Anda di halaman 1dari 31

UKURAN PENYEBARAN

(DISPERSI)

1
UKURAN PENYEBARAN
(DISPERSI)

2
Pengantar
Dalam pembahasan ukuran pemusatan yang dibahas
sebelumnya, belum memberikan deskripsi yang
mencukupi. Oleh karena itu, perlu dilengkapi dengan
ukuran penyebaran (ukuran dispersi), yang juga
disebut ukuran variasi. Dengan adanya ukuran variasi
menyertai ukuran nilai sentral, maka gambaran
sekelompok data akan menjadi lebih jelas.

Misalkan, terdapat dua buah sampel cat tembok merk A


dan merk B, dengan ukuran sampel yang sama yaitu
lima, setelah diteliti beratnya (dalam kg) diperoleh data
sebagai berikut:
Sampel A 5,1 4,9 5,2 4,8 5,0 = 5
Sampel B 5,0 5,9 4,1 4,3 5,7 = 5 3
Kedua sampel memiliki rata-rata berat yang sama
yaitu 5 kg. Akan tetapi berat cat tembok merk A
lebih seragam dari pada merk B atau berat cat tem-
bok merk B lebih bervariasi dari pada cat tembok
merk A. Dengan kata lain, dispersi berat sampel cat
tembok merk A dari rata-rata beratnya lebih kecil
dari pada cat tembok merk B. Oleh karena itu, bila
ingin membeli cat tembok yang beratnya sesuai
dengan labelnya yaitu 5 kg, maka lebih percaya
membeli cat tembok merk A.
Jadi, yang dimaksudkan dengan penyebaran atau
dispersi suatu data adalah seberapa jauh suatu
data berada atau menyebar dari pusat rangkaian/
kelompok data tersebut.
4
Ada dua macam ukuran penyebaran, yaitu ukuran
penyebaran absolut (range, deviasi kuartil, deviasi
rata-rata dan deviasi standar), dan ukuran pe-
nyebaran relatif (koefisien range, koefisien deviasi
kuartil, koefisien deviasi rata-rata dan koefisien
variasi).
1. Ukuran penyebaran absolut :
 Range
 Deviasi kuartil
 Deviasi rata-rata
 Deviasi standar

2. Ukuran penyebaran Relatif :


 Koefisien Range
 Koefisien Deviasi kuartil
 Koefisien Deviasi Rata-rata
 Koefisien Variasi
5
A. Ukuran Penyebaran Absolut
Range
Range (jangkauan) serangkaian data adalah selisih
nilai (data) terbesar dengan nilai (data) yang terkecil
dalam rangkaian data tersebut. Range merupakan
ukuran variasi yang paling sederhana dan yang
paling mudah dihitung
Range data yang belum dikelompokkan
dengan rumus :
R = xn - xi
R = Range/jarak/jangkauan
xn = nilai data (pengamatan) terbesar
xi = nilai data (pengamatan) terkecil
6
Contoh :
Aset delapan (miliar rupiah) perusahaan yang
dipetik dari laporan keuangannya yang telah
dipublikasikan melalui media cetak (surat kabar)
nasional adalah sebagai berikut:
252 260 265 270 275 280 301 352
Hitunglah rangenya.

Penyelesaian
R = Xn - Xi
= 352 - 252
= 100
Jadi, range-nya Rp 100 miliar
7
Range data yang telah dikelompokkan
Bila datanya telah disusun dalam tabel frekuensi, rangenya dapat dihitung
dengan rumus:

R ==batbatas bawahkelkelaassteterakhi
as bawah rakhirr––batbatasas bawah
bawahkelas pertama
= nilai ttengah tertinggi – nilai ttengah
engah terti engah tterendah
erendah (6.2)

8
Contoh :
Data di bawah ini bersumber dari Tabel 5.1, hitunglah jangkauannya!

Omzet Penjualan Nilai Tengah


Banyaknya
(Juta Rp) (mi)
20 - 29 1 24,5
30 - 39 4 34,5
40 - 49 7 44,5
50 - 59 13 54,5
60 - 69 25 64,5
70 - 79 15 74,5
80 - 89 5 84,5
Total 70
Sumber: Tabel 5.1

