Anda di halaman 1dari 13

Pelaksanaan (Acuating)

dan
Motivasi (Motivating)

Silfia Dwi Aristianti


Fungsi Manajemen?

• Planning
• Organizing
• Acuating & Motivating
• Controlling
• Evaluasi
ACUATING
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan
dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut - karena para
anggota, juga ada suatu keinginan tertentu yang ingin
diraihnya juga.
Fungsi Acuating
Menaklukkan daya tolak
01 Mempengaruhi orang-orang, agar
bersedia melakukan apa yang 02
seseorang, jika ada
anggota/karyawan yang
diinginkan, atau apa yang tidak enggan mengerjakan
diinginkan (follower) tugasnya, melalui fungsi
actuating ini sebagai
solusinya.

Membuat orang dapat


03 mengerjakan tugasnya dengan
baik. Melalui fungsi actuating ini
pula dapat membuat orang
mengerjakan pekerjaan dengan
baik]
MOTIVATING
Motivasi berasal dari kata latin ‘movere’ yang dalam
bahasa Indonesia-nya identik dengan: bergerak, dorongan,
yang peruntukanya hanya ditujukan pada sumber daya
manusia (manusianya), khususnya bawahan. Bagaimana
cara mengarahkan bawahan (karyawan) agar segala potensi
sumber daya yang dimiliki pada dirinya itu secara kontinyu
dapat dipergunakan, dia merasa terdorong untuk terus mau
bekerja, demi mewujudkan tujuan yang akan dicapai
perusahaan - mengacu pada rencana yang telah ditetapkan.
Fungsi dan Tujuan Motivating

Mendorong timbulnya suatu Sebagai pengarah, artinya


perbuatan (perlakuan). Tanpa mengarahkan perbuatan kepada
motivasi kecil kemungkinan pencapaian tujuan yang diinginkan.
Melalui motivasi, dapat
adanya perbuatan karyawan mengarahkan perbuatan yang
bekerja dengan giat. semula enggan mengerjakannya
berubah menjadi semangat
mengerjakannya.
Untuk dapat melihat cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan itu,
lihatlah motivasi yang
diberikan. Jika motivasinya
kecil, maka dapat dipastikan
pekerjaan itu akan lambat,
sebaliknya, jika motivasinya
besar, maka actuating akan
cepat.
Teori motivasi
01 (Hierarchy of Needs 04 Teori ERG 07 Teori Keadilan

Teori Kebutuhan
02 Teori X dan Y 05 McClelland 08 Teori Ekspektasi

03 Teori dua Faktor 06 Teori Penetapan Tujuan 09 Teori Perkuatan


Teori Hirarki Kebutuhan
(Hierarchy of Needs)
Teori hirarki kebutuhan ini dikembangkan oleh Abraham Maslow,
sehingga disebut dengan teori Maslow. Maslow mengatakan bahwa
kebutuhan di dalam diri manusia itu membentuk semacam tingkatan-
tingkatan kebutuhan manusia, yaitu tingkatan yang paling mendasar
dalam diri manusia itu adalah kebutuhan untuk memenuhi Physiological
needs (kebutuhan fisik).
Dari teori hirarki kebutuhan (hierarchy of needs) menurut Maslow itu,
Teori X dan Y kita dapat memberikan motivasi kepada karyawan yang ada kaitannya
dengan level jabatannya.
Teori ini dikembangkan oleh Douglas McGregor. Teori ini
menyatakan bahwa dua pandangan yang berbeda tentang manusia,
yaitu teori X berpandangan negatif (negative thingking) bahwa
rata-rata manusia malas dan berusaha menghindari pekerjaan;
Sedang teori Y berpandangan positif (positif thingking),
kebalikan dari pandangan negatif, bahwa dia selalu memandang
pekerjaan adalah bagian dari pada hidup.
Teori dua Faktor (Motivation –
Hygiene theory)
Teori ini dikembangkan oleh seorang psikolog Frederick Herzberg. Faktor
motivasi disebut pula motivators, satisfiers, job content, instrinsic factors
yang meliputi dorongan prestasi (achievement), pengakuan (recognition),
kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri (the work it self),
kesempatan berkembang (the possibility of growth) dan tanggung jawab
(responsibility).
Teori ERG (ERG theory) Sedang faktor yang kedua adalah faktor
pemeliharaan (hygienes) disebut pula
dissatisfiers, job context, extrinsic factors
Teori ERG ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer dari yang meliputi administrasi dan kebijakan
Universitas Yale. Dia mengkaji ulang tentang teori hirarki perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan
kebutuhan Maslow, yang semula Maslow membagi 5 (lima), dengan pengawas, hubungan dengan
Clayton Alderfer membagi hanya 3 saja, yaitu: Existance subordinate, upah/gaji, keamanan kerja,
(keberadaan), Relatedness (hubungan), kondisi kerja dan status.
Teori Penetapan Tujuan (Goal
Setting Theory)
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) ini memotivasi
seseorang karyawan dengan memberikan suatu tantangan atau
target yang menantang, yang diimbangi pemberian berupa
imbalan jasa yang sesuai dengan harapannya.

Teori Kebutuhan Mc. Clelland

Teori kebutuhan Mc. Clelland ini memfokuskan pada


tiga kebutuhan saja, yaitu:
• Kebutuhan untuk prestasi (needs for Achievement -
nAch): Kebutuhan untuk meraih kesuksesan.
• Kebutuhan untuk Afiliasi (needs for Affiliation -
nAff): Kebutuhan pertemanan.
• Kebutuhan untuk Kekuasaan (needs for Power -
nPow): Kebutuhan akan kekuasaan.
Teori Keadilan (Equity Theory)

Inti dari teori keadilan (equity) ini didasarkan pada asumsi


bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk
diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya, dan setiap
individu yang bekerja adalah untuk mendapatkan tukaran
imbalan dari organisasi.
Teori Ekspektasi (Expectancy
Theory)
Teori ekpektasi dikembangkan oleh Victor Vroom. Teori
motivasi ini mengatakan bahwa kekuatan dari seseorang
untuk bertindak atau mengerjakan sesuatu berhasil baik
atau tidak baik, dipengaruhi oleh kuat atau lemahnya
pengharapan yang akan dia dapatkan.
Teori Perkuatan (Reinforcement Theory)
Teori ini tidak menggunakan konsep
suatu motif atau proses motivasi,
sebaliknya teori ini menjelaskan
bagaimana ‘konsekuensi dari perilaku’
dimasa yang lalu atau pada masa saat
ini, mempengaruhi hasil yang akan
dituainya pada masa yang akan datang
sebagai proses pembelajaran.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai