasalis &


hidung
Pemeriksaan Bibir
Fisik

Mulut & lidah

Leher

Paru

Jantung

Abdomen

Ektermitas
PELAKSANAAN PENGKAJIAN
PARIPURNA GERIATRI
3. Status fungsional
Menunjukkan derajat kemandirian lanjut usia yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup
lanjut usia.
Penilaian status fungsional dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian:
- Instrumen aktivitas hidup sehari – hari /activity daliy living(ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
- Instrumental Activities of Daily Living (IADL) Lawton
- Instrumen Penilaian Risiko Jatuh pada Pasien Lanjut Usia untuk menilai instabilitas
pada lansia
contoh
PENILAIAN DEPRESI PASIEN LANJUT USIA DENGAN
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
PENILAIAN DEMENSIA DAN GANGGUAN PERILAKU PASIEN
LANJUT USIA

Pemeriksaan daya ingat dan daya pikir, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
adalah :
1. Mini Cog: kemampuan untuk mengingat kembali nama tiga benda segera setelah
disebutkan dan sesudah beberapa saat (kira-kira 3 menit)
2. Pemeriksaan tes menggambar jam atau clock drawing test(CDT)
3. Pemeriksaan tes AMT
4. Pemeriksaan MMSE
Pemeriksaan Mini Cog dan Clock Drawing
Test Pemeriksaan Mini Cog
Cara Pemeriksaan :
1. Mintalah pasien untuk mendengarkan dengan cermat, mengingat, dan kemudian
mengulangi menyebutkan tiga kata yang tidak berhubungan (contoh: bola, melati, kursi)
yang disebutkan oleh pemeriksa.
2. Instruksikan pasien untuk menggambar jam pada selembar kertas kosong atau berikan
pasien dengan lingkaran yang telah disediakan pada selembar kertas
3. Pasien diminta untuk menggambar jam yang menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh
menit (pukul 11.10).
4. Minta pasien untuk menyebutkan kembali tiga kata yang telah disebutkan di awal
pemeriksaan.
5. Bila pasien tidak mampu menyebutkan kata-kata pada awal pemeriksaan, maka tidak
perlu ditanyakan kembali. Karena hal tersebut telah menunjukkan hendaya kognitif.
MMSE
Status
Nutrisi
MNA
(Lansia)
Status Sosial Ekonomi
Meliputi keluarga, lingkungan fisik, masyarakat sekitar, ekonomi dan aspek hukum yang
dapat terkait dengan pasien lanjut usia.
Status sosial yang baik menunjukkan status fungsional dan status kognitif yang masih baik.
Dengan mengenali lingkungan sosial sekitarnya akan mengetahui potensi yang dapat
membantu meningkatkan kualitas hidup lanjut usia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai