Anda di halaman 1dari 33

Kebijakan Nasional

Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi


(SPM-PT)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi


Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII
Batu, Jawa Timur
15 – 17 Juli 2013
MUTU = SISTEM PENDIDIKAN TINGGI
RAISE
Efficiency & Productivity Relevance
LEAP +

Accessibility

Academic
Atmosphere
Incoming Graduates
Students Teaching-Learning Procces Equity

Leadership Sustainability
Job Market
+ Inovation

Internal
Management
Leadership Quality Community
Academic Assurance Acknowledgement
Community

Partnership
Management

Funding Physical Facilities


Organization Demand HE
Laboratories Library Curriculum
Staff Resources
MODEL PENGENDALIAN MUTU PERGURUAN TINGGI

External Quality Assurance / DITJEN DIKTI


Akreditasi BAN-PT
Quality Improvement
1. Evaluasi Eksternal 2.
Kelayakan teknis pengelolaan
asi
E Saran peningkatan u
3.
va val
lu E
as 1. Evaluasi Eksternal
i 2.
Kelayakan kepatuhan
MANDIRI
1. Evaluasi 3. Pembinaan
Internal
(Diri)
2. Internal Quality
Assurance
3. Continuous Quality
Improvement
PT
PP 19/2005 ttg SNP
2015 sebagai standar minimum

2020 AUN STANDARD

e
m
fra
2025 INTERNATIONAL STANDARD

e
tim
3
STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR

EXTERNAL QUALITY ASSURANCE /


AKREDITASI (BAN-PT)
Perguruan Tinggi

BINAAN

MANDIRI
INTERNAL QUALITY ASSURANCE
Melampaui Mencapai AUN Mencapai
SNP Standard Internasional
AUN Quality
Label 100 besar Standard
BINAAN Mencapai Asia / dunia
AUN Standard 100 besar
Asia / dunia

KEPATUHAN PERUNDANGAN /
EPSBED
NASIONAL REGIONAL INTERNASIONAL

2006 2007 2008 2009 2010 2012 2020 2025


4
SIKLUS PENJAMINAN MUTU

EVALUASI-DIRI
dan seterusnya…

PERBAIKAN INTERNAL PERBAIKAN


DAN PEMBINAAN INTERNAL

KEPUTUSAN EVALUASI EKSTERNAL/


AKREDITASI AKREDITASI
Pengertian tentang Mutu dan
Penjaminan Mutu

APA ITU : MUTU ?


Sesuai dengan harapan PELANGGAN
Sesuai dengan harapan PEMANGKU KEPENTINGAN
Seluruh ciri khas dari hasil dan pelayanan memenuhi
TUNTUTAN KEBUTUHAN dan HARAPAN
Sesuai dengan STANDAR yang disepakati
Memegang JANJI

6
APA ITU : PM ?
Menjamin kita melakukan sesuai komitmen
Menjamin kita memegang janji
Menjamin kita memenuhi kesepakatan
tuntutan kebutuhan, ciri khas dan standar
Menjamin kita memenuhi harapan pelanggan
dan pemangku kepentingan

7
Mengapa PT Harus ber-Kualitas ?
• Globalisasi
• Perubahan Teknologi
• Tuntutan Pengguna Jasa PT Semakin Meningkat
• Tingkat Persaingan Semakin Tinggi
• Efektifitas dan Efisiensi Organisasi/Institusi (PT)

SURVIVE !!!
World Class

Hanya Institusi yang Memperhatikan Kualitas yang Dapat


Bertahan Hidup dan Memenangkan Persaingan
8
Kompetensi Lulusan

Penilaian Pendidikan

Untuk
Dipenuhi
atau

Prasarana
Sarana &
Pendidik

Proses
ISI Dilampaui

Pengelolaan dan Pendanaan

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN


STANDAR AIPT/APS oleh BAN-PT
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
1 SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM


2 PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU

3 MAHASISWA DAN LULUSAN

4 SUMBER DAYA MANUSIA

KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN


5 SUASANA AKADEMIK

PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA


6 SERTA SISTEM INFORMASI

PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN
7 KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJA SAMA
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan
UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama)
• Pasal 52 Bab XVI UU Sisdiknas Lama:
Pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah ataupun oleh masyarakat dalam
rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
• Pasal 53 UU Sidiknas Lama:
Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap
penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang ini.
• Penjelasan Pasal 53 UU Sisdiknas Lama:
Tindakan administratif berwujud pemberian peringatan sebagai
tindakan yang paling ringan dan perintah penutupan satuan pendidikan
yang bersangkutan sebagai tindakan yang paling berat

11
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan
UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama)
Kesimpulan
• Pemerintah merupakan satu-satunya pemegang tanggungjawab
pengawasan atas pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Struktur
pengawasan pendidikan tinggi seperti ini disebut pengawasan vertikal.
• Akibatnya peraturan pelaksanaan tentang pengawasan pendidikan
tinggi yang ditetapkan pada masa UU.Sisdiknas Lama berlaku,
berkarakter pengawasan vertikal, antara lain:
o Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi;
o Kepmendiknas No. 184 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Pengawasan-Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma,
Sarjana dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi (Wasdalbin), sebagai
landasan EPSBED
12
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru)
• Alinea keenam Penjelasan Umum UU.Sisdiknas:
Strategi pembaharuan sistem pendidikan, antara lain:
strategi ke 13: pelaksanaan pengawasan sistem pendidikan nasional.
• Pasal 8 UU Sisdiknas:
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
• Pasal 66 Bab XIX UU Sisdiknas:
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite
sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No.
20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru)
Selain itu, salah satu tonggak penting di dalam UU.Sisdiknas adalah
penetapan otonomi perguruan tinggi, yang diatur dalam:
 Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas:
Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,
penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
 Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam
mengelola pendidikan di lembaganya.
 Penjelasan Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian
perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya.

14
Struktur Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru)
Kesimpulan
 Terhadap perguruan tinggi yang otonom, tentu saja Pemerintah tidak
berwenang lagi melakukan pengawasan seperti pada masa berlakunya
UU.Sisdiknas Lama.
 Otonomi perguruan tinggi mengamanatkan bahwa perguruan tinggi
harus mengelola secara mandiri pengawasan atas pendidikan tinggi
yang diselenggarakannya.
 Pengelolaan secara mandiri pengawasan penyelenggaraan pendidikan
tinggi dilakukan melalui kegiatan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) perguruan tinggi, sebagai sub sistem dari Sistem Penjaminan
Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT).

15
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (1)
PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Pasal 96
(1) Perguruan tinggi melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagai
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.
(2) Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan agar mampu
mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
(3) Penjaminan mutu dilakukan secara internal oleh perguruan tinggi dan secara
eksternal berkala oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau
lembaga mandiri lain yang diberi kewenangan oleh Menteri.
(4) Hasil evaluasi eksternal program studi secara berkala sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) digunakan sebagai bahan pembinaan program studi oleh
Menteri.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan penjaminan mutu internal
dan eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2)
 Pasal 96 ayat (2) PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
(2) Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
agar mampu mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
 Pasal 35 ayat (1) UU Sisdiknas menyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terdiri atas:
1. Standar isi;
Pasal 1 Butir 1 PP No. 19
2. Standar proses; Tahun 2005
3. Standar kompetensi lulusan; Standar Nasional Pendidikan
4. Standar tenaga kependidikan; adalah kriteria minimal
5. Standar sarana dan prasarana; tentang sistem pendidikan di
6. Standar pengelolaan; seluruh wilayah hukum
7. Standar pembiayaan, dan Negara Kesatuan Republik
8. Standar penilaian pendidikan, Indonesia
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (3)
 Pasal 96 ayat (2) PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
(2) Pelaksanaan penjaminan mutu oleh perguruan tinggi bertujuan untuk
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
agar mampu mengembangkan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
 Pasal 91 PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang SNP
(1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non-formal
wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui SNP.

Standar Lain Internally


(Melampaui SNP) driven

8 Jenis SNP Wajib


(Standar Minimal)
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (4)
Bidang-bidang dalam SPM-PT yang harus dijamin mutunya Visi
11. Standar ____________ dst V

Melampaui
10. Standar
Bidang_______________
Lain V
09. Standar _______________ V
Standar Nasional Tidak Otonom Otonom
Pendidikan (SNP) PP 19/2005 Permendiknas Perguruan Tinggi

Bidang Akademik
08. Standar penilaian pendidikan V
Bidang Keuangan
07. Standar Pembiayaan V V
Bidang Organisasi
8SNP 06. Standar pengelolaan V

Memenuhi
Bidang Sarpras
05. Standar sarana & prasarana V V
Bidang SDM
04. Standar pend & tng. kepend. V V
03. Standar kompetensi lulusan V V
Bidang Akademik
02. Standar proses V V V
01. Standar isi V V V
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (5)
 Pasal 96 ayat (3) PP. No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
(3) Penjaminan mutu dilakukan secara internal oleh perguruan tinggi dan
secara eksternal berkala oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi atau lembaga mandiri lain yang diberi kewenangan oleh Menteri.

Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi

Sistem Penjaminan Sistem Penjaminan


Mutu Internal Mutu Eksternal
(SPMI) SNP (SPME) SNP

SNP
Pangkalan Data Perguruan Tinggi
(PDPT)
SNP
Konsep SPMI
 Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi dinyatakan bermutu apabila
perguruan tinggi tersebut mampu:
 Menetapkan dan mewujudkan visinya melalui
pelaksanaan misinya;
 Menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar
dan standar turunan;
 Melaksanakan, mengendalikan pelaksanaan, dan
meningkatkan sejumlah standar dalam butir
kedua di atas, untuk memenuhi kebutuhan
stakeholders.
21
Tujuan SPMI
 SPMI bertujuan untuk menjamin mutu
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan
Tridharma PT, dalam rangka mewujudkan visi
serta memenuhi kebutuhan stakeholders
 Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui
SPMI akan dikareditasi melalui sistem
penjaminan mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT
dan/atau lembaga mandiri lainnya (nasional,
regional dan internasional) yang diakui
Pemerintah
22
Strategi SPMI
 Ditjen Dikti menerbitkan Buku SPM-PT yang berisi
SPMI, SPME, dan PDPT, dilengkapi dengan praktik
baik SPMI di beberapa PT di Indonesia
 Perguruan Tinggi menggalang komitmen internal
untuk menjalankan SPMI
 Perguruan Tinggi menetapkan, melaksanakan,
mengendalikan pelaksanaan, dan mengembangkan
standar pendidikan tinggi
 Perguruan Tinggi melakukan benchmarking
penjaminan mutu pendidikan tinggi secara
berkelanjutan, baik ke dalam maupun ke luar negeri
23
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (1)
 Inti dari SPMI adalah:
a. menetapkan standar
b. melaksanakan standar
c. mengendalikan pelaksanaan standar
d. meningkatkan standar
 Menurut Pasal 76 ayat (3) huruf a PP.No. 19 Tahun 2005 Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berwenang mengembangkan
standar nasional pendidikan (SNP).
 Hingga saat ini BSNP telah selesai merancang Permendikbud tentang
SNP untuk pendidikan tinggi, namun Permendikbud tersebut belum
disahkan oleh Mendikbud hingga saat ini.
 Oleh karena itu, untuk sementara dapat digunakan standar yang
telah digunakan dalam Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
sebagaimana telah ditetapkan oleh BAN-PT.
 Padanan antara Standar BAN-PT dengan SNP dapat dilihat pada
bagan di halaman berikut:
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (2)
Standar Standar Nasional
BAN PT Pendidikan (SNP)
05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 01. Standar isi
05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 02. Standar proses

03. Mahasiswa dan Lulusan 03. Standar kompetensi lulusan


04. Sumber Daya Manusia 04. Standar pendidik dan tenaga
kependidikan.
06. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem 05. Standar sarana & prasarana
Informasi
02. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, 06. Standar pengelolaan
dan Penjaminan mutu
06. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem 07. Standar Pembiayaan
Informasi

05. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 08. Standar penilaian


pendidikan
01. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi
Pencapaian
07. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada
Masyarakat, dan Kerjasama
MATRIKS STANDAR (SNP ~ BAN PT)

Standar Nasional Pendidikan Standar Akreditasi BAN-PT


A. VISI, MISI, SASARAN DAN TUJUAN, SERTA
1. STANDAR ISI STRATEGI PENCAPAIAN

2. STANDAR PROSES B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM


PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
C. MAHASISWA DAN LULUSAN
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
D. SUMBERDAYA MANUSIA
KEPENDIDIKAN
E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA
5. STANDAR SARANA DAN AKADEMIK
PRASARANA
F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, SERTA
6. STANDAR PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI

G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA


7. STANDAR PEMBIAYAAN
MASYARAKAT, DAN KERJASAMA

8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


26
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (3)
VISI perguruan tinggi merupakan STANDAR UTAMA atau STANDAR
INDUK yang harus dijabarkan menjadi sejumlah standar dan standar
turunan pendidikan tinggi, sebagai berikut:
SI
1 • VI
AR
STAND •
AR
NAN
STAND •
2 TURU
AR
AR
STAND •
STAND •
NAN
TURU
AR
3 STAND •
NAN
TURU
AR
STAND •
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (4)
Contoh mekanisme Penjabaran Standar SDM di perguruan tinggi

• Standar Rekrutasi
• Standar Masa Percobaan
• Standar Perjanjian Kerja
Visi PT • Standar Penilaian Prestasi Kerja
dan • Standar Mutasi, Promosi, Demosi
SNP • Standar Waktu Kerja
• Standar Kerja Lembur & Cuti
Standar • Standar Penghasilan & Penghargaan
SDM • Standar Jamsos & Kesejahteraan
• Standar Pengembangan & Pembinaan
Kebutuhan • Standar Keselamatan & Kesehatan Kerja
Stakeholders • Standar Disiplin
• Standar Perjalanan Dinas
• Standar Pengakhiran Hubungan Kerja
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (5)
TEKNIK PERUMUSAN STANDAR
 Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat diukur,
contoh menetapkan, membuat, menyusun, merancang, dan
hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami,
merasakan
 Rumusan standar memenuhi unsur:
1. Audience
2. Behavior

3. Competence

4. Degree

Contoh Standar
Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenangan
masing-masing (A) harus melakukan rekrutasi, pembinaan, dan
pengembangan dosen tetap (B) agar tercapai rasio dosen dan
mahasiswa sebesar 1:25 (C) paling lambat pada tahun 2015 (D).
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (6)
Manajemen Kendali Mutu Dalam SPMI
PDCA (Plan, Do, Check, Action) akan menghasilkan kaizen atau
continuous quality improvement di perguruan tinggi.

SDCA
Quality first

PDCA
e nt
vem SDCA Stakeholder - in
pro

PDCA
im
ali t y
qu SDCA The next process is our
us
uo stakeholder
PDCA

n
nti
/ co SDCA
i zen Speak with data
PDCA

Ka
SDCA S : Standard Upstream management
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (7)
Contoh
Peningkatan Standar NA Dalam Proses Pembelajaran

t
en NA MK X=70 % A Semester
m
ve SDCA Ganjil 2011
o

PDCA
pr
m NA MK X=65 % A
t yi Semester

u ali SDCA Genap 2010


q

PDCA
u s
uo
NA MK X=60 % A Semester
tin SDCA Ganjil 2010
on
PDCA

/ c
izen NA MK X=55 % A Semester
Ka SDCA Genap 2009
PDCA

NA MK X=50 % A Semester
SDCA Ganjil 2009

S : Standard
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) (8)
Contoh
Peningkatan Standar Jangka Waktu Bimbingan Skripsi
Dalam Proses Pembelajaran
t
en 6 bulan Semester
vem SDCA Ganjil 2012/ 2013
o
pr

PDCA
m
yi 7 bulan
lit
Semester
u a SDCA Genap 2011/ 2012
sq

PDCA
u
uo 8 bulan
it n Semester
Con SDCA Ganjil 2011/ 2012
PDCA

en/
aiz 9 bulan Semester
K SDCA Genap 2010/2011
PDCA

10 bulan Semester
SDCA Ganjil 2010/ 2011

S : Standard
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai