Anda di halaman 1dari 40

Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri


SKALA WAKTU GEOLOGI

SKALA WAKTU RELATIF SKALA WAKTU ABSOLUT


Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala
ditentukan berdasarkan atas urutan perlapisan waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan
batuan-batuan serta evolusi kehidupan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung
organisme dimasa yang lalu dalam bebatuan.
Skala relatif terbentuk atas dasar peristiwa- Skala radiometri (absolut) berkembang belakangan
peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang
geologi itu sendiri, diterapkan untuk menjawab permasalahan
permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.
Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu Penentuan umur dengan menggunakan isotop
geologi radioaktif

Umur relatif merupakan pernyataan Umur absolut biasanya dinyatakan dengan angka
suatu umur dengan menggunakan (tahun) yang diperoleh dengan metoda dating
suatu sekuen umur geologi secara kimiawi.
Skala Waktu Geologi
GEOLOGI
SEJARAH
• Mengetahui urutan dari
satuan-satuan waktu
serta kejadian dan
perubahan- perubahan
selama sejarah bumi.
• Mengetahui sejarah
munculnya kehidupan
• Mengetahui pembagian
waktu geologi Kurun,
Masa, Zaman, Kala,
Umur
UMUR MUTLAK-ABSOLUT
• Dikenal sejak
awal abad ke-20, Radioaktif Stabil Isotop Half-life
setelah penelitian (Parent isotope) (Daughter Isotope) (tahun)

lanjut tentang
radioaktif Carbon-14 Nitrogen-14 5730
berkembang. Potassium -40 Argon-40 1.25 x 109
• Perkiraan umur absolut Rubidium-87 Strontium-87 4.88 x 1010
suatu material Samarium-147 Neodymium-143 1.06 x 1011
(termasuk batuan) bisa
Lutetium-176 Hafnium-176 3.50 x 1010
dilakukan berdasarkan laju
Rhenium-187 Osmium-187 4.30 x 1010
peluruhan unsur radioaktif.
Thorium-232 Lead-208 1.40 x 1010
• Laju penguraian unsur
radioaktif ini relatif lambat, Uranium-235 Lead-207 7.04 x 108
yaitu pada rentang waktu Uranium-238 Lead-206 4.47 x 109
yang sangat
UMUR
•RELATIF
Sering dapat ditentukan dengan mengikuti hukum potong-memotong
maupun hukum superposisi.
• Jika suatu batuan yang berbeda dan saling berdekatan dapat diamati, tetapi
kontak antar batuan tidak jelas terlihat, maka melalui analisis
terhadap peta geologi ataupun penampang geologi, maka dapat dilakukan
rekonstruksi untuk mengetahui hubungan antar batuan secara geometri.
• Selain itu, umur relatif
juga sangat umum
diketahui melalui
fosil atau mikrofosil,
dimana fosil-fosil
tersebut dianalisa
berdasarkan sejarah
bumi dan database
fosil yang terbentuk.
Korelasi Waktu

A
A

T2

B
B

T1

C
C
Korelasi Waktu
KONSEP-KONSEP DAN HUKUM-HUKUM DALAM GEOLOGI
DOKTRIN UNIFORMITARIANISME
HUKUM SUPERPOSISI (NICHOLAS STENO)
HORIZONTALITAS (HORIZONTALITY)
SUPERPOSISI (SUPERPOSITION)
KESINAMBUNGAN LATERAL
(LATERAL CONTINUITY)
KESELARASAN DAN KETIDAKSELARASAN (CONFORMITY DAN UNCONFORMITY)
KESELARASAN (CONFORMITY)
KETIDAK SELARASAN (UNCONFORMITY)
DISCONFORMITY
ANGULAR UNCONFORMITY
NONCONFORMITY

GENANG LAUT DAN SUSUT LAUT (TRANSGRESI DAN REGRESI )


TRANSGRESI (GENANG LAUT)
REGRESI (SUSUT LAUT)

HUBUNGAN POTONG MEMOTONG (CROSS-CUTTING RELATIONSHIPS)


DOKTRIN
UNIFORMITARIANISME
James Hutton (1785) Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan
biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-
gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat
ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai “THE
PRESENT IS THE KEY TO THE PAST” dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi
selalu berubah.

William Smith (1769-1839) Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada perulangan lapisan-
lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah membuktikan bahwa dalam perioda waktu yang
sama akan terjadi perulangan lapisan batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan
mempertlihatkan karakter yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang
dikenal dengan hukum suksesi fauna.
HUKUM SUPERPOSISI (NICHOLAS STENO)

HORIZONTALITAS (HORIZONTALITY)
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan
batuan
adalah HORISONTAL, kecuali pada tepi cekungan memiliki
sudut kemiringan asli (initial-dip) karena dasar
cekungannya yang memang menyudut

Principle of original horizontality.


• Proses pembentukan atau pengendapan endapan
sedimen berlangsung (berupa) lapisan-lapisan yang
horizontal.
• Prinsip yang relatif sederhana ini sangat bermanfaat
jika kita berhadapan dengan endapan sedimen yang
menunjukkan kenampakan yang tidak lagi horizontal,
dimana kenampakan tersebut diakibatkan oleh
deformasi atau akibat suatu gaya yang terjadi setelah
endapan sedimen tersebut terendapkan.
Top
Soil
SUPERPOSISI (SUPERPOSITION)
Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu
batuan yang berada pada posisi PALING BAWAH
MERUPAKAN BATUAN YANG PERTAMA TERBENTUK DAN
TERTUA dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
• Sangat umum diterapkan pada batuan sedimen.
• Pada suatu lapisan-lapisan batuan yang normal
(tidak terganggu), maka batuan sedimen yang
terdapat pada bagian atas merupakan batuan yang
paling muda, dimana sebaliknya batuan yang
terdapat di bawahnya akan berumur lebih tua.
• Prinsip hukum superposisi ini dapat diterapkan pada
pemetaan (eksplorasi) endapan batubara atau endapan
residual maupun endapan pada formasi- formasi
batuan yang terkayakan.
KESINAMBUNGAN LATERAL (LATERAL CONTINUITY)
Pelamparan suatu lapisan batuan akan MENERUS
SEPANJANG JURUS PERLAPISAN batuannya. Dengan kata
lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan
sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka
dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah
facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi
apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia,
dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.
KESELARASAN DAN KETIDAKSELARASAN (CONFORMITY DAN
UNCONFORMITY)
KESELARASAN (CONFORMITY) KETIDAK SELARASAN (UNCONFORMITY)
Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan
lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu
(menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya
waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan rumpang waktu pengendapan
ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip)
DISCONFORMITY
yang sama atau hampir sama
Ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis
batuan dengan satu batuan lainnya yang dibatasi
oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh
selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan)

ANGULAR UNCONFORMITY
Ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis
batuan dengan satu batuan lainnya, memiliki
hubungan/kontak yang membentuk sudut.

NONCONFORMITY
Ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis
batuan dengan satu batuan beku atau
metamorf.
GENANG LAUT DAN SUSUT LAUT (TRANSGRESI DAN REGRESI )
TRANSGRESI (GENANG LAUT) : Transgresi dalam pengertian stratigrafi / sedimentologi adalah laju penurunan
dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah
daratan.

REGRESI (SUSUT LAUT) : Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar
cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah
lautan.
HUBUNGAN POTONG MEMOTONG (CROSS-CUTTING
RELATIONSHIPS)
dipotong/diterobos
Hubungan kejadian antara
oleh satu
batuan
batuan
lainnya,
yang
dimana batuan yang dipotong/diterobos
terbentuk lebih dahulu dibandingkan
dengan
batuan yang menerobos.
Law of Cross-cutting Relationship
 Sebuah prinsip yang sangat bermanfaat untuk
bekerja dalam lingkungan batuan beku.
 Batuan yang meng-intrusi akan berumur
lebih muda daripada batuan yang di-intrusi.
 Dapat diterapkan dalam mendiskripsikan
suatu sistem
urat.
 Sering dijumpai pada urat kuarsa pembawa bijih, dimana
suatu set urat dengan arah tertentu mengandung
mineralisasi dan set urat yang lain barren, dimana hal ini
dapat disebabkan oleh perbedaan pada kondisi
pembentukannya.
Proses

Umur Muda
Pengendapan

Pluton
Proses sedimentasi membentuk stratigrafibatuan
(Hukum Horizontal dan Superposisi) Proses Tektonik dan Intrusi Batuan Beku
Menghasilkan struktur geologi dan
deformasi batuan

Permukaan
bumi Proses
Bagian
batuan yang
Pengendapan
ter-erosi Permukaan

Non-conformity
(ketidakselarasan)
Pengangkatan
Pluton Penurunan

Proses pengangkatan dan dilanjutkan dengan proses erosi mengakibatkan Proses penurunan, diikuti oleh
sebagian badan batuan “hilang” ter-erosi, sehingga batuan-batuan yang proses pengendapan endapan-
sebelumnya ada di bawah permukaan menjadi tersingkap dan muncul di endapan sedimen yang lebih muda
permukaan bumi akibat dari proses erosi yangberkelanjutan. sehinggamembentuk bidang
ketidakselarasan.
Contoh Urutan Proses Geologi
Stratigrafi
STRATU : Perlapisan
M : Melukiskan atau memerikan,
GRAFIA
• SRTATIGRAFI: menggembarkan susunan lapisan
sedimen dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan pengetahuan sejarah ttg bumi.

