Anda di halaman 1dari 18

TRANSFORMASI INTERNET ERA KE SOCIAL COMMERCE ERA

Fitria Ajeng Sulistyowati


Universitas Brawijaya

Abstrak

Era internet yang berkembang menjadi era social commerce menjadi perbincangan

hangat di Indonesia saat ini. Difusi massa media sosial telah memicu munculnya

perdagangan sosial. Individu menjadi pengusaha mikro yang memanfaatkan platform media

sosial seperti Instagram, WhatsApp atau Facebook untuk keuntungan komersial. Data yang

ada menunjukkan pesatnya pertumbuhan social commerce di Indonesia. Dari aspek

demografis, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada

Januari 2022. Jumlah itu meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang

sebanyak 170 juta orang (We Are Social 2022). Banyak tokoh baru yang mengusung

pergeseran ini diantaranya adalah Zhang Yiming pendiri Tiktok, Elon Musk pendiri SpaceX

yang kini memiliki twitter, Forrest Li pendiri Shopee dan masih banyak yang lainnya. Jika di

dalam filsafat identic dengan jika terjadi suatu perubahan zaman atau era diiringi dengan

adanya revolusi atau pemberontakan, maka berbeda ketika era internet menuju era social

commerce yang berjalan dengan cepat dan lancar di Indonesia.

Kata kunci: era internet, era social commerce, tokoh social commerce, perilaku, e-commerce

1. Pendahuluan

Di era internet, terdapat Bapak Pemasaran Philip Kotler.

banyak sekali tokoh yang Menurut Kotler (1997), pemasaran

menginspirasi banyak orang di merupakan suatu proses sosial

dunia modern. Di dalam dan manajerial dimana individu

manajemen pemasaran, terdapat dan kelompok mendapatkan apa


yang mereka butuhkan serta Ketika facebookj mulai masuk di

inginkan lewat penciptaan dan Indonesia. Dikutip blog Nick

pertukaran timbal balik produk dan Burcher, dalam dua tahun terakhir

nilai dengan orang lain. (2008-2010), pengguna Facebook

Manajemen pemasaran tradisional di Indonesia tumbuh delapan ribu

lebih berfokus kepada persen lebih (8223,2%), kemudian

penyampaian nilai secara diikuti oleh instagram, path, dan

langsung (offline) dikarenakan media sosial lain. Sedangkan jika

pada zaman tersebut belum dilihat dari sisi e-marketing, di

terdapat teknologi internet yang Indonesia lebih lambat dari yang

mumpuni. Internet pertama kali lain, Tahun 1990an. Menurut

dibuat oleh Advanced Research (Kotler dan Armstrong, 2008)

Projects Agency (ARPA) pada mengatakan bahwa Electronic

tahun 1969. Pada saat itu, internet marketing (e-marketing)

masih berupa sebuah jaringan merupakan sebuah bentuk usaha

komputer yang kemudian diberi dari perusahaan untuk

nama ARPANET. Istilah inilah memasarkan produk barang dan

yang menjadi cikal bakal jasa serta membangun hubungan

terbentuknya jaringan internet dengan para konsumen melalui

yang populer hingga saat ini. Di media internet secara online

Indonesia, Pada 1994, internet


Pada tahun 1994, Indosat
mulai masuk ke Indonesia dan
berdiri dan menjadi Internet
digunakan oleh masyarakat. Saat
Service Provider (ISP) komersial
itu, IndoNet menjadi ISP komersial
pertama di Indonesia. Lalu, 5
pertama di Indonesia yang menjadi
tahun kemudian tepatnya pada
cikal bakal kemunculan jasa akses
1999 Andrew Darwis mendirikan
internet lain di Indonesia. Hal ini
Kaskus. Diikuti dengan munculnya
kemudian menajdi sangat pesat
Bhinneka.com. Memasuki tahun kemudian booming di tahun 2019

2000an, muncul lah Lippo Shop, disaat pandemic covid 19

yang merupakan penjualan online merajalela di Indonesia. Serta

dari Lippo Group. Pada tahun pada tahun 2021 Tiktok

2001, pemerintah menyusun menggemparkan dengan

rancangan Undang-undang e- menggabungkan media sosial

commerce. Pada tahun 2003 dengan ecommerce sehingga

muncul multiply.com. Kemudian terciptalah TiktokShop.

pada tahun 2005 muncul situs jual


Difusi massa media sosial
beli produk dan iklan bernama
telah memicu munculnya
Tokobagus (sekarang berubah
perdagangan sosial. Individu
menjadi OLX Indonesia). Pada
menjadi pengusaha mikro yang
2007, layanan uang elektronik
memanfaatkan platform media
Doku diluncurkan. Pada 2009
sosial seperti Instagram,
Tokopedia didirikan. Selanjutnya,
WhatsApp atau Facebook untuk
tahun 2010 aplikasi transportasi
keuntungan komersial. Negara-
online Go-Jek didirikan oleh
negara berkembang di Asia berada
Nadiem Makarim. Tahun yang
di garis depan tren ini, dengan
sama, muncul juga Bukalapak
pengusaha mikro memanfaatkan
yang didirikan oleh Achmad Zaky,
tingkat penggunaan media sosial
Nugroho Herucahyono dan
yang tinggi, mencapai lebih dari
Muhamad Fajrin Rasyid. Blibli
80% di Singapura dan 66% di
yang berada di bawah bendera
Malaysia (Hjorth, 2015). Hal ini
Djarum juga muncul pada 2010.
juga terjadi di Indonesia, yang
Setahun kemudian pada 2011,
menduduki peringkat ketiga untuk
disusul oleh layanan tiket online,
waktu yang paling banyak
tiket.com. Pada tahun 2017,
dihabiskan di media sosial pada
masuklah Tiktok di Indonesia yang
tahun 2018 dan sebagai mencapai 5,01 persen secara

demografis Facebook terbesar tahunan. Tren peningkatan juga

keempat secara global pada tahun terjadi saat Tiktok meluncurkan

2014 (Singapore Post, 2014; Tiktokshop sebagai sarana jual beli

Kemp, 2019), menunjukkan antara reseller suatu toko kepada

potensi besar untuk social konsumen akhir dalam hal ini biasa

commerce . disebut social commerce.

Data yang ada Social commerce

menunjukkan pesatnya merupakan penggunaan

pertumbuhan social commerce di fungsionalitas pembuatan konten

Indonesia. Dari aspek demografis, dalam perdagangan elektronik,

jumlah pengguna aktif media sosial untuk meningkatkan percakapan di

di Indonesia sebanyak 191 juta antara pembeli potensial dan

orang pada Januari 2022. Jumlah pembeli saat ini, interaksi

itu meningkat 12,35% pelanggan dengan pelanggan lain,

dibandingkan pada tahun dan berbagi eWOM dengan mudah

sebelumnya yang sebanyak 170 dalam komunitas pembeli (Hajli et

juta orang (We Are Social 2022). al., 2017). Dalam praktiknya,

Di tahun 2022, tahun di mana platform e-niaga terintegrasi

ancaman kesehatan COVID-19 dengan perdagangan social

mulai mereda di Indonesia dan commerce yang memfasilitasi

roda perekonomian mulai merekomendasikan produk ke

meningkat dengan yang bisa teman, memberi peringkat penjual,

dilihat dari laporan Badan Pusat menyediakan ulasan pelanggan

Statistik (BPS) yang menunjukkan yang terperinci dan visual, dan

pertumbuhan ekonomi Indonesia mendiskusikan manfaat dan risiko

meningkat pada kuartal I/2022 produk secara online melalui


kolom diskusi (Hajli 2015; Zhang & dua bentuk utama social

Benyoucef 2016). commerce. Yang pertama ditandai

dengan situs jejaring sosial yang


Stephen dan Toubia (2010)
menawarkan ruang untuk iklan dan
mendefinisikannya sebagai cara
transaksi seperti jual beli produk
media sosial berbasis internet
dan jasa, pembukaan
yang memungkinkan orang untuk
antarmukanya untuk memfasilitasi
berpartisipasi aktif dalam
proses ini, seperti Facebook,
pemasaran dan penjualan produk
Whatsapp Group, dan Aplikasi.
dan layanan di pasar online dan
Yang kedua adalah ditandai
komunitas. Jejaring sosial pada
dengan situs web e-niaga
perdagangan elektronik disajikan
tradisional yang menggunakan
oleh: keragaman saluran
kemampuan jejaring sosial untuk
komunikasi dan fitur sosial yang
manfaatkan kekuatan jangkauan
tersedia, seperti peringkat produk,
dan kepercayaannya, seperti
umpan balik, forum, grup diskusi,
Shopee, Tokopedia, Bukalapak,
komunitas peserta (dalam game)
dan lain sebagainya.
dan penilaian tentang kualitas,

