Anda di halaman 1dari 11

DINA RUDIVA AGUSTA

21100017 /21A
Natali Ardianto
Natali Ardianto (lahir 25 Desember 1980) adalah seorang
pengusaha, teknolog, serta penulis buku asal Indonesia. Ia dikenal
sebagai salah satu pendiri dan mantan CTO Perusahaan rintisan
tiket.com yang didirikan bersama Wenas Agusetiawan,
Dimas Surya Yaputra, dan Mikhael Gaery Undarsa. Selain itu, ia
juga merupakan salah satu pencetus komunitas #StartupLokal yang
aktif sejak tahun 2010 dan kini menjadi komunitas perusahaan
rintisan terbesar di Indonesia.[1] Saat ini, ia menjabat sebagai CEO
Lifepack.id.
Lahir :25 Desember 1980 Jakarta

BIOGRAFI Pendidikan
Pekerjaan
: Universitas Indonesia
: Pengusaha perusahaan rintisan
Tahun aktif : 2010 - saat ini
Dikenal atas :Pendiri tiket.com
: Perintis #StartupLokal
Gelar :CEO Lifepack.id
Suami/istri : Nuniek Tirta Sari
Penghargaan
• 2015: The Most Intelligent CIO at the iCIO Award 2015
• 2015: The Best e-Corp 2015: Best IT System
• 2017: Generation T 2017 list of 50 young talents by
Tatler Magazine
Natali tertarik pada dunia komputer sejak usia 13
tahun, yang kemudian mengantarkannya menjadi

PENDIDIKAN salah satu anggota tim perak di Indonesia


Computer Olympics saat duduk di bangku SMA di
SMA Negeri 8 Jakarta.[2] Selepas bangku SMA, ia
mengambil jurusan Ilmu Komputer di Universitas
Indonesia dan berkuliah di sana tahun 1999-2004.
Sambil kuliah, ia bekerja paruh waktu di PT
Infocus Media Utama dan HiQu Digital
Multimedia International. Seusai mendapatkan
gelar sarjana, ia melanjutkan pendidikannya di
universitas yang sama pada Program Magister
Teknologi Informasi
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia di
tahun 2005-2007.
PERUSAHAAN RINTISAN

Seusai lulus dari Universitas Indonesia di tahun 2008, Natali bekerja sama dengan Andri Burman,
Deche Pangestu, Selina Limman untuk mendirikan Urbanesia.com, salah satu direktori gaya hidup
dalam jaringan pertama di Jakarta. Dua tahun kemudian di bulan Juni 2010, ia bekerja sama dengan
Kevin Sanjoto dan Yanuar Lutfi untuk mendirikan Golfnesia, situs booking online lapangan golf
pertama di Indonesia.[3]
Dari Golfnesia, ia mendirikan tiket.com di bulan Agustus 2011 bersama rekannya Wenas
Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra, dan Mikhael Gaery Undarsa. tiket.com adalah perusahaan
rintisan pemesanan dalam jaringan untuk tiket pesawat, kereta api, perhotelan, hingga acara.
Perusahaan rintisan ini terus berkembang dan akhirnya pada tahun 2013, dua tahun setelah didirikan,
tiket.com berhasil meraih omzet hingga 13 kali lipat omzet tahun sebelumnya dan memiliki lebih
dari 150 karyawan di tahun 2014.[3] Di tahun 2017, aplikasi resmi tiket.com diunduh lebih dari 1,5
juta kali dan secara total memiliki lebih dari 2 juta pengguna. Pada 14 Juni 2017, tiket.com secara
resmi diakuisisi oleh blibli dengan jumlah yang tidak disebutkan.
Selepas berkarir di tiket.com, Natali mendirikan
perusahaan rintisan apotek online yang diberi nama
Lifepack pada bulan Juni 2019. Lifepack merupakan
farmasi digital yang menyediakan layanan berobat
dan suplemen di Indonesia. Produknya antara lain
obat resep, khususnya untuk penderita penyakit
kronis. Pada bulan Agustus 2022, Lifepack
mendapatkan pendanaan seri A sebesar AS$ 7 juta
yang dipimpin oleh Golden Gate Ventures.
Steve Jobs

NAMA LENGKAP: Steven Paul Jobs


LAHIR: 24 Februari 1955
MENINGGAL: 5 Oktober 2011
TEMPAT LAHIR: San Francisco, California
PASANGAN: Laurene Powell (1991-2011)
ANAK: Lisa, Reed, Erin, dan Eve
TANDA ASTROLOGI: Pisces
Masa Kecil

Sejak bayi Steve Jobs diadopsi Paul dan Clara Jobs yang tinggal di Santa
Clara County California. Orang tua angkat inilah yang memberikan nama
Steve Jobs. Orang tua biologisnya kelak menikah dan memberinya adik
perempuan bernama Mona Simpson yang kini terkenal sebagai novelis.
Steve Jobs melewati sekolah menengah pertama dan menengah atas di
Curpetino, Califonia. Dikisahkan ia seringkali setelah jam sekolah mengajar
di Hewlett Packard Company di Palo Alto, California. Maka tak heran
segera setelah itu ia dan Steve Wozniak segera menjadi pekerja paruh waktu
di perusahaan ini.
Di tahun 1972, Jobs lulus dari SMA Homestead di Cupertino, California dan
diterima di Reed College di Portland, Oregon, tapi dikeluarkan/ drop out
setelah satu semester. Tapi ia segera mendaftar ke Reed College, salah satu
hal yang dipelajari di sini kaligrafi.
Mendirikan Apple Computer

Dalam biografi steve Jobs diketahui bahwa, Di tahun 1976, Steve Jobs pada
usia 21, dan Seteve Wozniak pada usia 26 tahun mendirikan Apple Computer
Co. di garasi milik keluarga Jobs. Komputer pribadi yang diperkenalkan Jobs
and Wozniak diberi name Apple I.
Komputer itu dijual dengan harga AS$666.66, sebagai referensi terhadap
nomor telpon dari Wozniak’s Dial-A-Joke machine, yang berakhir dengan -
6666.
Di tahun 1977, Jobs dan Wozniak memperkenalkan Apple II, yang menjadi
sukses besar di pasaran rumah tangga dan memberi Apple pengaruh besar di
industri komputer pribadi yang masih muda.
Di tahun 1980, Apple Computer mencatatkan namanya di bursa efek, dan
dengan penawaran saham awal yang sukses, ketenaran Jobs bertambah. Tahun
itu juga, Apple Computer melepas Apple III, walaupun kesuksesannya tidak
sebaik sebelumnya.
Seiring dengan berkembangnya Apple Computer, perusahaan itu mulai mencari
kepemimpinan baru untuk membantu mengatur perkembangan perusahaan tersebut.
Di tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley, dari perusahaan Pepsi-Cola, untuk
memimpin Apple Computer, dengan tantangan, “Apakah kamu mau menjual
minuman berkarbon seumur hidupmu, atau maukah kamu mengubah dunia?” (Do
you want to just sell sugared water for the rest of your life, or do you want to change
the world?).
Tahun itu juga, Apple juga mengeluarkan Apple Lisa yang teknologinya tergolong
sangat maju pada saat itu tapi gagal meraih pembeli di pangsa pasar.
Tahun 1984 menjadi tahun pengenalan Macintosh, komputer pertama yang berhasil
dijual ke pasaran dengan menghadirkan fitur antarmuka pengguna grafis.
Pengembangan Mac dicetuskan oleh Jef Raskin dan tim tersebut menggunakan
teknologi yang sudah dikembangkan bukan oleh Apple, seperti di Xerox’s PARC.
Tetapi belum sempat dikomersialkan. Kesuksesan Macintosh membuat Apple
menelantarkan Apple II demi mengembangkan produksi Mac, yang bertahan sampai
saat ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai