Anda di halaman 1dari 48

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2 TAHUN 2023


TENTANG
PERATURAN PELAKSANA PP NOMOR 66 TAHUN 2014
TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN

Ir. Sofwan, MM
JF Tenaga Sanitasi Lingkungan, Dit Penyehatan Lingkungan
2023
Latar Belakang:
• Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan menyebutkan
bahwa kualitas lingkungan yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan melalui media
lingkungan di Permukiman, Tempat Kerja, Tempat Rekreasi, dan Tempat Fasilitas Umum.

• Perlu dilakukan pengendalian pencemaran di media lingkungan yaitu pada media air, udara,
Tanah, pangan dan sarana bangunan dan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.

• Pengendalian dilakukan melalui upaya penyehatan, pengamanan dan pengendalian -- > untuk
memenuhi SBMKL dan Persyaratan Kesehatan.

Amanat PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan yang diamanahkan untuk diatur dengan PMK

1.Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan


2.Upaya penyehatan media air, udara, tanah, pangan, serta sarana dan bangunan;
3.Upaya Pengamanan melalui pengolahan limbah dan Persyaratan teknis di fasilitas pelayanan kesehatan;
4.Upaya Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit;
5.Tata cara dan upaya penyelenggaraan kesling dalam kondisi matra dan ancaman global perubahan iklim;
6.Tata cara pembinaan; dan
7.Tata cara pengawasan.
2
Materi yang diatur dalam Peraturan Menteri

a. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan


Persyaratan Kesehatan media air, udara, Tanah, Pangan,
Sarana dan Bangunan, dan Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit;
b. upaya Penyehatan;
c. upaya pelindungan kesehatan masyarakat;
d. persyaratan teknis proses pengelolaan limbah dan
pengawasan terhadap limbah yang berasal dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
e. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit;
f. tata cara dan upaya penyelenggaraan kesehatan
lingkungan dalam kondisi matra dan ancaman global
perubahan iklim; dan
g. tata cara pembinaan dan pengawasan.
PMK yg dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
• a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80/Menkes/PER/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel;
• b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan;
• c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum;
• d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan;
• e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran;
• f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskemas;
• g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah;
• h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum;
• i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum;
• j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1018/Menkes/PER/V/2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan
terhadap Dampak Perubahan Iklim (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 344);
• k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Menkes/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara
dalam Ruang Rumah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 334);
• l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/PER/VI/2011 tentang Pedoman Higiene Sanitasi
Jasaboga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 372);
• m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 035 Tahun 2012 tentang Pedoman Identifikasi
Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 914);
• n. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1111);
• o. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 864);
• p. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit serta Pengendaliannya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1592); dan
• q. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 296) sepanjang
mengatur terkait Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan media lingkungan di rumah sakit,
Lingkup SBM KL dan Persyaratan Kesling
Tempat dan Fasilitas
Permukiman Tempat Kerja Tempat Rekreasi Umum
• fasilitas pendidikan;
• rumah dan • perkantoran; • tempat bermain • tempat ibadah;
perumahan; • pergudangan; anak; • hotel;
• lembaga • bioskop; • rumah makan dan usaha lain
• industri;
pemasyarakatan dan yang sejenis;
rumah • tempat kerja • lokasi wisata; • sarana olahraga;
tahanannegara; lainnya • Tempat Rekreasi • sarana transportasi darat,
• kawasan militer; lainnya. laut, udara, dan kereta api;
• panti dan rumah • stasiun dan terminal;
singgah; dan • pasar dan pusat
• tempat Permukiman perbelanjaan;
• pelabuhan, bandar udara,
lainnya. dan pos lintas batas
daratnegara; dan
• Tempat dan Fasilitas Umum
lainnya (Fasyankes)

PP 47/2016 ttg Fasyankes


(RS, Puskesmas, Klinik,
Lab, dll)
KESEHATAN
LINGKUNGAN
FASYANKES
PP 47 Tahun 2016 ttg
Fasyankes
a. tempat praktik mandiri Tenaga
Kesehatan;
b. pusat kesehatan masyarakat;
c. klinik; • PMK No. 71 Tahun 2019 ttg
Kesling RS
d. rumah sakit; • PMK No. 1428 tahun 2006 ttg
e. apotek; Kesling Puskesmas

f. unit transfusi darah;


g. Iaboratorium kesehatan;
h. optikal;
PMK No. 7 Tahun 2019 PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PMK 2/2023
RS

Penyehatan Pengamanan Pengendalian Pengawasan

Air, Linen,
Udara, Vektor Dekontaminasi,
1.Limbah
Tanah, Biantang Pembawa Konstruksi/Renovasi
2.Radiasi
Pangan Siap Saji, Penyakit RS Ramah
Sarana Prasarana Lingkungan
Pengaturan Kesling
(PMK No. 2 Thn 2023)

• Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL)


• Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Pencegahan
• Upaya Penyehatan penyakit dan/atau
• Upaya pelindungan kesehatan masyarakat gangguan kesehatan
dari FRL 🡪 untuk
• Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah yang Berasal dari mewujudkan kualitas
Fasyankes lingkungan yang
• Upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan dalam kondisi sehat baik dari aspek
matra dan ancaman global perubahan iklim fisik, kimia, biologi,
maupun sosial.
• Pendekatan one health dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan
• Tata cara pembinaan dan pengawasan
Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan
• Media Air
• Media Udara
• Media Tanah
• Pangan Olahan Siap Saji
• Media Sarana dan Bangunan
SBMKL dan Persyaratan Kesehatan Media Air

Kuantitas Kualitas Waktu Pemeriksaan

a. PMK 2/2023 PMK 2/2023 a. PMK 2/2023


Air Minum; a. Air Minum : Air untuk HS : 6 bln (kimia)
5 – 7,5 ltr/TT/hr b. E Coli : 0 1 bln (biologi)
CFU/100 ml
b. PMK 7/ 2019 Kesling RS c. Tot Coliform : 0 b. PMK 7/ 2019
Air minum : 5 ltr/ tt/hr CFU/100 ml Air u HS : 6 bln (Kimia)

Air u HS : Bedasarkan Type c. PMK 1428/2006 ttg Puskemas


RS Air u HS : 2 kali/thn (musim hujan n kemarau)
A,B : 400-450 lt/tt/hr
C,D : 200 – 300 lt/tt/hr
Rawat jln : 5 ltr/org/hr.

c. PMK 1428/2008 Puskesmas


Pengunjung, karyawan :
Non perawatan : 15-20
lt/org/hr
Perawatan : 40-60 lt/org/hr
SBMKL AIR UTK KEBUTUHAN
SBMKL Air Minum HIGIENE SANITASI
(Parameter Wajib)
PMK N0. 7 THN 2019
Penggunaan air khusus di Fasyankes
• Air untuk pemakaian khusus yaitu hemodialisis dan
kegiatan laboratorium.
• SBM air untuk hemodialisis meliputi parameter biologi
dan kimia,
• SMB air untuk hemodialisis , dlm colony forming unit
(CFU) per mili liter media atau CFU/ml.
• SBM air untuk kegiatan laboratorium meliputi parameter
fisik, biologi dan kimia.
PMK N0. 7 THN 2019
PMK 7/2019
Persyaratan Kesehatan Air

1) Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit, dan
tempat perkembangbiakan Vektor

a) Tidak menjadi tempat perkembangbiakan Vektor dan Binatang Pembawa

Penyakit.

b) Lingkungan sekitarnya selalu dalam keadaan bersih dan tertata.

c) Bebas dari sumber pencemaran baik dari kegiatan domestik maupun industri.

2) Aman dari kemungkinan kontaminasi

Tidak ada cemaran minyak yang terlihat jelas yang menyebabkan perubahan warna dan bau.
SBMKL dan Persyaratan Kesehatan media udara
Peruntukan SBMKL Ketentuan Pengawasan

a. Udara Dalam Ruang; a. fisik; Udara Dalam Ruang


minimal 1 (satu) kali setahun dan jika perubahan
b. kimia; dan penggunaan desinfektan dilakukan pengambilan sampel
dan pemeriksaan parameter kualitas udara (kuman, debu
c. kontaminan biologi dan gas).
PMK 7/2019 minimal 2 kali/ thn

b. Udara Ambien yang Fisik : 4 parameter sesuai dengan ketentuan dlm dokumen
memajan langsung pada (suhu, kelembaban, lingkungan (6 bln sekali)
debu, kebisingan)
manusia. Kimia : 6 parameter
(CO, O3, NO2, SO2,
TSP, Pb)
SBM Udara Indoor Fisik

PMK 2/ 2023 PMK 7/ 2019


PMK 2/2023
PMK N0. 7 THN 2019k
PMK 2/2023 PMK N0. 7 THN 2019k

Tdk diatur
Kebisingan

PMK 2/ 2023 PMK 7/ 2019


SBM Udara Indoor Kimia

SAMA

PMK 2/ 2023 PMK 7/ 2019


Mikrobiologi
PMK 2/ 2023
PMK 7/ 2019

SAMA
Pemeriksaan hanya mencakup mikroba total tanpa
mengidentifikasi jenis. Bila surveilans akan dilakukan maka
untuk pengambilan sampel mewakili minimum 10% dari
volume ruangan dan tersebar merata secara spasial antara
lain di depan pintu masuk ruang kamar operasi, di atas meja
operasi dan di sudut ruangan.
PMK No.1428/ 2006 ttg Kesling Puskesmas
Persyaratan Kesehatan Udara Dalam Ruang
1. Terdapat sirkulasi dan pertukaran udara
• Sistem penghawaan/ventilasi harus menjamin terjadinya pergantian udara yang
baik di dalam ruangan yaitu dengan sistem ventilasi silang dengan luas ventilasi
minimal 10-20% dari luas lantai atau menggunakan ventilasi buatan.
2. Terhindar dari paparan asap
• Media Udara Dalam Ruang harus terhindar dari paparan asap, antara lain asap
rokok, asap dapur, asap dari sumber bergerak (contoh asap kendaraan bermotor),
dan asap dari sumber lainnya.
3. Tidak berbau tidak sedap
• Media Udara Dalam Ruang harus terbebas dari bau tidak sedap, terutama bebas
dari H2S dan amoniak.
4. Terbebas dari debu
• Media Udara Dalam Ruang harus tidak terlihat banyak partikel yang beterbangan.
SBMKL media Tanah terdiri atas unsur

Peruntukan SBMKL Ketentuan Pengawasan


Tanah yang tercemar alami a. fisik; Pada awal pembangunan
dan Tanah yang tercemar oleh b. kimia;
kegiatan manusia c. biologi; dan
d. radioaktif
SBMKL Media Tanah

PMK 2/ 2023 PMK 7/ 2019


PMK 2/ 2023
PMK 7/ 2019
SBMKL untuk Pangan Olahan Siap Saji

Peruntukan SBMKL Ketentuan Pengawasan

Persyaratan Kesehatan a. biologi; Internal RS :


untuk Pangan Olahan Penjamah : 2 kl/ thn pemeriksaan Kesehatan
Siap Saji b. kimia;
External (Dinkes):
RS : Jasa boga gol B Sewaktu-waktu
PMK 2/ 2023
PMK 2/ 2023
SBMKL media Sarana dan Bangunan
Peruntukan SBMKL Persyaratan Kesehatan

Ketersediaan dan kecukupan sesuai Paling sedikit bagi Parameter dapat dinilai pada bahan bangunan
persyaratan parameter: yang digunakan dan/atau kualitas Udara
a. debu total; Dalam Ruang
b. asbes ; dan
(pd media udara Persyaratan Kesehatan :
ruang) • Lokasi
• Ruangan Umum
c. timah hitam (Pb) • Langit-langit
untuk bahan • Ruangan u tidur
bangunan • Tangga
• Lantai
• Atap
• Dinding
• Ventilasi
• Pencahayaan
• Sarana sanitasi
• Evisiensi energy
• Manajemen kebersihan
• dll
SBMKL Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Peruntukan SBMKL Ketentuan Pengawasan

Ketersediaan dan kecukupan sesuai a. jenis;


persyaratan
b. kepadatan; dan

c. Habitat
perkembangbiakan
Pemerintah Daerah dapat menetapkan SBMKL untuk media
lingkungan dengan parameter yang lebih banyak atau nilai
baku mutu yang lebih ketat dari SBMKL yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri ini. (untuk wilayah spesifik)
PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH DAN PENGAWASAN
TERHADAP LIMBAH YANG BERASAL DARI FASYANKES

• Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan proses pengolahan limbah


yang dihasilkan.
• Limbah yang dihasilkan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat berupa limbah
medis dan limbah nonmedis atau domestik. (limbah padat, cair, dan gas).
• Limbah medis meliputi ; limbah infeksius, limbah sitoktosik, limbah genotoksik,
limbah farmasi, limbah dengan kandungan logam berat, limbah kimia, limbah
radioaktif, atau limbah lainnya yang termasuk dalam kategori Limbah B3.
• Limbah nonmedis atau domestic, meliputi limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak termasuk dalam kategori
Limbah B3 dan disebut sebagai Sampah.
• Limbah nonB3 merupakan hasil dari pengolahan Limbah B3 dengan metode
disinfeksi dan sterilisasi.
PERSYARATAN TEKNIS PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
DARI FASYANKES

Penyelenggaraan pengelolaan Limbah di Fasyankes meliputi


pengamanan terhadap ;
• limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3),
• Limbah nonB3,
• air limbah,
• limbah gas, dan
• sampah.
(Mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan)
Pengelolaan limbah padat B3 di Fasyankes ;

•pengurangan,
•pemilahan dan pewadahan,
•pengangkutan internal,
•penyimpanan sementara, dan 🡪 TPSLB3
•Pengolahan (internal atau eksternal)
Kegiatan pengelolaan air limbah :
• a. penyaluran; (harus memenuhi standar baku efluen)
• b. pengolahan; (untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan lingkungan)
• c. pemeriksaan. (dibuktikan dgn hasil analisis lab)

Kegiatan pengelolaan limbah gas :


• a. pemilihan; (memilih teknologi yang sedikit atau tidak menghasilkan emisi gas)
• b. pemeliharaan; (untuk menghasilkan emisi gas yang dihasilkan)
• c. perbaikan; dan
• d. pemeriksaan. (mengukur parameter emisi gas untuk pemantauan hasil)
Pengelolaan Air Limbah
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan hrs memiliki Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik (SPALD) dengan teknologi yang tepat dan desain kapasitas olah air
limbah yang sesuai dengan volume air limbah yang dihasilkan.
b. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) harus dilengkapi dengan
fasilitas penunjang sesuai dengan ketentuan
c. Memenuhi frekuensi dalam pengambilan sampel air limbah, yakni 1 (satu) kali per
bulan.
d. Memenuhi baku mutu efluen air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 🡪 Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
e. Memenuhi penaatan pelaporan hasil uji laboratorium air limbah kepada instansi
pemerintah sesuai ketentuan minimum setiap 1 (satu) kali per 3 (tiga) bulan.
Pengelolaan Limbah Gas
Sumber emisi gas buang
dominan dari Fasyankes :
• emisi kendaraan parkir,
• cerobong insinerator,
• cerobong genset, dan
• cerobong boiler
Pengelolaan limbah domestic, melalui
tahapan:
a. pengurangan;
b. pemilahan;
c. pengumpulan;
d pengangkutan;
e. pengolahan; dan/atau
f. pemrosesan akhir.
Pengawasan Libah Fasyankes
PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Yg belum diatur dlm PMK N0.2/2023

• Penyelenggaraan Pengamanan Radiasi

• Penyelenggaraan Pengawasan Linen (Laundry)

• Penyelenggaraan Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi

• Penyelenggaraan Pengawasan Kegiatan Konstruksi/Renovasi Bangunan Rumah Sakit

• Penyelenggaraan Pengawasan Rumah Sakit Ramah Lingkungan

• Manajemen Kesling RS

• Pembinaan dan pengawasa

Masih merujuk pada PMK No. 7 tahun 2019 ttg Kesling RS


TERIMA KSIH

Anda mungkin juga menyukai