Penyelesaian
Batas bawah kelas pertama adalah 20. Batas bawah kelas terakhir adalah 80.
Maka jangkauannya

R = 80 - 20
= 60
atau
Nilai tengah kelas pertama adalah 24,5. Nilai tengah kelas terakhir adalah
84,5. Maka jangkauannya

R = 84,5 - 24,5
= 60
Jadi, jangkauannya adalah Rp 60 juta.

9
Ukuran Variasi dan Deviasi Standar
Ukuran variasi (dispersi) yang paling banyak
digunakan dalam analisis statistik ialah
deviasi standar (simpangan baku).
Deviasi standar(simpangan baku) adalah
akar kuadrat dari variansinya, atau
sebaliknya variansi sekelompok data adalah
pangkat dua dari simpangan bakunya.
variansi (keragaman) data adalah jumlah dari
kuadrat deviasi masing-masing data terhadap
rata-rata hitungnya, dibagi banyaknya data
atau pengamatan.

10
Variansi dan Deviasi Standar sampel Data
Belum Dikelompokan.
Sampel ukuran kecil ( n < 30 ), variansi dan
simpangan baku sekelompok data, dapat dihitung
melalui rumus berikut:

11
Variansi dan deviasi standar sampel
ukuran besar ( n >30)
Bila sampelnya berukuran besar, variansi
dan simpangan baku sekelompok data, dapat
dihitung melalui rumus:
■ VariansilKeragaman

= (6.8)

■ Deviasi standarlsimpangan baku

s= s2 = (6.9)

s = simpangan baku (deviasi standar)


n = ukuran sampel, s2 = variansi (keragaman)
= rata-rata hitung sampel (mean)
xi = nilai data yang ke-i

12
Contoh
Suku bunga deposito berjangka 3 bulan (% per tahun) untuk enam valuta
asing yang ditawarkan oleh sebuah bank, dicatat sebagai berikut:

Valuta Tingkat suku bunga


Asing (% per tahun)
AUS $ 6, 50
Pound 6, 50
Yen 3, 00
Sin $ 3, 50
DM 5, 50
HK $ 4, 50

Dengan menganggap data tersebut sampel acak,


(a) Hitunglah variansinya
(b) Hitunglah deviasi standar keenam suku bunga valuta asing tersebut. Beri-
kan interpretasi terhadap nilainya.

13
Penyelesaian
(a ) Menghitung variansi keenam suku bunga tersebut

Tabel 6.3 Cara Menghitung Variansi dan Simpangan Baku Suku


Bunga Keenam Valuta Asing
Suku bunga
Valuta Asing (xi ) xi - (xi - )2
AUS $ 6 ,5 0 1 ,5 8 2,50
Pound 6 ,5 0 1 ,5 8 2,50
Yen 3 ,0 0 - 1,92 3,69
Sin $ 3 ,5 0 - 1,42 2,02
DM 5 ,5 0 0 ,5 8 0,34
HK $ 4 ,5 0 - 0,42 0,18
Total 2 9 ,5 0 11,23

Dari Tabel 6.3, dapat diketahui bahwa


n = 6 < 30, = 29,5 dan = 11,23
Per rumus (4.1) dihitung dan didapat,

= = = 4,92

Selanjutnya per rumus (6.6) s2 didapat,

= = = 2,25

Jadi, variansinya adalah 2,25 %

14
(b). Menghitung Deviasi Standar Per rumus
(6.9) s didapat,

s = =

= 2, 25

= 1,50
Jadi, simpangan baku keenam suku bunga tersebut adalah 1,50% per
tahun.

Interpretasi nilai s. Nilai s = 1,50% artinya bahwa rata-rata


penyimpangan kelima suku bunga tersebut dari rata-ratanya
sebesar 1,50%

15
Variansi dan Deviasi Standar sampel Data Telah
Dikelompokan.
1. Menghitung variansi dan deviasi standar dengan
cara panjang :
■ Bila Ukuran Sampel Kecil (n < 30)

Variansi /Keragamam

= (6.10)

Deviasi Standar/Simpangan baku

s= (6.11)

16
■ Bila Ukuran Sampel Besar (n > 30)

Variansi/Keragaman

= (6.12)

Deviasi Standar/Simpangan baku

s= (6.13)

s = simpangan baku
mi = nilai tengah kelas ke-i
fi = frekuensi kelas ke-i
= rata-rata
n = ukuran sampel

17
2. Menghitung variansi dan simpangan baku dengan cara pendek

■ Bila Ukuran Sampel Kecil (n < 30)

Variansi/Keragaman

= (6.14)

18
Deviasi standar/Simpangan baku

s=c (6.15)

■ Bila Ukuran Sampel Besar ( n > 30)

Variansi/Keragaman

= (6.16)

Deviasi Standar/Simpanagn baku

s =c (6.17)

s = simpangan baku/deviasi standar


c = interval kelas,
n = ukuran sampel
fi = frekuensi kelas
ke-i, di= deviasi kelas
ke- i

19
Contoh :
Hitunglah simpangan baku dari omset penjualan 70
toko di Kota Ambon dengan cara panjang & pendek
Omset Penjualan (Juta Banyaknya Toko
Rupiah) (Unit)
20 -- 29 1
30 -- 39 4
40 -- 49 7
50 -- 59 13
60 -- 69 25
70 -- 79 15
80 -- 89 5

20
Penyelesaian
(a) Menghitung deviasi standar dengan cara panjang
Tabel 6 .5 Cara Menghitung Simpangan Baku Nilai Omzet Penjualan 70 Toko
Sebuah Komplek Pertokoan Pada Bulan Lalu.

Omzet Penju alan


fi mi fi m i (mi - ) (mi - ) 2 fi (mi - ) 2
(Juta Rp )
20 - 29 1 24,5 24,5 - 37,43 1401,00 1.401,00
30 - 39 4 34,5 138 ,0 - 27,43 752,41 3.009,62
40 - 49 7 44,5 311,5 - 17,43 303,80 2.126,63
50 - 59 13 54,5 708,5 - 7,43 55,20 717,66
60 - 69 25 64,5 1.612,5 2,57 6,60 165,12
70 - 79 15 74,5 1.117,5 12,57 158,00 2.370,07
80 - 89 5 84,5 422,5 22,57 509,40 2.547,02
Total 70 4.335,0 12.337,12

21
Per rumus (4.3) dihitung terlebih dahulu , sebagai berikut:

= 61,93

Dari Tabel 6.5, diketahui bahwa = 12.337,12


Selanjutnya per rumus (6.13) s dihitung dan didapat,

s =

= 13,27

Jadi, simpangan baku omzet penjualan 70 toko di sebuah


komplek per- tokoan yang dimaksud adalah Rp 13,27 juta.

22
b). Menghitung deviasi standar dengan cara pendek.
di = 0 diletakan pada kelas dengan frekuensi terbesar. Kelas-kelas yang
nilai tengahnya lebih kecil dari nilai tengah kelas di = 0, diberi tanda negatif
dan kelas-kelas yang memiliki nilai tengah lebih besar dari nilai tengah
kelas di = 0, diberi tanda positif.