• Perlapisan batuan mengandung makna


penting dlm menentukan umur relatif batuan
dan lingkungan pengendapan dlm hubungan
ruang dan waktu.
• Lapisan batuan sedimen mengandung
catatan penting pada masa silam seperti
iklim,
jenis organisme yg hidup, lingkungan
pengendapan, kapan batuan tsb terbentuk.
Konsep Dasar Stratigrafi
 ATURAN
Tatanama stratigrafi diatur dalam “Sandi Stratigrafi”. Sandi stratigrafi adalah aturan
penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi ataupun tidak resmi, sehingga
terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut
seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan sebagainya.

 HUBUNGAN
Setiap lapis batuan dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun dibawah lapisan
batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapisan lainnya adalah
“SELARAS” (CONFORMITY) atau “TIDAK SELARAS” (UNCONFORMITY).

 PEMBENTUKAN (GENESA)
Setiap lapis batuan memiliki genesa pembentukan batuan tersendiri.
Sebagai contoh, facies sedimen marin, facies sedimen fluvial, facies sedimen
delta, dsb.
Konsep Dasar Stratigrafi
 RUANG
Setiap batuan terbentuk atau diendapkan pada lingkungan geologi tertentu.
Sebagai contoh, genesa batuan sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun, Glacial),
Transisi (Pasang-surut/Tides, Lagoon, Delta), atau Laut (Marine: Lithoral,
Neritik, Bathyal, atau Hadal)

 WAKTU
umur pembentukan batuan berdasarkan Skala Umur Geologi.
Contoh: Batugamping formasi Rajamandala terbentuk pada kala Miosen Awal
Batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk pada kala Eosen Akhir
Perlapisan Batuan Sedimen
• Perubahan iklim, yang berpengaruh pada banyak sedikitnya bahan
sedimen yang diendapkan.

• Perubahan tinggi muka laut(transgresi dan regresi laut),berpengaruh


perbedaan ketinggian antara daerah asal sedimen dengan lingkungan
pada
pengendapan.

• Pengangkatan daerah asal sedimen, berpengaruh pada besar kecilnya erosi,


daya angkut sungai, dan sifat batuan yang diendapkan.

• Pengaruh kimia, misalnya garam-garaman menyebabkan terjadinya


pengendapan secara kimiawi.

• Perlapisan karena organisme, misalnya pada kurun waktu tertentu


lingkungan memungkinkan hidupnya organisme maka terbentuklah lapisan
Satuan-satuan Stratigrafi (Sandi Stratigrafi)
• Lapisan batuan sedimen perlu diberi nama agar mudah dibedakan dengan
lapisan batuan lain. Satuan perlapisan batuan
terkecil yang masih dapat diamati di lapangan disebut LAPISAN (laminae).
• Lapisan-lapisan yang mempunyai kesamaan tertentu misalnya kesamaan
litologi digabung dan disebut FORMASI
(formation).
• Suatu formasi dapat pula dibagi ke dalam anak bagian, misalnya formasi
tersebut terdiri dari lapisan yang berganti-ganti
antara batupasir – lempung - batupasir – lempung maka batupasir dan
lempung disebut ANGGOTA (member).
• Beberapa formasi yang mempunyai persamaan sifat-sifat tertentu
digabungkan menjadi KELOMPOK (group), misalnya beberapa formasi
batuan endapan vulkanik disebut kelompok vulkanik.
• Lapisan, formasi, anggota, dan kelompok biasanya diberi nama menurut
tempat diberikan singkapan terbaik atau berdasarkan tempat pertama kali
diketemukan.
• Contoh: Formasi Tellisa di Sumatera Selatan, terutama terdiri dari lapisan-lapisan
lempung dan napal, diberi nama sesuai nama anak sungai Tellisa (di Jambi)
Pengukuran Stratigrafi
Tujuan pengukuran stratigrafi :
 Mendapatkan data litologi terperinci
dari urut-urutan perlapisan suatu
satuan stratigrafi (formasi),
kelompok, anggota dan sebagainya.
 Mendapatkan ketebalan yang teliti
dari tiap-tiap satuan stratigrafi.
 Mendapatkan dan mempelajari
hubungan stratigrafi antar satuan
batuan dan uruturutan sedimentasi
dalam arah vertikal secara detil,
untuk menafsirkan lingkungan
pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai