Tulang Dada & Rusuk dinding toraks anterior dan terdiri dari tiga bagian yang biasanya menyatu
pada usia 25 tahun. Adapun tiga bagian yang dimaksud adalah manubrium
yang berartikulasi dengan klavikula, tulang rusuk pertama serta bagian dari
tulang rusuk kedua. Tubuh sternum berartikulasi secara langsung atau secara
tidak langsung dengan bagian rusuk kedua dan kolom ketiga sampai
kesepuluh. Proses xiphoid terdiri dari tulang rawan hialin selama bayi dan
masa kanak-kanak dan tidak mengeras sepenuhnya sampai sekitar usia 40
bulan. Sebanyak dua belas pasang tulang rusuk membentuk sisi rongga dada.
Tulang rusuk bertambah panjang dari yang pertama hingga tulang rusuk
ketujuh, dan kemudian panjangnya berkurang pada tulang rusuk kedua belas.
Setiap tulang rusuk berartikulasi posterior dengan vertebra toraks. Pasangan
rusuk pertama sampai ketujuh memiliki anterior langsung ke tulang dada
oleh strip tulang rawan hialin yang disebut tulang rawan kostal. Tulang
rusuk ini disebut tulang rusuk sejati. Sisa lima pasang tulang rusuk disebut
tulang rusuk palsu karena kartilago kosta menempel secara tidak langsung ke
tulang dada atau tidak menempel pada tulang dada sama sekali. Tulang
rawan kedelapan, kesembilan, dan pasang kesepuluh tulang rusuk menempel
satu sama lain, lalu ke tulang rawan sepasang tulang rusuk ketujuh. Tulang
rusuk palsu kesebelas dan keduabelas juga dikenal sebagai tulang rusuk
mengambang karena tulang rawan kosta pada ujung anterior tidak menempel
pada tulang dada sama sekali. Tulang iga mengambang dan menempel hanya
di posterior tulang vertebrata. Jarak antar tulang rusuk yang disebut juga
ruang intercostal ditempati oleh otot interkostal, pembuluh darah, dan saraf.
Tulang Tangan
Carpals (wrist) : Tulang carpal terdiri dari 8 tulang pendek yang
berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan
ujung proksimal dari tulang metacarpal. Antara tulang-tulang
carpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut
adalah scaphoid, lunatum, triqutrum, piriformis, trapezium,
trapezoid, capitatum, dan hamatum. (Moore, 2002).
Metacarpals (palm) : Metacarpal terdiri dari 5 tulang yang
terdapat pada pergelangan tangan dan bagian proksimalnya
berartikulasi dengan distal tulang-tulang carpal. Khususnya di
tulang metacarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat
tulang sesamoid (Moore, 2002).
Phalangers (fingers) : Tulang-tulang phalangs adalah tulang-
tulang jari, terdapat dua phalangs di setiap ibu jari (phalangs
proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya
(phalangs proksimal, medial, dan distal). Sendi engsel yang
terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan
menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
(Moore, 2002).
Kaki manusia merupakan struktur mekanis yang kuat dan kompleks, kaki
terdiri dari 26 tulang dan 33 sendi yang mana 20 dari sendi ini
Tulang Kaki artikulasinya aktif, serta terdiri atas ratusan otot, tendon, dan ligamen.
Kaki manusia dapat di bagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu hindfoot (kaki
belakang), midfoot (kaki tengah), dan forefoot (kaki depan) (Snell, 1997).
Hindfoot dimulai dari talus atau tulang pergelangan kaki, dan calcaneus
atau tulang tumit. Dua tulang panjang dari tungkai bawah terhubung
dengan bagian atas dari talus, dan dibentuk oleh sendi subtalar, sementara
calcaneus yang merupakan tulang terbesar di kaki diposisikan oleh
lapisan lemak di bagian inferior kaki (Klenerman, 1976). Midfoot
terdapat lima buah tulang yang irreguler, yaitu tulang cuboid, naviculare,
dan tiga tulang cuneiforme yang membentuk lengkungan pada kaki yang
mana berfungsi sebagai penahan terhadap syok. Midfoot dihubungkan
dengan bagian hindfoot dan forefoot oleh fascia plantaris (Klenerman,
1976). Forefoot dibentuk oleh kelima jari jari kaki bagian proksimalnya
berhubungn dengan lima tulang panjang yang membentuk metatarsal dan
distal metatarsal bersendi dengan phalanx Setiap jari kaki memiliki tiga
phalanx kecuali jempol kaki yang hanya memiliki dua phalanx. Sendi
yang menghubungkan antar phalanx disebut sendi interphalangeal. Dan
yang menghubungkan antara metatarsal dan phalanx disebut sendi
metatarsophalangeal (Klenerman, 1976).
Persendian
Setiap tulang dalam tubuh membentuk sendi dengan setidaknya satu
tulang lainnya. Sendi, juga disebut artikulasi, merupakan tempat di mana
dua atau lebih tulang bertemu. Mereka memiliki dua fungsi: Mereka
menjaga tulang-tulang agar tetap terikat secara aman tetapi juga
memungkinkan kerangka yang kaku untuk bergerak. Sendi
diklasifikasikan dengan dua cara - secara fungsional dan struktural.
Klasifikasi fungsional berfokus pada jumlah gerakan yang diizinkan oleh
sendi. Berdasarkan ini, ada sinartrosis, atau sendi yang tidak dapat
digerakkan; amfiartrosis, atau sendi yang sedikit dapat digerakkan; dan
diartrosis, atau sendi yang bebas digerakkan. Sendi yang tidak dapat
digerakkan dan sedikit dapat digerakkan terbatas terutama pada kerangka
aksial, di mana lampiran yang kuat dan perlindungan organ internal
adalah prioritas. Sendi yang bebas digerakkan dominan di anggota tubuh,
di mana mobilitas penting.
Secara struktural, ada sendi fibrosa, kartilaginosa, dan sinovial.
Klasifikasi ini didasarkan pada apakah jaringan serat, kartilago, atau
rongga sendi memisahkan daerah-daerah tulang di sendi. Sebagai aturan
umum, sendi fibrosa tidak dapat digerakkan, dan sendi sinovial bebas
dapat digerakkan. Meskipun sendi kartilaginosa memiliki contoh yang
tidak dapat digerakkan dan sedikit dapat digerakkan, sebagian besar
adalah amfiartrosis. Karena klasifikasi struktural lebih jelas, kami akan
berfokus pada skema klasifikasi tersebut di sini.
Persendian menurut kemungkinan geraknya
Sendi dapat diklasifikasikan menurut kemungkinan geraknya: tidak dapat bergerak, sedikit bergerak dan bergerak luas.
Sendi yang tidak dapat bergerak, Articulatio fibrosa, hubungan antar tulang dengan fibrous seperti pada sutura
tulang tengkorak. Di klasifikasikan menjadi 3, yaitu: Synarthrosis,mempunyai karakteristik disatukan oleh jaringan
fibrosa.Subklasnya yaitu: Sutura secara berkelok-kelok saling bersesuaian, dengan sedikit jaringan fibrosa dan
praktis tidak ada gerakan. Syndemosis, Hubungan antar tulang dengan jaringan fibrosa yg banyak dan hanya sedikit
terjadi gerakan. Contoh : hubungan tibia dan fibula (syndenmosis distal tibiafibularis), hubungan antara radius dan
ulna (syndemosis distal radioulnaris). Gomphosis, hubungan tulang berupa tonjolan dan soket (kantong). Contoh:
hubungan gigi dengan tulang rahang (articulatio dentoalveolaris)
Sendi dengan Gerakan sedikit, Articulatio Cartilaginea, hubungan antar tulang disatukan oleh tulang rawan
cartilago hyalin atau fibro cartilago. Ada beberapa sub klas Syncondrosis, hubungan antar tulang bersifat temporer,
dimana tulang rawan yang terjadi saat embrional dapat berkembang menjadi tulang keras pada masa dewasa, dan
dapat melayani pertumbuhan dari tulang yang bersendi. Contoh: hubungan antar tulang-tulang tengkorak.
Symphisis, hubungan antar tulang di satukan oleh jaringan fibrocartilago. Contoh: Symphisis pubis, Symphisis
intervertebralis, dan Symphisis manubriosternalis.
Sendi dengan bergerak luas, Articulatio synovialis (dhiarthrosis), mempunyai karakteristik terdapat ruangan
spesifik yang memungkinkan gerakan menjadi lebih bebas. Pada ruang ini terdapat cairan “Synovialis” yang
berfungsi sebagai pelumas, yang dihasillan oleh lapisan dalam pembungkus sendi (Capsule joint) yang disebut
membrana synovialis. Ujung-ujung tulang yang ditutupi tulang rawan dan di perkuat dibagian luarnya oleh kapsula
sendi dan ligamentum. Kapsula sendi ada dua lapisan, yaitu: Bagian luar disebut stratum (membrana) fibrosum dan
Bagian dalam disebut stratum (membrana) synovialis.
Lengkungan alami pada tulang belakang layaknya bentuk huruf S
Tulang Punggung yang tampak dari samping. Lengkungan ini mencakup leher
(servikal), dada/punggung atas (torakal) dan bawah
(lumbal/lumbar). Struktur tulang belakang seperti ini memberi
keseimbangan dan membantu postur tubuh tetap tegak. Tulang
punggung terdiri atas 33 tulang yang saling bertumpuk.
Kelainan pada tulang dapat mempengaruhi tinggi badan seseorang. Kelainan bisa
terjadi sejak masih dalam kandungan ataupun karena faktor penyakit yang diperoleh
setelah dilahirkan maupun setelah dewasa. Sehingga kita mengenal kategori tinggi
badan manusia (Snell, 1997).
Gangguan dan Kelainan Sistem Rangka Manusia
Gigantisme disebabkan karena kelainan hormon pertumbuhan yang dapat
mengakibatkan pertumbuhan tulang terjadi dengan sangat cepat. Sebaliknya,
kekurangan hormon dalam jumlah besar menyebabkan terjadinya penutupan
lempeng epifiseal terlalu cepat sehingga tulang tidak bertambah panjang lagi
akibatnya ukuran tinggi badan menjadi sangat pendek (Snell, 1997).