Energi
kelompok 3
• 1452000023 Cahyo Pangestu
• 1452000061 Rafli Ferdiansyah
• 1452000043 Achmad Dhoifi
• 1452000014 Ade Ivan Maulana
• 1452000073 Yolan Bagus Putra Iswahyudi
LATAR BELAKANG
Pemanas adalah sebuah objek yang memancarkan panas atau menyebabkan
tubuh lain untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Dan pada kasus pemanas yang
diteliti pada laporan ini membahas mengenai beberapa kasus yang ada di
perindustrian seperti ketel uap pada industri, pengering yang terdapat pada
sistem kinerja dari mesin pengering teh, dan efisiensi pada boiler. Pemanas pada
industri juga bisa disebut dengan suatu pengeringan dan pemanas industri
digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk proses manufaktur, pengeringan,
pemrosesan bahan kimia, dan lainnya.
Studi Kasus
Ketel uap pada Mesin Pengering pada Efisiensi Energi boiler pada
industri pabrik gula industri pabrik teh sistem pembangkit 15 MW
Kasus 1
Studi Kasus
Kondisi Eksisting
Pabrik gula, sebagai salah satu industri padat energi yang memproduksi gula putih dari tebu sebagai
bahan mentah, awalnya didesain untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri dengan menggunakan
ampas tebu sebagai sumber energi yang melimpah dan gratis. Namun, hasil survei di beberapa pabrik
gula di Jawa Timur menunjukkan bahwa ketersediaan ampas tebu tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan energi. Oleh karena itu, pabrik gula harus mengandalkan bahan bakar alternatif seperti
kayu, residu, daun tebu kering, dan sabut kelapa. Meskipun residu biasanya hanya digunakan pada
saat penyalaan ketel, dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan residu telah meningkat secara
signifikan, yang dapat mengakibatkan peningkatan biaya operasional pabrik
Kasus 1
Studi Kasus
Pada kasus ini ketel uap menjadi fokus sentral dalam operasional pabrik gula. Perannya yang sangat vital adalah
menyediakan uap yang esensial untuk berbagai proses kunci dalam pembuatan gula, termasuk gilingan, pemanasan
nira, penguapan nira, pemasakan nira kental, dan pemutaran. Dengan konstruksi ketel yang melibatkan pipa-pipa
yang berinteraksi terus-menerus dengan air dan uap. Tujuannya adalah mengoptimalkan efisiensi penggunaan
energi, menjaga kelancaran operasional, dan memberikan kontribusi positif pada keberlanjutan proses-produksi gula
di industri pabrik gula. Melalui peningkatan efisiensi energi, diharapkan dapat mencapai tujuan pengurangan
dampak lingkungan dan optimalisasi biaya operasional secara keseluruhan
Kasus 1
Studi Kasus
Perhitungan Efisiensi
Kasus 1
Studi Kasus
Dengan melibatkan hasil pengukuran dan analisis data lebih lanjut pada ketel uap yang digunakan di PG
tersebut, dapat dihitung besarnya potensi penghematan energi di dalam pabrik. Total penghematan energi dari
kelima ketel ini mencapai 26.5 GJ/jam atau setara dengan 6.3 Gcal, dengan potensi penghematan energi rata-
rata sebesar 12.5%.
Kasus 2
Studi Kasus
Kondisi Existing
Dan untuk kinerja dari efisiensi pada mesin
pengering teh di PT. Perkebunan Nusantara
Pada kasus ini peneliti membahas tentang proses
dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai
pengeringan di Pabrik Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII
berikut :
Dayeuh Manggung. Dalam kasus yang diteliti berupa alur
sebuah proses pengeringan teh atau sistem penggilingan
dengan mesin open top roller yang sebagaimana open top
roller (OTR) adalah suatu mesin penggulung daun teh yang
terdapat pada pabrik PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Bah
Butong yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan sel pucuk
layu dengan menggulung teh pucuk layu.
Kasus 2
Studi Kasus
Solusi
Dalam kasus diatas yang melibatkan beberapa rumus yang digunakan sebagai bahan efisiensi pada mesin pengering teh dalam rumus
tersebut terdapat efisiensi zona pengeringan, efisiensi termal sistem pengering, dan intensitas konsumsi energi.
Dalam efisiensi zona pengeringan adalah menghitung nilai efisiensi pada sistem yang terdapat pada mesin pengering teh, Efisiensi
termal sistem pengering tersebut, yaitu memperhitungkan manfaat yang diperoleh dan dibandingkan dengan energi termal yang
masuk ke mesin pengering teh sebagai perbandingan pada standar suhu pengering pada mesin pengering teh tersebut, sedangkan
intensitas konsumsi energi menyatakan berapa banyak energi yang harus digunakan untuk menghasilkan produk teh yang sudah jadi
dan yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi tersebut.
Kasus 3
Studi Kasus
Kondisi Existing
Pada PT Indo Bharat Rhayon masalah yang terjadi pada salah satu unit boiler di sistem pembangkit 15
mw,diketahui penurunan performa boiler dari data parameter yang didapat adalah paling besar
disebabkan dari rugi-rugi gas buang kering
Kasus 1
Studi Kasus
Hasil Perhitungan Parameter pada Boiler
Solusi Analisis
Kesimpulan
Rugi-rugi dalam sistem pembakaran dapat mempengaruhi
efisiensi ketel, namun dapat diatasi dengan pemasangan
combustion optimizer dan menghitung nilai efisiensi
menggunakan metode perhitungan tidak langsung yang
memperhitungkan nilai rugi-rugi gas buang kering, rugi-
rugi steam bahan bakar, dan lain-lain.