Anda di halaman 1dari 43

Kuliah Pertemuan ke-4

Model Distribusi Perjalanan


(Trip Distribution Model)
Model distribusi perjalanan dalam Urutan Model
4 Langkah :

Trip Generation

Trip Distribution

Pengertian : Mode Choice

- Definisi
Route Assignment
- Aspek Filosofi

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Pengertian Distribusi Perjalanan

Pemodelan Distribusi atau Sebaran Perjalanan (Trip


Distribustion Model) merupakan suatu tahapan
pemodelan yang memperkirakan distribusi jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona asal (origin, i)
menuju ke suatu zona tujuan (destination, j).

Model sebaran perjalanan juga melibatkan proses


kalibrasi persamaan-persamaan yang akan menghasilkan
seakurat mungkin hasil model terhadap hasil observasi
lapangan dari pola pergerakan asal dan tujuan lalu lintas.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Skematik Pengertian Distribusi
Perjalanan

Konsep Bangkitan dan


Tarikan Perjalanan i Tij j

j1

Tij1
Konsep Distribusi j2
Perjalanan i Tij Tij2
Tij3
j3
Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Kebutuhan data untuk model
distribusi perjalanan

1. Data pola pergerakan/perjalanan asal-tujuan antar


zona sebagai jumlah arus lalu lintas, yang dapat
berupa kendaraan, penumpang atau barang.
2. Matriks interzonal transport impedance (jarak, waktu
atau biaya).
3. Distribusi frekuensi menunjukkan jumlah pergerakan
untuk setiap kategori transport impedance.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Data Distribusi Perjalanan

 Home interview survei dan survei lalu lintas lainnya (O-D survey dan traffic counting
survey) akan menghasilkan pola lalu lintas (base year) antar zona-zona dalam daerah
studi dimana survei-survei ini juga akan memberikan jumlah pergerakan inter-zona dan
intra-zona.
 Jumlah pergerakan inter-zona tersebut dapat dijadikan data untuk menggambarkan pola
sebaran perjalanan yang terjadi.
 Jumlah arus pergerakan dinyatakan dalam matrik pergerakan atau matrik asal tujuan
(MAT) atau O-D matrix.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
MATRIK ASAL–TUJUAN (MAT)
• MAT disusun sebagai matrik dua dimensi dengan jumlah baris dan kolom
disesuaikan dengan jumlah zona yang diamati.
• Zona Asal (i) terlihat sebagai baris dari matriks
yang menjelaskan darimana sejumlah berjalanan berasal, dan zona
tujuan (j) terlihat sebagai kolom dari matriks
yang menyatakan kemana sejumlah perjalanan didistribusikan.
• Jumlah lalu lintas antara zona i dan zona j dinyatakan dengan Tij dan
terlihat masing-masing kotak dalam MAT.
• Total trip production dan trip attraction dapat dihasilkan dari informasi
MAT. Untuk setiap zona asal, jumlah pergerakan dalam satu garis akan
menghasilkan total trip production pada suatu zona tertentu dan jumlah
kolom akan menghasilkan trip attraction untuk zona tersebut.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
MATRIK ASAL–TUJUAN (MAT)
Tujuan
Zona Zona Zona
(ke) … Total Oi
Asal (dari)
1 2 j

T11 T12 O1
Zona 1 … …

Zona 2 T21 T22 … … O2

Tij Oi
Zona i … … …

.
.
… … … … …
.

Total
Total Dj D1 D2 Dj …
Perjalanan

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Sel Matrik Asal Tujuan
 Jumlah arus lalu lintas (kendaraan, penumpang
dan barang) diperoleh dari hasil survei.
 Perkiraan jumlah perjalanan yang terjadi
dihubungkan dengan data saat ini dengan faktor
pertumbuhan arus lalu lintas.
 Terdapat beberapa metode matematik-statistik
untuk mendapatkan MAT yang akan datang.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Metode Memperkirakan MAT
• Road side interview
Metode • Passenger interview
Langsung • Home interview
• Foto Udara
Metode
Konvensional Metode Analog
• Seragam
• Average
Metode Tak • Fratar
Metode Langsung • Detroit
Mendapatkan • Furness
MAT
Metode
berdasarkan Arus Metode Sintetis
Lalu Lintas • Model Opportunity
Metode Tidak • Model Gravity
• Estimasi entropi
Konvensional • Model Gravity
maksimum
•Model estimasi Opportunity (GO)
kebutuhan transportasi

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil After Tamin, O.Z. (2000)
Matrik Transport Impedance
Informasi lain yang perlu tersedia untuk pemodelan distribusi
perjalanan adalah :
 Matriks yang menunjukkan informasi mengenai spatial separation
untuk masing-masing zona (dalam satuan jarak, waktu atau
biaya). Nilai transport impedance biasanya diasumsikan sebagai
rute terpendek, tercepat atau termurah dari suatu zona asal ke
zona tujuan.
 Dari suatu zona asal ke zona tujuan dalam suatu sistem, terdapat
beberapa kemungkinan rute, yang disebut sebagai tree. Rute
terpendek (dalam hal biaya, jarak atau waktu) dari suatu zona i
ke j disebut sebagai skim tree. Rute tersebut digunakan untuk
mengestimasi transport impedance.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Distribusi Frekuensi Transport
Impedance
Informasi akhir yang penting (distribusi frekuensi dari
transport impedance) didapat dua matriks (survei O-D
dan survei transport impedance).
T
number of
trips

n (transport impedance)

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Contoh pembentukan MAT :
200
200 700
2 300
1 300
300

240 4
450 300 400 400
200 300
300 500
460
3 600
5
300
350 6
100 400 200

: Zona Kajian
Perencanaan Transportasi
: Arus lalu lintas (jumlah perjalanan)
Jurusan Teknik Sipil
dalam smp/jam
Matrik Asal Tujuan
Tujuan
Total
(ke) 1 2 3 4 5 6
Asal (dari) Oi

1 200 700 300 --- 240 --- 1440

2 300 200 --- 300 400 --- 1200

3 450 --- 350 --- 460 --- 1260

4 --- --- --- 300 --- 500 800

5 200 400 300 300 100 600 1900

6 --- --- --- 300 400 200 900

Dj 1150 1300 950 1200 1600 1300 7500

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Model Distribusi Perjalanan
• Model Uniform
• Model Average
Model • Model Fratar
Growth Factor
• Model Detroit
• Model Furness
Model Sebaran
• Model Gravity
Perjalanan
(unconstrained,
production constrained,
Model attraction constrained,
Synthetic fully constrained)
• Model Opportunity
• dll

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Model Distribusi Perjalanan Metode Analogi berdasarkan
Faktor Pertumbuhan (Growth Factor)

1. Model seragam (uniform)


2. Model rata-rata (average)
3. Model fratar
4. Model detroit
5. Model furness

Perencanaan Transportasi Jurusan Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Persamaan Umum Faktor
Pertumbuhan (Growth Factor)
Model faktor pertumbuhan adalah pendekatan
pemodelan distribusi perjalanan yang paling
sederhana dengan persamaan umum sebagai
berikut :

Tij = Qij  E

dimana : Tij = perjalanan yang akan datang dari i ke j


Qij = perjalanan pada base year dari i ke j
E = faktor pertumbuhan

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
1 . MODEL SERAGAM (UNIFORM)
Tij = Qij  E

dimana :
Tij = perjalanan yang akan datang dari i ke j
Qij = perjalanan pada base year dari i ke j
T
E = growth factor = Q

Asumsi : Pertumbuhan lalu lintas dianggap sama untuk


seluruh daerah. Kesalahan akan terjadi pada kota-kota
yang mempunyai tingkat pertumbuhan rata-rata yang tidak
merata.

Perencanaan Transportasi Jurusan Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Filosofi Metode Seragam
2,0
2,0
Tij j

i
Tik k

Distribusi Bangkitan Tingkat pertumbuhan: Tij = 500 perjalanan


Base Year Perjalanan : 2,0 pada tahun ke-n Tik = 340 perjalanan
840 perjalanan

Bangkitan Tij = 1000 perjalanan


Distribusi Perjalanan :
Tahun ke-n Tik = 680 perjalanan
1680 perjalanan

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
2. MODEL RATA-RATA (AVERAGE)
Tij = Qij  (Ei + Ej)/2
dimana :
Tij = perjalanan yang akan datang dari i ke j
Qij = perjalanan pada base year dari i ke j

Ei = Ti / Qi, dan Ej = Tj / Qj

Jika model ini digunakan, total future trip akan dihasilkan


tidak sama seperti yang dihasilkan dari tahapan bangkitan
perjalanan yaitu Ti = Ti(g)

