Accessibility
Academic
Atmosphere
Incoming Graduates
Students Teaching-Learning Procces Equity
Leadership Sustainability
Job Market
+ Inovation
Internal
Management
Leadership Quality Community
Academic Assurance Acknowledgement
Community
Partnership
Management
e
m
fra
2025 INTERNATIONAL STANDARD
e
tim
3
STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR
BINAAN
MANDIRI
INTERNAL QUALITY ASSURANCE
Melampaui Mencapai AUN Mencapai
SNP Standard Internasional
AUN Quality
Label 100 besar Standard
BINAAN Mencapai Asia / dunia
AUN Standard 100 besar
Asia / dunia
KEPATUHAN PERUNDANGAN /
EPSBED
NASIONAL REGIONAL INTERNASIONAL
EVALUASI-DIRI
dan seterusnya…
6
APA ITU : PM ?
Menjamin kita melakukan sesuai komitmen
Menjamin kita memegang janji
Menjamin kita memenuhi kesepakatan
tuntutan kebutuhan, ciri khas dan standar
Menjamin kita memenuhi harapan pelanggan
dan pemangku kepentingan
7
Mengapa PT Harus ber-Kualitas ?
• Globalisasi
• Perubahan Teknologi
• Tuntutan Pengguna Jasa PT Semakin Meningkat
• Tingkat Persaingan Semakin Tinggi
• Efektifitas dan Efisiensi Organisasi/Institusi (PT)
SURVIVE !!!
World Class
Penilaian Pendidikan
Untuk
Dipenuhi
atau
Prasarana
Sarana &
Pendidik
Proses
ISI Dilampaui
PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN
7 KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJA SAMA
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan
UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama)
• Pasal 52 Bab XVI UU Sisdiknas Lama:
Pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah ataupun oleh masyarakat dalam
rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
• Pasal 53 UU Sidiknas Lama:
Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap
penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang ini.
• Penjelasan Pasal 53 UU Sisdiknas Lama:
Tindakan administratif berwujud pemberian peringatan sebagai
tindakan yang paling ringan dan perintah penutupan satuan pendidikan
yang bersangkutan sebagai tindakan yang paling berat
11
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan
UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama)
Kesimpulan
• Pemerintah merupakan satu-satunya pemegang tanggungjawab
pengawasan atas pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Struktur
pengawasan pendidikan tinggi seperti ini disebut pengawasan vertikal.
• Akibatnya peraturan pelaksanaan tentang pengawasan pendidikan
tinggi yang ditetapkan pada masa UU.Sisdiknas Lama berlaku,
berkarakter pengawasan vertikal, antara lain:
o Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi;
o Kepmendiknas No. 184 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Pengawasan-Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma,
Sarjana dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi (Wasdalbin), sebagai
landasan EPSBED
12
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru)
• Alinea keenam Penjelasan Umum UU.Sisdiknas:
Strategi pembaharuan sistem pendidikan, antara lain:
strategi ke 13: pelaksanaan pengawasan sistem pendidikan nasional.
• Pasal 8 UU Sisdiknas:
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
• Pasal 66 Bab XIX UU Sisdiknas:
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite
sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No.
20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru)
Selain itu, salah satu tonggak penting di dalam UU.Sisdiknas adalah
penetapan otonomi perguruan tinggi, yang diatur dalam:
Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas:
Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,
penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam
mengelola pendidikan di lembaganya.
Penjelasan Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian
perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya.
14
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru)
Kesimpulan
Terhadap perguruan tinggi yang otonom, tentu saja Pemerintah tidak
berwenang lagi melakukan pengawasan seperti pada masa berlakunya
UU.Sisdiknas Lama.
Otonomi perguruan tinggi mengamanatkan bahwa perguruan tinggi
harus mengelola secara mandiri pengawasan atas pendidikan tinggi
yang diselenggarakannya.
Pengelolaan secara mandiri pengawasan penyelenggaraan pendidikan
tinggi dilakukan melalui kegiatan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) perguruan tinggi, sebagai sub sistem dari Sistem Penjaminan
Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT).
15
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (1)
PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Pasal 96
(1) Perguruan tinggi melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagai
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.
(2) Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan agar mampu
mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
(3) Penjaminan mutu dilakukan secara internal oleh perguruan tinggi dan secara
eksternal berkala oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau
lembaga mandiri lain yang diberi kewenangan oleh Menteri.
(4) Hasil evaluasi eksternal program studi secara berkala sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) digunakan sebagai bahan pembinaan program studi oleh
Menteri.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan penjaminan mutu internal
dan eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2)
Pasal 96 ayat (2) PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
(2) Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
agar mampu mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
Pasal 35 ayat (1) UU Sisdiknas menyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terdiri atas:
1. Standar isi;
Pasal 1 Butir 1 PP No. 19
2. Standar proses; Tahun 2005
3. Standar kompetensi lulusan; Standar Nasional Pendidikan
4. Standar tenaga kependidikan; adalah kriteria minimal
5. Standar sarana dan prasarana; tentang sistem pendidikan di
6. Standar pengelolaan; seluruh wilayah hukum
7. Standar pembiayaan, dan Negara Kesatuan Republik
8. Standar penilaian pendidikan, Indonesia
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (3)
Pasal 96 ayat (2) PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
(2) Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
agar mampu mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
Pasal 91 PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang SNP
(1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non-formal
wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui SNP.
Melampaui
10. Standar
Bidang_______________
Lain V
09. Standar _______________ V
Standar Nasional Tidak Otonom Otonom
Pendidikan (SNP) PP 19/2005 Permendiknas Perguruan Tinggi
Bidang Akademik
08. Standar penilaian pendidikan V
Bidang Keuangan
07. Standar Pembiayaan V V
Bidang Organisasi
8SNP 06. Standar pengelolaan V
Memenuhi
Bidang Sarpras
05. Standar sarana & prasarana V V
Bidang SDM
04. Standar pend & tng. kepend. V V
03. Standar kompetensi lulusan V V
Bidang Akademik
02. Standar proses V V V
01. Standar isi V V V
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (5)
Pasal 96 ayat (3) PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
(3) Penjaminan mutu dilakukan secara internal oleh perguruan tinggi dan
secara eksternal berkala oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi atau lembaga mandiri lain yang diberi kewenangan oleh Menteri.
SNP
Pangkalan Data Perguruan Tinggi
(PDPT)
SNP
Konsep SPMI
Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi dinyatakan bermutu apabila
perguruan tinggi tersebut mampu:
Menetapkan dan mewujudkan visinya melalui
pelaksanaan misinya;
Menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar
dan standar turunan;
Melaksanakan, mengendalikan pelaksanaan, dan
meningkatkan sejumlah standar dalam butir
kedua di atas, untuk memenuhi kebutuhan
stakeholders.
21
Tujuan SPMI
SPMI bertujuan untuk menjamin mutu
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan
Tridharma PT, dalam rangka mewujudkan visi
serta memenuhi kebutuhan stakeholders
Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui
SPMI akan dikareditasi melalui sistem
penjaminan mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT
dan/atau lembaga mandiri lainnya (nasional,
regional dan internasional) yang diakui
Pemerintah
22
Strategi SPMI
Ditjen Dikti menerbitkan Buku SPM-PT yang berisi
SPMI, SPME, dan PDPT, dilengkapi dengan praktik
baik SPMI di beberapa PT di Indonesia
Perguruan Tinggi menggalang komitmen internal
untuk menjalankan SPMI
Perguruan Tinggi menetapkan, melaksanakan,
mengendalikan pelaksanaan, dan mengembangkan
standar pendidikan tinggi
Perguruan Tinggi melakukan benchmarking
penjaminan mutu pendidikan tinggi secara
berkelanjutan, baik ke dalam maupun ke luar negeri
23
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (1)
Inti dari SPMI adalah:
a. menetapkan standar
b. melaksanakan standar
c. mengendalikan pelaksanaan standar
d. meningkatkan standar
Menurut Pasal 76 ayat (3) huruf a PP.No. 19 Tahun 2005 Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berwenang mengembangkan
standar nasional pendidikan (SNP).
Hingga saat ini BSNP telah selesai merancang Permendikbud tentang
SNP untuk pendidikan tinggi, namun Permendikbud tersebut belum
disahkan oleh Mendikbud hingga saat ini.
Oleh karena itu, untuk sementara dapat digunakan standar yang
telah digunakan dalam Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
sebagaimana telah ditetapkan oleh BAN-PT.
Padanan antara Standar BAN-PT dengan SNP dapat dilihat pada
bagan di halaman berikut:
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (2)
Standar Standar Nasional
BAN PT Pendidikan (SNP)
05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 01. Standar isi
05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 02. Standar proses
• Standar Rekrutasi
• Standar Masa Percobaan
• Standar Perjanjian Kerja
Visi PT • Standar Penilaian Prestasi Kerja
dan • Standar Mutasi, Promosi, Demosi
SNP • Standar Waktu Kerja
• Standar Kerja Lembur & Cuti
Standar • Standar Penghasilan & Penghargaan
SDM • Standar Jamsos & Kesejahteraan
• Standar Pengembangan & Pembinaan
Kebutuhan • Standar Keselamatan & Kesehatan Kerja
Stakeholders • Standar Disiplin
• Standar Perjalanan Dinas
• Standar Pengakhiran Hubungan Kerja
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (5)
TEKNIK PERUMUSAN STANDAR
Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat diukur,
contoh menetapkan, membuat, menyusun, merancang, dan
hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami,
merasakan
Rumusan standar memenuhi unsur:
1. Audience
2. Behavior
3. Competence
4. Degree
Contoh Standar
Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenangan
masing-masing (A) harus melakukan rekrutasi, pembinaan, dan
pengembangan dosen tetap (B) agar tercapai rasio dosen dan
mahasiswa sebesar 1:25 (C) paling lambat pada tahun 2015 (D).
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (6)
Manajemen Kendali Mutu Dalam SPMI
PDCA (Plan, Do, Check, Action) akan menghasilkan kaizen atau
continuous quality improvement di perguruan tinggi.
SDCA
Quality first
PDCA
e nt
vem SDCA Stakeholder - in
pro
PDCA
im
ali t y
qu SDCA The next process is our
us
uo stakeholder
PDCA
n
nti
/ co SDCA
i zen Speak with data
PDCA
Ka
SDCA S : Standard Upstream management
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (7)
Contoh
Peningkatan Standar NA Dalam Proses Pembelajaran
t
en NA MK X=70 % A Semester
m
ve SDCA Ganjil 2011
o
PDCA
pr
m NA MK X=65 % A
t yi Semester
PDCA
u s
uo
NA MK X=60 % A Semester
tin SDCA Ganjil 2010
on
PDCA
/ c
izen NA MK X=55 % A Semester
Ka SDCA Genap 2009
PDCA
NA MK X=50 % A Semester
SDCA Ganjil 2009
S : Standard
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (8)
Contoh
Peningkatan Standar Jangka Waktu Bimbingan Skripsi
Dalam Proses Pembelajaran
t
en 6 bulan Semester
vem SDCA Ganjil 2012/ 2013
o
pr
PDCA
m
yi 7 bulan
lit
Semester
u a SDCA Genap 2011/ 2012
sq
PDCA
u
uo 8 bulan
it n Semester
Con SDCA Ganjil 2011/ 2012
PDCA
en/
aiz 9 bulan Semester
K SDCA Genap 2010/2011
PDCA
10 bulan Semester
SDCA Ganjil 2010/ 2011
S : Standard
Terima Kasih