keandalan, dan persetujuan. Dalam kasus perdagangan

Menurut Liang dan Turban (2011), sosial, partisipasi konsumen

Social commerce website memiliki mencakup transaksi komersial

tiga atribut: kehadiran teknologi langsung dan tidak langsung (Maia

media sosial, interaksi komunitas, et al., 2018). Transaksi langsung

dan kegiatan komersial, mengacu pada perilaku pembelian

memungkinkan pertukaran konsumen selama fase pembelian

informasi tentang produk sebelum dari proses pengambilan

pembelian yang sebenarnya. keputusannya. Di sisi lain,

Menurut Rosa et al., (2014), ada transaksi tidak langsung mencakup


kegiatan rujukan elektronik word- berbasis komunitas wanita juga

of-mouth (e-WOM) dalam tujuan meramaikan tren bisnis satu ini

yang ditentukan, pencarian antara lain Orami, Mama choice,

informasi, proses seleksi dan Pintap dan Mapan yang memiliki

purna jual proses pengambilan komunitas wanita maupun

keputusan pelanggan, yang komunitas ibu tetapi juga

ditandai dengan permintaan dan memanfaatkan menjadi reseller

berbagi informasi bisnis. di media platform tersebut. Hal ini

sosial (Zhang et al., 2014). dikarenakan saat ini, perempuan

telah berperan sebagai partner


Di Indonesia, trend Social
suami dalam memenuhi kebutuhan
commerce ini mulai meningkat
keluarga serta turut aktif dalam
sejak tahun 2018 – sekarang.
kehidupan sosial, organisasi
Banyak sekali platform startup
pemerintah ataupun organisasi
yang melirik skema bisnis ini untuk
lokal. Perempuan pekerja telah ikut
meramaikan platform mereka
memberikan kontribusi terhadap
antara lain Chilibeli, Evermos,
peningkatan kesejahteraan pada
Mapan, Woobiz dan lainnya.
ekonomi keluarga dalam
Social commerce juga membuka
memenuhi kebutuhan akan
jalan untuk para pemain bisnis
sandang, pangan dan papan
untuk monetize interaksi sosial
(Marthalina, 2018). Wanita pekerja
yang terjadi didalam platform
maupun ibu rumah tangga di
mereka. Hal ini dikarenakan
Indonesia telah mengaktualisasi
banyak principal dari brand yang
diri untuk ikut berperan dalam
memiliki kepentingan bisnis dalam
kehidupan sosial sekitar dengan
memasarkan produk mereka.
turut aktif mengikuti organisasi
Bahkan, ada beberapa
pemerintah ataupun organisasi
startup yang memiliki platform
lokal yang dibentuk secara ini dapat memanfaatkan koneksi

siatif. sosial konsumen untuk

meningkatkan pendapatan. Ketika


Dua jenis utama
orang-orang membagikan
perdagangan sosial adalah situs
pendapat mereka tentang
web yang memungkinkan
pedagang atau produk atau daftar
pelanggan untuk membeli produk
keinginan produk dengan jejaring
secara langsung dan situs web
sosial mereka, ini dapat
yang berfokus pada periklanan dan
menambah unsur kepercayaan
mengirimkan pelanggan ke toko
yang dapat ditempatkan oleh
online untuk melakukan pembelian
orang lain di jejaring sosial pada
(Cutshall et al., 2022). Semua
pedagang/produk yang terdaftar
platform perdagangan sosial
dengan menambahkan unsur
memanfaatkan kapasitas media
kehadiran sosial pada perusahaan
sosial, dengan mengizinkan
pedagang. Tidak seperti E-
pelanggan untuk meningkatkan
commerce, yang memungkinkan
pengalaman berbelanja mereka
penjualan melalui interaksi
melebihi apa yang dapat
perusahaan-ke-konsumen,
ditawarkan oleh E-commerce
perdagangan sosial, mendukung
tradisional. (Stephen & Toubia,
interaksi konsumen-ke-konsumen
2009)mendefinisikan perdagangan
(Cutshall et al., 2022).
sosial sebagai bentuk E-niaga

berbasis web yang Hal ini tetapi terdapat

“memungkinkan orang untuk kontradiksi dengan penelitian dari

berpartisipasi secara aktif dalam (Yacob et al., 2021) yang

pemasaran dan penjualan produk menemukan bahwa social

dan layanan secara online.” commerce memiliki pengaruh yang

Dengan perdagangan sosial, bisnis signifikan terhadap keunggulan


bersaing. Namun, di sisi lain, hal fenomena baru tersebut dengan

itu menunjukkan bahwa keunikan menghubungkannya dengan teori-

kapabilitas sumber daya tidak teori yang ada di bidang sistem

berdampak besar pada informasi, pemasaran, dan

keunggulan kompetitif. Social manajemen. Serta penelitian ini

commerce tidak berpengaruh menemukan bahwa bagaimana

signifikan terhadap kinerja bisnis perilaku konsumen dipengaruhi

UMKM di Provinsi Jambi, demikian oleh munculnya perdagangan

pula keunikan kemampuan sumber sosial.

daya ternyata tidak berpengaruh


Terdapat pula penelitian
signifikan terhadap kinerja bisnis
dari (Mou & Benyoucef, 2021)yang
UMKM di Provinsi Jambi.
meninjau latar belakang teoritis
Sebaliknya, keunggulan bersaing
TAM, TRA/TPB, model sukses IS
dapat mengendalikan kinerja
dan UTATU. Sebelumnya, model
Usaha UMKM di Provinsi Jambi.
teoretis ini telah digunakan secara
Penelitian berbeda ditemukan dari
luas di berbagai setting. Dalam
(Zhao et al., 2023)yang
konteks social commerce, motivasi
menyatakan bahwa untuk
untuk menggunakan platform
memajukan perilaku konsumen
Social commerce mungkin
termasuk perilaku komersial dan
didorong oleh faktor teknologi
non-komersial dalam konteks
seperti kegunaan. Mungkin juga
perdagangan sosial. Karena live-
didorong oleh kepercayaan.
streaming commerce, budaya
Meskipun temuan yang tidak
Danmu, dan community commerce
konsisten telah ditemukan di setiap
adalah fenomena baru di pasar,
studi individu, peneliti menemukan
dampaknya terhadap social
bahwa teori tersebut dapat
commerce sangat mencolok. Serta
digunakan untuk mempelajari
terlihat gambaran tentang
perilaku konsumen social konseptualisasi Social commerce

commerce. Dalam pengaturan berbasis jaringan dan nilainya

perdagangan sosial, kepercayaan untuk membantu lebih memahami

interpersonal lebih kuat berkorelasi konsep dan dampaknya.

dengan niat perilaku daripada


Dalam makalah lain,
kepercayaan organisasi.
Grange et al. (2020)
Perdagangan sosial adalah
mengembangkan tipologi struktur
aktivitas sosial di mana konsumen
jaringan Social commerce utama
yang membeli barang secara
dan mengusulkan kerangka kerja
online cenderung dipengaruhi oleh
untuk menggambarkan nilai yang
rekan-rekan mereka. Tidak seperti
dapat diperoleh praktisi melalui
e-commerce tradisional, dalam
jaringan Social commerce. Cui et
tahap pengambilan keputusan
al. (2018) dan Esmaeili dan
(yaitu, pembelian vs pasca
Hashemi (2019) menggunakan
pembelian) dan menemukan
teknik pemetaan pengetahuan
bahwa pengaruh variabel kualitas
untuk memeriksa kata kunci, tema,
sistem (SYQ), kualitas layanan
dan tren penelitian perdagangan
(SEQ) SYQ, kemudahan
sosial di masa depan. Terakhir,
penggunaan yang dirasakan
Busalim et al. (2019) mensintesis
(PEOU) dan kepuasan adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi
berkorelasi lebih kuat dengan
keterlibatan konsumen di situs web
tahap pasca pembelian.
Social commerce. Mengingat
Sementara itu, Cui et al. (2018)
konsumen melakukan berbagai
melakukan studi bibliometrik
aktivitas di platform Social
penelitian Social commerce saat
commerce; perilaku spesifik
ini, dan mengusulkan kerangka
mereka telah dipelajari. Ini
kerja penelitian terintegrasi.
termasuk perilaku keterlibatan
Grange et al., (2020) mengusulkan
konsumen, perilaku pembelian, 2017); (4) mengatasi kesalahan

perilaku pembelian impulsif, niat artifaktual yang mengganggu hasil

Social commerce perilaku belajar individu (Ones et al., 2017).

penghindaran, perilaku belanja Penggunaan makalah penelitian

sosial, e-WOM (kata elektronik dari yang diterbitkan oleh penulis yang

mulut ke mulut), dan niat berbagi berbeda di jurnal yang berbeda

sosial. selama bertahun-tahun dapat

menimbulkan masalah validitas,

2. Metode Penelitian oleh karena itu, tahun publikasi

dianggap sebagai moderator


Studi ini menggunakan
dalam beberapa meta-analisis.
metode meta-analisis. Didalam

meta analisis, kekuatan utamanya Untuk penelitian ini, peneliti

meliputi (1) mampu menguji teori melakukan kajian literatur

menggunakan ukuran sampel sistematis dengan

gabungan yang lebih besar dan mengkonsolidasikan pengetahuan

jumlah sampel untuk estimasi yang yang masih ada mengenai social

lebih stabil (Pindek et al., 2017); commerce. Oleh karena itu, untuk

(2) mampu menggabungkan mengeksplorasi karakteristik

sampel lintas konteks dan utama dari penelitian perdagangan

organisasi untuk meningkatkan sosial yang diperluas dan

generalisasi temuan dengan menemukan hubungan timbal balik

mengatasi kesalahan pengambilan yang mendasari antara

sampel dan pengukuran (Pindek et perdagangan sosial dan teknologi,

al., 2017; Ones et al., 2017); (3) perlu dilakukan tinjauan sistematis

memecahkan masalah kekuatan untuk penelitian peneliti.

dan presisi statistik yang rendah 2.1 Strategi pencarian literatur


dalam studi individu (Ones et al.,
Berdasarkan studi yang menyediakan berbagai jurnal

Kitchenham dan Charters (2007), ilmiah bisnis, manajemen, dan

mengembangkan strategi sistem informasi. Setelah

pencarian literatur adalah tahap memindai abstrak artikel yang

pertama dari tinjauan sistematis relevan, peneliti mengidentifikasi

dan merupakan alat untuk total 12 artikel untuk analisis saya.

memungkinkan pencarian artikel Karena peneliti bertujuan untuk

yang efektif dan terarah dan menilai studi perdagangan sosial

mengurangi bias penelitian. saat ini tentang tren masa depan

Strategi pencarian mencakup dua yang telah menjadi era tersendiri,

langkah sebelum memulai bukan lagi internet era tetapi social

pencarian kertas awal: pemindaian commerce era, peneliti membatasi

kata kunci dan identifikasi jurnal. ulasan peneliti pada studi empiris

Berdasarkan penggunaan karena mereka menyelidiki tren

berbagai kata kunci—seperti terbaru dalam penelitian

“social commerce”, “scommerce”, perdagangan sosial dan efek dari

peneliti mendasarkan penelitian dan tanggapan terhadap perilaku.

peneliti dalam studi perdagangan


2.2 Penilaian penelitian
sosial empiris yang diterbitkan
Saya melihat 12 artikel
dalam lima tahun dari 2014 hingga
yang teridentifikasi dan
2022. Peneliti mencari beberapa
mengkodekannya ke dalam
publikasi akademik peer-review
kategori. Setelah membaca
yang tersedia yang berisi kata
abstrak, teori, metodologi,
kunci di atas dalam judul, abstrak,
pengumpulan data, dan hasil dari
atau kata kunci yang disediakan
semua artikel, peneliti
penulis dari Sumber Bisnis
mengidentifikasi 12 makalah
database yang mayoritas
empiris berdasarkan konteks
didominasi oleh Sciencedirect,
terkait perdagangan sosial dalam konsumen dengan menyediakan

karya. Peneliti fokus pada tiga isu produk yang disosialisasikan di

utama berikut: 1) tanggapan atau situs jejaring sosial (Hu et al.,

hasil di bidang social commerce, 2) 2017). Tetapi di Indonesia sendiri

persepsi organisme atau individu penelitian untuk e-commerce

di lingkungan social commerce, masih sangat minim dikarenakan

dan 3) faktor yang mempengaruhi di Indonesia baru booming pada

perilaku konsumen dalam konteks tahun 2021 saat Tiktok

social commerce. meluncurkan Tiktokshop yang

memicu Gerakan affiliate besar-

besaran di Indonesia dimana

3. Hasil Penelusuran banyak sekali orang yang

berusaha menjual barang melalui


Fenomena social commerce
fitur ‘keranjang’ shopee maupun
yang muncul telah menarik
dengan Live di Tiktok. Saya
perhatian banyak peneliti dalam
menggunakan kata kunci “social
beberapa tahun terakhir. Misalnya,
commerce” dan “s-commerce”
dalam penelitian sebelumnya,
untuk mengidentifikasi penelitian
peneliti sering mengeksplorasi
yang menurut peneliti cocok, Di
perilaku pengguna yang
luar negeri, isu-isu yang relevan di
dipengaruhi oleh perdagangan
bidang ini. Selain itu, peneliti juga
sosial di situs web (Busalim dan
menyertakan istilah terkait
Hussin, 2016); namun, dengan
perdagangan sosial tradisional
perkembangan Web 2.0 dan
lainnya seperti belanja sosial, c-
popularitas penggunaan seluler,
niaga, pemasaran media sosial,
perusahaan telah melakukan
dll. Di antara berbagai fitur dan
strategi untuk memperkaya
fenomena dalam perdagangan
pengalaman belanja online
sosial, peneliti menemukan
streaming langsung, Danmu, dan bangun. Social commerce juga

komunitas online adalah tiga topik membuka jalan untuk para pemain

utama yang dibahas dalam studi bisnis untuk monetize interaksi

perdagangan sosial (Lin et al., sosial yang terjadi didalam

2017; Chan et al., 2017; Hu et al., platform mereka. Hal ini

2019; Lam et al., 2019). dikarenakan banyak principal dari

brand yang memiliki kepentingan


Hal ini sama dengan
bisnis dalam memasarkan produk
fenomena yang ada di Indonesia,
mereka.
tetapi, belum ada yang meneliti

mengenai hal ini dikarenakan live Bahkan, ada beberapa startup

streaming juga menjamur di tahun yang memiliki platform berbasis

2022 terutama via platform Tiktok komunitas wanita juga

bahkan di tahun 2022, Indonesia meramaikan tren bisnis satu ini

masuk menjadi peringkat 2 antara lain Orami, Mama choice,

pengguna Tiktok terbesar di dunia Pintap dan Mapan yang memiliki

dengan 136,4 juta orang pada April komunitas wanita maupun

2022 yang tentunya menjelang komunitas ibu tetapi juga

Desember 2022 akan semakin memanfaatkan menjadi reseller

besar jumlahnya. Untuk Danmu platform tersebut. Hal ini sangat

sendiri tidak ada di Indonesia, menarik untuk diteliti dikarenakan

tetapi untuk komunitas online, di Wanita dalam komunitas online

Indonesia terdapat beberapa yang ada tidak lagi hanya sebagai

komunitas online yang didominasi subjek tetapi juga menjadi objek

oleh Wanita tidak terhitung dalam komunitas bisnis juga. Hal

jumlahnya. Bahkan beberapa ini dikarenakan banyaknya

perusahaan membuat komunitas komunitas yang bekerja sama

Wanita untuk produk yang mereka untuk menjadi Micro Influencer


yang bertugas untuk membakukan kebijakan dan

menyampaikan nilai produk tidak prosedur perdagangan sosial dan

hard selling tetapi soft selling mengurangi risiko ekonomi.

melalui review di media sosial.


Teori-teori ini memberi para

peneliti landasan untuk


4. Diskusi menganalisis persepsi dan perilaku

Semakin majunya peradaban konsumen dalam studi

dunia kian menjadi dunia yang perdagangan sosial. Sementara

ramah akan manusia. Mengingat masa depan studi perdagangan

analisis kami, kami menemukan sosial sedang berubah, beberapa

bahwa studi perdagangan sosial teori alternatif juga dilakukan untuk

saat ini membawa banyak manfaat analisis yang sesuai. Misalnya,

dan kegunaan pengembangan untuk menarik perhatian pada

perdagangan sosial. Meskipun kekuatan pendorong perdagangan

tidak dapat diabaikan bahwa ada sosial berdasarkan analisis data

risiko dan sisi buruk dari besar, diperlukan teori interaksi

perdagangan sosial. Misalnya, ada sosial dan penularan sosial. Selain

risiko bahwa konsumen dapat itu, karena inovasi teknologi sering

membeli produk palsu melalui live- bergantung pada perilaku

streaming commerce, dan resistensi baik perusahaan

sebagian besar social commerce, maupun konsumen, teori terkait

termasuk live streaming, memiliki resistensi akan memimpin dalam

tingkat pengembalian yang sangat penelitian semacam ini daripada

tinggi. Oleh karena itu penting teori perilaku murni.

untuk melakukan studi tata kelola Pergeseran era antara era


di bidang ini. Penting juga untuk internet kepada era social
membangun kerangka kerja untuk commerce dirasa cepat
dikarenakan di Indonesia era yang digunakan untuk

internet terlambat masuk dibanding mengevaluasi teknologi, penelitian

negara lain, maka peneliti merasa ini memberikan pemahaman yang

adanya era social commerce di lebih baik tentang perilaku

Indonesia ini masuk bertepatan konsumen dan menjelaskan

dengan era ini ada di negara peningkatan daya tarik konsumen

lainnya. Hal ini kemungkinan besar terhadap platform perdagangan

dipengaruhi dengan semakin sosial. Konsumen tampaknya

modern nya zaman sehingga menemukan kegunaan yang besar

pertukaran informasi menjadi dalam membaca informasi produk

sangat cepat dan apa yang dari konsumen lain dan mengamati

dilakukan belahan dunia lain bisa pengalaman konsumsi, termasuk

juga diadaptasi ke Indonesia. emosi konsumsi.

Jika di dalam filsafat identic Era social commerce yang

dengan jika terjadi suatu berjalan bersamaan dengan era

perubahan zaman atau era diiringi internet pun sekarang makin

dengan adanya revolusi atau bertambah dengan adanya trend

pemberontakan, maka berbeda terbaru quick commerce yang baru

Ketika era internet menuju era ditemukan pada tahun 2020an

social commerce. Menurut jurnal yang banyak juga dibahas di

dari menunjukkan bahwa dampak berbagai majalah marketeer tetapi

social commerce information baru sedikit yang melakukan

sharing pada fenomena konsumen penelitiannya. Quick commerce

yang sangat terinformasi saat ini. sendiri merupakan tren yang

Dengan memodelkan pengaruh muncul seiring dengan perubahan

berbagi informasi perdagangan perilaku belanja dan meningkatnya

sosial pada faktor-faktor penting permintaan akan produk


keseharian selama masa pandemi. internet kepada era social

Model bisnis quick commerce commerce bahkan sekarang

menjanjikan pengiriman barang kepada era quick commerce harus

dalam jumlah kecil dengan durasi disertai dengan penelitian-

pengiriman yang sangat singkat penelitian lanjutan. Hal ini

dalam hitungan jam. Di Indonesia dikarenakan penelitian yang

di bidang quick commerce dilakukan di luar negeri mungkin

termasuk yang paling cepat sangat berbeda jika penelitian ini

mengadaptasi hal ini dimana di dilakukan di Indonesia. Penelitian

Indonesia sudah memiliki Gojek, lanjutan ada baiknya dilakukan

Grab, Alfagift, Klik Indomaret, dengan lebih berfokus ke social

Segari, HappyFresh dan platform commerce menyoroti komunitas

lain yang mampu mengantarkan online nya dan quick commerce di

bahwa bukan hitungan jam tetapi Indonesia supaya hasil penelitian

menit. Apakah ini berarti quick nantinya bisa diterapkan Kembali

commerce sudah berjalan lama kepada masyarakat.

tetapi tidak banyak yang meneliti

hal tersebut?. Daftar Pustaka

Busalim, A.H., Hussin, A.R.C, (2016).


Understanding social commerce: a
systematic literature review and
directions for further research. Int. J.
5. Keterbatasan dan Saran Inf. Manag. 36, 1075–1088.
Chan, T.K.H., Cheung, C.M.K., Lee,
Penelitian
Z.W.Y., (2017). The state of online
impulse-buying research: A literature
Era yang cepat berubah, era analysis. Inf. Manag. 54, 204–217.

yang cepat berganti harus Cui, Y., Mou, J., Liu, Y.P., (2018).
Knowledge mapping of social
membuat peneliti lebih cekatan commerce research: a visual analysis
using CiteSpace. Electron. Commerce
dan peka terhadap fenomena Res. 18 (4), 837–868.

sosial yang ada. Transformasi era


Cutshall, R., Changchit, C., & Pham, A. Pemerintahan), 3(1), 43–57.
(2022). Factors Influencing https://doi.org/10.33701/j-3p.v3i1.862
Consumers’ Participation in Social
Mou, J., & Benyoucef, M. (2021).
commerce. Journal of Computer
Consumer behavior in social
Information Systems, 62(2), 290–301.
commerce: Results from a meta-
https://doi.org/10.1080/08874417.202
analysis. Technological Forecasting
0.1802790
and Social Change, 167.
Esmaeili, L., Hashemi, S.A, (2019). A https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021
systematic review on social .120734
commerce. J. Strateg. Mark. 27 (4),
Ones, D.S., Viswesvaran, C., Schmidt,
317–355.
F.L., (2017). Realizing the full
Grange, G., Benbasat, I., Burton-Jones, potential of psychometric meta-
A., (2020). A network-based analysis for a cumulative science and
conceptualization of social commerce practice of human resource
and social commerce value. Comput. management. Hum. Resour. Manag.
Hum. Behav. 108, 105855 Rev. 27 (1), 201–215
Hu, X., Chen, X., Davison, R.M., (2019). Pindek, S., Kessler, S.R., Spector, P.E.,
Social support, source credibility, (2017). A quantitative and qualitative
social influence, and impulsive review of what meta-analyses have
purchase behavior in social contributed to our understanding of
commerce. Int. J. Electron. Commer. human resource management. Hum.
23 (3), 297–327. Resour. Manag. Rev. 27 (1), 26–38
Kotler,Philip.(1997). Manajemen Stephen, A., & Toubia, O. (2009). Deriving
Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Value from Social commerce
jilid satu. Jakarta: Prentice Hall Networks. Journal of Marketing
Research, 47.
Lam, H.K.S., Yeung, A.C.L., Lo, C.K.Y.,
https://doi.org/10.2139/ssrn.1150995
Cheng, T.C.E., (2019). Should firms
invest in social commerce? An Yacob, S., Erida, E., Machpuddin, A., &
integrative perspective. Inf. Manag. Alamsyah, D. P. (2021). A model for
56, 103164 the business performance of micro,
small and medium enterprises:
Lin, X., Li, Y., Wang, X., (2017). Social
Perspective of social commerce and
commerce research: definition,
the uniqueness of resource capability
research themes and the trends. Int.
in Indonesia. Management Science
J. Inf. Manag. 37, 190–201
Letters, 101–110.
Maia, C., Lunardi, G., Longaray, A., & https://doi.org/10.5267/j.msl.2020.8.0
Munhoz, P. (2018). Factors and 25
characteristics that influence
Zhang, H., Lu, Y., Gupta, S., & Zhao, L.
consumers’ participation in social
(2014). What motivates customers to
commerce. Revista de Gestão, 25.
participate in social commerce? The
https://doi.org/10.1108/REGE-03-
impact of technological environments
2018-031
and virtual customer experiences.
Marthalina, M. (2018). Pemberdayaan Information & Management, 51.
Perempuan Dalam Mendukung https://doi.org/10.1016/j.im.2014.07.0
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah 05
(Umkm) Di Indonesia. J-3P (Jurnal
Zhao, W., Hu, F., Wang, J., Shu, T., & Xu,
Pembangunan Pemberdayaan
Y. (2023). A systematic literature
review on social commerce: 101219.
Assessing the past and guiding the https://doi.org/10.1016/j.elerap.2022.1
future. Electronic Commerce 01219
Research and Applications, 57,
 

Anda mungkin juga menyukai