Tabel 6.6 Cara Menghitung Simpangan Baku Nilai Omzet


Penjualan 70 Toko.
Omzet Penju alan
fi mi di fidi di 2 fi di 2
(Juta Rp )
20 - 29 1 24,5 - 4 - 4 16 16
30 - 39 4 34,5 - 3 - 12 9 36
40 - 49 7 44,5 -2 - 14 4 28
50 - 59 13 54,5 -1 -13 1 13
60 - 69 25 64,5 0 0 0 0
70 - 79 15 74,5 + 1 + 15 1 15
80 - 89 5 84,5 + 2 + 10 4 20
Total 70 -18 128

23
Dari Tabel 6.6 dapat diketahui bahwa n = 70, c = 10, = 128, dan

= -18
Per rumus (6.17) s dihitung dan didapat,

s=c

2
128
= 10 ƒ ⎞– ƒ
–18
|⎞ | | |
⎞ 70 J ⎞70
J
= 10 1,8285 – 0,0661 = 10(1,327)
= 13,27

24
B. Ukuran Penyebaran Relatif
Ukuran penyebaran relatif adalah ukuran
penyebaran yang dapat digunakan untuk
membandingkan sebaran dari dua atau
lebih kelompok (distribusi) suatu data yang
memiliki satuan yang sama ataupun satuan
yang ber- beda. Yang termasuk ukuran
penyebaran relatif ialah (1) koefisien dari
range, (2) koefisien dari deviasi kuartil, (3)
koefisien dari deviasi rata-rata, dan (4)
koefisien dari deviasi standar yang lebih
dikenal dengan nama koefisien variasi.
25
• Koefisien Variasi
Koefisien variasi adalah perbandingan antara
simpangan baku sekelompok data dengan rata-rata
hitungnya (mean). Koefisien variasi paling banyak
digunakan dalam statistik untuk membandingkan
kehomogenan (homogenitas) sekelompok data
dengan kelompok data lainnya, baik dengan satuan
yang sama maupun satuannya berbeda. Semakin
kecil koefisien variasinya maka semakin homogen
(seragam) kelompok data tersebut. Maksudnya
data-data tersebut terkonsentrasi dekat ke pusat
(rata- rata) kumpulan data tersebut. Koefisen variasi
untuk sampel dirumuskan sebagai berikut:

26
KV = x 100 % (6.22)

KV = koefisien variasi
s = standar deviasai/simpangan baku
sampel = rata-rata hitung sampel

27
Contoh
Pada label susu bayi merk A dan merk B tertera berat netto 400 gram. Hasil
pemeriksaan dua buah sampel berukuran 10, berupa 10 kaleng susu bayi
merk A dan 10 kaleng susu bayi merk B, mengenai berat nettonya diperoleh
hasil sebagai berikut:
= 400 gram = 400 gram
sA = 80 gram sB = 125 gram
(a) Hitunglah koefisien variasi berat netto susu bayi merk A dan merk B tersebut
(b) Bila kita ingin membeli susu bayi yang berat nettonya sesuai dengan yang
tertera pada labelnya yaitu 400 gram, susu bayi merk manakah yang se-
baiknya di beli? Berikan alasan.

Penyelesaian
(a) Menghitung koefisien variasi berat netto masing-masing susu bayi
Per rumus (6.22) dapat dihitung masing-masing koefisien variasinya

KVA = x 100% KVB = x 100%

28
= x 100% = x 100%

= 20% = 31%

Jadi, koefisien variasi berat netto susu bayi merk A


adalah 20% dan koefisien variasi susu bayi merk B
adalah 31%.

b. itu menunjukkan bahwa berat netto susu bayi merk A


lebih seragam dari pada berat netto susu bayi merk B,
maka sebaiknya dibeli susu bayi merk A. Dengan kata
lain, perbedaan berat netto susu bayi merk A tersebut
satu sama yang lainnya, lebih kecil dari perbedaan
berat netto susu bayi merk B.
29
SEKIAN &
SEE YOU NEXT SESSION

30
TUGAS
Hasil survei tentang penghasilan bersih per bulan yang
diperoleh 100 Biro Perjalanan Wisata (BPW),
ditabelkan sebagai berikut:
Penghasilan Bersih Kuantitas Biro Perjalanan
(Juta Rupiah) Wisata (Unit)
40 - 44,9 8
45 - 49,9 42
50 - 59,9 25
60 - 64,9 15
65 - 69,9 8
70 - 74,9 2
Total 100

Hitunglah : Simpangan baku dengan cara panjang maupun


pendek
31

Anda mungkin juga menyukai