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Filosofi Metode Rata-Rata
2,0 3,0
Tij j

i
Tik k 1,8

Distribusi Bangkitan Tingkat Pertumbuhan utk Tij = 500 perjalanan


Base Year Perjalanan : tahun ke-n Tik = 340 perjalanan
840 perjalanan
Asal Tujuan
Zona i : 2,0 Zona j : 3,0
Distribusi Bangkitan E ij : ZonaEik
k ::1,8 Tij = 1250 perjalanan
Tahun ke-n Perjalanan : [2+3]/2 [2+1,8]/2 Tik = 646 perjalanan
1680 perjalanan

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Simpulan Hasil
 Metode rata-rata menghasilkan sebaran
perjalanan karena besarnya perbedaan tidak
tersebar secara acak tetapi tergantung nilai
tingkat pertumbuhan.
 Zona dengan nilai pertumbuhan yang lebih
rendah dari tingkat pertumbuhan global akan
menghasilkan nilai yang lebih besar dari
perkiraan.
 Karena alasan di atas maka apabila semakin
banyak pengulangan/iterasi yang digunakan
untuk menganalisis sebaran perjalanan, maka
nilai ketepatan menjadi berkurang.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
3. MODEL FRATAR
Model ini mencoba mengatasi permasalahan sebelumnya.
Dasarnya :

1. Distribusi perjalanan dari suatu zona pada waktu yang akan


datang proporsional dengan distribusi perjalanan pada waktu
sekarang.
2. Distribusi perjalanan dimodifikasi dengan faktor pertumbuhan
dari zona kemana perjalanan tersebut berakhir.

Modifikasi tersebut memperhitungkan lokasi zona yang berkaitan


dengan zona lainnya. Faktor pertumbuhan akhir (final) yang
akan digunakan didapat dengan cara coba-coba (iterasi).

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Filosofi Perhitungan
Ei Ed1
ti1
i 1
ti2
Ed2
ti3
2
 Li  Ld 
Tid  tid  Ei  Ed   
 2 
Ed3
N N
3
 tik  tdk
k i k i
Li  N
, Ld  N
 Ek  tik  Ek  tdk
k i k i

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Contoh Analisis :
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 20 40 50 60 170 340 2
ASAL

2 40 30 100 50 220 220 1


3 60 30 20 90 200 500 2.5
4 80 70 60 40 250 750 3
Total 200 170 230 240 840
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 1 3 2 2.67 2.15
Perhitungan nilai Li dan Ld

Li untuk pengulangan pertama


L1 = (t 12+t 13+t 14)/(E12*t12+E13*t13+E14*t14) = (40+50+60)/(1*40+2.5*50+3*60) = 0,4348
L2 = (t 21+t 23+t 24)/(E21*t21+E23*t23+E24*t24) = (40+100+50)/(2*40+2.5*100+3*50) = 0,3958
L3 = (t 31+t 32+t 34)/(E31*t31+E32*t32+E34*t34) = (60+30+90)/(2*60+1*30+3*90) = 0,5238

Ld untuk pengulangan pertama
L1 = (t 21+t 31+t 41)/(E21*t21+E31*t31+E41*t41) = (40+60+80)/(3*40+2*60+2.67*80) = 0,3971
L2 = (t 12+t 32+t 42)/(E12*t12+E32*t32+E42*t42) = (40+30+70)/(1*40+2*30+2.67*70) = 0,4884
L3 = (t 13+t 23+t 43)/(E13*t13+E23*t23+E43*t43) = (50+100+60)/(1*50+3*100+2.67*60) = 0,4118

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Hasil Pengulangan ke-1 :
TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Ei Li
1 20 40 50 60 170 340 2 0.4348
ASAL

2 40 30 100 50 220 220 1 0.3958


3 60 30 20 90 200 500 2.5 0.5238
4 80 70 60 40 250 750 3 0.5526
Total 200 170 230 240 840
Total yad. 200 510 460 640 1810
Ed 1 3 2 2.67 2.15
Ld 0.3971 0.4884 0.4118 0.5128
Iterasi ke-1

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Ei Li
1 16.64 110.78 84.65 151.62 363.6866 340 0.935 1.0010
ASAL

2 15.86 39.79 80.76 60.58 196.9838 220 1.117 1.0671


3 69.07 113.87 46.78 310.99 540.7033 500 0.925 0.9718
4 113.96 327.92 173.59 170.47 785.9427 750 0.954 0.9719
Total 215.5226 592.3544 385.7846 693.6548 1887.316
Total yad. 200 510 460 640 1810
Ed 0.928 0.861 1.192 0.923 0.9590
Ld 0.9887 1.0211 1.0998 0.9282

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Hasil Pengulangan ke-12
Iterasi ke-12

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Ei Li
1 15 93 97 136 340 340 1.000 1.0001
ASAL

2 16 38 104 62 220 220 1.000 0.9997


3 63 97 55 284 500 500 1.001 1.0002
4 106 283 205 157 750 750 1.000 1.0000
Total 200 510 460 640 1810
Total yad. 200 510 460 640 1810
Ed 1.000 1.000 1.000 1.001 1.0000
Ld 0.9998 0.9997 0.9998 1.0003

Kondisi Saat Ini : Kondisi Yang Akan Datang :

TUJUAN TUJUAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 20 40 50 60 1 15 93 97 136
Hasil Hitungan
2 40 30 100 50 2 16 38 104 62
ASAL

ASAL
3 60 30 20 90 3 63 97 55 284
4 80 70 60 40 4 106 283 205 157

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
4. MODEL DETROIT
 Metode ini dikembangkan bersamaan dengan pelaksanaan
pekerjaan Detroit Metropolitan Area Traffic Study dalam
usahanya mempersingkat waktu operasi komputer dan
mengoreksi metode sebelumnya.
 Persamaan Umum :
 Ei  Ed 
Tid = tid  E 
 

 Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur dengan


coba-coba dan iterasi sehingga total trip production dan
trip attraction mendekati untuk faktor koreksi yang kecil (5
atau 10 %)

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Contoh Perhitungan Distribusi Perjalanan
dengan Metode Detroit :

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 20 40 50 60 170 340 2
ASAL

2 40 30 100 50 220 220 1


3 60 30 20 90 200 500 2.5
4 80 70 60 40 250 750 3
Total 200 170 230 240 840
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 1 3 2 2.67 2.15

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Cara Hitung :

 E1E1   2  1
T11  t11    20    18 ,6
 E   2 ,15 
 E1E2  2  3
T12  t12    40    111 ,63
 E   2 ,15 
...
...
...

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Hasil Perhitungan Pengulangan ke-1

Iterasi 1

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 18.60 111.63 93.02 149.02 372.28 340 0.913293
2 18.60 41.86 93.02 62.09 215.58 220 1.020496
ASAL

3 69.77 104.65 46.51 279.42 500.35 500 0.999303


4 111.63 293.02 167.44 149.02 721.12 750 1.040054
Total 218.60 551.16 400.00 639.56 1809.33
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 0.914894 0.925316 1.15 1.000691 1.00037

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Hasil Pengulangan ke-10
Iterasi 10

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 15 92 97 136 340.00 340 1.0
ASAL

2 16 38 105 61 220.00 220 1.0


3 63 97 54 285 500.00 500 1.0
4 105 283 204 158 750.00 750 1.0
Total 200.00 510.00 460.00 640.00 1810.00
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 1.0 1.0 1.0 1.0 1.000000
Kondisi Saat Ini : Kondisi Yang Akan Datang :

TUJUAN TUJUAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 20 40 50 60 1 15 92 97 136
Hasil Hitungan
2 40 30 100 50 2 16 38 105 61
ASAL

ASAL
3 60 30 20 90 3 63 97 54 285
4 80 70 60 40 4 105 283 204 158

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
5. MODEL FURNESS
 Metode ini paling sering digunakan di Inggris yang
juga termasuk metode iterasi. Metode ini
berdasarkan estimasi faktor pertumbuhan (growth
factor) untuk produksi perjalanan dan tarikan
perjalanan, yaitu dua buah faktor pertumbuhan untuk
setiap zona.
 Faktor pertumbuhan (growth factor) tersebut
diaplikasikan pada baris dan kolom MAT untuk
mendapatkan perjalanan masa depan.
 Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur
dengan coba-coba dan iterasi sehingga total produksi
perjalanan dan tarikan perjalanan mendekati untuk
faktor koreksi yang kecil (5 atau 10 %)

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
MODEL FURNESS …
 Metode Furness selalu mempunyai satu
solusi akhir dan terbukti efisien
dibandingkan dengan metode analogi
lainnya.
 Solusi akhir selalu sama, tidak
bergantung dari perhitungan
pengulangan dimulai dari baris atau
kolom.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Contoh Analisis Distribusi Perjalanan
menggunakan Model FURNESS
Suatu daerah studi terdiri dari 4 zone : A, B, C dan D. Distribusi
bangkitan perjalanan dan tarikan perjalanan dijelaskan sebagai
berikut:
200 100
A B
150 500 50 300
100 80 200
200
D 400 300 C

Untuk 5 tahun yang akan datang, diperkirakan bangkitan


perjalanan naik menjadi : zone A = 3 x, zone B = 2,5 x, zone C = 2
x dan zone D = 1,6 x; sedangkan tarikan perjalanan dari masing-
masing zona naik menjadi : zone A = 1,2 x, zone B = 1,5 x, zone C
= 3 x dan zone D = 2,4 x. Tentukan distrbusinya 5 tahun y.a.d !

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Langkah 1 : Distribusi Perjalanan

Distribusi perjalanan saat ini


TUJUAN
A B C D Total Kenaikan Prediksi
A - 200 500 150 850 3 2550
ASAL

B 100 - 300 50 450 2.5 1125


C 200 200 - 300 700 2 1400
D 100 80 400 - 580 1.6 928
Total 400 480 1200 500
Kenaikan 1.2 1.5 3 2.4
Prediksi 480 720 3600 1200

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Langkah 2 : Iterasi 1
Prediksi distribusi perjalanan 5 tahun yad., (Iterasi 1 : Kenaikan Bangkitan)

TUJUAN
A B C D Total
A - 600 1500 450 2550
ASAL

B 250 - 750 125 1125


C 400 400 - 600 1400
D 160 128 640 - 928
Total 810 1128 2890 1175
Seharusnya 480 720 3600 1200
F.Koreksi 0.59 0.64 1.25 1.02

F.Koreksi = Perjalanan seharusnya/Total Perjalanan = 480 / 810 = 0,59

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Langkah 3 : Iterasi 2

Prediksi distribusi perjalanan 5 tahun yad., (Iterasi 2 : F.Koreksi Tarikan)

TUJUAN
A B C D Total Seharusnya F.Koreksi
A - 384 1875 459 2718 2550 0.94
ASAL

B 147.5 - 937.5 127.5 1212.5 1125 0.93


C 236 256 - 612 1104 1400 1.27
D 94.4 81.92 800 - 976.32 928 0.95
Total 477.9 721.92 3612.5 1198.5

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Langkah 4 : Iterasi 3

Prediksi distribusi perjalanan 5 tahun yad., (Iterasi 3 : F.Koreksi Bangkitan)

TUJUAN
A B C D Total
A - 360.96 1762.5 431.46 2554.92
ASAL

B 137.175 - 871.875 118.575 1127.625


C 299.72 325.12 - 777.24 1402.08
D 89.68 77.824 760 - 927.504
Total 526.575 763.904 3394.375 1327.275
Seharusnya 480 720 3600 1200
F.Koreksi 0.91 0.94 1.06 0.90

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Ketelitian

 Ketelitian 5 % : iterasi
dihentikan apabila =
0,95 < faktor koreksi < 1,05

 Ketelitian 10 % : iterasi
dihentikan apabila =
0,90 < faktor koreksi < 1,10

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Catatan :
1. Metode analog mudah dimengerti dan hanya memerlukan
data MAT sekarang dan angka faktor pertumbuhan zona di
masa yang akan datang.
2. Proses iterasi yang sederhana.
3. Jika digunakan pada wilayah studi yang stabil memungkinkan
untuk mendapatkan hasil dengan tingkat ketepatan tinggi.
4. Metode analog memerlukan data MAT yang lengkap  mahal.
5. Diperlukan jumlah zona yang konsisten, sehingga perlu
adanya manipulasi guna mengantisipasi adanya pertumbuhan
zona baru di masa yang akan datang.
6. Jika ditemukan pergerakan antar zona adalah 0, maka tidak
dimungkinkan untuk meramalkan pergerakan yang akan
datang.
7. Pergerakan intrazona tidak dapat detail karena dapat
meningkatkan galat dan membutuhkan jumlah pengulangan
yang semakin banyak.
Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
Kesimpulan
 Model distribusi perjalanan pada intinya adalah
membangun matriks asal tujuan (MAT) untuk memprediksi
sebaran perjalanan di masa yang akan datang.
 Model yang digunakan berupa model analogi dan model
sintetik.
 Model faktor pertumbuhan hanya memperhitungkan faktor
pertambahana arus lalu lintasnya tanpa memperhitungkan
faktor penghambat misalnya biaya maupun waktu
perjalanan.
 Model Furness terbukti yang terbaik (lebih mudah dan
efisien) dibandingkan model analog lainnya. Meskipun
demikian, dari perbandingan hasil antara model Fratar,
Detroit dan Furness menghasilkan distribusi yang hampir
sama.

Perencanaan Transportasi
Jurusan Teknik Sipil
See You Next Class

Anda mungkin juga menyukai